“Kamu berasal dari Keluarga Soraya?” tanya Gloria dengan geram.Chelsea terbengong sejenak. Dia juga bingung dengan tatapan geram mendadak dari Gloria.Satu detik kemudian, Gloria langsung berdiri di tempat, lalu menyeret Chelsea untuk keluar rumah.Ketika melihat gambaran ini, Ferdy bergegas menahan pundak Gloria, lalu bertanya dengan serius, “Ada apa?”Chelsea juga merasa bingung. “Bukannya perbincangan kita berlangsung lancar? Kenapa kamu tiba-tiba mengusirku?”“Kalau aku tahu kamu itu berasal dari Keluarga Soraya, aku pasti nggak akan mengizinkanmu ke rumah! Sekarang kalian keluar dari rumahku! Kalau nggak, jangan salahkan aku mengusir kalian dengan sapu!” Suara Gloria terdengar keras. “Pergi! Pergi! Tempat ini nggak menyambut kedatangan kalian!”Ketika menyadari emosi Gloria membara, Chelsea hanya bisa mengalah saja. “Baik, kami pulang dulu, tapi ….”“Pergi!” Gloria tidak memberi sedikit pun kesempatan untuk diskusi. Dia menarik tangan Chelsea dengan emosi tinggi.Chelsea takut ak
Keesokan paginya, saat Chelsea masih tidur lelap, dia pun dibangunkan oleh suara gedor pintu.Setelah menenangkan Timothy, Chelsea baru menuruni ranjang. Dia dapat melihat raut wajah serius Ferdy di depan sana.“Ada apa?”“Nenek Gloria sudah meninggal.”“Apa?” Kali ini, Chelsea tidak lagi merasa mengantuk. Dia mencengkeram lengan Ferdy dengan tatapan tidak percaya. “Mana mungkin? Bukannya dia masih baik-baik saja semalam?”Nada bicara Ferdy sangat datar. “Tadi pagi saat penduduk Kota Ariwa pergi memancing, mereka menyadari jasad Nenek Gloria. Sekarang polisi sedang berkumpul di sana.”“Bagaimana ….” Chelsea sungguh tidak percaya. Dia segera mengenakan jaket, lalu berjalan keluar pintu. “Kamu bawa aku ke sana!”Cuaca sedang mendung. Awan gelap sedang mengepul di atas Kota Ariwa. Bahkan, juga tercium bau tertekan dan serius dari udara sekitar.Pada saat ini, ada banyak penduduk sedang berkerumun di pinggir jembatan. Polisi juga sudah menarik garis polisi.Dengan tak gampangnya, Chelsea
Setelah kembali ke Kota Mahara, Chelsea menyelidiki masalah Erma di Soraya Group. Namun, setelah membongkar semua data karyawan selama bertahun-tahun ini, tetap tidak ditemukan ada karyawan yang bernama Erma.Dari mulut supervisor, dapat diketahui bahwa 20 tahun silam, Soraya Group pernah melenyapkan beberapa dokumen lama. Jangan-jangan dokumen Erma juga telah dilenyapkan.Selama 20 tahun ini, pekerja internal Soraya Group silih berganti. Sangatlah sulit untuk bisa bertanya kepada karyawan yang bekerja pada 20 tahun silam. Kali ini, petunjuk terputus.Demi hal ini, Chelsea juga sudah sakit kepala selama beberapa hari ini.Pada hari Jumat pagi, Olivia mengajak Chelsea pergi ke rumah sakit. Ketika bertemu, Olivia menyadari suasana hatinya sangat tidak bagus.“Ada apa? Apa belakangan ini pekerjaanmu nggak lancar?” tanya Olivia.Chelsea menggeleng. “Bukan, belakangan ini aku lagi menyelidiki seseorang, tapi petunjuknya terputus.”Olivia merasa heran. “Apa ada orang yang nggak berhasil kamu
Sepuluh menit kemudian, setelah Olivia mendapatkan informasi, dia pun berkata dengan syok, “Astaga! Padahal Sonia sudah makan pil KB sebanyak itu, tapi dia masih saja ingin hamil? Sepertinya otak dia yang mesti diperiksa.”Chelsea merasa bingung, lalu kembali bertanya, “Kenapa orang yang makan pil KB malah datang ke rumah sakit untuk konsultasi kehamilan?”Kali ini, Olivia terbengong sejenak. “Maksudmu … bukan dia yang mengambil inisiatif untuk mengonsumsi pil KB?”“Emm.” Chelsea memikirkan kembali ekspresi Sonia ketika meninggalkan rumah sakit tadi. Sepertinya besar kemungkinan hasil diagnosis telah mendatangkan pukulan besar baginya. Tak disangka, Sandy akan bersikap begitu rendahan. Daripada memaksa Sonia untuk mengonsumsi pil KB secara terang-terangan, sepertinya akan lebih menyedihkan jika diberi pil KB secara diam-diam.“Aneh sekali ….” Olivia menggaruk kepalanya. “Bukannya Sandy ingin menikahinya? Kenapa dia nggak izinin Sonia buat hamil?”Chelsea menjawab dengan perlahan, “Di
