Share

Bab 22 Reaksi Kalila

Author: Dhesu Nurill
last update Huling Na-update: 2024-07-02 08:02:50

Aji menghela napas gusar. Kalau sudah begini, dia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menggunakan sisa uang pesangon yang dipegang.

Pria itu tak mengatakan apa-apa, selain pergi dari hadapan Hana dengan wajah kecewa. Apakah dia

merasa bersalah? Tidak.

Bagi Hana, penderitaan suami dan adiknya lebih utama dibandingkan belas kasihan. Ini membuatnya muak karena harus tetap diam.

Namun, dari percakapan Aji dan mertuanya, Hana sudah bisa mulai mengambil keputusan. Bertahan dengan pria pembohong, hanya akan membuatnya sengsara.

Jadi, Hana putuskan akan mengakhiri hubungan ini setelah mendapatkan semua harta bersama. Bahkan, Hana tidak akan menyisakan uang sepeserpun untuk pria itu.

Dia pun akhirnya memilih diam di kamar bersama Nara. Tidak mau sampai anaknya dipengaruhi oleh sang mertua.

Di ruang kerja, Aji uring-uringan. Dia berusaha menelepon Kalila, tetapi tidak cepat diangkat. Sampai panggilan ketiga, akhirnya wanita di seberang sana mau menjawab.

"Halo?"

"Kal, kenapa lama sekali angkat
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 23 Kalila Selingkuh

    Aji tampak terburu-buru memasuki apartemen Kalila. Penjaga di sana pun kaget, tapi tahu siapa Aji. Sebab, memang Aji yang memberikan apartemen itu. Jadi, membiarkan Aji masuk begitu saja.Selang beberapa waktu, datang Hana dengan terburu-buru. Tetapi, ditahan oleh satpam."Eh, tunggu dulu, Mbak! Mau ke mana?"Hana kaget, dia berdecak keras. Bingung harus menjawab apa sebab panik. Lalu, Rendi yang melihat itu langsung bergegas."Maaf, Pak. Dia kakaknya Kalila, yang tinggal di sini. Kamj harus ke sana, penting!"Hana langsung menganggukkan kepala dengan wajah penuh harap. Satpam itu tidak percaya begitu saja. Sempat ada perdebatan. Hana tidak bisa ditahan di sini, sampai wanita itu pun memperlihatkan foto dirinya dan Kalila, barulah satpam itu percaya.Hana dan Rendi bergegas menaiki lift. Untunglah, satpam tadi memberi tahu nomor kamar Kalila.Selama di lift, Hana tampak gusar. Rendi yang melihat itu pun penasaran, tak biasanya sang nyonya seperti ini."Maaf, Nyonya. Kenapa Nyonya terl

    Huling Na-update : 2024-07-03
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 24 Semua Terbongkar

    "Hana?"Pria selingkuhan Kalila berwajah pasi, melihat Hana yang sedang menatapnya nanar."Rido! Gila kamu. Kamu selingkuh dengan adikku?!"Hana langsung menyentak, marah dan kesal pada pria ini. Padahal, sebelumnya sang pria begitu terlihat meyakinkan, sangat sayang dan takut pada istrinya. Tetapi, apa ini?Pria yang dulu pernah naksir pada dirinya, kini tengah tidur dengan adiknya sendiri.Rido yang sudah memakai pakaian pun berusaha mendekat pada Hana, lalu Aji langsung menghalangi. Dia menatap tajam dan benci pada mantan bosnya itu."Jangan dekati istri saya!" seru Aji, dengan nada tertahan.Rido langsung mendelik. "Benarkah? Istri yang kamu sakiti, hah?! Kamu juga pria gak bener. Kamu bahkan tidak tahu kalau selingkuhanmu itu juga selingkuh, hah?!"Aji mulai terpancing emosi. Tanpa aba-aba pria itu melayangkan tinjuan di rahang Rido. Dia seolah mendapat kesempatan emas untuk menyalurkan dendam karena sudah dipecat dan di-black list dari semua perusahaan di kota ini.Hana kaget da

