Saat Ferdy menerima panggilan dari Chelsea di larut malam, dia pun merasa gembira. Ferdy mengangkat panggilan. Ujung bibirnya spontan melengkung ke atas. “Ada masalah apa?”Chelsea berterus terang. “Apa otakmu bermasalah? Kenapa kamu memberikan sahammu kepada Zenith?”Ferdy terbengong sejenak. Sepertinya bocah cilik itu sama sekali tidak mengindahkan kata-katanya di siang hari tadi.Lantaran tidak mendapat balasan, Chelsea lanjut bertanya, “Apa kamu pernah ketemu dengan Malcolm?”Selesai makan malam, Chelsea terus memikirkan masalah ini. Satu-satunya penjelasan Ferdy melakukan keputusan bodoh ini adalah dia telah melakukan transaksi dengan Malcolm.“Ferdy, jangan sok pintar, oke? Apa perlu kamu ikut campur dalam masalahku? Jangan kira dengan kamu mengeluarkan 15% sahammu, aku bakal berterima kasih kepadamu.” Chelsea sungguh merasa gusar. “Apa kamu nggak tahu kamu sudah jatuh ke dalam perangkap Malcolm?”“Aku tahu,” balas Ferdy dengan perlahan, “Tapi kalau aku diberi 1 kesempatan lagi,
“Aku hanya ingin ngobrol saja. Kenapa Bu Chelsea malah jaga jarak sama aku?”Sandy berjalan mendekatinya, lalu berkata dengan tersenyum, “Dengar-dengar Ferdy ingin nikah lagi sama kamu? Aku sungguh penasaran dengan pemikiranmu.”“Sepertinya pemikiranku nggak ada hubungannya sama Pak Sandy?” Sikap Chelsea memang dingin, tetapi dia tidak membuat Sandy menghentikan aksinya. Dia berjalan ke hadapan Chelsea, lalu menunduk untuk menatap wajah indah si wanita.Seketika tatapan Sandy menjadi muram. “Bu Chelsea, sebelumnya aku sudah pernah ngomong sama kamu. Kita bisa menjadi partner kerja sama yang sangat baik. Sampai saat ini, aku masih belum mengubah pikiranku. Aku terus menunggu Bu Chelsea. Kamu mesti percaya kalau aku sangat memprioritaskanmu. Aku sungguh nggak rela kamu melangkah ke jalan yang salah.”Sandy mengangkat tangannya hendak mengibaskan rambut panjang Chelsea ke belakang. Namun, tangannya tidak berhasil menyentuh apa pun.Chelsea melangkah mundur, lalu tertawa. “Jalanku salah a
“Pak Ferdy lagi dinas ke perbatasan. Telah terjadi sesuatu dengan proyek dermaga. Pak Ferdy menyuruhku tinggal di perusahaan demi memantau Pak Sandy. Jadi, aku nggak pergi bersamanya. Bu Chelsea, aku tahu nggak seharusnya aku berbicara terlalu banyak, tapi … aku sungguh mencemaskan Pak Ferdy.”Irfan tidak memberi tahu Chelsea dengan jelas. Hanya saja, samar-samar Chelsea dapat menebak kepergian Ferdy kali ini pasti berhubungan dengan Malcolm.Setelah Chelsea menyelesaikan pekerjaan di Soraya Jewelry, dia segera menaiki pesawat jadwal tercepat untuk terbang ke perbatasan.Apa pun ceritanya, Ferdy bisa terlibat dalam masalah ini juga gara-gara Chelsea. Jadi, tidak mungkin Chelsea tinggal diam.Keesokan paginya, akhirnya pesawat mendarat. Chelsea menelepon Niko untuk menjemputnya.Kedatangan Chelsea terlalu mendadak, Niko pun sangat penasaran. Ketika bertemu dengan Chelsea, dia langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”“Apa belakangan ini ada kabar Kak Malcolm?” Chelsea malah berta
“Aku paling benci orang sok berpendidikan seperti kalian. Nggak ada yang bisa dipercaya dari omongan kalian.” Si Gemuk meludah ke sisi lantai. “Asal kamu tahu, aku nggak akan menyerahkan dermaga ini. Lebih baik kamu segera usir anggotamu dari sini! Kalau nggak, aku akan gantung jasad mereka di atas jemuran!”Kondisi di perbatasan sangatlah kacau. Tindak kekerasan dan senjata api merajalela. Jika si Gemuk sudah berbicara seperti ini, itu berarti dia pasti akan melakukannya.Namun, Ferdy malah tidak kelihatan takut sama sekali. Dia menatap si Gemuk. “Dermaga sudah dibeli. Kalian hanya mengelola sebuah perusahaan logistik kecil-kecilan saja. Apa kalian kira dengan membunuhku, kalian bisa mempertahankan bisnis kalian?”“Kamu ….” Si Gemuk meletakkan kaca di atas leher Ferdy. Dia berkata dengan galak, “Kamu benar-benar nggak takut mati?”Bagian tajam kaca menggores kulit Ferdy. Darah segar seketika mewarnai lehernya. Namun, Ferdy bahkan tidak mengernyitkan keningnya sama sekali. “Kalau kamu
