Share

Bab 19. Canggung

Penulis: Faiz bellzz
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-16 22:12:49

Bara menuntun Indah yang berjalan sedikit kaku. "Aku gendong ya?"

"Tidak perlu, Pak. Saya bisa sendiri," tolak Indah membuat Bara mendengus.

"Tadi udah sepakat buat panggil aku dengan sebutan 'Mas', terus kenapa sekarang balik lagi jadi Bapak?" Bara protes--merasa tidak suka dengan Indah yang terus mengulangi kesalahan yang sama dalam memanggil namanya.

Indah menyengir kuda---merasa bersalah. "Lupa terus, Mas."

"Masih muda udah pelupa!" cetus Bara sambil terus menuntun Indah.

Tiba di kamar pengantin, Bara langsung meminta Indah untuk duduk di sofa. Tidak ada penolakan dari Indah--karena memang ia sudah merasa pegal sejak tadi menyambut tamu yang begitu banyak. Indah terkesiap ketika tiba-tiba Bara berjongkong di hadapannya.

"Ma-mas mau apa?" tanya Indah tergagap.

"Mau buka sepatu kamu."

Saat Bara akan menyentuh kaki Indah, dengan cepat Indah menarik kakinya. Sehingga Bara belum sempat menyentuhnya. Jelas tindakan itu membuat Bara langsung mendongak--menatap Indah dengan satu a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 20. Bayangan

    "Sini, biar aku bantu." Bara mencoba mengalihkan pembahasan."Enggak mau jawab masalah yang tadi, Mas?"Dengan cepat menggeleng. "Sekarang belum waktunya, mending aku bantu kamu buka kerudungnya." "Iya, Mas." Indah merasa heran, tetapi ia memilih untuk memperpanjang.Perempuan itu berdiri lalu melangkah menuju meja rias. Ia duduk di depan cermin dan mulai membuka peniti yang tersemat di kerudungnya. Bara tidak tinggal diam--ia langsung mengikuti Indah dan melakukan hal yang sama."Kenapa banyak sekali jarum? Kalau sampai jarumnya nyakitin kamu gimana?" Bara protes, tetapi Indah hanya membalas dengan senyuman.Cukup lama hanya untuk membuka kerudung, sampai akhirnya mereka selesai. Bara tertegun ketika melihat surai hitam kelam milik Indah yang tergulung. Sehingga menampilkan leher jenjang Indah. Tanpa sadar Bara menelan ludahnya kasar. "Em ... Mas, mau Mas dulu atau aku dulu yang bersih-bersih?" tanya Indah membuyarkan lamunan mesum Bara. "Ah, katanya perempuan kalau mandi lama. Ja

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 21. Malam pertama

    Indah tidak bisa mengelak ketika Bara daratkan bibirnya tadi. Kini, jarak keduanya sedikit menjauh karena Bara mundur agar bisa melihat wajah Indah yang cantik. Sorot mata Bara sangat sayu--menatap Indah dengan dalam. "Indah, bolehkah aku melakukannya sekarang?" Pertanyaan itu membuat Indah gugup. Sungguh, Indah tidak pernah membayangkan jika Bara akan secepat itu meminta. Indah sebagai istri tentu tidak bisa menolak keinginan suaminya. Sehingga dengan perlahan Indah mengangguk. Membuat mata Bara berbinar saat melihatnya. "Aku janji akan melakukannya dengan hati-hati." Setelah mengatakan itu, Bara mulai melakukan tugasnya. Sementara Indah hanya pasrah menerima. Sesekali Indah membalas perbuatan Bara dengan ragu. *** "Indah!" Pagi-pagi Bara sudah memanggil Indah. Pria itu kaget ketika bangun tidur dan tidak menemukan Indah di sisinya. Segera Bara turun dari ranjang. Hanya dengan menggunakan celana pendek Bara mencari Indah. Pria itu membuka pintu kamar mandi. Namun, tidak menem

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 22. Kaku

    "Pagi, Ma, Pa," sapa Bara ketika mereka baru saja tiba di restoran untuk sarapan. "Pagi juga, gimana malam kalian?" tanya Dona sambil mengerlingkan mata kepada Bara dan Indah. Indah menunduk dalam--menyembunyikan wajahnya yang merona. Sementara Bara tersenyum lebar ketika mengingat kejadian semalam. "Menyenangkan, Ma!" Sontak ucapan Bara mengundang Dona dan Roki untuk tertawa. Mereka merasa jika Bara terlalu terang-terangan. Sangat berbeda dengan Indah. "Bara, kamu pasti menikmatinya?" Roki bukannya berhenti, tetapi malah semakin gencar menggoda anaknya. Terang saja, tindakan itu membuat Roki mengaduh karena Dona tiba-tiba mencubit pinggangnya. Roki menoleh ke arah Dona. "Sakit, Ma!" "Habisnya, Papa enggak liat wajah Indah udah merah banget?" Pertanyaan Dona membuat Bara dan Roki melihat ke arah Indah. "Indah, kenapa malu seperti itu? Kita udah bisa bebas melakukannya," ujar Bara. Dona dan Roki menggeleng. "Bara, udah. Lebih baik kamu ajak Indah duduk, dia pasti lapar." Mende

