Chelsea menahan tangan Ferdy, lalu berpesan, “Biar aku saja yang ke sana.”Ferdy menuruti ucapan Chelsea untuk berdiri di tempat. Dia melihat Chelsea berjalan ke sisi Timothy.Saat ini, orang tua dari anak itu sudah datang. Timothy ditarik, lalu didorong ke samping. Langkah Timothy terhuyung-huyung. Untung saja ada Chelsea yang memapah punggungnya. Chelsea melayangkan tatapan sinis ke sisi orang tua itu. Mereka pun terkejut hingga sekujur tubuh mereka merinding.Ibu dari anak itu ingin membela putranya. Dia pun berkata, “Kenapa kamu pelototi kami? Jelas-jelas anakmu duluan yang turun tangan. Coba kamu lihat bagaimana anakmu melukai anakku!”Chelsea tersenyum dingin. “Kenapa rasanya anakmu yang duluan turun tangan?”“Kamu … sembarangan! Anakku sangat patuh. Mana mungkin dia bersikap kasar?” Ibu dari anak itu memeluk anaknya, lalu mengusap air mata di wajah anaknya. “Nak, coba kamu katakan sama Mama, bagaimana dia menindasmu?”“Dia … dia pelintir tanganku ….” Si anak laki-laki itu mena
Ayah dari anak laki-laki itu tersenyum. “Sudah biasa terjadi perselisihan di antara anak-anak. Kita sebagai orang dewasa nggak seharusnya memperbesar masalah, ‘kan?”Ketika menyadari pihak lawan bisa diajak bicara, Chelsea pun tersenyum. “Kenyataan sudah terpampang jelas di depan mata. Sekarang kalian malah ingin lari dari tanggung jawab? Apa ada hal sebagus itu di dunia?”Chelsea melihat ke sisi ibunya anak. “Bukan hanya anak kalian saja, kamu juga mesti minta maaf atas perbuatanmu tadi! Kamu malah berbicara seperti itu di hadapan anak kecil, entah bagaimana kamu bisa menjadi contoh bagi anakmu.”“Pantas saja, padahal putramu sudah merusak barang orang lain, bukannya minta maaf, malah turun tangan hendak memukul. Ternyata ini tata krama yang kamu maksud.”Setelah mendengar sindiran Chelsea, si wanita merasa semakin kesal. “Jangan kira aku nggak tahu, anak perempuan ini juga anggota keluarga kalian. Dia pasti lagi membela kalian! Mentang-mentang kalian kaya dan berkuasa, kalian malah i
Setelah kembali ke lokasi perkemahan, Chelsea bergumam, “Kalau kamu nggak datang tadi, aku pasti sudah menamparnya.”“Emm?” Ferdy tersenyum. “Kalau tadi kamu beri aku isyarat mata, aku pasti akan langsung tampar mereka.”“Sudahlah.” Chelsea melambaikan tangannya. “Kasihan tanganku kesakitan karena tampar dia. Aku lihat kulit wajahnya tebal banget.”Ferdy tersenyum tipis. Wanitanya tetap saja kelihatan imut meski sedang marah.Chelsea menggandeng tangan Timothy, lalu bertanya dengan penuh perhatian, “Apa anak laki-laki itu telah melukaimu?”Timothy menggeleng. Tatapannya spontan tertuju pada diri Ferdy.Tadi Ferdy baru saja merasakan bagaimana rasanya dibela oleh seorang ayah. Dulu ketika Timothy sekolah di luar negeri, dia sering ditindas oleh teman-temannya. Mereka semua mentertawakan Timothy tidak memiliki ayah.Jadi, saat ibunya anak tadi berbicara seperti itu, Timothy juga tidak merasa terluka, sebab dia juga sudah terbiasa. Satu-satunya hal yang membuat Timothy tidak terbiasa adal
“Pak Ferdy, Bu Chelsea.” Irfan mendekat dengan sedikit canggung.Dari kejauhan, Irfan menyadari suasana mereka berdua sangat bagus. Sebenarnya dia tidak ingin mengganggu mereka. Hanya saja, orang tua dari anak tadi menunda waktu sampai sekarang baru berhasil mengumpulkan uang ganti rugi. Sekarang, ayah dari anak itu juga baru berhasil membujuk istrinya untuk minta maaf.Saat ini, si pria menarik tangan anak dan juga istrinya mengikuti langkah Irfan.Ketika melihat Ferdy, si pria langsung menunjukkan senyuman menyanjungnya. “Pak Ferdy, sikap kami tadi memang sudah keterlaluan. Kami juga sudah bayar uang ganti rugi. Sekarang kami datang untuk minta maaf kepadamu. Aku harap Pak Ferdy nggak perhitungan sama kami. Biarkan masalah ini berlalu saja.”Sambil berbicara, si pria membungkuk. Tak lupa, dia juga menekan kepala putranya yang tidak bersedia untuk menunduk itu.Chelsea melirik si wanita sekilas. “Kenapa? Sepertinya kamu nggak merasa bersalah?”“Bukan, bukan.” Si pria segera menarik is
