Tak lama kemudian, Sonia yang mengenakan sepatu hak tinggi berjalan ke sisi Antoni. “Kakek, kamu hebat sekali. Dulu aku juga pernah memancing, tapi aku nggak berhasil mendapatkan 1 ekor pun!”Antoni memasukkan ikan ke dalam keranjang, lalu meliriknya sekilas. “Kamu?”“Namaku Sonia. Aku ….”“Temanku,” sela Sandy. Saat melihat tatapan Sonia, raut wajah Sandy tidak berubah sama sekali.Antoni melihat mereka berdua. Sepertinya dia mengerti bagaimana hubungan mereka. Teman? Jelas-jelas wanita ini adalah simpanan yang disembunyikan Sandy!Hanya saja, Antoni juga tidak ingin ikut campur dalam masalah anak muda. Dia berlagak bodoh, lalu berkata, “Berhubung kamu itu temannya Sandy, kamu duduk dulu. Harap maklum kalau aku nggak menjamumu dengan baik.”Ketika menyadari Antoni bersikap sungkan, Sonia menahan rasa sedihnya, lalu tersenyum padanya. “Terima kasih, Kakek.”Antoni kembali memasang umpan, sekaligus berpesan, “Sandy, jarang-jarang kamu bawa teman ke rumah. Gimana kalau kamu bawa dia keli
Sejak perjanjian pernikahan ditiadakan, Antoni tidak pernah mendengar kabar Diana lagi. Dia tahu Diana butuh waktu untuk mencerna masalah itu, itulah sebabnya dia tidak mengganggu Diana.Saat ini, ketika Sonia mengungkit Diana dengan raut serius, entah kenapa hati Antoni terasa tidak tenang. Dia segera bertanya, “Ada apa dengan Diana?”“Kondisinya nggak begitu bagus.” Sonia menghela napas. “Kakek tahu sendiri betapa pentingnya Ferdy di hati Diana. Pembatalan pernikahan itu adalah pukulan besar bagi Diana. Aku juga baru tahu kabar Diana dari manajernya. Sekarang Diana mengidap depresi. Dia bahkan lagi mengonsumsi obat.”Usai mendengar, Antoni sungguh merasa kasihan. “Dia … kenapa dia nggak bilang sama aku!”Suara Sonia terdengar terisak-isak. “Kakek tahu sendiri karakter Diana. Dia selalu memendam masalah di dalam hatinya. Itulah sebabnya dia bisa depresi.”“Anak itu!” Antoni merasa gelisah. “Padahal waktu itu, aku ingin membantunya, tapi dia malah mengambil inisiatif untuk melepaskan p
Sonia kesulitan untuk bernapas. Pada akhirnya, Sandy pun melepaskan tangannya.Dalam seketika, Sonia langsung jatuh duduk di lantai. Dia bernapas dengan kuat untuk menstabilkan detak jantungnya.Sandy melirik Sonia sekilas. Dia tidak sedikit pun merasa kasihan terhadap wanita ini. “Kalau kamu berani bertingkah lagi, jangan salahkan aku akan bersikap sadis terhadapmu.”“Kenapa ….” Suara Sonia kedengaran serak. Ketika mengangkat kepalanya, tampak Sandy sudah meninggalkan tempat.Tatapan Sonia tertuju pada bayangan punggung Sandy. Hatinya bagai disayat-sayat saja. Padahal Sonia selalu ingin melakukan yang terbaik untuk Sandy, tapi Sandy malah selalu menyakitinya.Sebenarnya Sonia perlu berkorban berapa banyak lagi? Bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan hati Sandy!…Malam harinya, Sonia diusir dari kediaman sebelum makan malam.Antoni melirik sekeliling, lalu bertanya, “Di mana Sonia?”Sandy membalas, “Dia ada urusan mendadak.”“Oh, begitu ….” Antoni juga tidak berpikir panjang lagi. D
Waktu berlalu dengan cepat. Produk baru akhir tahun Soraya Jewelry sudah dirilis. Saat ini, Chelsea baru menyadari keesokan harinya sudah tanggal 31 Desember.Keesokan harinya, Olivia menghubungi Chelsea di pagi hari. Dia mengingatkan Chelsea untuk datang tepat waktu.Selesai menerima panggilan, Chelsea masih merasa ragu. Kemudian, tampak Timothy memasuki kamar dengan mengambil setelan jas kecil.“Mama, gimana kalau aku pakai ini saja?” tanya Timothy dengan serius.Chelsea penasaran. “Ngapain kamu berpakaian seformal ini?”Timothy pun tersenyum. “Bi Olivia juga mengundangku. Dia ingin aku dan Mama pergi ke acara pesta malam Tahun Baru.”“Emm?” Kali ini, Chelsea dapat merasakan ada yang aneh. Olivia bahkan tidak melepaskan Timothy. Dia berjongkok, lalu menatap mata Timothy. “Kamu jujur sama Mama. Apa Bibi Olivia beri tahu kamu sesuatu yang nggak diketahui Mama?”Timothy merasa bingung. “Apa yang nggak diketahui Mama?”Chelsea terdiam membisu. Jika Chelsea tahu, apa namanya dia tidak men
