Alia hanya bisa tersenyum canggung sebagai tanggapan atas kata-kata Nenek, Alia sama sekali tidak menganggap dirinya memenuhi syarat untuk menerima hadiah yang begitu berharga, lagipula, dia hanya merupakan pengantin Pengganti.Selain itu, sebagai Orang modern yang hidup di abad 21, Alia tidak bisa mempercayai kata-kata Wanita tua itu, Alia tidak mempercayai takhayul-takhayul seperti itu."Alia, kamu harus percaya pada Nenek, dulu Nenek tidak terlalu menyukai Kakek Adrian saat menikah dengannya, saat itu kami dijodohkan dan hanya bisa menurut kepada Orang tua, setelah menikah, tetap tidak ada cinta, meskipun kami berdua saling menghormati" ucap Nenek Sekar yang sepertinya sudah bisa menebak apa yang ada di dalam benak Alia"Namun, begitu Kakek Adrian mengalami kecelakaan serius dan terluka parah, saat itulah Nenek menyadari betapa Nenek peduli padanya, Nenek ingat apa yang dikatakan Ibu Nenek ketika beliau memberiku gelang Giok itu" lanjut Nenek Sekar"Nenek berharap dengan sungguh-su
"Di sini sangat panas" ucap Alia, sambil melangkah maju dan melepaskan tangannya dari telapak tangan Adrian, lalu ia mengipasi dahinyaMenurut Alia, seharusnya dia dan Adrian tidak berjalan sambil bergandengan tangan, Alia melihat tidak perlu bagi Adrian untuk memegang tangannya.Adrian menatap tajam Alia, bahkan pandangannya itu seperti menusuk ke dalam mata Alia,Alia berjalan dengan langkah yang dipercepat, sekitar 10 meter dari Adrian, Adrian melangkah ke depannya dan menghalangi jalannya, mereka tiba-tiba hampir bertabrakan karena Adrian berhasil mengejar Alia, namun Alia tidak menyadari Adrian yang sudah berada di dekatnya"Ada Apa?" ucap Alia sambil menatap Adrian"Apa yang Nenek katakan padamu saat aku naik ke atas?" ucap Adrian dengan rasa penasaran."Nenek bilang bahwa dia sangat menyukaiku" ucap Alia berpikir sejenak"Nenek sudah mengatakan hal itu saat aku masih di sana, apalagi yang Nenek katakan padamu" ucap Adrian sambil mengernyitkan dahinya"Hmm, kurasa Nenek mengulan
Seluruh Keluarga telah berkumpul di Ruang makan untuk Makan malam bersama, Rina memang terlihat sangat menyayangi Putranya, begitu melihat Adrian sudah menghabiskan bubur yang ada di depannya, Rina dengan cepat meminta Pelayan untuk membawakan makanan lainnya untuk Adrian.Adrian yang sedang tidak mood untuk berbicara hanya menganggukkan kepalanya ketika Pelayan menghidangkan bubur di depannya, lalu ia memakan bubur itu dengan lahap seperti tidak menghiraukan apapun.Alia yang tidak begitu akrab dengan semua yang ada di meja makan ini hanya bisa diam saja sepanjang acara makan malam berlangsungErvan menatap Alia selama makan malam itu, ia tidak tahu apakah Ervan sengaja atau tidak, tapi hal itu membuat Alia merasa canggung terus ditatap seperti itu, ternyata bukan hanya Alia yang memperhatikan tatapan Ervan, Adrian juga memperhatikan tatapan Ervan kepada Alia, dan ini cukup membuat Adrian merasa kesal sampai akhirnya ia bangkit dari duduknya di tengah-tenah makan malam"Ayah, ini sud
Adrian menatap Alia dengan dalam, matanya sudah penuh dengan hasrat yang seperti sulit untuk ditahan,"Apa kamu tahu mengapa mereka memberiku bubur itu?" ucap Adrian dengan suaranya yang menggoda"Aku tidak tahu" ucap Alia"Orang tuaku mungkin ingin kamu melahirkan bayi untuk Keluarga ini" ucap Adrian, namun Alia hanya bisa menundukkan kepalanya, ia tidak bisa berkata apa-apa mendengar ucapan AdrianWalaupun sebenarnya Alia sudah mengetahui hal ini, tapi dia masih merasa takut untuk mengungkapkannya,"Adrian, kamu tidak ingin aku hamil bukan? kamu telah menyatakannya dengan sangat jelas terakhir kali" ucap Alia dengan mengalihkan pandangannya ke arah lain"Ya, kamu benar" ucap Adrian membuat Alia merasa lega, karena berarti Adrian tidak akan menyentuhnya, namun sayangnya Adrian belum selesai berbicara"Tapi mari kita lupakan itu, lagipula, kita sudah menikah" ucap Adrian membuat Alia kaget,"Apa artinya ini? Apa dia ingin melakukannya lagi, tapi bukankah Adrian tidak menginginkan diri
