Pada akhirnya, Chelsea tidak sanggup menandingi Sharon. Ditambah lagi, setelah mempertimbangkan dampak dari persoalan produk palsu yang melanda Orchida Perfume, Chelsea pun merasa bersalah.Setelah mendapat persetujuan Chelsea, Sharon pun kegirangan. “Bu Chelsea, aku cinta banget sama kamu. Nanti aku pasti bakal traktir kamu makan!”Sementara itu, William yang sedang menatap bayangan punggung Chelsea pun tersenyum semakin lebar lagi.Chelsea memalingkan kepalanya kebetulan menyadari senyuman di wajah William. Dia pun merasa semakin kesal lagi. “Apa kamu sudah bisa pergi sekarang?”“Kamu mau usir aku begitu saja?” William berlagak sedih.Semakin dilihat-lihat, Chelsea merasa semakin kesal saja. “Apa kamu berencana untuk keluar dengan diseret sekuriti?”William sungguh kehabisan kata-kata. Dia tidak menyangka wanita ini akan bersikap kejam sekali.Pada saat ini, asisten masuk untuk menyampaikan sesuatu. Dapat terlihat ekspresi serbasalah di wajahnya. “Bu Chelsea, Pak Ferdy kemari.”Tanpa
Dalam sesaat, suasana di dalam ruangan berubah dingin. Ketika Ferdy tidak berbicara, hati Chelsea merasa semakin gugup saja.Jelas-jelas Chelsea sudah berpikir bagaimana cara menghadapi Ferdy. Namun ketika berhadapan langsung dengan Ferdy, pikiran Chelsea malah terasa hampa.Hati Chelsea sungguh terasa penat. Dia tidak tahu sebenarnya apa yang salah dengan dirinya.Setelah hening sejenak, akhirnya Ferdy bersuara, “Apa kamu masih ingat aku pernah mengajakmu untuk bertemu di saat malam Tahun Baru 5 tahun lalu?”Chelsea terbengong sejenak. “Emm?”“Waktu itu, ada yang ingin aku katakan padamu, tapi aku masih nggak berhasil mengatakannya.” Nada bicara Ferdy sangatlah tenang. “Masih ada 20 hari sebelum Tahun Baru. Apa kamu bersedia untuk janjian sama aku lagi? Pada hari itu, aku akan utarakan semuanya kepadamu.”Chelsea terdiam membisu. Dia tidak bisa membuat keputusan sekarang, hanya membalas dengan merasa serbasalah, “Aku sudah janjian sama Olivia.”“Kamu boleh seperti waktu itu. Kamu dul
Damian dan Vera mengantar Antoni ke vila. Kemudian, mereka pun menelepon Sandy dengan tidak sabar.“Kami sudah sampai. Kapan kamu akan ke sini?”“Tergantung sikon. Kalian temani Kakek dengan baik dulu.”Setelah memberi jawaban asal-asalan, Sandy pun membuat alasan untuk mengakhiri panggilan.Pada saat ini, Sonia mendekati Sandy, lalu bersandar di atas dadanya. “Telepon dari orang tuamu?”“Jangan bertanya terlalu banyak,” peringati Sandy dengan dingin. Saat Sandy meletakkan ponsel di atas nakas, dia pun bertanya dengan acuh tak acuh, “Apa kamu ada rencana di malam Tahun Baru?”Sonia merasa kaget. “Apa kamu ingin merayakan Tahun Baru bersamaku?”“Emm.” Sandy melihat ke sisi Sonia. Tatapannya kelihatan sangat lembut. “Kita sudah kenal lama, sepertinya aku nggak pernah temani kamu untuk merayakan hari apa pun.”“Ternyata kamu tahu juga!” Sonia masih bersandar di dalam pelukan Sandy. “Bukan sepertinya, tapi kamu memang nggak pernah kepikiran untuk menemaniku. Tapi berhubung kamu kepikiran u
Baru saja Chelsea memasuki lokasi syuting, William pun tiba juga.Sharon menyambut dengan tersenyum. “Bu Chelsea, kamu datangnya tepat waktu banget, ya!”Chelsea menatap Sharon dengan tatapan tidak bersahabat. “Kamu kerjaannya cari masalah buat aku saja.”Sharon hanya bisa tersenyum. “Semua ini juga bukan ide aku seorang diri. Semua ini keputusan tim promosi. Siapa suruh reputasi kamu bagus banget sekarang. Kami pun ….”“Cukup.” Hati Chelsea sungguh terasa penat. Jika dia tidak memotong ucapan Sharon, sepertinya dia akan memuji dengan semakin kelewatan lagi.Sharon merangkul lengan Chelsea, lalu bertanya dengan suara kecil, “Sewaktu telepon waktu itu, aku masih belum sempat tanya, gimana hubungan kamu dengan Pak Ferdy? Apa benar kamu berencana untuk nikah lagi sama dia?”Chelsea menjawab dengan acuh tak acuh, “Nggak, semua itu hanya pemikirannya sendiri.”“Oh, begitu ….”Sharon merasa agak kecewa. Saat menyadari Chelsea sedang menatapnya, dia langsung tersenyum lebar. “Sekarang aku baw
