Suasana acara makan siang masih saja cukup tegang. Zulaika menatap Ardian yang sangat mesra berada tepat di sebelah Rose. Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya mereka rencanakan. Tetapi Zulaika yakin jika itu adalah sebuah drama yang sudah dibuat mereka berdua untuk membuat hatinya cemas.Arman yang berada tepat di sebelah Zulaika, sesekali melirik sang istri. Lelaki itu paham Zulaika pasti menyimpan rasa cemburu kepada Ardian.Arman tidak akan pernah diam. Dia akan membuat Ardian sangat buruk di depan Zulaika, hingga sang istri akan melupakannya. "Bukankah kalian akan merencanakan sesuatu? Aku lihat kalian sangat mesra sekali. Jika ingin menyampaikan sesuatu silakan saja sampaikan dengan cepat. Jangan berbasa-basi seperti itu," ucap Arman membuat Ardian menatapnya dengan cukup serius, namun sesekali dia melirik Zulaika yang hanya menikmati makanan yang ada di hadapannya saja."Memang benar ada sesuatu yang akan aku sampaikan kepada kalian semua, dan aku minta maaf. Ini adalah sesua
Redrich tidak percaya di ketika mendengar perkataan Zulaika barusan. Wanita itu sudah didukungnya untuk bersama Arman. Tapi sepertinya dia menginginkan suatu hal yang lebih. Redrich hanya tidak ingin Zulaika menghabisi Arman. Hanya itu saja. Walaupun sebenarnya dia mengetahui semua rencana menantunya itu. Sebuah rencana yang akan menggulingkan Arman dari kekuasaannya. Apalagi dia juga tahu sebenarnya siapa Arman. Namun, dia tidak akan pernah membiarkannya. Bagaimanapun juga dia sangat menyayangi Arman. Sejak bayi dia sudah mengasuh anak itu dan sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Apalagi Redrich tidak akan pernah menghancurkan kekuasaan Maulana yang sudah ada sejak dulu. Dia terus mendekati Zulaika, kemudian menatapnya sangat tajam."Aku peringatkan kepadamu sekali lagi, Zulaika. Jangan pernah kau melakukan suatu hal, yang bisa menghancurkan Maulana. Aku tidak akan pernah tinggal diam, dan aku akan mencegahnya dengan sekuat hatiku. Kau tahu, aku sudah membantumu dan mendukung
Persaingan terjadi antara keduanya. Sang penguasa dan Tuan Muda kedua. Ardian yang sama sekali tidak pernah memperhatikan semua tentang perusahaan atau pun kehidupan Arman Maulana yang sebelumnya. Tapi sekarang karena dia memiliki hati dengan Zulaika, ingin sekali memperlihatkan jika dirinya hebat di depan wanita itu. Ardian mulai masuk ke dalam kehidupan kakaknya. Lebih tepatnya kakak angkat. Dia ingin sekali membuat perhitungan kepada Arman atas semua yang terjadi di masa lalu. Di mana dia saat itu hanya bisa diam dan mengikuti semua yang diperintahkan untuknya. Namun, tidak untuk kali ini. Dia akan bertindak. Akan melanggar semuanya. Akan membuat Arman mengetahui jika dirinya hebat dan bisa mengalahkannya."Aku tidak sabar akan melawanmu di depan semua orang. Semuanya akan aku rubah mulai saat ini. Memang kau pemimpin dari semuanha. Kau adalah penguasa. Tapi ingatlah. Aku yang seharusnya menduduki posisimu. Dan ... sekarang akan aku rebut kembali posisi itu," ucap Ardian sekali la
Arman datang tiba-tiba mengejutkan Ardian dan Bagus yang masih membicarakan untuk bekerja sama. Arman saat itu keluar dari ruangan. Dia menatap tajam sang adik dan Bagus yang berbicara sangat akrab di sudut ruangan kantor. Dia tidak tahan dan segera mendekati mereka. Arman yakin mereka pasti akan melakukan kerja sama untuk menjatuhkannya. Arman tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Dia akan mencegah. Arman sangat paham. Bagus pasti sangat membencinya."Bagus. Kau ... sudah aku suruh keluar dari sini. Kenapa masih berada di sini? Hmm ... atau jangan-jangan kau akan bekerja dengan adikku. Hei, ingatlah, semua yang ada di sini adalah perintahku. Kau tidak bisa melanggarnya termasuk dengan dirimu, Ardian."Bagus menghela napasnya. Dia menahan amarah melihat Arman memperlakukannya seperti itu. Padahal dia merasa sudah berada di sebelah Arman Walaupun dia sadar terkadang dia memanfaatkan Arman dengan sangat kejam. Tapi, dia tidak mau dirinya diperlakukan tidak hormat seperti itu. Ap
