"Mas, aku ingin difoto didekat patung ini, tapi berdua bersamamu." Siska melakukan berbagai pose berfoto dengan Erik. salah satu foto yang paling menarik hati Alea. moment saat berpose sambil berciuman dan saling merangkul, rasanya Siska selalu ingin mengabadikan momen bahagia mereka.
"Mas Erik, aku ingin kita selalu bersama. seperti foto kebahagiaan dan kehangatan yang terpancar dari foto kemesraan kita ini." ucap Siska penuh haru."Ya Siska, namun jika seandainya kita berdua berpisah. jangan pernah kamu lepas ini." Erik mengeluarkan berbuah kotak kecil di kantung jacketnya."Apa itu mas?" menatap bingung pada benda yang dikeluarkan oleh suaminya."Siska, ini kalung peninggalan almarhum ibuku dulu. beliau pernah berpesan agar kelak. kalung ini bisa melingkar di leher menantunya. wanita yang menjadi istriku dan wanita pertama yang aku cintai." Erik membuka kotak tersebut.Sebuah kalung emas, terlihat sederhana namun sangat indah dan cantik. SiskReno langsung syok, saat mendapatkan berita duka yang menimpa Erik dan Siska, Mayang yang mendengar ikutan Panik, dia ikut dengan Reno, mereka segera terbang menuju kepulauan Bali.Mayang dan Reno, mereka berdua sangat terpukul dan syok mendengar kabar duka dari sahabat yang sudah dianggap seperti saudara kandung sendiri. Mayang tidak henti-hentinya menangis. dan terlihat tidak sabaran lagi agar segera sampai dan bertemu dengan sahabatnya Siska.Begitu sampai, mereka berjalan dan langsung masuk kerumah sakit terbesar di kota ini."Cepat dong Pi," menarik tangan suaminya. mereka melewati koridor rumah sakit dengan tergesa-gesa." Ini ruangan Siska."Mayang segera membuka pintu masuk, Ceklek...,, pintu terbuka.Siska yang masih menangis, segera menoleh kearah pintu. tangisnya kembali tumpah saat melihat kedua sahabat baiknya Mayang dan suaminya."Mayang...mas Reno...hu...hu...." tubuh Siska bergetar, sa
"Dimanakah aku?"Erik, mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang terlihat serba putih. timbul berbagai pertanyaan bermunculan di kepalanya saat ini."Siapa aku dan aku dimana?"Erik seketika berteriak kencang, memegangi kepalanya yang terasa amat sakit saat mencoba mengingat-ingat tentang siapa dirinya termasuk tentang keberadaan nya sekarang." Aku tidak tahu dan ingat siapa aku lagi, hu...hu..aku dimana." teriak Erik sambil berusaha memegangi kepalanya yang sakit.Seorang wanita berambut pirang dan bergelombang, menghampirinya didampingi seorang laki-laki berpakaian serba putih."Mas Erik, bertahanlah ini Aku Luna, mu.""Si...siapa kalian?"Erik berusaha berteriak, meskipun terbata-bata. dengan kedua tangan masih memegangi kepalanya."Kamu tidak usah memaksakan diri, untuk mengingat kembali semua tentang masa lalumu. berdasarkan hasil pemeriksaan kami, kamu kehilangan ingatan karena benturan keras yang mengha
Siska tertunduk lesu, hari-hari yang dijalani gadis itu terasa hampa, tanpa kehadiran suaminya Erik disisinya. tiga bulan sudah dia masih berada di kota ini, meskipun pencarian Erik sudah dihentikan. namun Siska masih berharap keajaiban datang menghampiri nya."Mas Erik sayang, dimana kamu. hidupku seakan ikut hancur dengan menghilang nya dirimu. aku masih berusaha tegar karena benih yang kamu tinggal kan tumbuh dengan sehat dirahimku. harus nya aku bahagia dengan kehadiran calon bayi ini, karena aku tahu, kamu sangat mengharapkan hal ini. namun aku harus membayar mahal semua ini. dengan menghilangnya dirimu. hu...hu...,"Tangis Siska kembali pecah, air matanya sudah kering tidak ada lagi yang menetes membasahi kedua pipinya. hanya isakan tidak bersuara dan getar tubuhnya yang menandakan jika dia tengah terluka dan begitu kehilangan suaminya.Pagi ini, Mayang kembali menghubungi Siska, dan membujuk sahabatnya itu untuk bersedi
