Home / CEO / Istri Penyelamat CEO Amnesia / Bab 92. Wajah merah

Share

Bab 92. Wajah merah

Author: Faiz bellzz
last update Last Updated: 2023-06-11 19:36:53

“Sial!” umpat Bara sambil memukul meja dengan tangan terkepal.

Pria itu merasa kesal karena makanan yang seharusnya untuknya malah dimakan oleh pria lain. “Seharusnya dibuang saja, kenapa malah dibawa ke kantor?”

Sedang asyik mengumpat, tiba-tiba pintu terbuka tanpa diketuk lebih dulu. Nampak Mawar membawa langkahnya menghampiri Bara yang tidak menyadari akan kedatangannya. Tentu hal itu membuat Mawar heran karena ketukan yang ditimbulkan dari sepatu hak tingginya sama sekali tidak Bara sadari.

“Honey,” panggil Mawar dengan manja.

Wanita itu berdiri tepat di depan Bara, membuat Bara baru menyadari kedatangannya. Buru-buru Bara mematikan layar monitornya sebelum Mawar melihatnya. Pria itu mendongak untuk menatap Mawar yang ada di hadapannya.

“Ada apa? Bukankah ini waktunya istirahat?” tanya Bara setelah menormalkan perasaannya.

“Justru karena itu, aku mau mengajak kamu makan siang bersama.” Mawar mengutarakan niat awalnya kenapa mendatangi Bara yang tidak kunjung keluar dari ruanga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 93. Tidak Rela

    “Kenapa makannya enggak disentuh sama sekali, Honey?” tanya Mawar keheranan kala melihat Bara yang sama sekali tidak menyentuh makananya. Padahal menu makanan yang dihidangkan merupakan menu yang disukai Bara. Namun, hal itu sama sekali tidak menggugah selera Bara untuk makan. Pria itu hanya diam, melamun seolah sedang memikirkan sesuatu. Sementara Mawar malah asyik berceloteh sampai tidak sadar jika Bara sama sekali tidak mendengarnya. Sampai akhirnya wanita itu menyadari kala ia bertanya, tetapi Bara sama sekali tidak membalas pertanyaannya. Membuat Mawar kesal, tetapi juga heran.“Aku sedang tidak bernafsu,” balas Bara yang mengatakan apa adanya. Memang setelah melihat kotak makan yang diberikan Indah kepada Dirga membuat Bara tidak ingin makan. Nafsu makannya seolah hilang dan sulit kembali. Padahal tadi pagi pria itu tidak sarapan. Alis Mawar mengkerut mendengar ucapan Bara. “Apa ada yang sedang kamu pikirkan, Honey? Aku melihatmu sejak tadi melamun dan mengabaikan aku bicar

    Last Updated : 2023-06-13
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 94. Rencana

    Selama rapat berlangsung Bara terus uring-uringan tidak jelas. Pria itu bahkan tidak mendengarkan dengan baik presentese yang dilakukan bawahannya dalam mengerjakan proyek baru perusahaan. Bara bahkan malah memarahi mereka saja yang menurutnya sudah berbuat salah. Hal itu lantas membuat rapat kali ini tidak membuahkan hasil yang baik. Padahal selama ini Bara adalah pemimpin yang bijak sana. Ia terkenal dengan otaknya yang jenius, meski kehilangan ingatannya, tetapi Bara mampu mengerjakan semua proyek dengan baik. Namun, tidak dengan hari ini. Bara nampak kacau, membuat orang-orang keheranan dan bertanya-tanya apa yang terjadi dengan bos mereka. Termasuk Zulfi dan Mawar yang sejak tadi menemani Bara rapat. “Honey, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Mawar ketika mereka baru saja keluar dari ruang rapat. “Tidak ada yang terjadi,” balas Bara dengan pandangan lurus ke depan dan langkah yang lebar dengan sedikit tergesa. Sehingga Mawar yang memiliki langkah tidak selebar Bara kesulitan

    Last Updated : 2023-06-14
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 95. Terbahak-bahak

