Hari terus berlalu, kedekatannya dengan Luna semakin terjalin indah, kehidupan pasangan itu juga terlihat tanpa ada masalah sedikitpun.
Meskipun Luna disibukkan dengan kegiatan dan pekerjaan nya, tapi dia tetap mengusahakan Waktu untuk mengurus Erik dan memberikan vitamin, uang dipikirkan Erik sebagai obat agar dia kembali bisa mengingat semuanya. meski sejauh ini penyakitnya belum menunjukkan perubahan berarti. " Luna, kenapa ingatan ku. Belum juga menunjukkan perubahan yang berarti, padahal aku sudah meminum obat terbaik yang selalu kamu berikan?"" Mas, kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. untuk kamu bisa sembuh atau tidak. kita hanya bisa menerima kenyataan itu dengan iklas. bahkan dokter sering mengatakan agar kamu tidak terlalu memaksakan diri untuk mengingat kembali semua tentang masa lalumu itu mas." " Baiklah Luna, aku percaya padamu." balas Erik tersenyum tulus. Luna mengajak Erik menikmati pemandangan sore yang indah,Pikiran dan perasaan Erik, masih tersa hampa dan kosong. wajah cantik dan sangat manja, seakan-akan sering menghampiri. bahkan dalam mimpi-mimpinya. namun Erik tidak menceritakan masalah itu pada Luna. mengingat betapa Luna sangat mencintai dan mengharapkan nya.Tok...tok...,, pintu kamar Erik diketuk dari luar, perlahan pria itu bangkit, sambil mencoba bersikap sewajarnya. agar kegundahan dan kerisauan yang dirasakan nya saat ini, tidak diketahui siapa pun.Ceklek..... membuka sedikit pintu, nampak lunay tersenyum ceria."Pagi sayang, sarapan yuk." bergelayut manja, Erik menyeret langkah menuju meja makan. disana sudah tersedia makanan lezat yang menggugah selera makan.Saat sarapan Erik berusaha tersenyum dan ceria, meskipun sesungguhnya pikiran Erik tertuju pada perempuan cantik yang sering muncul dalam mimpinya, dan bayangannya, Meski Erik tidak bisa mengenali wajah perempuan itu seutuhnya.Erik sekarang, tidak mempunyai pilihan lain. selain
"Mas Erik, malam ini aku milikmu seutuhnya, I love you." bisik Luna genit dan manja, dia menelusuri wajah tampang Erik yang terlihat masih kaku. " Luna, aku...." "Ssttt...." Luna meletakkan jari telunjuknya dibibir Erik, dia tidak ingin mendengar kata-kata itu atau belum siap dari Erik lagi, karena Luna merasa sudah cukup waktu menunggu Erik selama ini. Luna yang mulai terbakar gairah, memperdalam ciuman-ciuman nya, hingga benteng pertahanan Erik yang semula masih diselimuti oleh keraguan, berubah setiap perlakuan lembut dari Luna, hingga lambat lain, detik yang suda
Erik menemui Berliana dikediaman pribadinya, setelah mendapatkan izin dari Luna, sampai di sana Erik menatap takjub pada bangunan mewah dihadapannya itu. Erik dengan ragu turun dari mobil Luna, yang dipakai nya. dia berjalan pelan ketempat pos keamanan yang terdapat disamping pagar besi."Cari siapa?"Erik kaget, dan menoleh kearah suara. nampak seorang security berdiri dengan gagah berani disampingnya pos."Maaf pak, saya mau menanyakan tentang kebenaran alamat rumah ini?" Erik memperlihatkan kartu nama yang dipegangnya.Security tersebut manggut-manggut memperhatikan katru nama yang masih dipegang oleh Erik."Benar sekali, ini rumahnya. ada keperluan apa kamu kesini?" tanya bapak yang terlihat seram dengan kumis tebalnya. rumah pribadi Berliana ini sangat jarang diketahui orang-orang, bahkan Erik yang juga sebagai sopir kantor juga tidak pernah mengantarkan Berliana ketempat ini."Aku ada janji untuk bertemu ibu Berliana, beliau ada Khan?"
