Saat Ferdy keluar negeri waktu itu, Chelsea tidak mengantarnya ke bandara. Dia sedang duduk di dalam ruang kerja sembari melamun menatap langit di luar jendela. Di benaknya terlintas memori dirinya dan Ferdy selama beberapa saat ini.Tiba-tiba muncul bayangan tubuh Ferdy di hadapannya. Chelsea menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan pemikiran “kotor” di benaknya.Pada saat ini, Bella memasuki ruangan untuk mengantar hasil desain musim terbaru.Chelsea menekan-nekan keningnya, lalu menunjuk bagian kosong di atas meja. “Letakkan saja. Aku akan lihat nanti.”Bella menuruti perintah Chelsea untuk meletakkan dokumen. Kemudian, dia mengungkit masalah lain, “Bu Chelsea, apa kamu tahu masalah Niady Jewelry memiliki duta merek?”Chelsea mengangkat kepalanya. “Merek itu masih tergolong sangat baru. Mereka malah sudah menemukan duta merek dengan waktu secepat ini?”“Duta merek studio mereka itu bos mereka sendiri.”“Apa?” Chelsea bertanya dengan tersenyum, “Sonia lagi main intrik apa lagi, si
Setelah membahas masalah lelang amal, makan bersama Chelsea dan Yunita juga sudah selesai.Selesai membayar, mereka berdua berjalan keluar hotel. Tiba-tiba Yunita bertanya, “Bagaimana kondisi Pak Antoni?”Chelsea tersenyum tidak berdaya. “Sekarang nggak ada kabar itu adalah kabar yang paling bagus.”Yunita merasa sedikit kecewa. Kemudian, dia pun berkata, “Jangan putus asa. Aku percaya sama teknik pengobatan di Hope dan juga percaya sama kamu. Pak Antoni pasti akan segera siuman.”Chelsea mengangguk. “Emm, aku juga berharap seperti itu.”Setelah itu, Chelsea melihat Yunita memasuki mobil. Mobil melaju pergi di kegelapan. Angin malam berembus membuat Chelsea sedikit menggigil.Pada saat ini, ponsel di dalam tas Chelsea berdering. Chelsea mengeluarkan ponselnya. Dia menerima pesan masuk dari Ferdy.[ Kamu nggak tanya aku sudah tiba dengan selamat? ]Dari tulisan ini, sepertinya Chelsea dapat membayangkan sosok Ferdy yang sedang mengerutkan keningnya. Dengan berpikir seperti itu, hati Che
Acara lelang dimulai tepat pada waktunya.Demi acara lelang kali ini, Chelsea menyuruh staf Rumah Lelang Sejahtera untuk mempersiapkan 12 jenis barang lelang. Semua barang itu merupakan hasil koleksinya dalam beberapa tahun ini.Waktu itu, Chelsea membelinya dengan harga tidak tergolong tinggi. Namun, seiring berjalannya waktu, apalagi iklan atas koleksi-koleksi ini, harga setiap barang lelang tidaklah rendah lagi. Hanya Chelsea sendiri yang tahu berapa besar keuntungan yang didapatkannya.Saat ini, Chelsea bersandar di sisi jendela kayu sembari menatap para konglomerat yang sedang membuka harga di bawah sana. Dia dapat merasakan uang sedang mengalir ke dalam rekeningnya, suasana hatinya otomatis terasa sangat gembira. Dia duduk menyilangkan kedua kaki sembari menggoyang kakinya.Sepatu hak tinggi yang dikenakan Chelsea juga ikut bergoyang. Bagian kaki yang mengenakan stoking hitam itu kelihatan sangat menawan.Pada saat ini, Chelsea mendengar suara Sonia yang sedang membuka harga. Sua
Kepikiran hal ini, Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia menunjukkan sikap paling percaya dirinya untuk melontarkan kata-kata yang sudah dipersiapkan sebelumnya.Sonia yang berada di atas pentas kelihatan sangat elegan. Setiap gerak-geriknya menunjukkan wibawa seorang istri orang kaya saja.Setelah selesai berpidato, terdengar kembali suara tepuk tangan meriah dari bawah pentas.Tangan Sonia yang menggenggam mic pun sudah dipenuhi oleh keringat. Namun, dia malah merasa sangat gembira. Dia menatap Chelsea sembari mengangkat-angkat alisnya, menunjukkan ekspresi provokasi.Pada saat ini, Yunita mengambil kembali mic. “Tentu saja, selain ingin mengucapkan terima kasih atas kemurahan hati semuanya, aku juga ingin berterima kasih kepada Rumah Lelang Sejahtera yang sudah menyuplai barang lelang kali ini. Sekarang mari kita persilakan penanggung jawab Rumah Lelang Sejahtera, Bu Chelsea, untuk naik ke atas pentas.”Usai mendengar, raut wajah Sonia menjadi pucat. Dia menatap Yunita dengan kaget,