Kedua anak kembar Mayang, terlihat sangat menyukai kehadiran Siska, dia mulai nyaman saat diajak ngobrol-ngobrol dan main bareng." Rayanza dan Raquenzi lucu banget ya, mereka terlihat seperti kembar identik." ucap siska yang mulai banyak bicara." Siska, mereka sangat menyukai kehadiran, mu." balas Mayang.Tidak begitu lama, seorang pelayan berjalan mendekati mereka. untuk memberitahu jika makan siang sudah siap." Oke, terimakasih bi."" Siska, kita makan dulu ya. bagaimana pun kamu harus tetap sehat demi bayimu."" Tapi aku tidak merasa lapar."" Makanlah, walau sedikit."Siska dan Mayang makan bareng, meski Siska lebih banyak diam lagi dan melamun." Siska, mau nambah lagi." Mayang kembali menyendok makanan untuk Siska. yang tidak memiliki semangat sama sekali." Nggak, sudah cukup. seperti nya aku sudah kenyang Mayang." mendorong piringnya yang masih tersisa separuh."Ya sudah, sini aku a
"Siska, bangun sis," Mayang mencoba membangunkan Siska, sambil menggoyangkan pelan tubuh sahabatnya itu."Mayang."Siska terbangun, nafas nya terlihat ngos-ngosan sambil berusaha membuka matanya dan mengumpulkan kesadarannya kembali, keringat dingin membasahi tubuh dan wajahnya."Kamu mimpi buruk lagi ya Sis." Siska terdiam, pikiran nya masih tertuju pada mimpi nya barusan, kilasansan adegan dalam mimpinya itu, membuat Siska penasaran dan bertanya-tanya, apakah Erik, suaminya itu masih hidup. tapi jika Erik masih hidup kenapa dia tidak pernah kembali pulang menemuinya, dan jika dia sudah meninggal kenapa mayatnya tidak juga ditemukan. bahkan Siska dibantu oleh Mayang dan Reno, sudah melakukan pencarian lama dan biaya yang besar."Mas Erik, suamiku. aku merindukanmu mas, aku berharap kamu baik-baik saja dimana pun berada. dan aku masih berharap kamu akan kembali, sehingga kita &nbs
Kehidupan Luna kembali cerita, dia sangat senang dengan kehadiran Erik disisinya. Luna juga tidak segan-segan memperkenalkan Erik pada para teman-temannya."Baguslah Luna, kami ikut senang mendengar kamu kembali ceria dan bersemangat. setelah kepergian mantan kekasih yang kamu ceritakan dulu." ucap salah seorang sahabatnya." Kalian salah, dia menang kekasih ku yang dulu. kami kembali dipertemukan." ucap Luna bangga." Memang ya, kalo sudah jodoh tidak akan kemana."" Makanya, aku ingin kalian menjadi saksi dipernikahan ku nanti nya."" Oke, kamu pasti hadir.""Terimakasih atas pengertiannya kalian semuanya."Luna tersenyum senang sambil mengusap air matanya. dia bahagia dan lega mendengar restu dan dukungan yang diberikan oleh para sahabatnya."Iya Luna, kami selaku para sahabatmu selalu berharap yang terbaik untukmu."Pagi yang cerah, seindah senyum kebahagiaan yang terpancar dari wajah Lu
Hari terus berlalu, kedekatannya dengan Luna semakin terjalin indah, kehidupan pasangan itu juga terlihat tanpa ada masalah sedikitpun.Meskipun Luna disibukkan dengan kegiatan dan pekerjaan nya, tapi dia tetap mengusahakan Waktu untuk mengurus Erik dan memberikan vitamin, uang dipikirkan Erik sebagai obat agar dia kembali bisa mengingat semuanya. meski sejauh ini penyakitnya belum menunjukkan perubahan berarti." Luna, kenapa ingatan ku. Belum juga menunjukkan perubahan yang berarti, padahal aku sudah meminum obat terbaik yang selalu kamu berikan?"" Mas, kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. untuk kamu bisa sembuh atau tidak. kita hanya bisa menerima kenyataan itu dengan iklas. bahkan dokter sering mengatakan agar kamu tidak terlalu memaksakan diri untuk mengingat kembali semua tentang masa lalumu itu mas." " Baiklah Luna, aku percaya padamu." balas Erik tersenyum tulus.Luna mengajak Erik menikmati pemandangan sore yang indah,
Pikiran dan perasaan Erik, masih tersa hampa dan kosong. wajah cantik dan sangat manja, seakan-akan sering menghampiri. bahkan dalam mimpi-mimpinya. namun Erik tidak menceritakan masalah itu pada Luna. mengingat betapa Luna sangat mencintai dan mengharapkan nya.Tok...tok...,, pintu kamar Erik diketuk dari luar, perlahan pria itu bangkit, sambil mencoba bersikap sewajarnya. agar kegundahan dan kerisauan yang dirasakan nya saat ini, tidak diketahui siapa pun.Ceklek..... membuka sedikit pintu, nampak lunay tersenyum ceria."Pagi sayang, sarapan yuk." bergelayut manja, Erik menyeret langkah menuju meja makan. disana sudah tersedia makanan lezat yang menggugah selera makan.Saat sarapan Erik berusaha tersenyum dan ceria, meskipun sesungguhnya pikiran Erik tertuju pada perempuan cantik yang sering muncul dalam mimpinya, dan bayangannya, Meski Erik tidak bisa mengenali wajah perempuan itu seutuhnya.Erik sekarang, tidak mempunyai pilihan lain. selain