    Indah yang sudah selesai mengerjakan pekerjaan pun langsung membuat laporan dan diserahkan kepada Santi. “Karena sudah selesai, kamu bisa pulang tepat waktu.” Mendengar itu tentu membuat Indah senang bukan kepalang. Sudah lama ia tidak pulang tepat waktu karena berbagai alasan. Senyum terukir di bibirnya yang tipis. “Baik, Bu, terima kasih.” “Sama-sama, Indah, kerja yang bagus.” Indah kembali tersenyum saat mendapatkan pujian dari Santi selaku kepala divisi. “Kalau begitu saya pamit undur diri.” “Iya, Indah.” Segera Indah keluar dari ruangan Santi. Perempuan ia membawa langkahnya menuju meja kerjanya lalu duduk di sana. Dirga yang melihat Indah nampak antusias pun bertanya, “Indah, apa sesuatu yang baik terjadi?” Perempuan itu menoleh dan tersenyum tipis. “Enggak ada, Mas, cuman hari ini aku enggak akan lembur karena semuanya selesai tepat waktu.” Mendengarnya tentu saja Dirga ikut senang. “Aku ikut senang, Indah. Setidaknya kalau kamu pulang tepat waktu, kamu bisa istirahat d

    Last Updated : 2023-06-14
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 96. Pengering rambut

    \Dengan menggunakan motor Indah tiba di rumah tepat waktu. Perempuan itu memilih untuk membersihkan diri lebih dulu. Sehingga ketika ia sedang berada di dalam kamar mandi, Indah tidak menyadari jika Bara sudah pulang lebih awal. Pria itu melihat ke arah pintu kamar mandi yang tertutup–membuatnya yakin jika Indah ada di sana. Karena tidak ingin mengganggu, ia memilih membiarkan. Sementara dirinya mulai membuka jas dan dasi yang membelit lehernya kemudian dilempar pada keranjang kotor. Tidak lama pintu kamar mandi terbuka, membuat Bara yang sedang berdiri menghadap ke arah jendela menoleh. Tentu hal itu membuat tubuh Indah menegang. Pasalnya ia hanya menggunakan handuk saja karena berpikir jika Bara akan pulang terlambat. Sehingga tidak mengganti pakaian di kamar mandi. “Ma-mas Bara, sudah pulang?” Pertanyaan itu refleks keluar dari mulut Indah, padahal sudah jelas jika pria itu baru saja pulang. Terlihat dengan pakaian yang dikenakan Bara merupakan kemeja yang sama dengan yang ta

    Last Updated : 2023-06-15
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 97. Masak lagi

    Setelah kepergian Indah ke dapur, Bara mengambil ponselnya dari dalam tas lalu menyusul perempuan itu. Nampak dari kejauhan Indah sedang menyiapkan bahan makanan untuk dimasak. Entah apa yang akan dimasak Indah, Bara sama sekali tidak tahu.Yang Bara tahu hanya ia yang sudah tidak sabar memakan masakan dari Indah. Pria itu duduk di meja makan–memperhatikan Indah dari jarak yang cukup jauh, tetapi masih bisa melihat dengan jelas karena sekat antara ruang makan dan dapur hanya menggunakan kaca tebal. Terlebih dengan pintu dapur yang tadi lupa Indah tutup, membuat Bara semakin jelas melihat Indah.Diam-diam ia mengambil beberapa gambar saat Indah sedang memasak. Pria itu tanpa sadar menyunggingkan senyum tipis kala melihat-lihat hasil tangkapan gambarnya. Entah mendapatkan dorongan dari mana, salah satu fotonya Bara jadikan sebagai wallpaper pada ponselnya. Sementara Indah yang tidak menyadari jika sedang diperhatikan masih fokus dengan alat dan bahan yang ada di depannya. Kali ini ia

    Last Updated : 2023-06-15
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 98. Terlalu lama

    Seperti permintaan Bara kemarin, pagi ini Indah sudah berkutat dengan bahan dan alat masak. Perempuan itu benar-benar melakukan seperti apa yang diinginkan Bara untuk makan makanan enak. Sehingga dengan mengkerahkan kemampuan, masakan yang diharapkan bisa memuaskan mulut dan perut Bara berhasil.Indah menghidangkannya di atas meja, baru setelahnya ia kembali ke kamar. Tampak dari ambang pintu Bara yang sudah selesai mandi. Pria itu kini tengah mengancingkan kemeja yang tadi sempat Indah siapkan untuknya. Dengan langkah perlahan, Indah masuk. Sementara Bara yang mendengar derap langkah pelan dari Indah langsung menoleh. “Kebetulan sekali,” ucap Bara yang membuat langkah Indah terhenti.Perempuan itu menoleh lalu bertanya, “Iya, Mas, ada yang bisa aku bantu?” tanyanya bersikap sopan, tetapi masih menjaga jarak. Sepertinya Indah benar-benar ingin menjaga perasaannya agar tidak terlalu terbuai dengan perlakuan Bara yang sering berubah-ubah. Andai ia terlalu terbuai dan masuk ke dalam pe

    Last Updated : 2023-06-18
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 99. Lipstik

