Di pintu kantor CEO, Sekretaris lain dapat melihat dengan jelas Adrian dan Alia, mereka penasaran dengan hubungan wanita di sebelah Adrian, namun mereka tahu lebih baik untuk tidak membicarakan hal itu di depan Adrian"Dimana meja kerjaku" tanya Alia sambil menatap Adrian"Ikut ke Ruanganku terlebih dahulu" ucap Adrian dengan suara yang berwibawaAlia tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti langkahnya, begitu mereka berada di dalam Ruangan Adrian, Pria itu duduk tegak di sofa, lalu perlahan menyalakan sebatang rokok dengan santaiAlia berdiri di depannya sambil menunggu perintah Adrian, kemudian tidak lama setelah itu Sekretaris wanita yang dipanggil oleh Adrian berjalan masuk ke Ruangannya,"Pak Adrian, apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?" ucap Sekretaris itu sambil menatap Adrian dengan hormat"Hubungi Manager HRD untuk datang ke Ruanganku, dan minta dia untuk membawa formulir pendaftaran Karyawan baru" ucap Adrian"Baik" jawab Sekretaris itu, kemudian dia berjalan pergi"A
Alia tidak tahu bagaimana harus menanggapi pertanyaan Adrian ini, namun dia mencoba sebaik mungkin untuk tidak membuatnya bertambah marah"Baiklah, aku mengerti maksudmu" ucap Alia pada akhirnya sambil menatap Adrian dengan tenang"Bagus" ucap Adrian, setelah itu ia bangkit dari sofa, dan langsung berjalan menuju mejanya, lalu ia mengeluarkan beberapa dokumen dari laci dan menyerahkannya pada Alia"Bacalah dengan seksama dokumen-dokumen itu sebelum memulai pekerjaanmu, jangan ragu untuk bertanya padaku ketika kamu memiliki pertanyaan, dan tuliskan juga ide-idemu sendiri untuk setiap masalah yang perlu dipecahkan dan tunjukkan padaku" ucap Adrian, kedengarannya seperti Adrian memberinya banyak pekerjaanKemudian Alia bangkit dari tempat duduknya, berjalan mendekat, dan melihat dokumen-dokumen itu, lalu dia mengarahkan pandangannya ke arah Adrian,"Pak Adrian, maaf tapi aku tidak berpikir bahwa kamu seharusnya memberikan dokumen ini padaku, lagipula aku hanya anak magang dan sepertinya
Alia sebenarnya bukan tipe gadis yang selalu menuruti perintah orang lain, namun sejak ia menikah dengan Adrian, dia terpaksa harus menuruti semua perkataan Adrian karena Pria itu selalu mengancamnya untuk mengikuti kemauannya.Akhirnya Alia menggelengkan kepalanya, ia tidak bisa menuruti permintaan Adrian ini, "Tidak, aku tidak bisa selalu harus mendengarkan perintah Adrian" pikir Alia dalam hatiAdrian melihat dari sikap Alia bahwa wanita itu tidak berniat untuk memberikan ponselnya, terlihat dari sikapnya yang tetap melanjutkan pekerjaannya dengan membaca dokumen yang ada di tangannya."Alia, apa kamu tidak mendengarku?" ucap Adrian bertanya padanya, namun Alia tetap mengabaikannya, walaupun ia menyadari bahwa sikapnya ini akan membuat Adrian menjadi sangat marah"Alia Bratakusuma" ucap Adrian dengan sangat kesal, namun Alia tetap tidak melirik ke arah Adrian, ia tahu bahwa Adrian sangat marah, tapi kali ini ia tidak akan memenuhi keinginan Pria itu lagi, "Biarkan saja dia marah! t
