Saat berada di Zenith, Chelsea pernah mengikuti misi evakuasi sebanyak belasan kali. Dia tergolong berpengalaman. Hanya saja, saat mobil memasuki kawasan gempa bumi, Chelsea masih merasa syok untuk menghadapi gambaran miris di hadapannya.Chelsea memalingkan kepalanya, berusaha untuk tidak melihat potongan tubuh yang berlumuran darah di atas lantai.Di hadapan kekuatan alam semesta ini, manusia bagai seekor semut saja yang sangat tidak berdaya.Kali ini, hati Chelsea semakin terasa tidak tenang saja. Meskipun Ferdy sangat hebat, tubuhnya juga bukan terbuat dari baja. Bagaimana Chelsea bisa meyakinkan dirinya bahwa Ferdy akan baik-baik saja?Hati Chelsea seolah-olah telah disayat-sayat. Beberapa kali dia merasa kesulitan untuk bernapas. Saat menuruni mobil, Chelsea bahkan tidak bisa berdiri dengan tegak. Untung saja ada yang memapahnya dari belakang.“Bu Yola, apa kamu baik-baik saja?”“Aku baik-baik saja.” Chelsea menggeleng, berusaha untuk menenangkan dirinya. “Apa kamu sudah berhasi
Saat tiba di reruntuhan pabrik, mereka semua mengira Chelsea akan jatuh pingsan. Siapa sangka, reaksi Chelsea malah lebih cepat daripada mereka. Dia langsung mengambil alat pendeteksi kehidupan untuk mencari Ferdy di dalam reruntuhan.Ketika melihat situasi ini, para anggota lainnya segera turun tangan untuk membantu. Semakin besar kekuatan, semakin besar kemungkinan untuk menemukan target.Detik demi detik berlalu. Mereka berhasil menyelamatkan beberapa orang. Chelsea sedang melakukan pengobatan luka secara sederhana, lalu menyuruh anggota lainnya untuk mengantar korban gempa ke pos penanganan gempa pemerintah setempat.Matahari di siang hari sangat terik. Darah di cedera korban kelihatan sangat jelas. Chelsea merasa lelah hingga tatapannya menjadi berbayang-bayang. Dia juga tidak sanggup memegang suntik lagi ….Di saat merasa linglung, Chelsea malah melihat sosok Ardi sedang memapahnya dengan satu tangan. “Jangan urus aku lagi! Selamatkan yang lain dulu!”Chelsea menggelengkan kepala
Chelsea jatuh pingsan. Dia demam tinggi selama 3 hari 3 malam.Selama 3 hari ini, Chelsea sempat terbangun beberapa kali. Hanya saja, dia tidak sanggup membuka matanya. Meskipun demikian, dia tetap bisa merasakan ada sebuah tangan kasar yang sedang menggandeng tangannya.Chelsea sedang dikurung dalam mimpinya. Dia sungguh berharap orang yang menggandeng tangannya itu bisa menariknya kembali ke kehidupan nyata.Selama beberapa hari ini, Chelsea sudah mimpi buruk sebanyak 4 kali. Di dalam mimpinya terlihat langit yang berwarna merah darah. Dia berjalan di dalam reruntuhan, seolah-olah dapat mencium debu yang melayang di dalam udara.Chelsea terbatuk-batuk sembari berjalan maju. Tiba-tiba ada sekelompok orang yang berlari ke sisinya. Saat Chelsea tidak sempat merespons, dia pun ditarik pergi oleh seorang pria bermasker hitam.Sebenarnya Chelsea ingin bertanya. Hanya saja, dia tidak sanggup untuk membuka mulutnya. Dia hanya bisa membiarkan dirinya ditarik oleh pria itu.Disusul, terdengar
Dua hari kemudian, Chelsea terbangun oleh sebuah gempa susulan. Dia membuka matanya dengan lebar. Raut khawatir Ferdy langsung terbayang di dalam matanya. Ferdy sedang berbaring di samping ranjang. Kedua tangannya memegang pegangan kedua sisi ranjang, berusaha untuk melindungi Chelsea dengan baik.Gedung sedang berguncang. Ranjang juga sedang berguncang. Terdengar suara barang-barang yang saling bertabrakan dan juga suara jerit orang-orang.Chelsea malah kelihatan sangat tenang. Tatapannya hanya tertuju pada diri Ferdy saja. Kedua mata Ferdy tidak setajam biasanya, malah kelihatan sangat polos.Beberapa saat kemudian, gempa susulan akhirnya berhenti juga.Suara ricuh seolah-olah tidak kedengaran lagi. Chelsea dapat melihat ekspresi Ferdy yang merasa lega itu.Ujung bibir Chelsea spontan melengkung ke atas. “Posisimu ini seperti ingin mati bersamaku saja?”“Mungkin kamu bisa bertahan hidup.”Saat terjadi gempa susulan, Ferdy juga sudah berpikir, sekarang mereka sedang berada di lantai
