"Cepat kalian temukan, siapa orang yang sudah meneror keluargaku?"
"Baik tuan." Tidak butuh lama bagi mereka! kasus-kasus ini, mereka pun berhasil membekuhadapk Melani, dan membawa ke bawah Reno. Hal ini sempat membuat Reno maupun Mayang terlonjak kaget, mereka tidak menyangka jika Melani tidak pernah mau menyerahkan untuk mengganggu keutuhan rumah nya bersama Mayang. tangan Reno terangkat, terarah kewajah cantik Melani. namun terhenti.Dikamar pengantin yang sudah didekorasi seindah mungkin, nampak Siska terlihat masih malu-malu menunggu kehadiran Erik, jantungnya terasa deg-degan, serta kedua belah tangannya yang dingin.Tidak lama Erik masuk, sambil tersenyum manis berjalan kearah Siska, meskipun Siska bukan gadis perawan lagi, tapi untuk malam pertama dalam ikatan yang sah, membuat nya benar-benar gugup.Erik Duduk disisi ranjang, dengan posisi yang saling berhadapan dengan Siska.Sebelah tangan Erik terangkat, menarik dagu Siska, pandangan mereka seketika bertemu. mengungkap perasaan mereka yang saling mencintai." Siska, sekarang kamu milikku seutuhnya." bisik Erik, Siska mengganggukkan kepalanya sambil tersenyum.Begitu juga dengan Erik, meskipun dia gugup namun dia dan Siska berhasil melewati malam pertama mereka yang indah.***Pagi hari yang cerah, Erik tersenyum menyapa sang istri yang terlihat semakin cantik dengan penampilan Siska khas Ba
"Sayang, malam ini kita bercinta, seperti pasangan pengantin baru Erik dan Siska juga ya."" Ha...ha...lucu kamu mas, dan mintanya juga aneh-aneh."" Ya lah, ibaratnya kita juga pasangan muda yang tengah kasmaran."Mayang tertawa lepas karena permintaan lucu suaminya itu. tapi dia tidak menolak ketika Reno mulai memberikan nya sentuhan dan ciuman lembut.Sehingga m alam ini, mayang kewalahan mengimbangi keperkasaan Erik yang tiada capeknya. ampuh membuat Mayang beberapa kali terbang ke Awan kenikmatan. mereka menyudahi permainan mereka ketika sudah mencapai puncak permainan."Yang mandi bareng yuk.." bisik Reno pada Mayang yang masih mengatur pernafasan nya yang masih memburu." Duluan aja mas, aku masih capek kamu gempur terus-terusan." Mayang lalu membelakangi Reno. "Nggak mau." Mayang berlari turun dan mengunci pintu kamar mandi. dia tidak mau mandi bareng Reno, karena dia sudah hafal dengan kelakuan suam
Paginya, Siska masih terlelap dengan pulas nya dipangkuan Erik, Siska tidak merasa terganggu saat suaminya itu memainkan anak rambut nya yang mengenai wajah cantik nya." Sayang bangun, katanya mau jalan-jalan dan menikmati keindahan pulau Bali ini."Mendengar hal itu, Siska langsung terlonjak Bagun dari mimpi indahnya." Ayo mas aku sudah tidak sabaran lagi."Mereka pun mandi dengan cepat, karena Siska sudah tidak sabar, merekapun keluar dari penginapan."Wah indahnya...., pulau ini benar-benar bersih. tata bangunan nya juga rapi dan sangat unik, masih memegang teguh tradisi dan kebudayaan mereka yang sangat kental." ucap Erik menatap takjub sekeliling nya.Mereka diajak berkeliling pusat kota, dengan mobil khusus yang sudah disediakan oleh pihak penginapan. sepanjang perjalanan, Siska merebahkan tubuhnya disamping sang suami, sambil bergelayut manja. mobil melaju membelah jalanan kota yang sangat ramai. yang akan membawa mereka
"Mas, aku ingin difoto didekat patung ini, tapi berdua bersamamu." Siska melakukan berbagai pose berfoto dengan Erik. salah satu foto yang paling menarik hati Alea. moment saat berpose sambil berciuman dan saling merangkul, rasanya Siska selalu ingin mengabadikan momen bahagia mereka."Mas Erik, aku ingin kita selalu bersama. seperti foto kebahagiaan dan kehangatan yang terpancar dari foto kemesraan kita ini." ucap Siska penuh haru."Ya Siska, namun jika seandainya kita berdua berpisah. jangan pernah kamu lepas ini." Erik mengeluarkan berbuah kotak kecil di kantung jacketnya."Apa itu mas?" menatap bingung pada benda yang dikeluarkan oleh suaminya."Siska, ini kalung peninggalan almarhum ibuku dulu. beliau pernah berpesan agar kelak. kalung ini bisa melingkar di leher menantunya. wanita yang menjadi istriku dan wanita pertama yang aku cintai." Erik membuka kotak tersebut.Sebuah kalung emas, terlihat sederhana namun sangat indah dan cantik. Sisk