"Sudah jelas aku sedang menunggumu dari tadi" ucap Adrian dengan acuh tak acuh sambil menatap mata Alia"Oke, ayo turun" ucap Alia setelah melihat sepertinya Adrian akan kesal jika ia bertanya lagiKemudian Alia berjalan melewatinya dan berjalan di depannya, namun sebelum dia sadar, Adrian meraih pergelangan tangannya, lalu menarik Alia dan menekan tubuhnya ke dinding Kamarnya, wajah mereka hanya berjarak beberapa centimeter saja"Apa kamu tidak bahagia" ucap Adrian dengan ekspresi wajahnya yang menunjukkan kemarahanAlia tidak menjawab pertanyaan Adrian, dia hanya mengerutkan keningnya sambil menatap wajah Adrian,"Jawab pertanyaanku" ucap Adrian dengan dingin, suara itu terdengar seperti perintah"Apa penting bagimu apakah aku bahagia atau tidak? sejak kapan kamu pernah peduli dengan perasaanku?" ucap Alia dengan nada dingin, sambil memalingkan wajahnya kesamping untuk menghindari tatapan Adrian"Kenapa kamu tidak merasa bahagia" ucap Adrian sambil mengeratkan cengkeraman tangannya
"Kenapa? kamu tinggal di Mansion ini, dan kamu tidak diminta untuk melakukan pekerjaan rumah tangga lagi, jadi kamu bisa menjadi Sopirku, dan itu cukup mudah untuk dilakukan bukan? tapi kenapa kamu terlihat tidak senang, boleh aku tahu apa alasannya? ucap Adrian sambil mencibir padanya"Baiklah, kamu benar, lebih mudah mengemudi daripada melakukan pekerjaan rumah tangga" ucap Alia pada akhirnya"Bagus" ucap Adrian, tanpa berbicara lagi Alia berjalan menuju kursi pengemudi dan masuk ke dalam mobil, lalu Bugatti Veyron itu melaju meninggalkan Mansion AW.Adrian duduk di kursi penumpang sambil memejamkan matanya, dia mengangkat tangannya sambil memijat keningnya, suasana berubah menjadi sunyi senyap, karena tidak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan.Sekitar setengah jam kemudian, Bugatti Veyron itu berhenti di tempat parkir bawah tanah DW Holding, sebelum turun dari mobil Alia melirik ke arah Adrian sambil melepaskan sabuk pengamannya, sepertinya Adrian masih tertidur dengan
Di pintu kantor CEO, Sekretaris lain dapat melihat dengan jelas Adrian dan Alia, mereka penasaran dengan hubungan wanita di sebelah Adrian, namun mereka tahu lebih baik untuk tidak membicarakan hal itu di depan Adrian"Dimana meja kerjaku" tanya Alia sambil menatap Adrian"Ikut ke Ruanganku terlebih dahulu" ucap Adrian dengan suara yang berwibawaAlia tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti langkahnya, begitu mereka berada di dalam Ruangan Adrian, Pria itu duduk tegak di sofa, lalu perlahan menyalakan sebatang rokok dengan santaiAlia berdiri di depannya sambil menunggu perintah Adrian, kemudian tidak lama setelah itu Sekretaris wanita yang dipanggil oleh Adrian berjalan masuk ke Ruangannya,"Pak Adrian, apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?" ucap Sekretaris itu sambil menatap Adrian dengan hormat"Hubungi Manager HRD untuk datang ke Ruanganku, dan minta dia untuk membawa formulir pendaftaran Karyawan baru" ucap Adrian"Baik" jawab Sekretaris itu, kemudian dia berjalan pergi"A
Alia tidak tahu bagaimana harus menanggapi pertanyaan Adrian ini, namun dia mencoba sebaik mungkin untuk tidak membuatnya bertambah marah"Baiklah, aku mengerti maksudmu" ucap Alia pada akhirnya sambil menatap Adrian dengan tenang"Bagus" ucap Adrian, setelah itu ia bangkit dari sofa, dan langsung berjalan menuju mejanya, lalu ia mengeluarkan beberapa dokumen dari laci dan menyerahkannya pada Alia"Bacalah dengan seksama dokumen-dokumen itu sebelum memulai pekerjaanmu, jangan ragu untuk bertanya padaku ketika kamu memiliki pertanyaan, dan tuliskan juga ide-idemu sendiri untuk setiap masalah yang perlu dipecahkan dan tunjukkan padaku" ucap Adrian, kedengarannya seperti Adrian memberinya banyak pekerjaanKemudian Alia bangkit dari tempat duduknya, berjalan mendekat, dan melihat dokumen-dokumen itu, lalu dia mengarahkan pandangannya ke arah Adrian,"Pak Adrian, maaf tapi aku tidak berpikir bahwa kamu seharusnya memberikan dokumen ini padaku, lagipula aku hanya anak magang dan sepertinya