Sejak Chelsea siuman, kondisinya sudah semakin membaik. Setelah bisa menuruni ranjang, Chelsea sering membantu suster untuk mengobati korban luka di rumah sakit.Meski Chelsea merasa sibuk, tetap terlihat senyuman di wajahnya. Ferdy juga tidak menghalanginya, melainkan menemani di sisinya sembari membantunya.Hanya saja, Chelsea juga tidak pernah mengungkit mimpi buruk itu lagi. Masalah itu seolah-olah kembali menghilang dari benaknya saja. Tentu saja Ferdy juga tidak menanyakan masalah itu.Lantaran mengobati banyak orang di rumah sakit, orang yang dikenal Chelsea juga semakin banyak lagi. Saat berjalan melewati koridor, sering ada orang yang menyapanya. Bahkan, suster dan dokter hampir lupa bahwa Chelsea adalah seorang pasien.Pada malam hari, saat Chelsea kembali ke kamar pasien, Ferdy sedang berdiri di depan jendela sembari menelepon.Chelsea memperlambat langkah kakinya, tetapi tetap saja ketahuan oleh Ferdy. Ferdy menoleh untuk menatapnya. Setelah berpesan terhadap orang di ujung
Sebutir peluru melayang menembus pundak pria tersebut! Dia menjerit kesakitan, lalu jatuh tergeletak di belakang. Darah segar merembes pakaian yang dikenakannya.Chelsea segera memapahnya. Saat ini, Chelsea baru menyadari ternyata orang yang menyelamatkannya hanyalah seorang pemuda yang berumur sekitar 17 tahun saja. Jelas sekali peluru itu ditujukan kepada diri Chelsea! Kenapa pemuda ini malah membantu Chelsea?Tanpa berpikir panjang, Chelsea langsung membawa pemuda ke ujung ruangan untuk menghindar dari sasaran pembunuh.Darah masih tak berhenti mengalir dari luka di tubuh pemuda. Chelsea berusaha untuk menghentikan darah di pundak dengan sepotong kain.Tak disangka, pemuda itu malah menahan tangan Chelsea, lalu menjerit dengan sisa tenaganya. Ucapan yang dilontarkannya menggunakan bahasa daerah. Chelsea tidak tahu maksud dari ucapan si pemuda. Hanya saja, ada orang di koridor yang memahaminya. Tiba-tiba di menjerit dengan emosi tinggi.Dalam hitungan detik, suara pistol dan suara j
Selanjutnya, Ferdy menyuruh anggotanya untuk membawa pergi pembunuh-pembunuh itu dari rumah sakit. Mereka semua dikurung di dalam sebuah gedung di sekitar.Di dalam ruangan, si anggota tim evakuasi berjongkok sembari memainkan pistol hasil sitaannya. Ketika mendengar ada suara buka pintu, dia menoleh. “Bu Yola, Pak Ferdy.”Mereka berdua memasuki ruangan. Chelsea mengambil salah sebuah pistol, lalu menarik pelatuk, dan langsung menodongnya di kepala pembunuh itu.“Siapa yang memerintahmu untuk beraksi di rumah sakit?” Suara tanya Chelsea sangat dingin. Terlintas ekspresi membunuh di wajahnya. Chelsea bukan marah karena orang-orang ini melakukan tindak kejahatan demi mendapatkan uang, melainkan marah karena perbuatan mereka telah melukai orang tidak bersalah.Orang-orang di rumah sakit telah menerima pukulan besar akibat gempa bumi. Sekarang, mereka malah menerima pukulan baru lagi! Orang-orang ini memang pantas untuk mati!Pembunuh tidak berbicara. Sepertinya dia mengira Chelsea tidak a
Setelah berjalan keluar kamar pasien, Chelsea menarik tangan Ferdy. “Apa yang kalian katakan tadi?”“Aku bilang kamu datang buat minta maaf.” Ferdy menggandeng tangan Chelsea, membawanya meninggalkan tempat. “Ayahnya anak itu menolak. Katanya, justru anaknya merasa bangga bisa menyelamatkanmu. Kalau dia menerima permintaan maaf darimu, sepertinya Tuhan juga nggak akan memaafkan mereka.”Chelsea terbengong. “Tapi ….”Ketika kepikiran dengan gambaran si pemuda mengadang di hadapan Chelsea, da seolah-olah kepikiran dengan anggota timnya yang gugur demi menyelamatkannya ….Rasa penyesalan yang dipendam Chelsea selama ini kembali membaluti hatinya. Dia menunduk, lalu berkata dengan lara, “Aku nggak berharap dia menyelamatkanku. Aku sudah menanggung banyak utang budi. Seumur hidupku, aku juga nggak akan bisa melunasinya.”Langkah kaki Ferdy berhenti. Mereka berdua berhenti di depan jendela. Cahaya rembulan menyinar ke sisi mereka.“Apa kamu pernah berpikir, sebenarnya mereka juga nggak ingin
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me