Berhubung wanita gila itu tidak bersedia untuk buka suara, Chelsea dan yang lainnya terpaksa tinggal di Kota Ariwa untuk menemaninya menghabiskan waktu.Untung saja anak-anak betah di Kota Ariwa. Jadi, daripada kembali sekolah, anak-anak lebih bersedia untuk main di Kota Ariwa.Setelah menunggu selama beberapa hari ini, akhirnya Chelsea menerima pesan dari wanita gila.Chelsea dan Ferdy segera berangkat ke kediamannya. Begitu memasuki pintu, tampak wanita gila sedang duduk di tengah-tengah halaman. Saat ini, wanita itu tidak kelihatan gila seperti biasa, melainkan kelihatan sangat rapi.Semalam, wanita itu telah membasuh tubuhnya, lalu mengganti pakaian bersih. Dia juga telah memotong rambutnya sendiri, rambut pendeknya kelihatan tidak rapi. Model rambut ini memang kelihatan lucu, tapi setidaknya sangat rapi.“Duduk.”Pada saat ini, si wanita menunjuk 2 bangku di sisinya, mempersilakan mereka untuk duduk.Chelsea tersadar dari bengongnya, lalu mendekati si wanita dengan perlahan. Setel
“Kamu berasal dari Keluarga Soraya?” tanya Gloria dengan geram.Chelsea terbengong sejenak. Dia juga bingung dengan tatapan geram mendadak dari Gloria.Satu detik kemudian, Gloria langsung berdiri di tempat, lalu menyeret Chelsea untuk keluar rumah.Ketika melihat gambaran ini, Ferdy bergegas menahan pundak Gloria, lalu bertanya dengan serius, “Ada apa?”Chelsea juga merasa bingung. “Bukannya perbincangan kita berlangsung lancar? Kenapa kamu tiba-tiba mengusirku?”“Kalau aku tahu kamu itu berasal dari Keluarga Soraya, aku pasti nggak akan mengizinkanmu ke rumah! Sekarang kalian keluar dari rumahku! Kalau nggak, jangan salahkan aku mengusir kalian dengan sapu!” Suara Gloria terdengar keras. “Pergi! Pergi! Tempat ini nggak menyambut kedatangan kalian!”Ketika menyadari emosi Gloria membara, Chelsea hanya bisa mengalah saja. “Baik, kami pulang dulu, tapi ….”“Pergi!” Gloria tidak memberi sedikit pun kesempatan untuk diskusi. Dia menarik tangan Chelsea dengan emosi tinggi.Chelsea takut ak
Keesokan paginya, saat Chelsea masih tidur lelap, dia pun dibangunkan oleh suara gedor pintu.Setelah menenangkan Timothy, Chelsea baru menuruni ranjang. Dia dapat melihat raut wajah serius Ferdy di depan sana.“Ada apa?”“Nenek Gloria sudah meninggal.”“Apa?” Kali ini, Chelsea tidak lagi merasa mengantuk. Dia mencengkeram lengan Ferdy dengan tatapan tidak percaya. “Mana mungkin? Bukannya dia masih baik-baik saja semalam?”Nada bicara Ferdy sangat datar. “Tadi pagi saat penduduk Kota Ariwa pergi memancing, mereka menyadari jasad Nenek Gloria. Sekarang polisi sedang berkumpul di sana.”“Bagaimana ….” Chelsea sungguh tidak percaya. Dia segera mengenakan jaket, lalu berjalan keluar pintu. “Kamu bawa aku ke sana!”Cuaca sedang mendung. Awan gelap sedang mengepul di atas Kota Ariwa. Bahkan, juga tercium bau tertekan dan serius dari udara sekitar.Pada saat ini, ada banyak penduduk sedang berkerumun di pinggir jembatan. Polisi juga sudah menarik garis polisi.Dengan tak gampangnya, Chelsea
Setelah kembali ke Kota Mahara, Chelsea menyelidiki masalah Erma di Soraya Group. Namun, setelah membongkar semua data karyawan selama bertahun-tahun ini, tetap tidak ditemukan ada karyawan yang bernama Erma.Dari mulut supervisor, dapat diketahui bahwa 20 tahun silam, Soraya Group pernah melenyapkan beberapa dokumen lama. Jangan-jangan dokumen Erma juga telah dilenyapkan.Selama 20 tahun ini, pekerja internal Soraya Group silih berganti. Sangatlah sulit untuk bisa bertanya kepada karyawan yang bekerja pada 20 tahun silam. Kali ini, petunjuk terputus.Demi hal ini, Chelsea juga sudah sakit kepala selama beberapa hari ini.Pada hari Jumat pagi, Olivia mengajak Chelsea pergi ke rumah sakit. Ketika bertemu, Olivia menyadari suasana hatinya sangat tidak bagus.“Ada apa? Apa belakangan ini pekerjaanmu nggak lancar?” tanya Olivia.Chelsea menggeleng. “Bukan, belakangan ini aku lagi menyelidiki seseorang, tapi petunjuknya terputus.”Olivia merasa heran. “Apa ada orang yang nggak berhasil kamu