    Huling Na-update : 2024-07-04
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 25 Habis Kesabaran

    Hening. Tak ada yang bersuara. Saat ini, Aji sedang bersama Hana di dalam mobil. Sementara, Rendi pulang sendiri.Bu Minarti yang sedari awal tidak diperbolehkan masuk pun memilih untuk pulang. Walaupun perasaannya kesal, tapi memang tak punya pilihan lain.Hana memandangi jalanan yang mulai diguyur hujan. Mungkin sekarang sudah tengah malam. Sebab jalanan sudah sepi. Mata wanita itu tampak sembab. Terlalu banyak menangis di tempat Kalila.Sesekali Aji menoleh, melihat keadaan Hana. Sekarang, Aji tak bisa menutupinya lagi. Semua sudah terbongkar. Pria itu hanya bisa berharap Hana mau memaafkannya saja.Awalnya, Aji memang ingin menyingkirkan Hana dan hidup bersama Kalila. Tetapi, saat dirinya jatuh, wanita itu langsung berpaling. Sialnya, malah dengan Robi, mantan bosnya.Pikiran buruk pun hinggap. Jangan-jangan, pemecatan dirinya karena Kalila. Atau, video itu memang Kalila yang buat.Secara, Rido lebih mapan dibandingkan Aji. Selama sisa perjalanan itu, sang pria malah memikirkan p

    Huling Na-update : 2024-07-05
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 26 Tamparan Mertua

    "Han? Kamu ngusir ibuku?!" tanya Aji, dengan raut wajah tak percaya.Hana menahan napas. Dia terpaksa melakukan ini, karena ulah Bu Minarti sendiri. Tak ada yang mau memperlakukan mertua dengan buruk, kalau bukan mertuanya yang cari masalah.Bu Minarti emosi, tampak bahunya naik turun. "Lihat, Ji! Istrimu keterlaluan, dia ngusir ibumu! Orang yang sudah melahirkan dan membesarkanmu!"Wanita paruh baya itu mulai bermain kata, tentu untuk menghasut anaknya agar membenci istri sendiri.Aji sempat menoleh pada Bu Minarti yang tengah marah, lalu kembali menoleh pada Hana."Han, kenapa kamu seperti ini? Dia itu ibuku, ibumu juga."Hana tersenyum miring, menatap anak dan Ibu bergantian. "Ibuku? Tidak, Mas. Dia ibumu. Mertuaku. Ya, mertua yang sangat jahat pada menantunya."Mendengar itu, Bu Minarti tidak terima. Sang wanita paruh baya berjalan cepat, tanpa aba-aba melayangkan tamparan pada Hana.Suaranya begitu nyaring. Rendi yang ada di sana pun kaget. Tentu Aji terkesiap melihat aksi ibunya

    Huling Na-update : 2024-07-06
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 27 Sudah Final

    Pagi sekali, Hana sudah bersiap. Setelah semalaman berpikir, sampai tak tidur akhirnya wanita itu memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Tentu saja dia harus mengalihkan semua aset milik bersama atas namanya.Dia tidak mau rugi. Anggap saja ini sebagai hukuman karena sudah membuat Hana sengsara. Bahkan, itu saja tidak cukup.Dia punya banyak bukti untuk menyeret sang pria maupun adiknya ke balik jeruji. Tetapi, bukti itu akan dikeluarkan di waktu yang tepat.Aji terbangun dalam keadaan kaget, sebab dia tak melihat sang istri di samping. Biasanya, kalau Aji tidak bangun, Hana akan menjadi alarm untuk sang pria.Namun, semua langsung berubah sejak kejadian semalam. Sang pria melihat Hana sedang ada di meja rias, sudah rapi."Loh, Han. Kamu kenapa tidak bangunkan aku?" tanya Aji, sambil duduk di pertengahan kasur.Hana sama sekali tidak menoleh, menjawab dengan ketus. "Kamu kan gak kerja, ngapain aku bangunin."Aji terperanjat mendengarnya. Kekagetan amat kentara dari wajah sang pria.

