Share

Bab 26 Tamparan Mertua

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-07-06 08:11:47

"Han? Kamu ngusir ibuku?!" tanya Aji, dengan raut wajah tak percaya.

Hana menahan napas. Dia terpaksa melakukan ini, karena ulah Bu Minarti sendiri. Tak ada yang mau memperlakukan mertua dengan buruk, kalau bukan mertuanya yang cari masalah.

Bu Minarti emosi, tampak bahunya naik turun. "Lihat, Ji! Istrimu keterlaluan, dia ngusir ibumu! Orang yang sudah melahirkan dan membesarkanmu!"

Wanita paruh baya itu mulai bermain kata, tentu untuk menghasut anaknya agar membenci istri sendiri.

Aji sempat menoleh pada Bu Minarti yang tengah marah, lalu kembali menoleh pada Hana.

"Han, kenapa kamu seperti ini? Dia itu ibuku, ibumu juga."

Hana tersenyum miring, menatap anak dan Ibu bergantian. "Ibuku? Tidak, Mas. Dia ibumu. Mertuaku. Ya, mertua yang sangat jahat pada menantunya."

Mendengar itu, Bu Minarti tidak terima. Sang wanita paruh baya berjalan cepat, tanpa aba-aba melayangkan tamparan pada Hana.

Suaranya begitu nyaring. Rendi yang ada di sana pun kaget. Tentu Aji terkesiap melihat aksi ibunya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 27 Sudah Final

    Pagi sekali, Hana sudah bersiap. Setelah semalaman berpikir, sampai tak tidur akhirnya wanita itu memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Tentu saja dia harus mengalihkan semua aset milik bersama atas namanya.Dia tidak mau rugi. Anggap saja ini sebagai hukuman karena sudah membuat Hana sengsara. Bahkan, itu saja tidak cukup.Dia punya banyak bukti untuk menyeret sang pria maupun adiknya ke balik jeruji. Tetapi, bukti itu akan dikeluarkan di waktu yang tepat.Aji terbangun dalam keadaan kaget, sebab dia tak melihat sang istri di samping. Biasanya, kalau Aji tidak bangun, Hana akan menjadi alarm untuk sang pria.Namun, semua langsung berubah sejak kejadian semalam. Sang pria melihat Hana sedang ada di meja rias, sudah rapi."Loh, Han. Kamu kenapa tidak bangunkan aku?" tanya Aji, sambil duduk di pertengahan kasur.Hana sama sekali tidak menoleh, menjawab dengan ketus. "Kamu kan gak kerja, ngapain aku bangunin."Aji terperanjat mendengarnya. Kekagetan amat kentara dari wajah sang pria.

    Last Updated : 2024-07-08
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 28 Curiga pada Kalila

    "Ji, gimana dengan Kalila? Dia bisa bertemu Ibu kapan?" tanya Bu Minarti saat mereka dalam perjalanan pulang ke rumah Bi Minarti."Nanti ya, Bu. Tunggu waktu yang tepat dulu."Wanita paruh baya itu berdecih. "Kenapa harus nunggu waktu yang tepat? Cuma ketemu ini, kok."Aji terdiam. Dia tahu kata cuma bertemu itu, tidak sesederhana yang dikira. Sebab, Bu Minarti pasti akan memberikan banyak pertanyaan dan akan lebih menyakitkan Kalila sebab ucapan ibunya kadang tidak disaring."Nanti lah, Bu. Kami masih dapat masalah gara-gara video syur itu."Bu Minarti berdecak keras. "Lagian, kenapa bisa jadi kaya gitu, sih? Kamu itu punya pikiran enggak? Ngapain ngelakuin itu di tempat yang ada istrimu."Aji memilih diam. Seberapa banyak dia menjelaskan, Bu Minarti kadang keras kepala. Jadi, dia akan berbicara jika sangat diperlukan.Tak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah Bu Minarti. Pria itu langsung pergi, untuk menemui Kalila. Aji tidak berpikiran lagi mencari pekerjaan, sebab dirinya sud

