Alia menghentikan langkahnya selama beberapa detik ketika mendengar ucapan itu, lalu dia berjalan meninggalkan ruang makan tanpa memberikan tanggapan apapunAdrian berdiri lalu melangkah dengan cepat untuk mengejarnya sambil mengerutkan keningnya, lalu ia meraih pergelangan tangan Alia kemudian membalikkan tubuh Alia dengan keras, ia merasa kesal karena Alia tidak menggubrisnya sama sekali,"Apa kamu bodoh?" ucap Adrian"Lepaskan aku" ucap Alia dengan rasa jijik yang terlihat di matanya ketika tatapannya melihat pada tangan besar Adrian yang mencengkeram dirinya"Kenapa?" ucap Adrian sambil terus memegang tangan Alia dan menatapnya tajam"Kubilang lepaskan aku" ucap Alia mengulangi apa yang dia katakan tanpa menatap matanya"Jika kamu berpikir aku akan menuruti perintahmu, maka aku pasti sudah mendengarkanmu tadi malam" ucap Adrian dengan tertawa kecil sambil mencondongkan tubuhnya ke dekat telinga AliaAlia menggertakkan gigi dan menahan diri untuk tidak mengatakan apa-apa, sebenarny
Sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan Kamar Alia, karena pada dasarnya Kamarnya sudah bersih, jadi Endah hanya perlu mengosongkan tempat sampah di dalam Kamar dan Kamar MandiNamun Endah menemukan kemeja milik Adrian di tempat sampah yang ada di dalam kamar mandi, dia mengenali kemeja itu dengan sangat baik, bahkan dia juga tahu harga dari kemeja itu, karena itu adalah kemeja khusus yang di buat oleh designer terkenal untuk Adrian, harganya sangat mahal"Berani sekali Alia membuangnya begitu saja" pikir Endah di dalam hatinyaEndah menatap kemeja itu dengan tatapan tidak percaya selama beberapa detik, lalu ia langsung memutuskan untuk memberitahukan kepada Adrian, ia bertemu dengan Alia di luar kamar tapi sengaja tidak menyapanya, Alia juga malas untuk berbicara dengan Endah ia langsung masuk ke dalam Kamar tanpa menyapa AliaSetelah turun, Endah menyerahkan kantong sampah itu pada Pelayan lain, lalu ia menghampiri Adrian yang sedang duduk di sofa dengan waja
Alia berjalan ke luar gerbang Mansion, lalu ia menuju stasiun MRT, sekitar 30 menit kemudian ia sudah sampai di stasiun MRT di dekat Gedung Denaswara, lalu ia berjalan menuju ke arah Gedung Denaswara, sedangkan Adrian saat ini masih berada di jalan, karena pagi ini seperti biasa lalu lintas cukup padat.Ketika ia baru saja sampai di depan gerbang Grup Denaswara, ia melihat sebuah Bentley hitam yang diparkir di dekat Lobby, di deretan parkir VIP, setelah Alia berada di dekat mobil Andra, pintu Bentley itu terbuka dan kaki ramping Pria itu keluar,Alia menghentikan langkahnya tanpa dia sadari, lalu ia mengatupkan bibirnya ketika Andra berjalan menghampirinya, mereka berdua berdiri berhadap-hadapan,"Hai Alia, aku tidak bisa menghubungimu, ada masalah apa?" ucap Andra dengan menatap lekat Alia sambil tersenyum"Aku minta maaf atas hal tersebut And" ucap Alia"Ada masalah apa?" tanya Andra lagi sambil menganggukkan kepalanya"Aku tidak sengaja kehilangan nomor ponselmu" ucap Alia"Alia ak
Alia mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan Adrian, dia tidak menyangka bahwa Adrian akan mengucapkan kata-kata seperti itu, benar-benar memalukan, apa dia tidak sedikitpun merasa malu ketika menanyakan pertanyaan seperti itu pada orang lain, pikir Alia "Alia adalah Temanku, aku hanya mengkhawatirkannya sebagai Teman, bagaimana kamu bisa mengajukan pertanyaan seperti itu padaku Pak Adrian" ucap Andra tidak kehilangan ketenangannya seperti Pria sejati, ia mengucapkannya sambil tersenyum "Syukurlah Andra tidak menjawab kalau dia mencintaiku" pikir Alia dalam hati dengan lega "Kalau begitu Alia tidak membutuhkan perhatian dan bantuanmu maupun juga perlindungan darimu Pak Andra, karena aku yang akan memenuhi tanggung jaw
"Aku... aku sedang mencoba" ucap Alia, terdengar suara berdebat di seberang telepon ketika ia mengucapkan kata-kata itu, lalu tiba-tiba "Dengar Alia, kami telah memainkan beberapa trik kecil untuk Adrian agar kamu bisa melakukan hubungan intim dengan Adrian, tapi sisanya tinggal bagaimana kamu, jika kamu tidak bisa hamil juga, maka tidak ada gunanya kamu menjadi menantu kami" ucap Rina yang tiba-tiba saja berbicara di ponsel Bastian "Selain itu kami sudah membantu Keluarga Bratakusuma ketika Adrian melakukan masalah untuk Grup Bratakusuma, jadi kamu harus menyadari bahwa biar bagaimanapun juga keluargamu berhutang kepada kami" ucap Rina lagi Alia merasa kesal ketika mendengar ucapan Orang tua Adrian, sejak dia menikah denga