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 24. Berdebar

    Sudah dua hari Bara dan Indah menikah. Mereka sekarang dalam perjalanan pulang menuju rumah yang sudah diurus oleh Zulfi. Iya, dengan cepat Zulfi mengurus rumah yang akan Bara dan Indah tempati. Tiba di rumah, Bara dan Indah disambut oleh Zulfi yang sudah menunggu sejak tadi. "Selamat siang, Tuan, Nona," sapa Zulfi. "Siang juga, Zulfi. Apa kamu sudah menyiapkan semuanya?" tanya Bara langsung pada intinya. "Sudah, Tuan. Anda tidak perlu mengkhawatirkan apa pun, karena semua sudah diurus. Termasuk data kepindahan Anda dan Nona, hanya saja untuk suratnya tidak bisa selesai dalam satu hari." "Enggak masalah, yang penting semua sudah diurus. Jadi aku dan Indah tidak perlu repot-repot memikirkan hal itu." "Iya, Tuan. Kalau begitu apa Anda ingin saya bimbing untuk melihat-lihat?" "Enggak usah, biar aku dan Indah yang lakukan sendiri. Kamu bisa pergi sekarang," ujar Bara yang langsung diangguki oleh Zulfi. "Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi," ujar Zulfi pamit undur diri.Setelah ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 25. Jangan gini

    Bara terkekeh kecil sambil mengancingkan kemejanya. Senang saja rasanya menggoda Indah. Entah perasaan apa, tetapi Bara selalu berdebar saat bersama Indah. "Kamu lucu sekali, Indah." Bara berguman pelan. Pria itu meraih dasi yang disimpan di atas meja kaca. Setelahnya ia membawa langkahnya keluar kamar. Ia mencari keberadaan Istrinya yang ternyata sedang ada di ruang makan. "Aku cari ke mana-mana, ternyata ada di sini." Bara langsung melingkarkan lengannya pada perut ramping Indah dari belakang. Sontak tindakan Bara membuat Indah berjingkat kaget. Piring yang ia pegang hampir saja terjatuh andai Indah tidak sigap menahannya. "Mas!" pekik Indah. "Apa?" tanya Bara tanpa merasa bersalah. Indah menyimpan piring di atas meja, kemudian melepaskan belitan tangan Bara di perutnya. Setelahnya Indah membalik badan menghadap ke arah Bara. Indah harus mendongak untuk melihat wajah Bara yang posisinya jauh lebih tinggi. "Mas udah ngagetin barusan! Hampir aja piringnya jatuh," keluh Indah sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 26. Mulai kembali

    Setelah berhasil memasangkan dasi dengan berbagai dram yang Bara buat, Indah langsung menyiapkan sarapan untuk mereka. Hanya roti panggang dengan selai srikaya kesukaan Bara juga dengan segelas susu, karena Indah tidak sempat membuat hal yang lain. Itu terjadi karena Bara yang sejak tadi terus saja mengodanya. "Ini, Mas." Indah menyerahkan dua lembar roti tawar yang sudah diolesi selai srikaya kepada Bara. Dengan senang hati pria itu menerimanya. "Makasih, Indah." Indah mengangguk seraya tersenyum tipis. "Sama-sama, Mas." "Kamu makan yang banyak," ujar Bara sebelum ia melahap rotinya. "Iya, Mas." Keduanya khusyuk sarapan, meski kadang kala Bara terus saja mengoda. Membuat Indah yang ingin menahan tawa malah jadi tersendak. Buru-buru Bara mengambil air putih untuk Indah lalu menyerahkannya. "Makanya kalau makan pelan-pelan, Indah." Bara bersikap seperti tidak bersalah setelah Indah selesai minum. Jelas saja Indah kesal dengan sikap Bara barusan. Perempuan itu mendengus kesal. "I

