Damian dan Vera mengantar Antoni ke vila. Kemudian, mereka pun menelepon Sandy dengan tidak sabar.“Kami sudah sampai. Kapan kamu akan ke sini?”“Tergantung sikon. Kalian temani Kakek dengan baik dulu.”Setelah memberi jawaban asal-asalan, Sandy pun membuat alasan untuk mengakhiri panggilan.Pada saat ini, Sonia mendekati Sandy, lalu bersandar di atas dadanya. “Telepon dari orang tuamu?”“Jangan bertanya terlalu banyak,” peringati Sandy dengan dingin. Saat Sandy meletakkan ponsel di atas nakas, dia pun bertanya dengan acuh tak acuh, “Apa kamu ada rencana di malam Tahun Baru?”Sonia merasa kaget. “Apa kamu ingin merayakan Tahun Baru bersamaku?”“Emm.” Sandy melihat ke sisi Sonia. Tatapannya kelihatan sangat lembut. “Kita sudah kenal lama, sepertinya aku nggak pernah temani kamu untuk merayakan hari apa pun.”“Ternyata kamu tahu juga!” Sonia masih bersandar di dalam pelukan Sandy. “Bukan sepertinya, tapi kamu memang nggak pernah kepikiran untuk menemaniku. Tapi berhubung kamu kepikiran u
Baru saja Chelsea memasuki lokasi syuting, William pun tiba juga.Sharon menyambut dengan tersenyum. “Bu Chelsea, kamu datangnya tepat waktu banget, ya!”Chelsea menatap Sharon dengan tatapan tidak bersahabat. “Kamu kerjaannya cari masalah buat aku saja.”Sharon hanya bisa tersenyum. “Semua ini juga bukan ide aku seorang diri. Semua ini keputusan tim promosi. Siapa suruh reputasi kamu bagus banget sekarang. Kami pun ….”“Cukup.” Hati Chelsea sungguh terasa penat. Jika dia tidak memotong ucapan Sharon, sepertinya dia akan memuji dengan semakin kelewatan lagi.Sharon merangkul lengan Chelsea, lalu bertanya dengan suara kecil, “Sewaktu telepon waktu itu, aku masih belum sempat tanya, gimana hubungan kamu dengan Pak Ferdy? Apa benar kamu berencana untuk nikah lagi sama dia?”Chelsea menjawab dengan acuh tak acuh, “Nggak, semua itu hanya pemikirannya sendiri.”“Oh, begitu ….”Sharon merasa agak kecewa. Saat menyadari Chelsea sedang menatapnya, dia langsung tersenyum lebar. “Sekarang aku baw
Chelsea menghentikan langkahnya, lalu menoleh untuk melihat Sonia. Dia mengangkat-angkat alisnya dengan perlahan. “Ada urusan apa?”Jelas-jelas Chelsea kelihatan malas-malasan, tapi wibawanya tetap terasa cukup kuat.Sonia tertegun sejenak, lalu melirik William sekilas. “Bukannya kamu sudah mempublikasikan pernikahanmu dengan Ferdy? Sekarang kamu malah bikin gosip baru sama William? Kamu sibuk banget, ya!”“Apa yang lagi kamu katakan?” Sharon berjalan maju. “Sonia, dulu karena kamu cukup berkontribusi untuk Orchida Perfume, aku pun selalu toleransi sama kamu. Tapi, seharusnya kamu sadar apa yang sudah kamu lakukan.” Sambil berbicara, raut wajah Sharon menjadi muram. “Kalau kamu bersikap semena-mena lagi, aku juga nggak bakal sungkan sama kamu!”Sonia merasa lucu. “Kamu itu presdir perusahaan cabang Orchida, kenapa kamu malah jadi anjingnya Chelsea saja? Majikanmu saja belum bersuara, kamu malah sudah menggonggong?”“Jaga mulutmu!” ucap Chelsea dengan ketus. Padahal Chelsea baru maju se
Diana mengidap penyakit depresi. Dia sedang melakukan pengobatan.Awalnya manajer tidak ingin memberi tahu masalah ini kepada Sonia. Sebab, dia merasa akan lebih aman jika hanya diketahui oleh sedikit orang. Namun sekarang, ketika melihat Sonia masih ingin membantu Diana, dia pun terpaksa memberi tahu kondisi Diana kepada Sonia. Dia hanya tidak berharap ada konflik di antara mereka.Saat manajer mengirim pesan kepada Sonia, sesekali dia mengintip ke sisi Diana.[ Kata dokter, sekarang Diana lagi butuh istirahat dan makan obat dengan teratur. Kita nggak boleh memancing emosinya. Dengan begitu, kondisinya baru akan membaik. ][ Apa pun ceritanya, aku ingin berterima kasih sama kamu. Hanya kamu saja yang masih bersedia membela Diana. ]Setelah membaca pesan masuk ini, Sonia berpikir sejenak. Dia pun kepikiran sebuah ide brilian, lalu segera mengetik.[ Kamu seharusnya beri tahu masalah ini dari awal. Sekarang aku malah baru perhatian sama Diana. Aku memang parah sekali! ]Namun, tidak ter
