“Dia mengundangku untuk menghadiri sebuah pertemuan bulan depan.” Ferdy terdiam sejenak, lalu melanjutkan, “Sebenarnya sebelum dia mengundangku, Zenith juga sudah berkali-kali mengundangku. Dengar-dengar, semua tamu undangan adalah tokoh yang masuk ke daftar orang kaya di seluruh dunia.”Tamu yang diundang dalam acara berbau privasi ini memiliki standar yang sangat tinggi. Acara seperti ini pastinya akan berhubungan dengan berbagai macam keuntungan.Ferdy merasa repot untuk menghadapi semua itu. Itulah sebabnya dia tidak menerima undangan Zenith. Namun, kali ini Ferdy diundang langsung oleh Malcolm. Dia juga mengatakan Chelsea yang merupakan pengurus akan menghadirinya. Jadi, Ferdy tidak berniat untuk menolak lagi.Setelah mendengar, kening Chelsea sedikit mengernyit. Dia tidak berbicara sama sekali lantaran sedang menebak apa yang sedang direncanakan Malcolm.“Bukannya kita akan tahu setelah ke sana?” Saat mendengar suara Ferdy, Chelsea pun tersadar dari bengongnya dan menatapnya. “A
Di Kediaman Keluarga Soraya.Baru saja Chelsea dan yang lain menyantap sarapan, terdengar suara bunyi bel.Ardi membukakan pintu. Ketika melihat Ferdy yang mengenakan pakaian santai itu, dia pun merasa tidak terbiasa. “Pak Ferdy, kenapa kamu berpakaian seperti ini?”“Namanya pergi berkemah.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea dan Timothy. “Aku sudah mempersiapkan semuanya. Kalian bisa langsung pergi bersamaku. Maura juga sudah menunggu kalian di mobil.”Chelsea terbengong sejenak. Hebat sekali! Namun, Timothy malah kelihatan tidak ingin meladeninya lagi. Dia membalikkan tubuhnya, lalu berjalan ke lantai atas. “Aku pergi tanya Timothy dulu.” Usai berbicara, Chelsea segera mengejar langkah Timothy untuk naik ke lantai atas. Setelah memasuki kamar, dia baru bertanya, “Apa kamu nggak ingin pergi?”Timothy tidak berbicara.Chelsea mendekatinya, lalu berusaha untuk menggoyahkan hatinya. “Coba kamu lihat cuaca di luar sana bagus sekali. Bukannya sayang kalau kita nggak pergi berkemah? Untuk apa
Chelsea menahan tangan Ferdy, lalu berpesan, “Biar aku saja yang ke sana.”Ferdy menuruti ucapan Chelsea untuk berdiri di tempat. Dia melihat Chelsea berjalan ke sisi Timothy.Saat ini, orang tua dari anak itu sudah datang. Timothy ditarik, lalu didorong ke samping. Langkah Timothy terhuyung-huyung. Untung saja ada Chelsea yang memapah punggungnya. Chelsea melayangkan tatapan sinis ke sisi orang tua itu. Mereka pun terkejut hingga sekujur tubuh mereka merinding.Ibu dari anak itu ingin membela putranya. Dia pun berkata, “Kenapa kamu pelototi kami? Jelas-jelas anakmu duluan yang turun tangan. Coba kamu lihat bagaimana anakmu melukai anakku!”Chelsea tersenyum dingin. “Kenapa rasanya anakmu yang duluan turun tangan?”“Kamu … sembarangan! Anakku sangat patuh. Mana mungkin dia bersikap kasar?” Ibu dari anak itu memeluk anaknya, lalu mengusap air mata di wajah anaknya. “Nak, coba kamu katakan sama Mama, bagaimana dia menindasmu?”“Dia … dia pelintir tanganku ….” Si anak laki-laki itu mena
Ayah dari anak laki-laki itu tersenyum. “Sudah biasa terjadi perselisihan di antara anak-anak. Kita sebagai orang dewasa nggak seharusnya memperbesar masalah, ‘kan?”Ketika menyadari pihak lawan bisa diajak bicara, Chelsea pun tersenyum. “Kenyataan sudah terpampang jelas di depan mata. Sekarang kalian malah ingin lari dari tanggung jawab? Apa ada hal sebagus itu di dunia?”Chelsea melihat ke sisi ibunya anak. “Bukan hanya anak kalian saja, kamu juga mesti minta maaf atas perbuatanmu tadi! Kamu malah berbicara seperti itu di hadapan anak kecil, entah bagaimana kamu bisa menjadi contoh bagi anakmu.”“Pantas saja, padahal putramu sudah merusak barang orang lain, bukannya minta maaf, malah turun tangan hendak memukul. Ternyata ini tata krama yang kamu maksud.”Setelah mendengar sindiran Chelsea, si wanita merasa semakin kesal. “Jangan kira aku nggak tahu, anak perempuan ini juga anggota keluarga kalian. Dia pasti lagi membela kalian! Mentang-mentang kalian kaya dan berkuasa, kalian malah i