Chelsea tidak memasukkan ke hati masalah memergoki Olivia di rumah sakit.Keesokan harinya adalah akhir pekan. Tadinya Chelsea berencana untuk tidur hingga siang hari. Hanya saja, pagi harinya dia pun dibangunkan oleh suara bel pintu.Chelsea menuruni tangga, lalu tampak Ardi sudah membuka pintu untuk Ferdy. Kemudian, tampak Ferdy menenteng kotak makanan di tangannya dan ada juga Maura di sampingnya.Kening Chelsea tampak berkerut. “Kenapa kamu kemari lagi?”“Aku bikin sedikit pangsit untuk sarapan.” Usai berbicara, Ferdy berjalan ke dalam dapur di bawah tatapan kaget Chelsea.Maura berlari ke hadapan Chelsea, lalu mengangkat wajah imutnya, “Papa juga bikin kue. Aku bikin kue itu jadi bentuk kucing belang!”“Oh, ya?” Chelsea berjongkok, lalu memeluk Maura ke dalam pelukannya. Dia mengendus aroma wangi di tubuh Maura. Hatinya pun hampir luluh.Maura mengangguk dengan kuat. Dia mengangkat tangannya untuk memperagakan ekspresi kucing. Keimutannya membuat suasana hati Chelsea membaik.“Sek
Saat Ferdy keluar negeri waktu itu, Chelsea tidak mengantarnya ke bandara. Dia sedang duduk di dalam ruang kerja sembari melamun menatap langit di luar jendela. Di benaknya terlintas memori dirinya dan Ferdy selama beberapa saat ini.Tiba-tiba muncul bayangan tubuh Ferdy di hadapannya. Chelsea menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan pemikiran “kotor” di benaknya.Pada saat ini, Bella memasuki ruangan untuk mengantar hasil desain musim terbaru.Chelsea menekan-nekan keningnya, lalu menunjuk bagian kosong di atas meja. “Letakkan saja. Aku akan lihat nanti.”Bella menuruti perintah Chelsea untuk meletakkan dokumen. Kemudian, dia mengungkit masalah lain, “Bu Chelsea, apa kamu tahu masalah Niady Jewelry memiliki duta merek?”Chelsea mengangkat kepalanya. “Merek itu masih tergolong sangat baru. Mereka malah sudah menemukan duta merek dengan waktu secepat ini?”“Duta merek studio mereka itu bos mereka sendiri.”“Apa?” Chelsea bertanya dengan tersenyum, “Sonia lagi main intrik apa lagi, si
Setelah membahas masalah lelang amal, makan bersama Chelsea dan Yunita juga sudah selesai.Selesai membayar, mereka berdua berjalan keluar hotel. Tiba-tiba Yunita bertanya, “Bagaimana kondisi Pak Antoni?”Chelsea tersenyum tidak berdaya. “Sekarang nggak ada kabar itu adalah kabar yang paling bagus.”Yunita merasa sedikit kecewa. Kemudian, dia pun berkata, “Jangan putus asa. Aku percaya sama teknik pengobatan di Hope dan juga percaya sama kamu. Pak Antoni pasti akan segera siuman.”Chelsea mengangguk. “Emm, aku juga berharap seperti itu.”Setelah itu, Chelsea melihat Yunita memasuki mobil. Mobil melaju pergi di kegelapan. Angin malam berembus membuat Chelsea sedikit menggigil.Pada saat ini, ponsel di dalam tas Chelsea berdering. Chelsea mengeluarkan ponselnya. Dia menerima pesan masuk dari Ferdy.[ Kamu nggak tanya aku sudah tiba dengan selamat? ]Dari tulisan ini, sepertinya Chelsea dapat membayangkan sosok Ferdy yang sedang mengerutkan keningnya. Dengan berpikir seperti itu, hati Che
Acara lelang dimulai tepat pada waktunya.Demi acara lelang kali ini, Chelsea menyuruh staf Rumah Lelang Sejahtera untuk mempersiapkan 12 jenis barang lelang. Semua barang itu merupakan hasil koleksinya dalam beberapa tahun ini.Waktu itu, Chelsea membelinya dengan harga tidak tergolong tinggi. Namun, seiring berjalannya waktu, apalagi iklan atas koleksi-koleksi ini, harga setiap barang lelang tidaklah rendah lagi. Hanya Chelsea sendiri yang tahu berapa besar keuntungan yang didapatkannya.Saat ini, Chelsea bersandar di sisi jendela kayu sembari menatap para konglomerat yang sedang membuka harga di bawah sana. Dia dapat merasakan uang sedang mengalir ke dalam rekeningnya, suasana hatinya otomatis terasa sangat gembira. Dia duduk menyilangkan kedua kaki sembari menggoyang kakinya.Sepatu hak tinggi yang dikenakan Chelsea juga ikut bergoyang. Bagian kaki yang mengenakan stoking hitam itu kelihatan sangat menawan.Pada saat ini, Chelsea mendengar suara Sonia yang sedang membuka harga. Sua
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me