    “Kenapa lama sekali? Aku ini banyak kerjaan, malah harus menunggu kamu siap-siap.” Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Bara kala Indah baru saja tiba di ruang makan. Pria itu menatap Indah dari ujung kaki hingga ujung kepala–memperhatikan penampilan Indah yang menurutnya sangat cantik. “Aku tidak suka dengan warna lipstik yang kamu pakai! Lebih baik ganti dulu sana,” cetusnya tiba-tiba. Tentu saja Indah yang mendengar perintah dari Bara mendesah pelan. Perempuan itu sudah berusaha bersiap dengan cepat, tetapi masih mendapatkan protes dari Bara. Lalu sekarang Bara malah memintanya untuk mengganti warna lipstik. Apa-apaan ini? Pertanyaan itu muncul begitu saja dalam benak Indah. Ingin sekali Indah protes, tetapi perempuan itu tidak mau membuat suasana paginya menjadi kacau dengan perdebatan. Sehingga ia memilih untuk mengalah dan menuruti kemauan Bara. Anggap saja Bara sedang mengidam, sehingga menjadi lebih sensitif. Toh Indah sedang mengandung anaknya. “Baik, aku gant

    Last Updated : 2023-06-22
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 100. Satu mobil

    “Berangkat saja bersamaku,” ujar Bara setelah ia mengelap mulutnya dengan tisu.Sontak Indah yang baru saja akan minum langsung menghentikan gerakannya. Perempuan itu menatap Bara dengan heran karena tiba-tiba saja mengajak berangkat bersama. Sementara Bara yang melihat Indah yang diam saja menyimpulkan spekulasinya sendiri. “Kenapa diam? Enggak mau berangkat bersamaku karena tidak bebas untuk mampir ke sana ke mari dulu, hemm?” Jelas saja tuduhan Bara membuat Indah merasa hatinya nyeri. Meski begitu ia mencoba untuk tetap bersabar karena ini bukan pertama kalinya Bara melakukan hal itu kepadanya. “Bukan begitu, Mas, aku hanya merasa heran saja. Lagi pula apa Mas tidak akan menjemput Mawar lebih dulu?” Bara tersenyum sini mendengar pertanyaan Indah. “Aku sedang buru-buru, jadi tidak bisa menjemputnya. Tapi jika kamu mau, aku bisa menjemputnya lebih dulu. Makanya ayo kita berangkat sekarang!” Tentu saja Indah menolak. Membayangkan Bara satu mobil bersama Mawar saja sudah menyesak

    Last Updated : 2023-06-23

Latest chapter

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 111. Maafkan aku

    “Mohon maaf, Pak, tapi keinginan Anda tidak bisa saya lakukan,” ujar Dokter Kristi yang membuat Bara murka.“Kenapa tidak bisa? Bukankah teknologi semakin maju!” “Itu karena akan membahayakan janin dan ibunya, Pak. Terlebih dengan kondisi Nona Indah yang kurang baik.” Dokter Kristi mencoba memberi pengertian agar Bara tidak memaksakan kehendak.“Aku tidak peduli! Lakukan atau karirmu hancur,” cetus Bara membuat Dokter Kristi ketakutan.Bagaimanapun bagi Bara akan mudah menghancurkan karirnya. “Pak, tolong pertimbangkan kembali,” ujarnya mulai goyah. “Tidak, keputusanku sudah bulat!”Mendengar perdebatan suaminya dengan Dokter Kristi membuat Indah kecewa. Perempuan yang sejak tadi hanya diam itu bangkit membuat Bara dan Dokter Kristi langsung menoleh ke arahnya. “Mau ke mana kamu?” tanya Bara.“Sudah cukup, Mas. Kalau memang kamu tidak mempercayai aku hamil anakmu tidak apa-apa. Anggap saja aku memang melakukan seperti apa yang kamu pikirkan, Mas.” Terang saja ucapan Indah memancing

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 110. Buktikan!

    Berita tentang Mawar dan Zulfi yang dibawa oleh polisi sudah menyebar di kalangan karyawan dan kolega bisnis Bara, termasuk kedua orang tuanya. Karena itulah kini Bara dimintai Roki untuk datang ke rumahnya.“Apa yang sebenarnya terjadi? Coba jelaskan,” pinta Riko dan Diana.Tidak langsung menjawab, Bara lantas mengembuskan napas dengan kasar terlebih dahulu. “Sebenarnya ingatanku sudah kembali,” ujar Bara membuat kedua orang tuanya kaget bukan main.“Jadi kamu sudah mengingat semuanya, Bara?”“Iya, Mam.” “Lalu kenapa tidak menceritakannya kepada kami?” Roki menuntut penjelasan lebih.“Karena aku ingin mengungkap lebih dulu pelaku dibalik kecelakaan yang kualami.”“Artinya kamu kembali bersama Mawar itu juga bagian dari rencana?” “Iya, Pap.” Bara mengangguk membenarkan membuat Roki mengusap wajahnya kasar. “Kamu keterlaluan, Bara!”Bentakan dari Roki membuat Bara terkejut. Ia pikir pria paruh baya itu akan senang karena ingatannya sudah kembali.“Keterlaluan bagaimana?” “Kamu sud