Adrian masih mempertahankan posturnya tapi kedua tangannya sudah mengepal hingga buku-buku jarinya memutih, Alia menyadari ini dan jantungnya mulai berdetak lebih cepat, ia menyadari bahwa dia terlalu banyak bicara,Pada akhirnya ia membalikkan badannya, lalu mengambil ponsel dan tas tangannya, kemudian dia berjalan keluar dari ruangan Adrian,"Jika kamu berani keluar dari pintu ini, aku akan memastikan kamu akan menderita" ucap Adrian melihat Alia berjalan menuju ke arah pintuAlia sedikit memperlambat langkahnya ketika mendengar ucapan Adrian, tapi pada akhirnya Alia tetap memilih untuk pergi, dia tidak akan menganggap serius ancaman dari Adrian, ia tetap keluar dari ruangan Adrian dengan membanting pintu hingga tertutup kembaliAdrian melirik dokumen-dokumen yang berceceran di mejanya yang tadi dilempar oleh Alia, terlihat beberapa ide yang dituliskan oleh Alia, lalu ia mengambil dokumen itu dan melihat ide dan beberapa hal penting yang ditandai oleh Alia, ide yang ia tulis sangat
Alia melihat ke sekeliling,"Aku tidak sedang melakukan apa-apa, ya sudah kalau begitu, karena kamu sedang bersama dengan Pacarmu, maka jangan buang waktumu untuk berbicara denganku, sampai jumpa bye" ucap Alia sambil berbisik"Tidak, dimana kamu sekarang? aku bisa mendengar suaramu bergema, kedengarannya kamu seperti berada di ruangan kosong" ucap Meta"Aku sedang duduk di tangga" ucap Alia"Apa yang sedang kamu lakukan di tangga" ucap Meta"Aku sudah menyinggung Adrian, jadi aku sedang bersembunyi di sini" ucap Alia dengan terus terang"Yah, suaramu terdengar menyedihkan" ucap Meta sambil menghela napas"Yah, tapi aku tidak merasa sedih" ucap Alia dengan nada sarkastik, Meta mengabaikan komentarnya, mereka berbincang-bincang beberapa menit, sampai akhirnya mereka menyudahkan percakapan merekaTidak terasa sudah 10 menit Alia berada di tangga darurat, sampai akhirnya dia mendengar ada bunyi suara langkah kaki para Security, lalu Alia dengan cepat berjalan menuju lift lalu dia memasuk
"Aku berjanji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi" ucap Alia dengan sungguh-sungguh"Apa kamu yakin?" ucap Adrian sambil memandang Alia acuh tak acuh"Ya, aku yakin" ucap AliaAdrian memberinya senyum mengejek, lalu dia mencondongkan tubuh ke depan, mengambil gelas dari atas meja, lalu menjatuhkannya ke lantai, sepertinya gelas itu terlalu panas, sehingga dia tidak kuat memegangnya,Namun mendengar bunyi pecahan gelas itu jatuh membuat Alia menjadi sangat ketakutan, sehingga dia berteriak begitu kencang, dia mengira bahwa Adrian akan melemparkan gelas itu ke arahnya, ketika dia melihat pecahan kaca di lantai, Alia menundukkan kepalanya sambil menggigit bibir bawahnyaKedua tangannya sudah mengepal dengan kencang, ternyata Adrian tidak sedang marah dan ingin menyerangnya dengan gelas itu, tapi karena gelas itu terjatuh,Alia merasa sangat ketakuttan, ia tidak akan berani lagi untuk melakukan hal yang ia lakukan tadi di Kantor lagi di kemudian hari"Tidak ada seorangpun yang beran
Keesokkan harinya, Adrian bangun dengan Alia masih berada di dalam pelukannya, dia lalu menarik tangannya dari tubuh Alia, melihat tindakannya sendiri ini ia jadi berpikir kenapa dia sampai tidak bisa tidur sampai akhirnya ia memeluk Alia.Adrian memijat pelipisnya lalu turun dari Tempat tidurnya, sebenarnya Alia sudah terbangun ketika Adrian menarik tangannya, tetapi dia memilih untuk menutup matanya rapat-rapat, hal terakhir yang dia inginkan adalah berbicara dengan AdrianApa yang terjadi kemarin malam terlalu berat untuknya, itu menunjukkan bahwa Adrian tidak menghormatinya, namun setelah dipikir-pikir lagi itu adalah kesempatannya untuk hamil, senyum pahit terlukis di wajah Alia, ada sesuatu yang sangat ironis jika melihat seluruh situasi yang sedang terjadi ini,Sebenarnya hari dimana Adrian memperkosanya juga adalah hari keberuntungannya, karena bagaimanapun juga jika dia hamil maka dia akan bisa memenuhi keinginan Bastian dan Rina untuk melahirkan keturunan untuk Keluarga Dena