    Huling Na-update : 2024-07-08
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 28 Curiga pada Kalila

    "Ji, gimana dengan Kalila? Dia bisa bertemu Ibu kapan?" tanya Bu Minarti saat mereka dalam perjalanan pulang ke rumah Bi Minarti."Nanti ya, Bu. Tunggu waktu yang tepat dulu."Wanita paruh baya itu berdecih. "Kenapa harus nunggu waktu yang tepat? Cuma ketemu ini, kok."Aji terdiam. Dia tahu kata cuma bertemu itu, tidak sesederhana yang dikira. Sebab, Bu Minarti pasti akan memberikan banyak pertanyaan dan akan lebih menyakitkan Kalila sebab ucapan ibunya kadang tidak disaring."Nanti lah, Bu. Kami masih dapat masalah gara-gara video syur itu."Bu Minarti berdecak keras. "Lagian, kenapa bisa jadi kaya gitu, sih? Kamu itu punya pikiran enggak? Ngapain ngelakuin itu di tempat yang ada istrimu."Aji memilih diam. Seberapa banyak dia menjelaskan, Bu Minarti kadang keras kepala. Jadi, dia akan berbicara jika sangat diperlukan.Tak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah Bu Minarti. Pria itu langsung pergi, untuk menemui Kalila. Aji tidak berpikiran lagi mencari pekerjaan, sebab dirinya sud

    Huling Na-update : 2024-07-11
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 29 Ancaman

    Hana tersenyum kecut, tapi tetap melihat ke jalanan. "Ya, hanya ingat masa lalu saja."Rendi hanya diam. Tak berani berkomentar apa-apa. Posisinya di sini hanya sebagai pegawai, tidak lebih.Sesampainya di rumah, Hana langsung menyiapkan berkas penting, dia akan membawa semua itu untuk dibalik nama. Tanpa menunggu lagi, sang wanita kembali pergi untuk mengurus semuanya.Sementara itu, Aji dengan percaya dirinya pergi ke kantor Rido. Dia tidak merasa malu walaupun dilihati oleh semua karyawan.Sebelumnya, satpam melarang pria itu untuk masuk. Tetapi, Aji mengatakan sudah ada janji dan ingin memberikan file penting.Aji melangkah pasti ke ruangan Rido. Sang sekertaris mantan bosnya itu berusaha untuk menghalangi Aji, tetapi sang pria bisa menerobosnya.Tanpa mengetuk pintu, Aji membuka pintu. Membuat si empunya kaget. Rido saat itu sedang serius memeriksa dokumen."Kurang ajar! Siapa yang mengizinkanmu masuk ke sini?!" tanya Rido, emosi.Aji tak memedulikan pertanyaan itu. Dengan sangat

    Huling Na-update : 2024-07-14
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 30 Syarat dan Tantangan

    "Kenapa harus pakai syarat segala? Saya kan cuma mau naik gaji," ucap Aji, heran.Di saat seperti ini, harusnya Rido tidak usah berpikir apa-apa lagi. Itu pun jika sang pria mau aman.Rido tersenyum miring sembari berdecak. Lalu, dia menggelengkan kepala. Sayangnya, Rido tidak naif."Kamu pikir saya bodoh. Tentu tidak. Kalau mau ngancam, saya juga harus punya jaminan."Aji tidak mengatakan apa-apa dan malah mengernyit bingung. Rido melihat itu, langsung mengatakan apa syaratnya."Kamu harus membuat surat perjanjian, tidak akan membocorkan rahasia ini pada siapa pun, terutama istriku. Kalau sampai itu terjadi, kamu akan otomatis dipecat."Apakah Aji setuju? Tentu saja tidak. "Kenapa saya harus seperti itu? Itu kan kalau Bapak tidak keberatan, kalau keberatan tidak usah. Tapi, sebagai gantinya istri Bapak dan karyawan yang lain akan tahu.""Kenapa kamu bilang? Heh, aku ini pembisnis. Segala apa pun pasti dipertimbangkan dengan matang. Di sini, kita sama-sama diuntungkan. Kalau kamu memb