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 109. Tangkap dia

    Bara pulang dalam keadaan mabuk parah, membuat Indah yang sedang terlelap tersentak ketika tiba-tiba Bara menjatuhkan diri di sampingnya. “Mas, Bara,” ucap Indah lantas bangkit.Bau menyengat yang menguar dari tubuh Bara membuat Indah mual. Meski begitu, Indah tetap membantu Bara melepaskan sepatu juga jas yang masih melekat di tubuh tegap suaminya. “Kenapa senang sekali minum minuman terlarang?” gumam Indah.*** Mata setajam elang itu mengerjap beberapa kali hingga akhirnya dibuka dengan sempurna. Bara mengedarkan pandangannya dan mendapati jika dirinya sudah berada di kamar. Ia bangkit sambil memegang kepalanya yang terasa pening. “Mas, Bara,” ucap Indah yang baru saja masuk kamar.Bara lantas menoleh sebentar lalu membuang muka ketika ingatannya kembali pada saat kemarin ia mendapati Indah di mushola bersama Dirga. “Kau, dari mana kemarin?” tanyanya.Pria itu sudah tidak tahan lagi dengan praduganya selama ini. Pria itu menatap Indah nyalang. Membuat Indah menelan ludahnya kasar

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 108. Di balik wajah lugu

    Bara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, menyalip kendaraan lain yang sekiranya menghalangi jalan bagi dirinya. Pria itu bahkan mengabaikan protes yang dilakukan oleh pengguna jalan lain. Tidak peduli klaksonan atau pun umpatan yang terdengar. Dalam pikirannya ia hanya ingin melampiaskan kekesalannya karena Indah dengan tega melakukan hal tercela di kantor dengan pria lain. Sungguh, pria itu tidak menyangka jika Indah sampai hati melakukan hal tersebut. Padahal ia pernah berpikir jika perempuan yang menjadi penyelamat hidupnya merupakan perempuan baik-baik. “Haha … hahaha ….” Pria itu tertawa seperti kesetanan. Ia merasa bodoh karena berhasil dibodohi oleh wajah polos Indah. Ternyata di balik wajah lugu Indah tersimpan sebuah kenyataan yang membuat Bara tidak habis pikir. Bagaimana bisa? Hanya itu yang ada dalam benak Bara sekarang. Pertanyaan mengenai Indah yang bisa-bisanya malah melakukan hal seperti itu terus berputar di pikiran Bara. Sampai pria itu tidak sadar ji

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 107. Kejam

    Bara yang berjalan tergesa tentu menjadi pusat perhatian semua orang. Meski begitu tidak ada yang berani bertanya atau sekedar menyapa. Semuanya memilih menyingkir–memberikan jalan untuk pria tersebut. Sampai akhirnya Bara tiba di ruangannya. Dengan keras ia membuka pintu kemudian menutupnya kembali. Sehingga Mawar yang berniat masuk untuk menyusul pun mengurungkan niat kala ia akan masuk, tetapi pintu dengan keras tertutup. Wanita itu hanya mampu berdiri mematung sambil memegang dadanya dengan kedua tangan. Sementara matanya melebar dengan napas yang terengah akibat berlari menyusul Bara. Dengan kasar ia mendengus kemudian berbalik–berniat ke meja kerjanya. Namun, Mawar malah dikagetkan dengan kehadiran Zulfi yang sudah ada di belakangnya entah sejak kapan. “Sepertinya ada hal penting yang sedang dilakukan Pak Bara,” ujar Zulfi yang dibalas delikan oleh Mawar. “Hemm, aku tau! Tapi entah apa itu. Bisakah kamu menyeledikinya?” Permintaan itu ditanggapi Zulfi dengan mengangkat satu