Alia menghentikan langkahnya selama beberapa detik ketika mendengar ucapan itu, lalu dia berjalan meninggalkan ruang makan tanpa memberikan tanggapan apapunAdrian berdiri lalu melangkah dengan cepat untuk mengejarnya sambil mengerutkan keningnya, lalu ia meraih pergelangan tangan Alia kemudian membalikkan tubuh Alia dengan keras, ia merasa kesal karena Alia tidak menggubrisnya sama sekali,"Apa kamu bodoh?" ucap Adrian"Lepaskan aku" ucap Alia dengan rasa jijik yang terlihat di matanya ketika tatapannya melihat pada tangan besar Adrian yang mencengkeram dirinya"Kenapa?" ucap Adrian sambil terus memegang tangan Alia dan menatapnya tajam"Kubilang lepaskan aku" ucap Alia mengulangi apa yang dia katakan tanpa menatap matanya"Jika kamu berpikir aku akan menuruti perintahmu, maka aku pasti sudah mendengarkanmu tadi malam" ucap Adrian dengan tertawa kecil sambil mencondongkan tubuhnya ke dekat telinga AliaAlia menggertakkan gigi dan menahan diri untuk tidak mengatakan apa-apa, sebenarny
"Tanggalnya belum di konfirmasi" ucap Adrian menjawab dengan cepat"Meta, aku pikir mereka akan mengumumkan hubungan resmi pada hari pertunangan itu, tapi sekarang Ray masih seorang Pria single jadi jangan bersedih dulu, bukan tidak mungkin kalau terjadi sesuatu di antara mereka sebelum pertunangan itu berlangsung yang akan membuat mereka tidak jadi bertunangan bukan?" ucap Alia mencoba untuk membuat Meta tenang"Tapi kejadian apa yang mungkin akan terjadi untuk mengubah kejadian itu" ucap Meta dengan murung"Mungkin hal-hal seperti Putri dari Keluarga Limandara ternyata tidak ingin bertunangan dengannya" ucap Alia, ia tidak menyadari kalau Adrian sudah menatapnya dengan curiga ketika mendengar ucapan Istrinya itu, namun Adrian masih memperlihatkan ekspresi tenangAlia mengumpulkan keberaniannya lalu berbisik di telinga Meta "Sama seperti Alina, jika bukan karena dia melarikan diri, aku juga tidak akan menikah dengan Adrian, bukankah begitu?" ucap Alia sambil menggeserkan badannya set
"Yah, um... Adrian mentraktirku, jadi cepatlah kesini sekarang" ucap Alia sambil melirik Adrian sebentar lalu ia menutup mulutnya sambil berbisik di telepon "Mungkin kita bisa menanyakan sesuatu tentang Ray kepada Adrian, cepat kesini"Mendengar apa yang Alia katakan Meta langsung heboh "Oke, aku segera ke sana sekarang" ucap MetaSetelah menutup telepon, Alia meletakkan ponselnya di sudut meja, bersamaan dengan Pelayan yang mulai menyajikan hidangan yang mereka pesan, semua hidangan itu tampak sangat mewah dan lezat, menunjukkan bahwa kokinya mengerahkan semua kemampuan terbaiknya,Alia merasa kagum, tapi dia tidak menatap hidangan tersebut terlalu lama untuk menghindari rasa malu, tanpa ia sadari Adrian terus menatap Alia dari tadi lalu dia bertanya "Kamu ingin memesankan makanan untuk Temanmu atau dia pesan sendiri saja nanti?"Setelah berpikir beberapa saat Alia menjawab "Dia bisa memesan sendiri nanti ketika dia datang""Baiklah" ucap Adrian sambil menganggukkan kepalanya dengan