    Huling Na-update : 2024-07-26

Pinakabagong kabanata

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 59 Aset atau Uang

    "Baiklah, aku mengerti kalau masalah itu. Tetapi apakah uangmu memang sangat banyak sampai kamu berani mengatakan hal seperti itu?" Pertanyaan Aji membuat Hana terdiam. Harusnya wanita itu tidak boleh mengatakan hal demikian, yang ada Aji pasti akan mengorek semua informasi tentang keuangannya. Lebih menyakitkan lagi kalau sampai Aji juga mengambil apa yang harusnya menjadi milik Hana. "Ya, palingan aku akan menjual beberapa emas yang kamu beli." "Emas?" Wajah Aji terlihat sekali sinis, di sorot matanya membuat Hana yakin kalau pria itu memang tidak akan pernah ikhlas kalau dirinya bahagia. Entah apa yang sudah dilakukannya di masa lalu sampai mendapatkan jodoh seperti Aji. Dia bahkan tidak melihat sisi buruk dari suaminya selama bertahun-tahun menikah dengan sang pria. Namun, setelah semuanya terbongkar wanita itu sadar sudah menikahi seorang penjahat yang sangat menakutkan dan juga harus diwaspadai. "Kalau itu sama saja dengan bohong, berarti kamu tidak punya uang lain, kan?

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 58 Uang dari Mana?

    "Hai, Han. Aku sudah pulang," ucap Aji sembari menenteng tas kerjanya. Hana tersenyum sebaik mungkin. Dia berusaha menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi. Bukti tentang perbuatan Aji pun sudah ada. Hana tinggal memanggil Kakek yang sudah menyelamatkan Kalila untuk menjadi saksi, tetapi tidak boleh semudah itu membuat suaminya langsung masuk penjara. Dia akan memberikan perhitungan terlebih dahulu kepada Aji, agar pria itu mengaku dan bisa dihukum seberat mungkin. "Iya, Mas. Ayo makan dulu!" ajak Hana.Sebenarnya ini membuat Aji bingung dan juga heran, sebab sebelumnya istrinya itu agak cuek kepadanya. Bahkan tidak seperti biasanya saat mereka masih bersama dan Hana terbaring sakit. Wanita ini malah semakin bugar, tidak terlihat tanda-tanda kesakitannya. Mungkin ada yang salah dengan obat yang diberikan oleh Kalila. Dia yakin, obat itu bisa memperparah keadaan Hana, tetapi malah seperti ini. Dia harus mencari tahu dulu ke mana Kalila dan akan membuat perhitungan kepada wanita it

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 57 Berusaha Bersembunyi

    Saat sore tiba, Hana menghampiri Kalila yang terus saja di kamar. Wanita itu ketakutan dan pikirannya kacau. Dia tidak tahu harus melakukan apa, tetapi kalau tidak di rumah kakaknya Kalila harus pergi ke mana? Tidak ada lagi tempat untuk dirinya berkeluh kesah, apalagi meminta perlindungan. Walaupun keluar, pasti banyak orang yang mengetahui tentang keberadaannya. Namanya saja sudah tercoreng. Bahkan pekerjaan sebagai model pun dicabut serta dibatalkan. Ini benar-benar membuatnya malu. Kalau pergi ke kampus, dia rasa tidak ada seorang pun yang mau membantunya. Apalagi keterangan dan kabar tentang dirinya sudah tersebar luas.Hana memanggil-manggil Kalila, wanita itu baru tersadar setelah tiga kali Hana memanggil nama Kalila. Dengan cepat dia membukakan pintu. Kalila tersenyum, dia merasa senang karena kakaknya mau mengunjunginya di kamar. Ingin keluar dari tempat itu, takut jika bertemu Aji. Ini sangat rawan. Untunglah kamarnya dilengkapi dengan kamar mandi, jadi dia tidak perlu kel