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 106. Sean

    Tiba di rumah Indah lantas turun dari mobil setelah membayar ongkosnya. Perempuan itu berjalan dengan langkah gontai menuju gerbang yang menjulang tinggi. Tidak perlu banyak bicara, penjaga rumah pun sudah mengetahui jika Indah adalah nyonya di rumah tersebut. Sehingga dengan sedikit keheranan karena tidak biasanya Indah pulang sangat cepat pun membukakan gerbang. “Siang, Nyonya,” sapa Pak satpam yang berjaga. Dengan seulas senyum yang sangat tipis Indah membalas sapaan satpam tersebut. Bukan karena ia tidak ramah, tetapi ia yang lelah membuat Indah ingin segera tiba di kamar. Setelahnya Indah masuk rumah kemudian menaiki anak tangga untuk tiba di kamar.Begitu tiba, Indah membuka kerudung yang sejak tadi menutupi kepalanya. Lantas setelahnya ia merebahkan diri di atas ranjang. Meringkuk sambil menutup tubuhnya dengan selimut. Sementara di tempat lain, Bara sedang melakukan pertemuan dengan lawan bisnisnya di salah satu restoran. Mereka melakukannya di sana sekalian untuk makan sia

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 105. Biodata perusahaan

    Raut wajah Dirga nampak khawatir ketika melihat Indah yang malah melamun. Meski terkejut dan sedikit tidak terima karena perempuan yang ia cintai mengandung anak dari pria lain, tetapi Dirga tetap mengkhawatir andai sesuatu terjadi dengan calon anak Indah. “Apakah kandungannya baik-baik saja?” Pertanyaan itu membuat Indah tersenyum miris. Ia berharap pria yang menanyakan hal itu adalah Bara, bukan Dirga. Namun, ia sadar diri karena Bara belum mengetahui kehamilannya.Lagi pula andai tahu, apakah Bara akan menerimanya? Atau sebaliknya, dan menuduh dirinya yang tidak-tidak karena pernah mendapati sebuah foto yang memperlihatkan dirinya dengan seorang pria pada malam hari. Yang tidak lain adalah Dirga. “Kandungannya baik-baik aja, Mas. Enggak ada yang perlu dikhawatirkan,” jawab Indah dengan seulas senyum untuk menyembunyikan kerisauan dalam dirinya. Mendengar jawaban Indah seharusnya membuat Dirga bisa bernapas lega, tetapi pria itu malah semakin khawatir lantaran melihat dari ekspr

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 104. Istirahat total

    Tiba di rumah sakit Indah diarahkan oleh Dirga untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu di bagian resepsionis. Baru setelahnya mereka menunggu di depan ruang dokter kandung. Agak heran bagi Dirga karena Indah malah memilih dokter kandungan dan bukan dokter umum.“Mas, Kayaknya aku masih lama, apa enggak sebaiknya Mas kembali ke kantor? Aku yakin Ibu Santi sekarang sedang mencari-cari, Mas.” Indah merasa tidak enak lantaran Dirga malah menemaninya di rumah sakit, sedangkan pekerjaan pria itu diabaikan begitu saja. “Enggak masalah, Indah. Aku di sini aja temani kamu,” ujar Dirga yang kukuh ingin menemani Indah. “Tapi–” “Udah, kamu enggak maksa. Di sini aku yang mau, jadi enggak perlu enggak enak.” Dirga dengan cepat menyela ucapan Indah. Sehingga Indah tidak dapat melanjutkan kalimatnya.Karena Indah sedang merasa lemas dan kesakitan, sehingga ia memilih untuk diam dan tidak lagi banyak bicara. Perempuan itu memilih mencoba menghilangkan rasa sakit, meski rasanya mustahil. Sementara D

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 103. Modus

    Selama pertemuan berlangsung di salah satu restoran Bara tidak bisa fokus karena dalam benaknya terus berputar nama Indah yang tidak dapat ia liat di ruangan. Rasanya ingin segera menyelesaikan pertemuan. Namun, sayangnya hal itu tidak bisa dilakukan karena ini merupakan pertemuan penting yang tidak semua orang bisa dapatkan.Semetara di tempat lain, Indah nampak meringkuk di mushola sambil memeluk perutnya yang sakit. Tadi saat perempuan itu ke ruangannya, ia meminta izin kepada Santi untuk beristirahat terlebih dahulu di mushola karena perutnya yang melilit. Tentu saja Santi yang melihat wajah pucat Indah pun memilih membiarkan. “Indah, apa baik-baik saja?” Dirga yang merasa khawatir memilih menyusul Indah untuk memastikan keadaan tambatan hatinya.Perlahan Indah yang memejamkan mata, tetapi tidak tertidur pun membuka matanya. Nampak manik yang biasanya memancarkan keindahan kini terlihat sangat sayu, membuat semua orang yang melihatnya akan merasa iba. “Iya, Mas,” sahutnya pelan.

DMCA.com Protection Status