Olivia dapat melihat nama di atas layar ponsel Chelsea. Reaksi pertama Olivia adalah langsung menghalangi Chelsea untuk mengangkat panggilan.“Chels, kamu sudah janji akan merayakan Tahun Baru bersamaku. Kamu nggak boleh ingkar janji, ya!”Chelsea menatap Olivia beberapa saat. Dia membiarkan ponselnya berdering.Olivia semakin gugup saja. Dia merasa dering ponsel Chelsea sangat mengganggu.“Sebenarnya, Ferdy juga ajak aku ketemuan malam ini.” Chelsea menurunkan ponselnya dengan perlahan. “Dia bilang dia ingin jelaskan kata-kata yang nggak sempat dia katakan waktu itu.”Olivia merasa syok. Apa? Kebetulan sekali? Ferdy juga berencana untuk mengutarakan perasaannya di malam Tahun Baru?“Gimana dengan kamu?” Olivia berusaha untuk mencari tahu. “Bagaimana pemikiranmu?”“Berhubung ucapan itu nggak sempat untuk dikatakan, aku rasa dia nggak usah mengatakannya lagi.”Hingga hari ini, Chelsea baru memikirkannya dengan jelas dan sudah membuat keputusan. Berhubung Chelsea sudah melewatkannya, tid
Diana spontan terbengong. “Bukan … apa yang aku katakan itu kenyataan. Tiba-tiba Kakek ingin memancing di malam hari. Aku pun kembali ke rumah untuk mengambil perlengkapan memancing. Saat aku kembali, Kakek pun sudah jatuh ke dalam danau ….”“Apa ada kebetulan seperti ini? Keamanan vila sangat terjaga. Selain kamu dan Kakek, nggak ada orang lain di tepi danau. Jangan-jangan Ayah terpeleset dan jatuh sendiri ke danau?”Vera berjalan maju. Tanpa berpikir panjang, dia langsung mendorong kesalahan ke diri Diana. Dia sungguh takut anggota Keluarga Milano lainnya akan menyalahkan mereka berdua.“Diana, biasanya Ayah memperlakukanmu dengan sangat baik. Bukannya hanya masalah membatalkan pernikahan? Apa perlu kamu bersikap sadis?”“Sudahlah, jangan sembarangan bicara lagi.” Brian masih bisa berpikir dengan rasional. Dia menatap Diana dengan mengerutkan keningnya. “Tapi, nggak seharusnya kamu meninggalkan Ayah sendirian di tepi danau. Kalau terjadi apa-apa dengan Ayah, kamu mesti tanggung jawab
“Nyawa Pak Antoni sudah berhasil diselamatkan. Hanya saja, berhubung otak besarnya kehilangan oksigen dalam waktu lama, kami nggak bisa memastikan kapan pasien bisa siuman.”Dokter tidak menjelaskan lagi, tetapi semua orang di tempat juga memahaminya. Antoni sedang dalam keadaan koma.Setelah keluar dari ruang IGD, Antoni pun dipindahkan ke ruang ICU. Anggota Keluarga Milano merasa bingung, seolah-olah telah kehilangan arwah mereka saja.Tiba-tiba Sandy mendorong semua kesalahan ke diri Ferdy. “Kenapa kamu nggak setuju dengan ajakan Kakek untuk pulang ke rumah! Kalau kamu ada di rumah, nggak akan terjadi masalah seperti ini!”Ferdy menatap Sandy dengan dingin, seolah-olah sedang menyaksikan pertunjukan seorang badut saja. Tatapan Ferdy penuh dengan hinaan.Sandy sungguh emosi. Dia langsung menarik kerah pakaian Ferdy. “Jangan kira aku nggak tahu … kamu menolak ajakan Kakek demi berkencan dengan Chelsea, ‘kan! Demi seorang wanita, kamu malah bisa mengesampingkan apa pun! Sekarang Kakek
Seiring dengan suara Irfan, terdengar suara letusan kembang api dari ujung telepon.Ferdy menunduk melihat jam tangannya sekilas. Sekarang sedang tepat jam 12 malam. Ferdy melewatkan kebersamaannya dengan Chelsea lagi.Lima tahun sebelumnya, Ferdy juga sedang berada di rumah sakit. Kemiripan ini membuat Ferdy merasa kaget.Selain suara kembang api, terdengar lagi suara jeritan. “Setuju! Setuju!”Kening Ferdy tampak berkerut. “Chelsea lagi ngapain?”Irfan melihat gambaran di depan mata. Dia ingin sekali menangis saat ini. “Pak Ferdy, aku akan menjawab pertanyaanmu, tapi aku harap kamu bisa menenangkan dirimu saja.” Sembari berbicara, Irfan sembari memejamkan kedua matanya. “Pak Kendrian sedang mengutarakan perasaan kepada Bu Chelsea.”Panggilan seketika terputus.Irfan hampir saja menangis saat ini. Apa-apaan ini ….Di sisi lain, Chelsea menatap Kendrian yang sedang memegang bunga segar. Tadi di bawah letusan kembang api, Kendrian menggunakan suara paling serius, bertanya pada Chelsea,
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me