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 56 Permohonan Kalila

    Kalila terdiam. Dia menggigit bibir bawahnya dengan mata berkaca-kaca. Untuk saat ini Hana benar-benar tidak bisa memberikan hati lagi kepada adiknya ini. Dia sudah terlanjur sakit dengan apa yang dilakukan oleh Kalila. Walaupun memang dirinya sudah tahu semua, tetapi ternyata tetap saja ada rasa sakit yang menggerogoti. Meskipun mereka satu darah, tetapi pengkhianatan tidak bisa ditoleransi lagi."Kenapa kamu diam saja? Cepat kemasi barangmu! Kamu sudah terbukti salah, serahkan apa yang kamu punya tentang Mas Aji kepadaku. Maka hukumanmu pasti akan berkurang." Mendengar itu Kalila mendongak sembari menggelengkan kepala. "Kak, aku mohon jangan usir aku dari sini. Berikan aku waktu. Kalau aku keluar, bagaimana kalau Mas Aji mengincar nyawaku? Jika aku mati, apakah Kakak mau?"Seketika Hana diam, tetapi tiba-tiba saja wanita itu menyeringai. "Lebih baik kehilangan kamu daripada aku harus melihatmu dalam kesakitan seumur hidupku. Jika melihatmu pasti akan ada bayangan pengkhianatan ka

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 55 Pengakuan Kalila

    Hana tak bertanya atau walaupun menimpali ucapan wanita itu, tetapi lebih meneliti bagaimana wajah Kalila saat ini. Mungkin saja wanita itu sedang berbohong kepadanya. Dia benar-benar harus berhati-hati kepada Kalila. Wajahnya saja yang terlihat lugu, tapi ternyata hatinya busuk dan kelakuannya di luar batas. Bahkan dia tidak menyangka kalau Adik yang selama ini disayangi dan juga dilindungi malah menusuknya dari belakang. "Aku benar-benar serius mengatakan itu. Kalau misalkan Kakak tidak percaya, aku bisa memberikan buktinya. Aku sudah mengumpulkan banyak bukti tentang kejahatan Mas Aji kepada Kakak," ujar Kalila. Dia tidak mau sampai diserang oleh Hana atau malah sendirian menghadapi Aji. "Kamu punya bukti-buktinya? Kenapa kamu melakukan itu? Berarti benar kamu mengakui kalau kamu itu sudah jahat kepadaku?" tanya Hana sembari melipat tangan di depan dada. Dia ingin sekali melakukan ini dari dulu, menginterogasi atau bahkan memaki-maki adiknya sendiri. Tak masalah, karena memang

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 54 Tidak Mudah Percaya

    Melihat situasi yang mulai memanas, sang kakek pun langsung buka suara. "Maaf kalau saya memotong pembicaraan kalian. Saya ingin menjelaskan duduk permasalahannya, agar tidak ada salah paham, ya," ucap Kakek itu yang membuat mereka bertiga menoleh. Kebetulan di sana juga sudah ada Rendi. "Maaf, Kakek ini siapa, ya?" tanya Hana, dia tidak bisa mudah percaya begitu saja. Mengingat kalau Kalila itu mungkin licik dan menyewa Kakek ini untuk pura-pura menjadi saksi. Walaupun memang saat ini keadaan Kalila begitu kacau, tapi entah kenapa rasa percaya terhadap adiknya itu sudah hilang begitu saja. Harus punya bukti yang kuat, baru benar-benar bisa paham dengan situasi yang terjadi. "Saya Tono. Saya orang yang tinggal di sekitaran perkebunan itu." Pria tua itu pun menceritakan kronologis saat ia menemukan Kalila di sebuah lubang. Hana hanya terdiam. Dia melihat tidak ada kebohongan di sorot mata Kakek ini. Tampak benar-benar tulus dan juga jujur. "Seperti itu, Nak. Saya datang ke sini h