Mungkin sebagai Nyonya Denaswara, Alia seharusnya mendampingi Adrian untuk menghadiri pesta itu, tapi sebagai Putri dari Keluarga Bratakusuma juga tidak salah kalau dia mendampingi Ayahnya untuk menghadiri pesta ituSementara Alia larut dalam pikirannya, Adrian masih merasa sangat kesal, dia mengemudi secara brutal, mobil melaju dengan kecepattan di atas rata-rata dan juga menyalip kendaraan yang menghalanginya, untungnya pesta itu diadakan di pinggiran kota. jadi tidak banyak orang dalam perjalanan kembali ke Mansion AW, kalau tidak sudah dipastikan akan ada kecelakaan tragis yang terjadi malam iniBegitu Bugatti Veyron berhenti di halaman Mansion, terdengar suara dingin dan tajam Adrian "Keluar dari mobil"Alia melepaskan sabuk pengamannya dan turun dari mobil sambil mengerutkan bibirnya dia berjalan mendekat ke arah Adrian, tepat ketika Adrian hendak mengatakan sesuatu yang sangat tidak menyenangkan
Andra sangat senang bisa berbicara dengan Bimo dan Alia, membuatnya selalu tersenyum sepanjang pembicaraan,"Saya yakin kolaborasi antara Group Bratakusuma dan Group Bimantara pasti akan menjadi situasi yang saling menguntungkan, aku berharap kita dapat bekerja sama untuk jangka panjang di masa depan" ucap Andra"Tentu saja" ucap Papi Bimo sambil mendentingkan gelas dengannya diikuti oleh Alia yang juga ikut mendentingkan gelas dengan Andra sambil tersenyum lebarAdrian yang baru saja tiba kebetulan melihat interaksi mereka bertiga, matanya berubah menjadi gelap, dia berdiri diam dan menatap Alia dengan wajah suramAndra meletakkan gelasnya, lalu menoleh ke arah Papi Bimo sambil tersenyum "Silahkan nikmati pesta ini Pak Bimo, Aku ingin mengajak Alia berdansa"Papi Bimo memandang ke araah Putrinya sejenak, ia tidak menyetujui ataupun menolak, dia merasa tidak pan
Begitu Alia menyajikan air untuk Adrian, Adrian langsung menyesapnya sebelum meletakkan gelasnya kembali, kemudian Adrian menatapnya dan bertanya dengan tiba-tiba "Bagaimana pekerjaanmu?""Biasa saja" ucap Alia sambil menganggukkan kepalanya"Apa kamu bisa menyelesaikannya sebelum jam pulang kerja?" ucap Adrian"Jika kamu tidak menggangguku di Siang hari, seharusnya itu tidak akan menjadi masalah" ucap Alia membuat wajah Adrian sedikit menggelap saat mendengar ucapannya, namun itu hanya berlangsung selama sepersekian detik, dia menjadi sedingin seperti biasanya lagi dengan sangat cepat"Baiklah kalau begitu" ucap Adrian pada akhirnya, ia tidak ingin mempersulit Alia"Jadi, Pak Adrian, apa aku bisa kembali bekerja?" ucap Alia"Ya" ucap Adrian membuat Alia menarik napas lega ketika dia membalikkan badannya, Adrian yang sedang duduk di kursi Kantornya tanpa sada
Alia menghentikannya tepat sebelum Adrian mencapai tangga, lalu Adrian menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya untuk menatapnya "Ada masalah apa?" "Aku baru ingat bahwa kamu memintaku untuk membuat sarapan dan makan malam, apa koki yang membuat sarapan pagi ini?" ucap Alia "Mulai besok kamu yang akan melakukannya" ucap Adrian dengan acuh tak acuh sambil berjalan lagi menuju tangga Alia mengatupkan bibirnya dan sedikit menganggukkan kepalanya, mereka akhirnya turun bersama untuk sarapan, Di Ruang makan, Endah dengan sabar menunggu Adrian turun untuk melayaninya, namun suasana hati Alia langsung menjadi buruk ketika melihat Pelayan yang menyebalkan ini, Alia langsung duduk d