Setelah Sandy menuruni mobil, bayangan tubuhnya seketika menghilang dari pandangan Malcolm.Malcolm menyembunyikan ekspresi dingin di wajahnya, lalu tersenyum. Terus terbayang sikap arogan Chelsea tadi di benaknya ….Seorang wanita saja tahu bagaimana cara untuk melindungi orang-orang sekitarnya. Namun, Sandy malah hanya kepikiran cara untuk menyakiti satu sama lain.Malcolm menyandarkan tangan di samping jendela. Dia menopang kepala sembari menekan-nekan keningnya. Saat dia merasakan perasaan aneh di hatinya, keningnya spontan berkerut. Dia memaksakan diri untuk menekan perasaan itu, kembali menunjukkan sikap dingin seperti biasanya.Sebenarnya tadi Malcolm ingin mengancam Chelsea untuk jangan menelusuri masalah itu lagi. Hanya saja, tiba-tiba dia berubah pikiran.Malcolm sungguh penasaran bagaimana ekspresi Chelsea setelah mengetahui kenyataan. Semuanya pasti akan terasa sangat menarik.Berhubung wanita itu sangat mementingkan orang di sekitar, Malcolm akan membuatnya merasakan rasan
Tiga menit sebelumnya, ibu kota Negara Tewana mengalami gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter!Chelsea tidak bisa duduk diam lagi. Dia mengambil ponselnya untuk menghubungi Ferdy. Suara dingin dari operator di ujung telepon membuat hati Chelsea terasa dingin.Cahaya matahari memancar ke dalam jendela. Namun, kedua tangan Chelsea gemetar hingga hampir kehilangan tenaga untuk menggenggam ponselnya!Tidak … Ferdy pasti akan baik-baik saja!Chelsea berusaha untuk menenangkan dirinya. Kemudian, dia menggerakkan internal Zenith untuk menghubungi anggota kelompok yang ikut serta dalam proyek cip di Negara Tewana. Selain itu, Chelsea juga menghubungi tim evakuasi, lalu mempersiapkan keberangkatan mereka ke ibu kota Negara Tewana pada malam itu.Chelsea meninggalkan Soraya Jewelry dengan buru-buru. Dia tidak tahu setelah dia pergi, kepala departemen personalia datang untuk mengantar dokumen.Asisten menjamu kepala departemen personalia. “Tadi Bu Chelsea perginya buru-buru, sepertinya ada urusa
Saat berada di Zenith, Chelsea pernah mengikuti misi evakuasi sebanyak belasan kali. Dia tergolong berpengalaman. Hanya saja, saat mobil memasuki kawasan gempa bumi, Chelsea masih merasa syok untuk menghadapi gambaran miris di hadapannya.Chelsea memalingkan kepalanya, berusaha untuk tidak melihat potongan tubuh yang berlumuran darah di atas lantai.Di hadapan kekuatan alam semesta ini, manusia bagai seekor semut saja yang sangat tidak berdaya.Kali ini, hati Chelsea semakin terasa tidak tenang saja. Meskipun Ferdy sangat hebat, tubuhnya juga bukan terbuat dari baja. Bagaimana Chelsea bisa meyakinkan dirinya bahwa Ferdy akan baik-baik saja?Hati Chelsea seolah-olah telah disayat-sayat. Beberapa kali dia merasa kesulitan untuk bernapas. Saat menuruni mobil, Chelsea bahkan tidak bisa berdiri dengan tegak. Untung saja ada yang memapahnya dari belakang.“Bu Yola, apa kamu baik-baik saja?”“Aku baik-baik saja.” Chelsea menggeleng, berusaha untuk menenangkan dirinya. “Apa kamu sudah berhasi
Saat tiba di reruntuhan pabrik, mereka semua mengira Chelsea akan jatuh pingsan. Siapa sangka, reaksi Chelsea malah lebih cepat daripada mereka. Dia langsung mengambil alat pendeteksi kehidupan untuk mencari Ferdy di dalam reruntuhan.Ketika melihat situasi ini, para anggota lainnya segera turun tangan untuk membantu. Semakin besar kekuatan, semakin besar kemungkinan untuk menemukan target.Detik demi detik berlalu. Mereka berhasil menyelamatkan beberapa orang. Chelsea sedang melakukan pengobatan luka secara sederhana, lalu menyuruh anggota lainnya untuk mengantar korban gempa ke pos penanganan gempa pemerintah setempat.Matahari di siang hari sangat terik. Darah di cedera korban kelihatan sangat jelas. Chelsea merasa lelah hingga tatapannya menjadi berbayang-bayang. Dia juga tidak sanggup memegang suntik lagi ….Di saat merasa linglung, Chelsea malah melihat sosok Ardi sedang memapahnya dengan satu tangan. “Jangan urus aku lagi! Selamatkan yang lain dulu!”Chelsea menggelengkan kepala