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 53 Pengakuan Kalila

    Saat ini Hana sedang berada di mobil menuju perjalanan pulan. Dia terus saja memikirkan perkataan Sabrina kepadanya. Wanita itu hampir saja tergoda untuk ikut kerjasama dengan Sabrina perihal Kalila, tetapi Hana sadar kalau yang dihadapinya adalah Rido dan orang kaya yang mungkin saja bisa melakukan segala cara dengan uang atau bisa saja dia dimanfaatkan oleh Sabrina demi kepentingan tertentu. Lalu, ujungnya Hana juga yang menjadi tersangka atau kambing hitam mereka. "Aku tidak mau berurusan dengan orang-orang kaya seperti itu. Mereka terlihat baik, padahal di belakangnya busuk. Untuk masalah Kalila, biarlah aku sendiri akan berpikir sesuai dengan rencanaku sebelumnya," gumam Hana saat masih di dalam mobil.Dia benar-benar tidak mau berurusan lagi dengan Rido atau istrinya, berharap semuanya akan segera berakhir dan bisa memulai hidup baru dengan baik. Suara ponsel berdering, di sana tertera nama Rendi. Wanita itu menautkan kedua alisnya. Biasanya Rendi akan menelepon Hana jika mema

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 52 Aku Tidak Tertarik

    “Aku ingin mengajakmu kerja sama.”Hana masih tampak kebingungan, terlihat dari wajahnya serta alis yang saling bertautan.“Untuk?”Sabrina tersenyum, lalu menghela napas panjang. wanita itu begitu santai. Tetapi, wajahnya kali ini tampak serius.“Aku tahu, suamimu selingkuh dengan adikmu.”Lagi-lagi tubuh Hana menegang. Satu pertanyaan muncul di benak, bagaimana wanita itu bisa tahu?Seolah paham dengan mimik wajah Hana, Sabrina kembali melanjutkan ucapannya yang malah membuat Hana tidak bisa berkata-kata.“Aku mengikuti kegiatan dan gerak-gerik Kalila.”Hana menghela napas berat. Adiknya itu memang sangat memalukan. Dia malah merebut seorang suami yang sudah beristri.Namun, sekarang bukan itu point masalahnya. Kenapa Sabrina harus mengajaknya kerja sama? Dia sama sekali tidak butuh patner untuk memberikan adiknya hukuman.“Kamu bisa memakai uangmu untuk membereskan Kalila. Dia memang adikku, tapi perlakuan dan tindakannya bukan tanggung jawabku.”Sabrina takjub dengan keteguhan dan

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 51 Istri Rido

    “Kalau itu saya kurang tahu, Non. Tapi, sedari pagi Tuan memang sudah berangkat.”Kalila masih khawatir. Jadi, dia hanya bisa berharap kalau Aji tidak dulu pulang dan Hana segara kembali.Sementara itu di sebuah kafe, Hana sedang bertemu dengan wanita yang kemarin meneleponnya. Pada akhirnya, sang wanita tidak punya pilihan lain.Rasa penasaran membuatnya mengambil keputusan ini. Apalagi, mungkin ini bisa dijadikan bahan bukti penangkapan Adik dan suaminya.Namun, yang membuat Hana kaget adalah wanita itu dikenal olehnya. Dia adalah Sabrina, istri dari Rido.Wanita cantik dan elegan itu tersenyum simpul pada Hana. Entah kenapa, kesan pertama yang dilihat bukanlah takut atau risi, melainkan merasa terpukau.“Pasti kamu kenal aku, kan?” tanya Sabrina dengan ramah.Hana ikut tersenyum sembari mengangguk. “Iya, aku mengenalmu.”“Sama, aku juga kenal kamu. Termasuk hubunganmu dengan suamiku.”Kali ini Hana mengernyit bingung. “Maksudmu? Maaf, aku tidak punya hubungan apa pun dengan Rido.”

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status