    Last Updated : 2024-07-11
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 29 Ancaman

    Hana tersenyum kecut, tapi tetap melihat ke jalanan. "Ya, hanya ingat masa lalu saja."Rendi hanya diam. Tak berani berkomentar apa-apa. Posisinya di sini hanya sebagai pegawai, tidak lebih.Sesampainya di rumah, Hana langsung menyiapkan berkas penting, dia akan membawa semua itu untuk dibalik nama. Tanpa menunggu lagi, sang wanita kembali pergi untuk mengurus semuanya.Sementara itu, Aji dengan percaya dirinya pergi ke kantor Rido. Dia tidak merasa malu walaupun dilihati oleh semua karyawan.Sebelumnya, satpam melarang pria itu untuk masuk. Tetapi, Aji mengatakan sudah ada janji dan ingin memberikan file penting.Aji melangkah pasti ke ruangan Rido. Sang sekertaris mantan bosnya itu berusaha untuk menghalangi Aji, tetapi sang pria bisa menerobosnya.Tanpa mengetuk pintu, Aji membuka pintu. Membuat si empunya kaget. Rido saat itu sedang serius memeriksa dokumen."Kurang ajar! Siapa yang mengizinkanmu masuk ke sini?!" tanya Rido, emosi.Aji tak memedulikan pertanyaan itu. Dengan sangat

    Last Updated : 2024-07-14
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 30 Syarat dan Tantangan

    "Kenapa harus pakai syarat segala? Saya kan cuma mau naik gaji," ucap Aji, heran.Di saat seperti ini, harusnya Rido tidak usah berpikir apa-apa lagi. Itu pun jika sang pria mau aman.Rido tersenyum miring sembari berdecak. Lalu, dia menggelengkan kepala. Sayangnya, Rido tidak naif."Kamu pikir saya bodoh. Tentu tidak. Kalau mau ngancam, saya juga harus punya jaminan."Aji tidak mengatakan apa-apa dan malah mengernyit bingung. Rido melihat itu, langsung mengatakan apa syaratnya."Kamu harus membuat surat perjanjian, tidak akan membocorkan rahasia ini pada siapa pun, terutama istriku. Kalau sampai itu terjadi, kamu akan otomatis dipecat."Apakah Aji setuju? Tentu saja tidak. "Kenapa saya harus seperti itu? Itu kan kalau Bapak tidak keberatan, kalau keberatan tidak usah. Tapi, sebagai gantinya istri Bapak dan karyawan yang lain akan tahu.""Kenapa kamu bilang? Heh, aku ini pembisnis. Segala apa pun pasti dipertimbangkan dengan matang. Di sini, kita sama-sama diuntungkan. Kalau kamu memb

    Last Updated : 2024-07-26
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 31 Kelicikan Rido

    “Loh, kenapa kosong, Pak?” tanya Aji, keheranan.Harusnya, jika ingin melakukan perjanjian di atas kertas, ada point dan tulisannya. Tetapi ini tidak ada.“Kamu tinggal tanda tangan saja, isinya menyusul.”Rido mengatakan itu semua dengan sangat enteng. Padahal, harusnya tidak demikian. Tentu saja Aji langsung protes.“Ya, tidak bisa seperti itu dong, Pak. Saya mau isi semuanya, baju tanda tangan.”Ternyata Aji tidak bisa dibohongi. Mungkin karena pengalaman kerja, membuat Aji lebih hati-hati lagi.Rido berdecak. Pria itu pun akhirnya menuliskan point perjanjian tadi. Aji kembali membacanya, takut jika ada yang berbeda atau ditambahkan tanpa sepengetahuannya.Setelah dirasa yakin, Aji menandatangani dengan mantap. Melihat itu Rido tersenyum miring. Dalam hati dia terus berkata-kata.‘Dasar bodoh! Percaya saja. Harusnya kamu minta print dan salinannya. Kalau seperti ini, mudah bagiku menambahkan point lain di perjanjian itu. Apalagi itu tulisan tanganku.’Setelah mendatangani itu, Aji