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 27. Tidak mengerti

    Tiba di kantor, Bara dan Indah menjadi pusat perhatian. Hal itu jelas karena mereka adalah pasangan pengantin baru yang sudah selesai berbulan madu. Sekarang waktunya Bara dan Indah kembali berkutat dengan pekerjaan. Banyak ucapan selamat yang mereka dapatkan. Meski masih saja ada segelintir ucapan nyelekit yang membuat kuping Indah panas. "Kamu jangan dengerin, yang penting kita bahagia." Bara yang tahu perasaan Indah pun berbisik ketika mereka sedang berada di dalam lift. Indah tersenyum simpul lalu mengangguk patuh. "Iya, Mas." Benar apa yang dikatakan Bara. Mereka lebih harus fokus pada kebagian. Biarkan orang-orang mengatakan apa pun selama tidak merugikan. "Selamat pagi, Tuan, Nona." Zulfi menyambut kedatangan Indah dan Bara. "Hemm, pagi. Zulfi, apa semua berjalan dengan lancar ketika aku cuti?" Bara langsung menanyakan masalah pekerjaan. Ada rasa khawatir terjadi kerugian seperti saat Bara koma dulu. Iya, meski hanya ditinggal satu minggu, tetapi Bara merasa patut waspada

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 28. Iseng

    Bara menatap Indah satu alis yang terangkat karena Indah tidak juga duduk di pahanya. "Indah, kenapa diam saja?" "Emm ... Pak, saya duduk di sofa saja." Dengan cepat Bara menggeleng--tidak setuju dengan Indah. "Aku ingin kamu duduk di sini, Indah.""Tapi ... ini di kantor, Pak." Indah berusaha untuk bersikap layaknya seorang bawahan terhadap atasan."Justru itu, kamu harus nurutin kemauanku. Sebagai bawahan kamu enggak bisa nolak perintah atasan." Terang saja ucapan Bara membuat Indah melebarkan mata. Bara memang benar, tetapi ia merasa perintah Bara terlalu berlebihan. Duduk di pangkuan Bara? Mana bisa! "Indah, ini perintah. Kamu enggak bisa menolaknya," ujar Bara kala melihat respon dari Indah. "Tapi, Pak--" Ucapan Indah terpotong begitu saja karena dengan cepat Bara berdiri lalu berjalan dan menarik lengan Indah. Indah yang tidak siap terhuyung. Saat itulah Bara duduk kembali di kursi kebesarannya lalu dengan satu gerakan Indah sudah duduk di pangkuannya. "Mas!" pekik Indah

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24

Bab terbaru

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 111. Maafkan aku

    “Mohon maaf, Pak, tapi keinginan Anda tidak bisa saya lakukan,” ujar Dokter Kristi yang membuat Bara murka.“Kenapa tidak bisa? Bukankah teknologi semakin maju!” “Itu karena akan membahayakan janin dan ibunya, Pak. Terlebih dengan kondisi Nona Indah yang kurang baik.” Dokter Kristi mencoba memberi pengertian agar Bara tidak memaksakan kehendak.“Aku tidak peduli! Lakukan atau karirmu hancur,” cetus Bara membuat Dokter Kristi ketakutan.Bagaimanapun bagi Bara akan mudah menghancurkan karirnya. “Pak, tolong pertimbangkan kembali,” ujarnya mulai goyah. “Tidak, keputusanku sudah bulat!”Mendengar perdebatan suaminya dengan Dokter Kristi membuat Indah kecewa. Perempuan yang sejak tadi hanya diam itu bangkit membuat Bara dan Dokter Kristi langsung menoleh ke arahnya. “Mau ke mana kamu?” tanya Bara.“Sudah cukup, Mas. Kalau memang kamu tidak mempercayai aku hamil anakmu tidak apa-apa. Anggap saja aku memang melakukan seperti apa yang kamu pikirkan, Mas.” Terang saja ucapan Indah memancing

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 110. Buktikan!

    Berita tentang Mawar dan Zulfi yang dibawa oleh polisi sudah menyebar di kalangan karyawan dan kolega bisnis Bara, termasuk kedua orang tuanya. Karena itulah kini Bara dimintai Roki untuk datang ke rumahnya.“Apa yang sebenarnya terjadi? Coba jelaskan,” pinta Riko dan Diana.Tidak langsung menjawab, Bara lantas mengembuskan napas dengan kasar terlebih dahulu. “Sebenarnya ingatanku sudah kembali,” ujar Bara membuat kedua orang tuanya kaget bukan main.“Jadi kamu sudah mengingat semuanya, Bara?”“Iya, Mam.” “Lalu kenapa tidak menceritakannya kepada kami?” Roki menuntut penjelasan lebih.“Karena aku ingin mengungkap lebih dulu pelaku dibalik kecelakaan yang kualami.”“Artinya kamu kembali bersama Mawar itu juga bagian dari rencana?” “Iya, Pap.” Bara mengangguk membenarkan membuat Roki mengusap wajahnya kasar. “Kamu keterlaluan, Bara!”Bentakan dari Roki membuat Bara terkejut. Ia pikir pria paruh baya itu akan senang karena ingatannya sudah kembali.“Keterlaluan bagaimana?” “Kamu sud