Setelah kembali ke lokasi perkemahan, Chelsea bergumam, “Kalau kamu nggak datang tadi, aku pasti sudah menamparnya.”“Emm?” Ferdy tersenyum. “Kalau tadi kamu beri aku isyarat mata, aku pasti akan langsung tampar mereka.”“Sudahlah.” Chelsea melambaikan tangannya. “Kasihan tanganku kesakitan karena tampar dia. Aku lihat kulit wajahnya tebal banget.”Ferdy tersenyum tipis. Wanitanya tetap saja kelihatan imut meski sedang marah.Chelsea menggandeng tangan Timothy, lalu bertanya dengan penuh perhatian, “Apa anak laki-laki itu telah melukaimu?”Timothy menggeleng. Tatapannya spontan tertuju pada diri Ferdy.Tadi Ferdy baru saja merasakan bagaimana rasanya dibela oleh seorang ayah. Dulu ketika Timothy sekolah di luar negeri, dia sering ditindas oleh teman-temannya. Mereka semua mentertawakan Timothy tidak memiliki ayah.Jadi, saat ibunya anak tadi berbicara seperti itu, Timothy juga tidak merasa terluka, sebab dia juga sudah terbiasa. Satu-satunya hal yang membuat Timothy tidak terbiasa adal
“Pak Ferdy, Bu Chelsea.” Irfan mendekat dengan sedikit canggung.Dari kejauhan, Irfan menyadari suasana mereka berdua sangat bagus. Sebenarnya dia tidak ingin mengganggu mereka. Hanya saja, orang tua dari anak tadi menunda waktu sampai sekarang baru berhasil mengumpulkan uang ganti rugi. Sekarang, ayah dari anak itu juga baru berhasil membujuk istrinya untuk minta maaf.Saat ini, si pria menarik tangan anak dan juga istrinya mengikuti langkah Irfan.Ketika melihat Ferdy, si pria langsung menunjukkan senyuman menyanjungnya. “Pak Ferdy, sikap kami tadi memang sudah keterlaluan. Kami juga sudah bayar uang ganti rugi. Sekarang kami datang untuk minta maaf kepadamu. Aku harap Pak Ferdy nggak perhitungan sama kami. Biarkan masalah ini berlalu saja.”Sambil berbicara, si pria membungkuk. Tak lupa, dia juga menekan kepala putranya yang tidak bersedia untuk menunduk itu.Chelsea melirik si wanita sekilas. “Kenapa? Sepertinya kamu nggak merasa bersalah?”“Bukan, bukan.” Si pria segera menarik is
Saat Chelsea membaca berita, hatinya terasa tidak nyaman. Selama ini, demi melindungi Timothy, Chelsea berusaha semampunya untuk tidak mengekspos selembar foto Timothy sama sekali. Sekarang, semua jerih payahnya malah dihancurkan oleh wanita itu!Bukan hanya wajah Timothy saja yang terekspos, Timothy juga diterpa oleh caci maki.Timothy hanyalah seorang anak kecil yang belum genap berusia 6 tahun! Kenapa dia malah mesti menerima cercaan orang-orang!Chelsea menggenggam ponselnya dengan erat. Dia tahu tidak seharusnya dia melepaskan mereka dengan gampangnya!Saat matahari baru terbit, Chelsea sudah mengatur semuanya dengan mengerahkan koneksi anggota Zenith. Setelah itu, seperti biasanya Chelsea duluan bangun untuk mempersiapkan sarapan untuk Timothy.Beberapa saat kemudian, Timothy datang ke sisi meja makan. “Selamat pagi, Mama.”“Selamat pagi, Sayang.”Chelsea meletakkan piring berisi roti tawar dan telur dadar di hadapan Timothy. Ketika melihat dia sudah mengenakan seragam rapi, Che
Ibu dari anak laki-laki itu pun terbengong setelah mendengarnya. “Kenapa nggak perlu sekolah?”“Mana aku ….” Setelah si pria melepaskan sepatunya, dia menyadari “keramaian” di dalam ruang tamu. Dia pun terbengong beberapa saat. “Pak Ferdy, kamu … kenapa kamu bisa ada di sini?”“Sepertinya kamu mesti tanya istri kesayanganmu.” Chelsea berkata dengan perlahan, “Coba tanya apa yang telah dia lakukan semalam?”Si pria menyadari sepertinya masalah sangat serius. Dia segera berjalan ke sisi istrinya. “Apa yang kamu lakukan?”“Aku ….” Belum sempat mendengar penjelasan dari sang istri, ponsel yang diletakkan di dalam saku celana si pria berdering. Dia berjalan ke sisi balkon untuk mengangkatnya. Tak lama kemudian, terdengar suara paniknya. “Kenapa kamu tiba-tiba menghentikanku? Jelas-jelas aku ….”Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon. Si pria semakin terkejut lagi. Disusul, pria itu menurunkan ponselnya, lalu berjalan ke sisi istrinya dengan kesal. Tanpa aba-aba, dia langsung menam