Semua pengawal mendekati Zulaika. Mereka mencengkeram lengan kanan dan kiri Zulaika dengan sangat kuat.Melia dan Ema ingin mencegah. Namun, kesembilan istri siri Arman menghalangi mereka berdua. Zulaika hanya terdiam dan tidak meronta. Dia masih tidak mengerti kenapa Arman melakukan itu. Pasti ada sesuatu yang menyakiti hatinya, hingga membuat suaminya menyetujui apa yang sudah diinginkan oleh ibu mertuanya."Semua sudah jelas dan kau harus dihukum karena ini perintah dari sang penguasa. Zulaika, suamimu sendiri yang memberikan izin," ucap Redrich sekali lagi. Kemudian dia mengangkat tangannya, membuat pengawal itu membawa Zulaika menuju ke ruangan bawah tanah."Rasakan," ucap Rose. Dia sangat senang sekali melihatnya. Dia puas Zulaika akhirnya mendapatkan balasan atas perbuatan yang sudah dilakukannya kepada Rose saat itu."Dia sudah membuat ayahku menamparku sangat keras saat itu, gara foto bodoh itu. Sekarang, rasakan pembalasanku, wanita sialan," batinnya sangat puas. Senyuman ma
Ardian ingin sekali menyentuh Zulaika. Namun, kali ini istri Arman tidak mau menerima. Zulaika akan mengubur perasaannya. Waktu sudah semakin dekat untuk melakukan pembalasan dendam. Hanya 50 hari saja.Zulaika menampis tangan Ardian, kemudian menamparnya dengan cukup kencang. Ardian tidak menyerah. Dia tetap menarik Zulaika dan akhirnya mendaratkan ciumannya yang sangat lembut. Seketika Zulaika terhanyut dengan itu semua. Dia pun membalas ciuman hangat Ardian. "Aku tahu. Kau mencintaiku," batin Ardian. Dengan tersenyum Ardian terus melakukannya. Perlahan telapak tangan kanannya membelai rambut Zulaika dengan sangat lembut. Membuat wanita itu semakin melayang, kemudian meneteskan air mata. "Kenapa aku selalu kalah dengannya." Hatinya sudah kalah dengan belaian Ardian. Hatinya mendadak berdebar. Zulaika benar-benar jatuh cinta kepada tuan muda kedua. Namun, apakah bisa? Ramalan itu sudah jelas didengarnya. Dia tidak bisa memberikan hati kepada kedua tuan muda itu."Aku tidak bisa mel
Arman berjalan cepat mendekati ruangan bawah tanah. Dia mendobraknya. Kakinya menendang dengan sangat kuat. "Tuan. Sebaiknya kita membukanya dengan menggunakan kunci ini." Para pengawal menghampirinya, dan memberikan kunci gembok kepada Arman yang seketika diterima. Dengan cepat Arman membuka pintu itu. Dia tidak sabar ingin melihat Zulaika. Dia tidak ingin sang istri mengalami kesengsaraan. "Aku tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang sudah melakukan hal ini!" teriaknya cukup kencang. Arman tidak mengetahui apa pun tentang hal ini.Redrich bersama Rose dan semua wanita, berjalan cepat mengikuti Arman dari belakang."Kenapa dia sangat marah? Padahal sudah jelas dia yang sudah memberikan surat kuasa itu. Apakah Ardian sudah membohongi kita semua?" tanya Rose sambil menatap Redrich yang hanya terdiam tanpa berucap apa pun. Wanita penguasa itu sangat bergetar. Dia tidak mengerti kenapa Arman yang memberikan surat kuasa itu, ternyata sangat marah. Redrich semakin bergetar. Dia kini
Arman mengatakan perasaannya dengan sangat tegas. Bahkan dia menatap sang istri masih dengan pandangan sangat dingin. Zulaika paham dengan sikap suaminya itu. Arman tidak pernah bercanda. Kali ini dia benar-benar mengatakan perasaannya. Tatapan itu terlihat sangat jelas. Tapi, jatuh cinta? Apakah Arman kini sudah merasakannya? Zulaika masih saja menatap sang suami dengan sangat serius.Zulaika menekan dadanya. Dia mengalami suatu hal yang sangat aneh dalam dirinya sendiri. Yah, Zulaika merasakan perasaannya bergetar. Dia sangat senang mendengarnya. Zulaika tidak mengerti kenapa bisa seperti itu. Walaupun dia tidak memungkiri jika dirinya memiliki hati dengan Ardian. Tapi, apakah ini juga dinamakan jatuh cinta? Apakah dia mencintai kedua tuan muda itu dan tidak bisa memilihnya salah satu? Apakah ini karma atas pembalasan dan yang harus dia lakukan tinggal sedikit lagi? Mendadak Zulaika menarik napas panjang, kemudian memalingkan wajahnya. Dia berdiri dan menuruni bak. Dengan cepat di