Reno langsung syok, saat mendapatkan berita duka yang menimpa Erik dan Siska, Mayang yang mendengar ikutan Panik, dia ikut dengan Reno, mereka segera terbang menuju kepulauan Bali.Mayang dan Reno, mereka berdua sangat terpukul dan syok mendengar kabar duka dari sahabat yang sudah dianggap seperti saudara kandung sendiri. Mayang tidak henti-hentinya menangis. dan terlihat tidak sabaran lagi agar segera sampai dan bertemu dengan sahabatnya Siska.Begitu sampai, mereka berjalan dan langsung masuk kerumah sakit terbesar di kota ini."Cepat dong Pi," menarik tangan suaminya. mereka melewati koridor rumah sakit dengan tergesa-gesa." Ini ruangan Siska."Mayang segera membuka pintu masuk, Ceklek...,, pintu terbuka.Siska yang masih menangis, segera menoleh kearah pintu. tangisnya kembali tumpah saat melihat kedua sahabat baiknya Mayang dan suaminya."Mayang...mas Reno...hu...hu...." tubuh Siska bergetar, sa
"Dimanakah aku?"Erik, mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang terlihat serba putih. timbul berbagai pertanyaan bermunculan di kepalanya saat ini."Siapa aku dan aku dimana?"Erik seketika berteriak kencang, memegangi kepalanya yang terasa amat sakit saat mencoba mengingat-ingat tentang siapa dirinya termasuk tentang keberadaan nya sekarang." Aku tidak tahu dan ingat siapa aku lagi, hu...hu..aku dimana." teriak Erik sambil berusaha memegangi kepalanya yang sakit.Seorang wanita berambut pirang dan bergelombang, menghampirinya didampingi seorang laki-laki berpakaian serba putih."Mas Erik, bertahanlah ini Aku Luna, mu.""Si...siapa kalian?"Erik berusaha berteriak, meskipun terbata-bata. dengan kedua tangan masih memegangi kepalanya."Kamu tidak usah memaksakan diri, untuk mengingat kembali semua tentang masa lalumu. berdasarkan hasil pemeriksaan kami, kamu kehilangan ingatan karena benturan keras yang mengha
Siska tertunduk lesu, hari-hari yang dijalani gadis itu terasa hampa, tanpa kehadiran suaminya Erik disisinya. tiga bulan sudah dia masih berada di kota ini, meskipun pencarian Erik sudah dihentikan. namun Siska masih berharap keajaiban datang menghampiri nya."Mas Erik sayang, dimana kamu. hidupku seakan ikut hancur dengan menghilang nya dirimu. aku masih berusaha tegar karena benih yang kamu tinggal kan tumbuh dengan sehat dirahimku. harus nya aku bahagia dengan kehadiran calon bayi ini, karena aku tahu, kamu sangat mengharapkan hal ini. namun aku harus membayar mahal semua ini. dengan menghilangnya dirimu. hu...hu...,"Tangis Siska kembali pecah, air matanya sudah kering tidak ada lagi yang menetes membasahi kedua pipinya. hanya isakan tidak bersuara dan getar tubuhnya yang menandakan jika dia tengah terluka dan begitu kehilangan suaminya.Pagi ini, Mayang kembali menghubungi Siska, dan membujuk sahabatnya itu untuk bersedi
Kedua anak kembar Mayang, terlihat sangat menyukai kehadiran Siska, dia mulai nyaman saat diajak ngobrol-ngobrol dan main bareng." Rayanza dan Raquenzi lucu banget ya, mereka terlihat seperti kembar identik." ucap siska yang mulai banyak bicara." Siska, mereka sangat menyukai kehadiran, mu." balas Mayang.Tidak begitu lama, seorang pelayan berjalan mendekati mereka. untuk memberitahu jika makan siang sudah siap." Oke, terimakasih bi."" Siska, kita makan dulu ya. bagaimana pun kamu harus tetap sehat demi bayimu."" Tapi aku tidak merasa lapar."" Makanlah, walau sedikit."Siska dan Mayang makan bareng, meski Siska lebih banyak diam lagi dan melamun." Siska, mau nambah lagi." Mayang kembali menyendok makanan untuk Siska. yang tidak memiliki semangat sama sekali." Nggak, sudah cukup. seperti nya aku sudah kenyang Mayang." mendorong piringnya yang masih tersisa separuh."Ya sudah, sini aku a