Tak lama kemudian, Sonia yang mengenakan sepatu hak tinggi berjalan ke sisi Antoni. “Kakek, kamu hebat sekali. Dulu aku juga pernah memancing, tapi aku nggak berhasil mendapatkan 1 ekor pun!”Antoni memasukkan ikan ke dalam keranjang, lalu meliriknya sekilas. “Kamu?”“Namaku Sonia. Aku ….”“Temanku,” sela Sandy. Saat melihat tatapan Sonia, raut wajah Sandy tidak berubah sama sekali.Antoni melihat mereka berdua. Sepertinya dia mengerti bagaimana hubungan mereka. Teman? Jelas-jelas wanita ini adalah simpanan yang disembunyikan Sandy!Hanya saja, Antoni juga tidak ingin ikut campur dalam masalah anak muda. Dia berlagak bodoh, lalu berkata, “Berhubung kamu itu temannya Sandy, kamu duduk dulu. Harap maklum kalau aku nggak menjamumu dengan baik.”Ketika menyadari Antoni bersikap sungkan, Sonia menahan rasa sedihnya, lalu tersenyum padanya. “Terima kasih, Kakek.”Antoni kembali memasang umpan, sekaligus berpesan, “Sandy, jarang-jarang kamu bawa teman ke rumah. Gimana kalau kamu bawa dia keli
Sejak perjanjian pernikahan ditiadakan, Antoni tidak pernah mendengar kabar Diana lagi. Dia tahu Diana butuh waktu untuk mencerna masalah itu, itulah sebabnya dia tidak mengganggu Diana.Saat ini, ketika Sonia mengungkit Diana dengan raut serius, entah kenapa hati Antoni terasa tidak tenang. Dia segera bertanya, “Ada apa dengan Diana?”“Kondisinya nggak begitu bagus.” Sonia menghela napas. “Kakek tahu sendiri betapa pentingnya Ferdy di hati Diana. Pembatalan pernikahan itu adalah pukulan besar bagi Diana. Aku juga baru tahu kabar Diana dari manajernya. Sekarang Diana mengidap depresi. Dia bahkan lagi mengonsumsi obat.”Usai mendengar, Antoni sungguh merasa kasihan. “Dia … kenapa dia nggak bilang sama aku!”Suara Sonia terdengar terisak-isak. “Kakek tahu sendiri karakter Diana. Dia selalu memendam masalah di dalam hatinya. Itulah sebabnya dia bisa depresi.”“Anak itu!” Antoni merasa gelisah. “Padahal waktu itu, aku ingin membantunya, tapi dia malah mengambil inisiatif untuk melepaskan p
Ini sudah tengah malam, tapi rumah keluarga Soraya terang benderang.Di dalam kamar, Chelsea Soraya sedang mengenakan gaun pengantin dan duduk di depan meja rias.Dia meletakkan wedding veil putih di atas kepalanya dengan lembut, untuk menutupi bekas luka mengerikan di wajah kirinya, supaya membuatnya lebih enak dipandang.Hari ini seharusnya hari bahagia bagi Chelsea, karena dia akan menjadi menantu keluarga Milano.Terdengar suara di menyebalkan di depan pintu, “Ma, anak desa itu jelek sekali. Memangnya keluarga Milano akan menerimanya?”“Bagaimana kalau kamu menikah dengan pria buta itu?”Shania mengerutkan kening dan berkata, “Nggak! Ferdy Milano sudah nggak berguna dan nggak bisa apa-apa lagi setelah menjadi buta. Aku nggak mau masa depanku hancur di tangannya!”Ferdy bukan hanya buta, tapi juga berpenyakitan. Pria itu pasti akan mati muda. Dia tidak ingin menjanda di usia muda!“Kamu ....” Johanna baru saja hendak mengatakan sesuatu ketika pintu di depannya terbuka.Chelsea melan
Mendengar perkataan Ferdy, Chelsea tersenyum dan berkata, “Kamu mau menghina orang, tapi menghina diri sendiri juga. Kejam sekali pada diri sendiri.”“Kamu ....” Ferdy mengerutkan kening dan berkata, “Radi Mulyana terlilit hutang, jadi menjual putrinya sendiri untuk membayar hutang. Kamu bukannya membencinya, malah mendukungnya. Kamu ini sebenarnya sebodoh apa?”“Kudengar dia punya hutang sebanyak 200 miliar pada keluarga Milano. Aku benar-benar nggak menyangka diriku ini bernilai setinggi itu.”erharga.”Chelsea berjalan mengitari kekacauan di lantai dan berjalan ke arah Ferdy sambil tersenyum cerah. “Jadi, menurut Pak Ferdy, aku hanyalah barang. Kalau kamu mau mengembalikan aku, kamu harus bilang pada penjualnya. Apa gunanya menindasku?”“Kamu ….” Ferdy merasa dadanya sakit karena terlalu marah, bisa membayangkan ekspresi bangga di wajah wanita itu saat ini.Selagi pria itu masih terdiam, Chelsea mulai mengatakan hal penting yang ingin dia katakan, “Sebenarnya, aku bukan Shania. Nama