Alia melihat sekeliling interior Restaurant, tapi tidak menjawab pertanyaan Adrian, dia memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan"Aku lapar, bukankah kamu bilang kamu akan mentraktirku makan malam? apa kamu akan membiarkanku makan hanya jika aku jatuh sakit karena kelaparan?" ucap Alia sambil tersenyumSenyum Alia seolah-olah membuyarkan amarah Adrian, tapi ada beberapa kata yang tidak bisa diabaikan, Adrian melirik tangan Alia yang menggenggam tangannya, dan menemukan dia tidak mengenakan cincin kawin.Seorang Wanita yang sudah menikah tanpa cincin kawin di jarinya, membuat Adrian menjadi merasa bersalah melihatnya,Alia mengikuti arah pandangannya dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lihat?""Kita sudah menikah, tapi kita tidak punya cincin kawin" ucap Adrian"Itu bukan masalah, aku sama sekali tidak peduli dengan hal-hal seperti itu" ucap Alia sambil mengepalkan jari-jarinya"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini padaku?" ucap Alia lagi"Kamu menginginkannya atau tidak" ucap A
Di dalam perjalanan Alia menatap Adrian yang diam sambil terkekeh pada dirinya sendiri, membuat Alia menatapnya dengan bingung"Ada apa?" ucap Alia"Kamu menganggapku sebagai Sopirmu?" ucap Adrian meliriknya sekilas dan mengutarakan pikirannya"Hah? tidak" ucap Alia mengerutkan kening ketika dia menatapnya, Alia tidak mengerti kenapa Adrian berpikir seperti itu"Lalu, mengapa kamu tidak menyapaku? kamu hanya mengencangkan sabuk pengamanmu sebelum memberitahuku bahwa kita bisa pergi sekarang, jika perilaku seperti itu tidak mengartikan bahwa kamu menganggapku sebagai Sopir, lalu apa?" ucap Adrian melanjutkan dengan tenang"Kalau begitu, bagaimana kalau aku yang mengemudikan mobil? jadi kamu tidak akan berpikir bahwa kamu adalah Sopirnya" ucap Alia"Kamu tahu aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu" ucap Alia lagi melihat Adrian tetap diamLalu Alia memandangnya dalam-dalam dan bertanya "Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya bahwa aku sama sekali tidak menganggapmu sebaga
Namun akhirnya Alia menarik napas dalam-dalam setelah Adrian benar-benar pergi, matanya tanpa sadar jatuh ke sofa tempat Adrian memeluknya barusan, pada saat itu, dia merasa sangat gugup karena dia dipaksa untuk duduk di atas kakinya untuk waktu yang lama, belum lagi pipinya memanas karena dia bahkan bisa merasakan suhu tubuh Pria itu.Bagaimana mungkin dia tidak merasa linglung ketika dia mengalami situasi seperti itu?Alia memejamkan matanya sambil menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan adegan itu dari dalam benaknya agar imajinasinya tidak lepas kendali,Dia mulai bekerja untuk mengalihkan apa yang ada di pikirannya,Lalu ia melihat email dari departemen HRD, email itu berisi mengenai daftar CV dari beberapa kandidat yang harus dia pilih untuk menjadi Asistennya.Manager HRD, juga menanyakan apakah dia lebih suka mempromosikan Karyawan yang sudah bekerja di dalam Perusahaan atau merekrut kandidat baru, ia telah mensortir beberapa CV, baik dari internal maupun eksternal.Ta