Setelah meninggalkan kontainer, Chelsea baru menyadari tatapan yang menempel di dirinya. Dia spontan mengerutkan keningnya. “Sudah cukup lihatnya? Apa kamu juga ingin ditusuk?”Senyuman di wajah Ferdy semakin lebar saja. “Kamu sengaja datang ke sini demi menyelamatkanku?”Chelsea memelototi Ferdy. “Jangan berpikir kebanyakan. Aku bisa ke sini karena aku masih punya hati nurani.”Chelsea juga tidak ingin berbicara kebanyakan. Dia menoleh melirik kontainer sekilas, lalu mengalihkan topik pembicaraan. “Kamu nggak ngerti bagaimana berhubungan dengan orang-orang itu. Kenapa kamu malah datang sendirian? Apa kamu nggak ingin hidup lagi?”“Ketika menghadapi preman seperti mereka, kita nggak bisa menggunakan cara biasa ketika berbisnis. Kamu mesti langsung mengancam mereka. Semuanya akan lebih efektif daripada kamu bernegosiasi sama mereka.”Saat perjalanan kemari, Chelsea telah memahami latar belakang si Gemuk dari Niko. Itulah sebabnya dia memilih untuk menampakkan diri dengan cara seperti ta
Chelsea membuka pintu kamar dengan tidak senang. Dia bersandar di daun pintu, kemudian kakinya menindih ke sisi kerangka pintu. Kelihatan sekali dia tidak bermaksud mengundang Ferdy memasuki kamarnya. Chelsea bertanya dengan acuh tak acuh, “Ada urusan?”“Tadi siang, aku lupa nanya kamu.” Ferdy menatap mata Chelsea, lalu bertanya dengan perlahan, “Kenapa kamu bisa tahu aku ada di perbatasan?”“Aku sempat ketemu sama Sandy. Omong kosongnya lumayan banyak. Aku nggak sengaja dapat ilham dari dia.” Chelsea juga malas mengatakannya dengan detail. Dia langsung menunjukkan wajah dinginnya. “Aku sudah kenal Malcolm selama bertahun-tahun. Aku lebih memahami dia daripada kamu. Kalau kamu melakukan transaksi sama dia, kamu nggak mungkin akan untung sama sekali.”“Sekarang kamu juga sudah lihat sendiri. Malcolm minta saham dari kamu, tapi dia nggak benar-benar ingin bekerja sama denganmu. Yang dia inginkan itu seluruh Milano Group, ditambah sebuah kambing hitam. Sandy pun adalah kandidat yang tepat
Punggung Ferdy tertancap pisau. Untung saja, tusukan itu tidak mengenai organ dalam tubuhnya. Jadi, kondisinya tidaklah berbahaya.Bunyi sirene di hotel hanyalah sebuah kesalahpahaman saja. Tidak terjadi kebakaran sama sekali, melainkan ada orang yang sengaja menghidupkan sirene kebakaran.Mengenai orang itu … kamera CCTV hotel tidak berhasil merekamnya. Orang itu merusak sirene di area yang tidak tertangkap kamera.Setelah Chelsea mengetahui apa yang terjadi di hotel tadi, dia pun menyampaikan kepada Ferdy yang sedang berbaring di atas ranjang. “Sekarang aku juga nggak tahu orang yang merusak sirene tanda kebakaran itu sama nggak dengan orang yang menusukmu.”“Nggak peduli sama atau bukan, bukannya tetap sulit untuk menyelidikinya?” tanya Ferdy dengan acuh tak acuh.Chelsea menatap perban yang membaluti pinggang Ferdy. Terlintas aura membunuh di dalam tatapannya. “Belum tentu.”Siang hari tadi, Chelsea baru saja menusuk si Gemuk. Malam harinya, malah ada yang menusuk Ferdy. Bisa jadi
“Aku juga dihasut orang ….” Si Gemuk menelan air liurnya, lalu menjelaskan dengan waswas, “Setelah kalian pergi semalam, ada seorang pria datang dengan membawa banyak uang. Dia suruh aku utus salah seorang anak buahku untuk ke hotel ….”“Waktu itu aku lagi emosi tinggi. Ketika mendengar orang itu ingin memberi pelajaran kepada kalian, ditambah lagi uang yang dia berikan cukup banyak, aku pun tergiur. Dia pun meminjamkan anak buahku kepadanya.”Si Gemuk mengintip Chelsea dengan diam-diam, lalu bertanya dengan suara kecil, “Apa yang terjadi?”Saking marahnya, Chelsea mengangkat tangannya untuk menepuk-nepuk kepala si Gemuk. “Kamu nggak tahu apa-apa, tapi kamu malah menyerahkan anak buahmu kepadanya?”Si Gemuk memeluk kepala dengan kedua tangannya. “Namanya aku lagi emosi. Sekarang anak buahku juga masih belum kembali. Anggotaku juga nggak berhasil menghubunginya. Coba kamu lihat, aku rugi 1 anak buah sekarang. Mohon ampuni aku kali ini.”Dari tadi si Gemuk terus memeluk kepalanya dan tid
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me