    Last Updated : 2024-07-28
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 32 Pelajaran untuk Kalila

    Suara sepatu hak tinggi menggema di koridor kampus ternama yang tampak lengang. Di jam sekarang, mahasiswa pasti sedang ada kelas. Kalau pun tidak, mereka pasti akan menghabiskan waktu di kantik atau gazebo yang ada di sini, dibandingkan harus berkeliaran di sekitar koridor.Ini akan menjadi kesempatan bagus untuk Hana, waktu yang tepat untuk menemui rektor di tempat ini. Kedatangannya ke sini bukan tanpa sebab. Dia geram karena video syur yang sudah tersebar tak membuat Kalila dikeluarkan dari kampus ini.Hana ingin tahu saja, apa alasan pihak kampus masih mempertahankan Kalila di tempat ini. Tidak, Hana tidak akan pernah ikhlas jika Kalila bisa menikmati pendidikan yang baik, setelah apa yang sudah dilakukan wanita itu padanya.Kalila harus merasakan kesusahan yang teramat sangat, sama halnya dengan apa yang sudah dilakukan sang Adik padanya selama ini.Tak perlu bertanya pada siapa pun, sebab saat Kalila masuk ke tempat ini untuk pertama kalinya, Hana lah yang mengantar,Hingga tak

    Last Updated : 2024-07-29
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 33 Salah Tuduh

    “A-apa, Pak? Saya di-DO?”Kalila sungguh kaget mendengar kabar yang mengejutkan ini. Sungguh, ini di luar dugaan. Padahal sebelumnya sang rektor memberinya waktu beberapa hari untuk membuktikan kalau video itu hanyalah rekayasa saja. Dia akan menggunakan Rido untuk membantunya, membersihkan nama baiknya.Namun apa ini? Kenapa semua serba mendadak dan malah membuatnya jadi seperti ini?“Tunggu, Pak? Kenapa jadi seperti ini? Bukankah Bapak sendiri yang bilang kalau saya masih punya waktu beberapa hari lagi untuk membuktikan semuanya?”Kalila tidak mau seperti ini. Kalau dia sampai di-DO, lalu untuk apa dirinya mencari uang ke sana kemari, apalagi dengan cara yang beda.Rektor itu tampak tenang menghadapi wanita di depannya ini. Berbeda jauh dengan Hana yang datang begitu tenang. Kalila malah terlihat emosional dan susah sekali mengendalikan diri.“Iya, memang seperti itu. Tapi, saya tidak bisa menunda lagi karena ada saksi yang mengatakan kalau video itu memang benar, bukan rekayasa. Ka

    Last Updated : 2024-07-30
  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 34 Tuntutan Hana

    “Kakak ngomong apaan, sih? Aku nyakitin apa?”Kalila merasa tidak bersalah dan malah membela diri sendiri.Hana juga muak mendengarnya. Wanita ini tidak akan mengaku sebelum Hana membeberkan bukti tentang perselingkuhan mereka. Dia akan membuka itu semua nanti di pengadilan.“Sudahlah, sebaiknya kamu pergi dari sini. Aku tidak mau berurusan dengan kamu. Apalagi kamu sudah berselingkuh dengan Rido. Keterlaluan kamu.”Kalila terdiam. Dia sampai lupa kalau Hana juga melihat dirinya selingkuh dengan Rido. Tetapi, Kalila tidak mau membahas itu dulu.“Itu urusanku!”“Urusanku karena menyangkut nama baik keluarga. Bagaimana kalau keluarga kita tahu, Kak?!”Walaupun mereka sudah tidak punya orang tua, tapi masih ada saudara dari kedua orang tua mereka. Entah bagaimana reaksi keluarga mereka jika tahu kalau Kalila berbuat serendah ini.“Memang aku pikirin? Terserah, Kak. Lagian, mereka tidak membiayai hidupku.”“Tapi, aku membiayai hidupmu.”Kalila terdiam. Dia memang numpang hidup di rumah Ha