Setelah bercinta dengannya, Adrian melihat bekas air mata di pipi Alia membuatnya merasa tidak nyaman, emosi aneh menyebar didalam hatinya,"Apa kamu baru saja menangis?" tanya Adrian dengan lembut sambil menatap bibirnya yang tipis"Tidak, aku hanya meneteskan air mata" ucap Alia dengan santai sambil memejamkan matanya, dia tidak ingin melihat ke arah AdrianAdrian tidak puas mendengar jawaban Alia,"Buka matamu dan tatap aku" ucap Adrian memaksa Alia untuk menatapnya, Alia menurut dalam diam"Mengapa kamu meneteskan air mata?" ucap Adrian sambil menatap matanya"Aku merasa tidak nyaman" ucap Alia untuk menyenangkan hati Adrian, ia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya"Setidak nyaman apa dirimu?" ucap Adrian membuat Alia merasa tidak berdaya, ia tidak tahu apa yang Adrian harapkan untuk jawabannya, namun dia tahu bahwa dia harus menjaw
Secara naluriah Alia membungkukkan badannya untuk menyentuh tulang keringnya, sebagian Payudaranya terlihat karena gerakan ini, tatapan Adrian tiba-tiba berbinar, dia teringat betapa lembut payudaranya itu, Alia sama sekali tidak tahu bahwa bahaya sedang mendekat, dia masih mengeluh padanya "Mengapa kamu menendangku? apa aku menyinggungmu lagi? kamu menendangki saat aku sedang lengah, hanya penjahat yang tidak tahu malu yang akan melakukan hal seperti itu, Ahhh" Sebelum Alia bisa menyelesaikan kata-katanya, Adrian sudah mencengkeram pergelangan tangannya dan memaksanya untuk berdiri, Alia menatap mata gelap Adrian yang tidak bisa dia artikan, lalu mencoba untuk mencari alasan di balik sikapnya yang tiba-tiba ini, lalu dia mengerutkan keningnya karena tidak dapat mem
Alia mengatupkan bibirnya dan menatap mata Adrian ketika mendengar ucapan Adrian itu "Apa kamu ingin aku menikmatinya?" "Hati-hati dengan ucapanmu" ucap Adrian "Dengan kata lain, apa kamu seorang eksibisionis?" ucap Alia mengejek membuat Adrian menjadi marah, lalu dia menatap Alia sambil mengatupkan giginya "Alia" ucap Adrian dengan nada dingin Alia bisa dengan mudah mengetahui bahwa Adrian sedang marah dari suaranya, lalu dia mengatupkan bibirnya dan mengubah nada suaranya dalam sekejap, seolah-olah dia menyerah "Ya, aku minta maaf, kamu bisa pergi mandi terlebih dahulu, setelah itu ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu"
Adrian tidak mengatakan sepatah katapun, dia dengan santai membalikkan badannya dan langsung berjalan naik ke atas Alia meninggalkan Ruang tamu untuk berjalan-jalan setelah membersihkan dan merapihkan semuanya, pikirannya kacau balau setelah semua masalah dengan Adrian dan Endah hari ini, sekarang dia benar-benar membutuhkan udara segar, Alia merasa bahwa jalan-jalan sejenak di sekitar Mansion akan ideal untuk membuat dirinya bisa bersantai dan menghilangkan depresi di dalam hatinya, namun sayangnya, dia bertemu dengan Endah di luar Mansion Endah berjalan mendekat ke arahnya dengan perlahan, beberapa detik kemudian dia berdiri tepat di hadapan Alia, "Nyonya, sepertinya suasana hatimu sedang sangat buruk" ucap Endah, namun A
Adrian yang duduk di Kursi penumpang terus memerintahkan Alia sesuatu yang seperti tidak masuk akal, "Kamu melajukan mobilnya terlalu lambat" ucap Adrian "Terlalu cepat kali ini" ucap Adrian lagi "Apa kamu sengaja membuatku untuk terlambat" ucap Adrian lagi "Kamu tadi sudah melanggar lampu merah, apa kamu sengaja cari mati? atau kamu ingin mencoba untuk membunuhku?" ucap Adrian lagi Alia tidak berani mengeluh, tidak peduli apapun yang dia katakan, wajah Alia perlahan berubah menjadi gelap, namun ia tetap berusaha untuk terus mematuhi perintahnya satu demi satu, meskipun sebenarnya ia melakukannya dengan berat hati, selain itu Alia juga har