Alia masih memegang dokumen itu, dan melihat bagian yang ditandatangani oleh Adrian, tapi lalu dia tersadar lalu menutup dokumen itu dan meletakkannya di hadapan Adrian, kemudian dia bangkit dari tempat duduknya dan berbalik, berniat untuk berjalan menuju mejaNamun, dia sangat kebingungan sampai-sampai dia secara tidak sengaja menabrak sudut meja, dan menyebabkan dirinya kehilangan keseimbangan, untungnya Adrian dengan cepat mengulurkan tangan dan menariknya ke dalam pelukannya"Mengapa kamu terlihat begitu linglung?" ucap Adrian sambil menatap Alia"Aku tidak linglung" ucap Alia mengelak sambil menatap wajah Adrian"Benarkah? lalu mengapa kamu terlihat seperti itu?" ucap Adrian sambil mengangkat alisnya"Lepaskan aku" ucap Alia sambil mendorongnya menjauhAdrian mengangkat bibirnya menjadi senyuman, lalu semakin mempererat genggamannya "Tidak" membuat Alia menjadi kesal mendengar jawaban Adrian sambil memelototinyaTidak bisa dipungkiri, memang kekuatan Pria lebih kuat daripada Wani
"Apakah ada masalah dengan proposalnya?" ucap Alia sambil menatap Adrian dengan bingung"Duduklah di sini" ucap Adrian sambil menyuruh Alia untuk duduk di atas pangkuannya, membuat Alia membelalakkan matanya dan menatap Adrian dengan curiga, namun ketika dia hendak mengatakan sesuatu Adrian menambahkan "Ayo kita baca bersama""Apa kamu benar-benar sangat menyukaiku? sampai kamu ingin kita membaca dokumen itu bersama" ucap Alia sambil tersenyum"Hmm, mungkin ya" ucap Adrian dengan santai, membuat senyum di wajah Alia menghilang ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut Adrian"Bercandamu sangat tidak lucu" ucap Alia, tapi dia tetap bangkit dari tempat duduknya lalu duduk di sofa yang ada di depan meja kerjanya"Ini adalah Proposal yang telah kami buat sebelumnya, meskipun aku sendiri belum membacanya, tapi aku tahu bagaimana pentingnya kerja sama ini bagi Grup Bratakusuma, jadi Tim kami pasti akan mengerahkan yang terbaik untuk kerjasama antara Grup Bratakusuma dan Grup Denaswara
"Bukankah hal yang wajar jika aku ikut karena kita akan bekerja sama? sepertinya aku juga akan menunggu proposalmu langsung di BK Corp? jadi kita bisa langsung membahasnya nanti" ucap Adrian membuat Alia merasa tercengang Memang benar bahwa mereka akan saling bekerja sama, tapi meskipun demikian dia tidak perlu menunggu proposal itu di BK Corpkan? pikir Alia dalam hatinya Alia merasa semakin lama Adrian semakin aneh seiring waktu, dia benar-benar tidak bisa memahami Pria itu, tapi meskipun demikian, Alia tidak bisa menolaknya jika ia ingin melakukan sesuatu, dan secara naluriah akan mematuhi apapun yang diucapkan oleh Adrian Bagaimanapun juga Adrian adalah Klien penting dari Grup Bratakusuma sekarang,
Bibir pink Alia bergerak sedikit ketika dia menggumamkan sesuatu tentang Adrian yang bersikap kekanak-kanakkan dan menyebalkan, kemudian dia juga berbaring dan melingkarkan lengannya di pinggang Pria itu sambil bersandar di dadanyaAdrian sama sekali tidak menyangka dia akan melakukan hal ini, dan bertanya-tanya mengapa dia tiba-tiba menjadi sangat antusias, lalu Alia meletakkan wajahnya di dada bidang Adrian"Adrian, aku menyukaimu, aku benar-benar menyukaimu, tapi aku tahu bahwa kamu tidak memiliki perasaan yang sama untukku" ucap Alia dengan suara lirih"Terlebih lagi, aku sangat menyadari bahwa posisi Nyonya Denaswara seharusnya bukan milikku, aku ingin mengendalikan diriku, karena aku sangat menyadarinya, aku terus menerus mengatakan kepada diriku sendiri untuk tidak terikat atau apapun itu, tapi mengapa kamu bersikap begitu baik padaku? Mengapa kamu memberikan hadiah itu padaku?" ucap Alia lagi"Aku tahu kamu akan bekerja sama dengan Grup Bratakusuma karena aku, tapi mengapa? ke