    Last Updated : 2024-07-31

Latest chapter

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 59 Aset atau Uang

    "Baiklah, aku mengerti kalau masalah itu. Tetapi apakah uangmu memang sangat banyak sampai kamu berani mengatakan hal seperti itu?" Pertanyaan Aji membuat Hana terdiam. Harusnya wanita itu tidak boleh mengatakan hal demikian, yang ada Aji pasti akan mengorek semua informasi tentang keuangannya. Lebih menyakitkan lagi kalau sampai Aji juga mengambil apa yang harusnya menjadi milik Hana. "Ya, palingan aku akan menjual beberapa emas yang kamu beli." "Emas?" Wajah Aji terlihat sekali sinis, di sorot matanya membuat Hana yakin kalau pria itu memang tidak akan pernah ikhlas kalau dirinya bahagia. Entah apa yang sudah dilakukannya di masa lalu sampai mendapatkan jodoh seperti Aji. Dia bahkan tidak melihat sisi buruk dari suaminya selama bertahun-tahun menikah dengan sang pria. Namun, setelah semuanya terbongkar wanita itu sadar sudah menikahi seorang penjahat yang sangat menakutkan dan juga harus diwaspadai. "Kalau itu sama saja dengan bohong, berarti kamu tidak punya uang lain, kan?

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 58 Uang dari Mana?

    "Hai, Han. Aku sudah pulang," ucap Aji sembari menenteng tas kerjanya. Hana tersenyum sebaik mungkin. Dia berusaha menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi. Bukti tentang perbuatan Aji pun sudah ada. Hana tinggal memanggil Kakek yang sudah menyelamatkan Kalila untuk menjadi saksi, tetapi tidak boleh semudah itu membuat suaminya langsung masuk penjara. Dia akan memberikan perhitungan terlebih dahulu kepada Aji, agar pria itu mengaku dan bisa dihukum seberat mungkin. "Iya, Mas. Ayo makan dulu!" ajak Hana.Sebenarnya ini membuat Aji bingung dan juga heran, sebab sebelumnya istrinya itu agak cuek kepadanya. Bahkan tidak seperti biasanya saat mereka masih bersama dan Hana terbaring sakit. Wanita ini malah semakin bugar, tidak terlihat tanda-tanda kesakitannya. Mungkin ada yang salah dengan obat yang diberikan oleh Kalila. Dia yakin, obat itu bisa memperparah keadaan Hana, tetapi malah seperti ini. Dia harus mencari tahu dulu ke mana Kalila dan akan membuat perhitungan kepada wanita it

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 57 Berusaha Bersembunyi

    Saat sore tiba, Hana menghampiri Kalila yang terus saja di kamar. Wanita itu ketakutan dan pikirannya kacau. Dia tidak tahu harus melakukan apa, tetapi kalau tidak di rumah kakaknya Kalila harus pergi ke mana? Tidak ada lagi tempat untuk dirinya berkeluh kesah, apalagi meminta perlindungan. Walaupun keluar, pasti banyak orang yang mengetahui tentang keberadaannya. Namanya saja sudah tercoreng. Bahkan pekerjaan sebagai model pun dicabut serta dibatalkan. Ini benar-benar membuatnya malu. Kalau pergi ke kampus, dia rasa tidak ada seorang pun yang mau membantunya. Apalagi keterangan dan kabar tentang dirinya sudah tersebar luas.Hana memanggil-manggil Kalila, wanita itu baru tersadar setelah tiga kali Hana memanggil nama Kalila. Dengan cepat dia membukakan pintu. Kalila tersenyum, dia merasa senang karena kakaknya mau mengunjunginya di kamar. Ingin keluar dari tempat itu, takut jika bertemu Aji. Ini sangat rawan. Untunglah kamarnya dilengkapi dengan kamar mandi, jadi dia tidak perlu kel