Siska sudah mulai putus asa, dia tidak pernah mencari keberadaan suaminya, Erik lagi, meskipun dia sangat mencintai dan merindukan suaminya itu, namun dia mencoba iklas dan berdamai dengan keadaannya.Siska juga mulai menyibukkan diri, dia sengaja pindah dan tidak tinggal satu rumah lagi dengan Mayang. Siska tinggal disebuah apartemen dan mulai bekerja disalah satu anak cabang perusahaan Reno. dengan kesibukan batunya diperusahaan. paling tidak itu bisa mengurangi beban pikirannya. banyak teman-teman Siska dikantor yang ikut prihatin dengan Siska, sehingga mereka sebisa mungkin mencoba menghibur calon ibu muda itu.Selain sibuk bekerja, Siska tetap fokus pada kehamilan yang sudah mulai membesar. dia juga sudah mengikhlaskan kepergian Erik. meskipun Suami tercinta nya itu, masih sering hadir dalam mimpi-mimpi indah nya."Sayang, kamu pasti merindukan papimu ya. kita doakan saja, agar dia tenag. di manapun berada." ucap Siska mengusap
Semenjak melakukan pengobatan secara diam-diam, Erik sedikit banyak sudah mampu mengingat sedikit demi sedikit masa lalunya, meskipun wajah wanita itu masih sedikit samar. paling tidak Erik sudah jarang sekali mersa kesakitan dikepalainya. namun dia merahasiakan terhadap semua orang."Erik, letak perusahaan induk yang sedang mengalami masalah ada diluar negeri, tepatnya Indonesia, apa kamu juga bersedia untuk sementara waktu meninggalkan negara ini dan berpisah sementara dengan istri mu Luna." ucap ibu Berliana." Negara Indonesia?"" Ya Erik, ibu rasa kamu pasti sangat mengenal negara tersebut mengingat kamu seperti nya memang orang Indonesia, asli."" Ya Bu, tapi seperti yang ibu ketahui aku kehilangan ingatan tentang memori masa laluku."" Ini cara yang sangat bagus Erik, dengan begini kamu bisa sedikit banyak mencari jati dirimu yang sesungguhnya."Meskipun semula Erik tercekat, mendengar permintaan ibu Berliana y
Setelah berhasil membujuk dan meyakinkan Luna, Erik diantar oleh Luna kebandara internasional menuju negara Indonesia. Luna melambaikan tangannya melepas kepergian Erik, tanpa sadar air mata membasahi wajah cantiknya.Sedangkan Erik tersenyum senang, paling tidak usahanya untuk mencari jati dirinya akan segera dimulai."Sebentar lagi aku akan kembali ke Negara asalku, semoga saja dengan adanya masalah ini, aku sekalian bisa mencari jati diriku yang sesungguhnya, tanpa sepengetahuan Luna." gumam Erik mulai menduduki kursi pesawat yang membawa nya Kembali ketanah kelahiran nya.Erik memejamkan matanya, namun yang muncul bayangan gadis berambut gelombang itu kembali. yang sangat manja bergelayut di bahunya. dan kata-kata dan suara lembut gadis itu tergiang-giang memangil namanya, terdengar begitu jelas dengan suara yang manja dan lembut."Aku yakin sekali perempuan itu pasti wanita terdekatku, istri atau kekasihku. yang jelas kami terlihat begitu dekat bahkan
"Maaf Bos, apa anda sudah siap untuk bertemu dengan pimpinan cabang perusahaan Savana groups ?" ucap Aldo sang asisten baru yang akan membantu dan menemani Erik selama berada di Indonesia."Siap, karena saya tertarik dengan perusahaan tersebut, tapi kamu tolong tunggu aku ingin bersiap-siap terlebih dahulu." Erik Masih mengenakan pakaian kaos oblong dan celana pendek, berkutat dengan laptop disofa ruangan kerja ketika Aldo menemuinya di Apartemen yang sudah disediakan." Kenapa dengan perasaan ku, seolah-olah aku akan bertemu dengan wanita yang bayangannya sering mengusikku, jantungku berdetak, seperti baru pertama kali jatuh cinta."Erik merasa perasaan nya tidak menentu, ditambah lagi saat mengingat mimpinya semalam, tubuh Erik terasa dililit ular yang sangat besar, dimana Erik tidak mampu melepaskan dirinya. hingga akhirnya Erik tidak berdaya dalam lilitan ular tersebut. sebuah tangan menarik tubuhnya hingga terlepas dan dia hanya bisa
"Bos, merasa aneh nggak dengan tatapan orang-orang dikantor ini?" tanya Aldo.Erik yang sudah mampu menguasai keadaannya, tidak langsung menanggapi perkataan Aldo, dia masih mencoba mengingat-ingat setiap ruang yang mereka lewati, Erik merasa pernah bekerja diperusahaan ini, dan dia merasa seperti Aldo, seorang yang juga menjabat seperti seorang asisten."Mas Erik, kamu pasti mas Erik kan." ucap salah seorang yang merasa sangat mengenal Erik, dia pun menyerobot agar lebih dekat lagi dengan Erik, hingga membuat Erik hampir hilang keseimbangan nya. jika dia tidak segera menguasai keadaan. dengan sigap Aldo membantu dan menahan tubuh Erik agar berdiri dengan normal kembali."Maaf Nona, sikap mu ini bisa menjatuhkan reputasi Bos kami, sekali lagi kamu salah orang." ucap Aldo tegas sambil menatap Vanya tidak suka.Vanya seketika kembali tersadar menyesali kecerobohan nya. dan langsung minta Maaf."Apakah Tuan tamu besar kami yag dari negar