Sepuluh menit kemudian, setelah Olivia mendapatkan informasi, dia pun berkata dengan syok, “Astaga! Padahal Sonia sudah makan pil KB sebanyak itu, tapi dia masih saja ingin hamil? Sepertinya otak dia yang mesti diperiksa.”Chelsea merasa bingung, lalu kembali bertanya, “Kenapa orang yang makan pil KB malah datang ke rumah sakit untuk konsultasi kehamilan?”Kali ini, Olivia terbengong sejenak. “Maksudmu … bukan dia yang mengambil inisiatif untuk mengonsumsi pil KB?”“Emm.” Chelsea memikirkan kembali ekspresi Sonia ketika meninggalkan rumah sakit tadi. Sepertinya besar kemungkinan hasil diagnosis telah mendatangkan pukulan besar baginya. Tak disangka, Sandy akan bersikap begitu rendahan. Daripada memaksa Sonia untuk mengonsumsi pil KB secara terang-terangan, sepertinya akan lebih menyedihkan jika diberi pil KB secara diam-diam.“Aneh sekali ….” Olivia menggaruk kepalanya. “Bukannya Sandy ingin menikahinya? Kenapa dia nggak izinin Sonia buat hamil?”Chelsea menjawab dengan perlahan, “Di
Chelsea tidak memasukkan ke hati masalah memergoki Olivia di rumah sakit.Keesokan harinya adalah akhir pekan. Tadinya Chelsea berencana untuk tidur hingga siang hari. Hanya saja, pagi harinya dia pun dibangunkan oleh suara bel pintu.Chelsea menuruni tangga, lalu tampak Ardi sudah membuka pintu untuk Ferdy. Kemudian, tampak Ferdy menenteng kotak makanan di tangannya dan ada juga Maura di sampingnya.Kening Chelsea tampak berkerut. “Kenapa kamu kemari lagi?”“Aku bikin sedikit pangsit untuk sarapan.” Usai berbicara, Ferdy berjalan ke dalam dapur di bawah tatapan kaget Chelsea.Maura berlari ke hadapan Chelsea, lalu mengangkat wajah imutnya, “Papa juga bikin kue. Aku bikin kue itu jadi bentuk kucing belang!”“Oh, ya?” Chelsea berjongkok, lalu memeluk Maura ke dalam pelukannya. Dia mengendus aroma wangi di tubuh Maura. Hatinya pun hampir luluh.Maura mengangguk dengan kuat. Dia mengangkat tangannya untuk memperagakan ekspresi kucing. Keimutannya membuat suasana hati Chelsea membaik.“Sek
Saat Ferdy keluar negeri waktu itu, Chelsea tidak mengantarnya ke bandara. Dia sedang duduk di dalam ruang kerja sembari melamun menatap langit di luar jendela. Di benaknya terlintas memori dirinya dan Ferdy selama beberapa saat ini.Tiba-tiba muncul bayangan tubuh Ferdy di hadapannya. Chelsea menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan pemikiran “kotor” di benaknya.Pada saat ini, Bella memasuki ruangan untuk mengantar hasil desain musim terbaru.Chelsea menekan-nekan keningnya, lalu menunjuk bagian kosong di atas meja. “Letakkan saja. Aku akan lihat nanti.”Bella menuruti perintah Chelsea untuk meletakkan dokumen. Kemudian, dia mengungkit masalah lain, “Bu Chelsea, apa kamu tahu masalah Niady Jewelry memiliki duta merek?”Chelsea mengangkat kepalanya. “Merek itu masih tergolong sangat baru. Mereka malah sudah menemukan duta merek dengan waktu secepat ini?”“Duta merek studio mereka itu bos mereka sendiri.”“Apa?” Chelsea bertanya dengan tersenyum, “Sonia lagi main intrik apa lagi, si
Setelah membahas masalah lelang amal, makan bersama Chelsea dan Yunita juga sudah selesai.Selesai membayar, mereka berdua berjalan keluar hotel. Tiba-tiba Yunita bertanya, “Bagaimana kondisi Pak Antoni?”Chelsea tersenyum tidak berdaya. “Sekarang nggak ada kabar itu adalah kabar yang paling bagus.”Yunita merasa sedikit kecewa. Kemudian, dia pun berkata, “Jangan putus asa. Aku percaya sama teknik pengobatan di Hope dan juga percaya sama kamu. Pak Antoni pasti akan segera siuman.”Chelsea mengangguk. “Emm, aku juga berharap seperti itu.”Setelah itu, Chelsea melihat Yunita memasuki mobil. Mobil melaju pergi di kegelapan. Angin malam berembus membuat Chelsea sedikit menggigil.Pada saat ini, ponsel di dalam tas Chelsea berdering. Chelsea mengeluarkan ponselnya. Dia menerima pesan masuk dari Ferdy.[ Kamu nggak tanya aku sudah tiba dengan selamat? ]Dari tulisan ini, sepertinya Chelsea dapat membayangkan sosok Ferdy yang sedang mengerutkan keningnya. Dengan berpikir seperti itu, hati Che