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 56 Permohonan Kalila

    Kalila terdiam. Dia menggigit bibir bawahnya dengan mata berkaca-kaca. Untuk saat ini Hana benar-benar tidak bisa memberikan hati lagi kepada adiknya ini. Dia sudah terlanjur sakit dengan apa yang dilakukan oleh Kalila. Walaupun memang dirinya sudah tahu semua, tetapi ternyata tetap saja ada rasa sakit yang menggerogoti. Meskipun mereka satu darah, tetapi pengkhianatan tidak bisa ditoleransi lagi."Kenapa kamu diam saja? Cepat kemasi barangmu! Kamu sudah terbukti salah, serahkan apa yang kamu punya tentang Mas Aji kepadaku. Maka hukumanmu pasti akan berkurang." Mendengar itu Kalila mendongak sembari menggelengkan kepala. "Kak, aku mohon jangan usir aku dari sini. Berikan aku waktu. Kalau aku keluar, bagaimana kalau Mas Aji mengincar nyawaku? Jika aku mati, apakah Kakak mau?"Seketika Hana diam, tetapi tiba-tiba saja wanita itu menyeringai. "Lebih baik kehilangan kamu daripada aku harus melihatmu dalam kesakitan seumur hidupku. Jika melihatmu pasti akan ada bayangan pengkhianatan ka

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 55 Pengakuan Kalila

    Hana tak bertanya atau walaupun menimpali ucapan wanita itu, tetapi lebih meneliti bagaimana wajah Kalila saat ini. Mungkin saja wanita itu sedang berbohong kepadanya. Dia benar-benar harus berhati-hati kepada Kalila. Wajahnya saja yang terlihat lugu, tapi ternyata hatinya busuk dan kelakuannya di luar batas. Bahkan dia tidak menyangka kalau Adik yang selama ini disayangi dan juga dilindungi malah menusuknya dari belakang. "Aku benar-benar serius mengatakan itu. Kalau misalkan Kakak tidak percaya, aku bisa memberikan buktinya. Aku sudah mengumpulkan banyak bukti tentang kejahatan Mas Aji kepada Kakak," ujar Kalila. Dia tidak mau sampai diserang oleh Hana atau malah sendirian menghadapi Aji. "Kamu punya bukti-buktinya? Kenapa kamu melakukan itu? Berarti benar kamu mengakui kalau kamu itu sudah jahat kepadaku?" tanya Hana sembari melipat tangan di depan dada. Dia ingin sekali melakukan ini dari dulu, menginterogasi atau bahkan memaki-maki adiknya sendiri. Tak masalah, karena memang

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 54 Tidak Mudah Percaya

    Melihat situasi yang mulai memanas, sang kakek pun langsung buka suara. "Maaf kalau saya memotong pembicaraan kalian. Saya ingin menjelaskan duduk permasalahannya, agar tidak ada salah paham, ya," ucap Kakek itu yang membuat mereka bertiga menoleh. Kebetulan di sana juga sudah ada Rendi. "Maaf, Kakek ini siapa, ya?" tanya Hana, dia tidak bisa mudah percaya begitu saja. Mengingat kalau Kalila itu mungkin licik dan menyewa Kakek ini untuk pura-pura menjadi saksi. Walaupun memang saat ini keadaan Kalila begitu kacau, tapi entah kenapa rasa percaya terhadap adiknya itu sudah hilang begitu saja. Harus punya bukti yang kuat, baru benar-benar bisa paham dengan situasi yang terjadi. "Saya Tono. Saya orang yang tinggal di sekitaran perkebunan itu." Pria tua itu pun menceritakan kronologis saat ia menemukan Kalila di sebuah lubang. Hana hanya terdiam. Dia melihat tidak ada kebohongan di sorot mata Kakek ini. Tampak benar-benar tulus dan juga jujur. "Seperti itu, Nak. Saya datang ke sini h