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 109. Tangkap dia

    Bara pulang dalam keadaan mabuk parah, membuat Indah yang sedang terlelap tersentak ketika tiba-tiba Bara menjatuhkan diri di sampingnya. “Mas, Bara,” ucap Indah lantas bangkit.Bau menyengat yang menguar dari tubuh Bara membuat Indah mual. Meski begitu, Indah tetap membantu Bara melepaskan sepatu juga jas yang masih melekat di tubuh tegap suaminya. “Kenapa senang sekali minum minuman terlarang?” gumam Indah.*** Mata setajam elang itu mengerjap beberapa kali hingga akhirnya dibuka dengan sempurna. Bara mengedarkan pandangannya dan mendapati jika dirinya sudah berada di kamar. Ia bangkit sambil memegang kepalanya yang terasa pening. “Mas, Bara,” ucap Indah yang baru saja masuk kamar.Bara lantas menoleh sebentar lalu membuang muka ketika ingatannya kembali pada saat kemarin ia mendapati Indah di mushola bersama Dirga. “Kau, dari mana kemarin?” tanyanya.Pria itu sudah tidak tahan lagi dengan praduganya selama ini. Pria itu menatap Indah nyalang. Membuat Indah menelan ludahnya kasar

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 108. Di balik wajah lugu

    Bara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, menyalip kendaraan lain yang sekiranya menghalangi jalan bagi dirinya. Pria itu bahkan mengabaikan protes yang dilakukan oleh pengguna jalan lain. Tidak peduli klaksonan atau pun umpatan yang terdengar. Dalam pikirannya ia hanya ingin melampiaskan kekesalannya karena Indah dengan tega melakukan hal tercela di kantor dengan pria lain. Sungguh, pria itu tidak menyangka jika Indah sampai hati melakukan hal tersebut. Padahal ia pernah berpikir jika perempuan yang menjadi penyelamat hidupnya merupakan perempuan baik-baik. “Haha … hahaha ….” Pria itu tertawa seperti kesetanan. Ia merasa bodoh karena berhasil dibodohi oleh wajah polos Indah. Ternyata di balik wajah lugu Indah tersimpan sebuah kenyataan yang membuat Bara tidak habis pikir. Bagaimana bisa? Hanya itu yang ada dalam benak Bara sekarang. Pertanyaan mengenai Indah yang bisa-bisanya malah melakukan hal seperti itu terus berputar di pikiran Bara. Sampai pria itu tidak sadar ji

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 107. Kejam

    Bara yang berjalan tergesa tentu menjadi pusat perhatian semua orang. Meski begitu tidak ada yang berani bertanya atau sekedar menyapa. Semuanya memilih menyingkir–memberikan jalan untuk pria tersebut. Sampai akhirnya Bara tiba di ruangannya. Dengan keras ia membuka pintu kemudian menutupnya kembali. Sehingga Mawar yang berniat masuk untuk menyusul pun mengurungkan niat kala ia akan masuk, tetapi pintu dengan keras tertutup. Wanita itu hanya mampu berdiri mematung sambil memegang dadanya dengan kedua tangan. Sementara matanya melebar dengan napas yang terengah akibat berlari menyusul Bara. Dengan kasar ia mendengus kemudian berbalik–berniat ke meja kerjanya. Namun, Mawar malah dikagetkan dengan kehadiran Zulfi yang sudah ada di belakangnya entah sejak kapan. “Sepertinya ada hal penting yang sedang dilakukan Pak Bara,” ujar Zulfi yang dibalas delikan oleh Mawar. “Hemm, aku tau! Tapi entah apa itu. Bisakah kamu menyeledikinya?” Permintaan itu ditanggapi Zulfi dengan mengangkat satu