Chelsea menghentikan langkahnya, lalu menoleh untuk melihat Sonia. Dia mengangkat-angkat alisnya dengan perlahan. “Ada urusan apa?”Jelas-jelas Chelsea kelihatan malas-malasan, tapi wibawanya tetap terasa cukup kuat.Sonia tertegun sejenak, lalu melirik William sekilas. “Bukannya kamu sudah mempublikasikan pernikahanmu dengan Ferdy? Sekarang kamu malah bikin gosip baru sama William? Kamu sibuk banget, ya!”“Apa yang lagi kamu katakan?” Sharon berjalan maju. “Sonia, dulu karena kamu cukup berkontribusi untuk Orchida Perfume, aku pun selalu toleransi sama kamu. Tapi, seharusnya kamu sadar apa yang sudah kamu lakukan.” Sambil berbicara, raut wajah Sharon menjadi muram. “Kalau kamu bersikap semena-mena lagi, aku juga nggak bakal sungkan sama kamu!”Sonia merasa lucu. “Kamu itu presdir perusahaan cabang Orchida, kenapa kamu malah jadi anjingnya Chelsea saja? Majikanmu saja belum bersuara, kamu malah sudah menggonggong?”“Jaga mulutmu!” ucap Chelsea dengan ketus. Padahal Chelsea baru maju se
Diana mengidap penyakit depresi. Dia sedang melakukan pengobatan.Awalnya manajer tidak ingin memberi tahu masalah ini kepada Sonia. Sebab, dia merasa akan lebih aman jika hanya diketahui oleh sedikit orang. Namun sekarang, ketika melihat Sonia masih ingin membantu Diana, dia pun terpaksa memberi tahu kondisi Diana kepada Sonia. Dia hanya tidak berharap ada konflik di antara mereka.Saat manajer mengirim pesan kepada Sonia, sesekali dia mengintip ke sisi Diana.[ Kata dokter, sekarang Diana lagi butuh istirahat dan makan obat dengan teratur. Kita nggak boleh memancing emosinya. Dengan begitu, kondisinya baru akan membaik. ][ Apa pun ceritanya, aku ingin berterima kasih sama kamu. Hanya kamu saja yang masih bersedia membela Diana. ]Setelah membaca pesan masuk ini, Sonia berpikir sejenak. Dia pun kepikiran sebuah ide brilian, lalu segera mengetik.[ Kamu seharusnya beri tahu masalah ini dari awal. Sekarang aku malah baru perhatian sama Diana. Aku memang parah sekali! ]Namun, tidak ter
Tak lama kemudian, Sonia yang mengenakan sepatu hak tinggi berjalan ke sisi Antoni. “Kakek, kamu hebat sekali. Dulu aku juga pernah memancing, tapi aku nggak berhasil mendapatkan 1 ekor pun!”Antoni memasukkan ikan ke dalam keranjang, lalu meliriknya sekilas. “Kamu?”“Namaku Sonia. Aku ….”“Temanku,” sela Sandy. Saat melihat tatapan Sonia, raut wajah Sandy tidak berubah sama sekali.Antoni melihat mereka berdua. Sepertinya dia mengerti bagaimana hubungan mereka. Teman? Jelas-jelas wanita ini adalah simpanan yang disembunyikan Sandy!Hanya saja, Antoni juga tidak ingin ikut campur dalam masalah anak muda. Dia berlagak bodoh, lalu berkata, “Berhubung kamu itu temannya Sandy, kamu duduk dulu. Harap maklum kalau aku nggak menjamumu dengan baik.”Ketika menyadari Antoni bersikap sungkan, Sonia menahan rasa sedihnya, lalu tersenyum padanya. “Terima kasih, Kakek.”Antoni kembali memasang umpan, sekaligus berpesan, “Sandy, jarang-jarang kamu bawa teman ke rumah. Gimana kalau kamu bawa dia keli
Sejak perjanjian pernikahan ditiadakan, Antoni tidak pernah mendengar kabar Diana lagi. Dia tahu Diana butuh waktu untuk mencerna masalah itu, itulah sebabnya dia tidak mengganggu Diana.Saat ini, ketika Sonia mengungkit Diana dengan raut serius, entah kenapa hati Antoni terasa tidak tenang. Dia segera bertanya, “Ada apa dengan Diana?”“Kondisinya nggak begitu bagus.” Sonia menghela napas. “Kakek tahu sendiri betapa pentingnya Ferdy di hati Diana. Pembatalan pernikahan itu adalah pukulan besar bagi Diana. Aku juga baru tahu kabar Diana dari manajernya. Sekarang Diana mengidap depresi. Dia bahkan lagi mengonsumsi obat.”Usai mendengar, Antoni sungguh merasa kasihan. “Dia … kenapa dia nggak bilang sama aku!”Suara Sonia terdengar terisak-isak. “Kakek tahu sendiri karakter Diana. Dia selalu memendam masalah di dalam hatinya. Itulah sebabnya dia bisa depresi.”“Anak itu!” Antoni merasa gelisah. “Padahal waktu itu, aku ingin membantunya, tapi dia malah mengambil inisiatif untuk melepaskan p
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me