Saat Chelsea membaca berita, hatinya terasa tidak nyaman. Selama ini, demi melindungi Timothy, Chelsea berusaha semampunya untuk tidak mengekspos selembar foto Timothy sama sekali. Sekarang, semua jerih payahnya malah dihancurkan oleh wanita itu!Bukan hanya wajah Timothy saja yang terekspos, Timothy juga diterpa oleh caci maki.Timothy hanyalah seorang anak kecil yang belum genap berusia 6 tahun! Kenapa dia malah mesti menerima cercaan orang-orang!Chelsea menggenggam ponselnya dengan erat. Dia tahu tidak seharusnya dia melepaskan mereka dengan gampangnya!Saat matahari baru terbit, Chelsea sudah mengatur semuanya dengan mengerahkan koneksi anggota Zenith. Setelah itu, seperti biasanya Chelsea duluan bangun untuk mempersiapkan sarapan untuk Timothy.Beberapa saat kemudian, Timothy datang ke sisi meja makan. “Selamat pagi, Mama.”“Selamat pagi, Sayang.”Chelsea meletakkan piring berisi roti tawar dan telur dadar di hadapan Timothy. Ketika melihat dia sudah mengenakan seragam rapi, Che
Ibu dari anak laki-laki itu pun terbengong setelah mendengarnya. “Kenapa nggak perlu sekolah?”“Mana aku ….” Setelah si pria melepaskan sepatunya, dia menyadari “keramaian” di dalam ruang tamu. Dia pun terbengong beberapa saat. “Pak Ferdy, kamu … kenapa kamu bisa ada di sini?”“Sepertinya kamu mesti tanya istri kesayanganmu.” Chelsea berkata dengan perlahan, “Coba tanya apa yang telah dia lakukan semalam?”Si pria menyadari sepertinya masalah sangat serius. Dia segera berjalan ke sisi istrinya. “Apa yang kamu lakukan?”“Aku ….” Belum sempat mendengar penjelasan dari sang istri, ponsel yang diletakkan di dalam saku celana si pria berdering. Dia berjalan ke sisi balkon untuk mengangkatnya. Tak lama kemudian, terdengar suara paniknya. “Kenapa kamu tiba-tiba menghentikanku? Jelas-jelas aku ….”Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon. Si pria semakin terkejut lagi. Disusul, pria itu menurunkan ponselnya, lalu berjalan ke sisi istrinya dengan kesal. Tanpa aba-aba, dia langsung menam
Kedap suara di rumah subsidi ini tidaklah bagus. Dalam seketika, suara tangis histeris si wanita menarik perhatian tetangga-tetangganya.Irfan pergi membubarkan para “penonton”. “Jangan sampai ada yang menyebar masalah hari ini. Kalau nggak, aku akan minta tanggung jawab dari kalian.”Para tetangga tidak tahu apa yang telah terjadi. Hanya saja, begitu mendengar peringatan Irfan, mereka semua juga takut akan menimbulkan masalah. Mereka bergegas pulang ke rumah masing-masing.Setelah semuanya membubarkan diri, Chelsea dan Ferdy meninggalkan tempat bersama. Mereka tidak lagi menghiraukan wanita yang sedang menangis itu.Sementara, pengacara dan Irfan masih tinggal di rumah subsidi itu. Mereka bertugas dalam mengurus prosedur selanjutnya. Si wanita berani menyebar gosip tidak benar di internet. Sudah sepantasnya dia menerima ganjarannya.Begitu keluar rumah, Ferdy pun bertanya, “Bagaimana kondisi Timothy saat ini?”“Dia masih belum tahu masalah di internet. Aku hanya cari alasan biar dia
“Kami ….” Baru saja Chelsea ingin menjelaskan, Kendrian pun tersenyum. “Selamat buat kalian!”Usai berbicara, Kendrian melangkah ke dalam rumah.Chelsea masih terbengong di tempat. Beberapa saat kemudian, dia baru menatap bayangan punggung Kendrian sembari merenungkan sesuatu. Entah kenapa dia merasa seperti sedang ilusi saja.Sepertinya Chelsea dapat mendengar nada kecewa dari suara Kendrian tadi. Chelsea menghela napas ringan, lalu berkata pada Olivia, “Timothy masih nggak tahu masalah ini.”Langkah kaki Olivia yang sedang melangkah ke atas tangga berhenti. Dia menoleh untuk melihat Chelsea. “Kamu nggak beri tahu dia?”“Emm, masalah ini bisa terjadi juga karena ulah orang dewasa. Biarkan orang dewasa saja yang menyelesaikan masalah ini. Dia masih kecil, nggak ada bagusnya dia mengetahui masalah ini.”Apa pun ceritanya, Chelsea ingin mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melindungi keluguan Timothy. Dunia orang dewasa sangat kotor. Chelsea tidak ingin Timothy merasakannya sekarang.C