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 106. Sean

    Tiba di rumah Indah lantas turun dari mobil setelah membayar ongkosnya. Perempuan itu berjalan dengan langkah gontai menuju gerbang yang menjulang tinggi. Tidak perlu banyak bicara, penjaga rumah pun sudah mengetahui jika Indah adalah nyonya di rumah tersebut. Sehingga dengan sedikit keheranan karena tidak biasanya Indah pulang sangat cepat pun membukakan gerbang. “Siang, Nyonya,” sapa Pak satpam yang berjaga. Dengan seulas senyum yang sangat tipis Indah membalas sapaan satpam tersebut. Bukan karena ia tidak ramah, tetapi ia yang lelah membuat Indah ingin segera tiba di kamar. Setelahnya Indah masuk rumah kemudian menaiki anak tangga untuk tiba di kamar.Begitu tiba, Indah membuka kerudung yang sejak tadi menutupi kepalanya. Lantas setelahnya ia merebahkan diri di atas ranjang. Meringkuk sambil menutup tubuhnya dengan selimut. Sementara di tempat lain, Bara sedang melakukan pertemuan dengan lawan bisnisnya di salah satu restoran. Mereka melakukannya di sana sekalian untuk makan sia

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 105. Biodata perusahaan

    Raut wajah Dirga nampak khawatir ketika melihat Indah yang malah melamun. Meski terkejut dan sedikit tidak terima karena perempuan yang ia cintai mengandung anak dari pria lain, tetapi Dirga tetap mengkhawatir andai sesuatu terjadi dengan calon anak Indah. “Apakah kandungannya baik-baik saja?” Pertanyaan itu membuat Indah tersenyum miris. Ia berharap pria yang menanyakan hal itu adalah Bara, bukan Dirga. Namun, ia sadar diri karena Bara belum mengetahui kehamilannya.Lagi pula andai tahu, apakah Bara akan menerimanya? Atau sebaliknya, dan menuduh dirinya yang tidak-tidak karena pernah mendapati sebuah foto yang memperlihatkan dirinya dengan seorang pria pada malam hari. Yang tidak lain adalah Dirga. “Kandungannya baik-baik aja, Mas. Enggak ada yang perlu dikhawatirkan,” jawab Indah dengan seulas senyum untuk menyembunyikan kerisauan dalam dirinya. Mendengar jawaban Indah seharusnya membuat Dirga bisa bernapas lega, tetapi pria itu malah semakin khawatir lantaran melihat dari ekspr

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 104. Istirahat total

    Tiba di rumah sakit Indah diarahkan oleh Dirga untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu di bagian resepsionis. Baru setelahnya mereka menunggu di depan ruang dokter kandung. Agak heran bagi Dirga karena Indah malah memilih dokter kandungan dan bukan dokter umum.“Mas, Kayaknya aku masih lama, apa enggak sebaiknya Mas kembali ke kantor? Aku yakin Ibu Santi sekarang sedang mencari-cari, Mas.” Indah merasa tidak enak lantaran Dirga malah menemaninya di rumah sakit, sedangkan pekerjaan pria itu diabaikan begitu saja. “Enggak masalah, Indah. Aku di sini aja temani kamu,” ujar Dirga yang kukuh ingin menemani Indah. “Tapi–” “Udah, kamu enggak maksa. Di sini aku yang mau, jadi enggak perlu enggak enak.” Dirga dengan cepat menyela ucapan Indah. Sehingga Indah tidak dapat melanjutkan kalimatnya.Karena Indah sedang merasa lemas dan kesakitan, sehingga ia memilih untuk diam dan tidak lagi banyak bicara. Perempuan itu memilih mencoba menghilangkan rasa sakit, meski rasanya mustahil. Sementara D

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 103. Modus

    Selama pertemuan berlangsung di salah satu restoran Bara tidak bisa fokus karena dalam benaknya terus berputar nama Indah yang tidak dapat ia liat di ruangan. Rasanya ingin segera menyelesaikan pertemuan. Namun, sayangnya hal itu tidak bisa dilakukan karena ini merupakan pertemuan penting yang tidak semua orang bisa dapatkan.Semetara di tempat lain, Indah nampak meringkuk di mushola sambil memeluk perutnya yang sakit. Tadi saat perempuan itu ke ruangannya, ia meminta izin kepada Santi untuk beristirahat terlebih dahulu di mushola karena perutnya yang melilit. Tentu saja Santi yang melihat wajah pucat Indah pun memilih membiarkan. “Indah, apa baik-baik saja?” Dirga yang merasa khawatir memilih menyusul Indah untuk memastikan keadaan tambatan hatinya.Perlahan Indah yang memejamkan mata, tetapi tidak tertidur pun membuka matanya. Nampak manik yang biasanya memancarkan keindahan kini terlihat sangat sayu, membuat semua orang yang melihatnya akan merasa iba. “Iya, Mas,” sahutnya pelan.

DMCA.com Protection Status