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 53 Pengakuan Kalila

    Saat ini Hana sedang berada di mobil menuju perjalanan pulan. Dia terus saja memikirkan perkataan Sabrina kepadanya. Wanita itu hampir saja tergoda untuk ikut kerjasama dengan Sabrina perihal Kalila, tetapi Hana sadar kalau yang dihadapinya adalah Rido dan orang kaya yang mungkin saja bisa melakukan segala cara dengan uang atau bisa saja dia dimanfaatkan oleh Sabrina demi kepentingan tertentu. Lalu, ujungnya Hana juga yang menjadi tersangka atau kambing hitam mereka. "Aku tidak mau berurusan dengan orang-orang kaya seperti itu. Mereka terlihat baik, padahal di belakangnya busuk. Untuk masalah Kalila, biarlah aku sendiri akan berpikir sesuai dengan rencanaku sebelumnya," gumam Hana saat masih di dalam mobil.Dia benar-benar tidak mau berurusan lagi dengan Rido atau istrinya, berharap semuanya akan segera berakhir dan bisa memulai hidup baru dengan baik. Suara ponsel berdering, di sana tertera nama Rendi. Wanita itu menautkan kedua alisnya. Biasanya Rendi akan menelepon Hana jika mema

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 52 Aku Tidak Tertarik

    “Aku ingin mengajakmu kerja sama.”Hana masih tampak kebingungan, terlihat dari wajahnya serta alis yang saling bertautan.“Untuk?”Sabrina tersenyum, lalu menghela napas panjang. wanita itu begitu santai. Tetapi, wajahnya kali ini tampak serius.“Aku tahu, suamimu selingkuh dengan adikmu.”Lagi-lagi tubuh Hana menegang. Satu pertanyaan muncul di benak, bagaimana wanita itu bisa tahu?Seolah paham dengan mimik wajah Hana, Sabrina kembali melanjutkan ucapannya yang malah membuat Hana tidak bisa berkata-kata.“Aku mengikuti kegiatan dan gerak-gerik Kalila.”Hana menghela napas berat. Adiknya itu memang sangat memalukan. Dia malah merebut seorang suami yang sudah beristri.Namun, sekarang bukan itu point masalahnya. Kenapa Sabrina harus mengajaknya kerja sama? Dia sama sekali tidak butuh patner untuk memberikan adiknya hukuman.“Kamu bisa memakai uangmu untuk membereskan Kalila. Dia memang adikku, tapi perlakuan dan tindakannya bukan tanggung jawabku.”Sabrina takjub dengan keteguhan dan

  • Istri Penyakitan Melakukan Pembalasan   Bab 51 Istri Rido

    “Kalau itu saya kurang tahu, Non. Tapi, sedari pagi Tuan memang sudah berangkat.”Kalila masih khawatir. Jadi, dia hanya bisa berharap kalau Aji tidak dulu pulang dan Hana segara kembali.Sementara itu di sebuah kafe, Hana sedang bertemu dengan wanita yang kemarin meneleponnya. Pada akhirnya, sang wanita tidak punya pilihan lain.Rasa penasaran membuatnya mengambil keputusan ini. Apalagi, mungkin ini bisa dijadikan bahan bukti penangkapan Adik dan suaminya.Namun, yang membuat Hana kaget adalah wanita itu dikenal olehnya. Dia adalah Sabrina, istri dari Rido.Wanita cantik dan elegan itu tersenyum simpul pada Hana. Entah kenapa, kesan pertama yang dilihat bukanlah takut atau risi, melainkan merasa terpukau.“Pasti kamu kenal aku, kan?” tanya Sabrina dengan ramah.Hana ikut tersenyum sembari mengangguk. “Iya, aku mengenalmu.”“Sama, aku juga kenal kamu. Termasuk hubunganmu dengan suamiku.”Kali ini Hana mengernyit bingung. “Maksudmu? Maaf, aku tidak punya hubungan apa pun dengan Rido.”

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status