"Aku... aku sedang mencoba" ucap Alia, terdengar suara berdebat di seberang telepon ketika ia mengucapkan kata-kata itu, lalu tiba-tiba"Dengar Alia, kami telah memainkan beberapa trik kecil untuk Adrian agar kamu bisa melakukan hubungan intim dengan Adrian, tapi sisanya tinggal bagaimana kamu, jika kamu tidak bisa hamil juga, maka tidak ada gunanya kamu menjadi menantu kami" ucap Rina yang tiba-tiba saja berbicara di ponsel Bastian"Selain itu kami sudah membantu Keluarga Bratakusuma ketika Adrian melakukan masalah untuk Grup Bratakusuma, jadi kamu harus menyadari bahwa biar bagaimanapun juga keluargamu berhutang kepada kami" ucap Rina lagiAlia merasa kesal ketika mendengar ucapan Orang tua Adrian, sejak dia menikah dengan Adrian, dia selalu hidup di bawah ancaman setiap harinya semennjak ia menikah dengan Adrian, hari ini Adrian berhenti mengancamnya, tetapi orang tuanya datang untuk menggantikannya."Aku mengerti, aku akan mencoba sebaik mungkin" ucap Alia pada akhirnya dia berusa
Untungnya mereka sudah sampai di dekat mobil Adrian, lalu Adrian membukakan pintu untuknya, setelah Alia masuk ke dalam mobil, Adrian menutup pintu lalu berjalan mengitari bagian depan mobil menuju kursi pengemudi,Adrian melirik Alia sebentar sebelum menyalakan mesin mobil, dia bertanya-tanya apa yang sedang Alia pikirkan, bahkan Alia belum memasang sabuk pengamannya,"Apakah kamu menungguku untuk membantumu memasang sabuk pengamanmu?" ucap Adrian sambil menyeringai"Apa?" Alia bertanya tanpa sadar, ucapan Adrian sekali lagi mengejutkan Alia dari lamunannya, lalu ia menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil menundukkan kepalanya dan memasang sabuk pengamannya.Adrian senang melihat Istrinya patuh padanya, setelah melihat Alia memasang sabuk pengamannya, ia langsung melajukan mobilnya, ia selalu tersenyum di sepanjang perjalanan menuju ke Mansion AWKetika sampai di Mansion, Adrian mermarkirkan mobilnya tepat di depan pintu depan Mansion, lalu langsung memasuki Mansion itu bersama d
"Aku.. aku tidak.." ucap Alia sambil menolehkan kepalanya ke arah Adrian dan tersenyum canggung, Untuk pertama kalinya senyum yang Alia berikan padanya tidak memiliki sedikitpun ejekan atau kebencian, senyum polos di wajah Alia membuat Adrian menjadi terkesima, "Apa kehadiranku membuatmu gugup?" ucap Adrian sambil menatap lurus ke mata Alia Sebenarnya Alia seharusnya menyangkal pertanyaannya, tapi ia merasakan jantungnya seperti hampir melompat keluar dari dalam dadanya, dia akan menjadi orang yang munafik jika dia mengatakan bahwa dia sama sekali tidak gugup, akhirnya ia menganggukkan kepalanya dan mengakui dengan jujur "sedikit" "Mengapa? apa aku terlihat menakutkan?" ucap Adrian
"Tanggalnya belum di konfirmasi" ucap Adrian menjawab dengan cepat"Meta, aku pikir mereka akan mengumumkan hubungan resmi pada hari pertunangan itu, tapi sekarang Ray masih seorang Pria single jadi jangan bersedih dulu, bukan tidak mungkin kalau terjadi sesuatu di antara mereka sebelum pertunangan itu berlangsung yang akan membuat mereka tidak jadi bertunangan bukan?" ucap Alia mencoba untuk membuat Meta tenang"Tapi kejadian apa yang mungkin akan terjadi untuk mengubah kejadian itu" ucap Meta dengan murung"Mungkin hal-hal seperti Putri dari Keluarga Limandara ternyata tidak ingin bertunangan dengannya" ucap Alia, ia tidak menyadari kalau Adrian sudah menatapnya dengan curiga ketika mendengar ucapan Istrinya itu, namun Adrian masih memperlihatkan ekspresi tenangAlia mengumpulkan keberaniannya lalu berbisik di telinga Meta "Sama seperti Alina, jika bukan karena dia melarikan diri, aku juga tidak akan menikah dengan Adrian, bukankah begitu?" ucap Alia sambil menggeserkan badannya set
"Yah, um... Adrian mentraktirku, jadi cepatlah kesini sekarang" ucap Alia sambil melirik Adrian sebentar lalu ia menutup mulutnya sambil berbisik di telepon "Mungkin kita bisa menanyakan sesuatu tentang Ray kepada Adrian, cepat kesini"Mendengar apa yang Alia katakan Meta langsung heboh "Oke, aku segera ke sana sekarang" ucap MetaSetelah menutup telepon, Alia meletakkan ponselnya di sudut meja, bersamaan dengan Pelayan yang mulai menyajikan hidangan yang mereka pesan, semua hidangan itu tampak sangat mewah dan lezat, menunjukkan bahwa kokinya mengerahkan semua kemampuan terbaiknya,Alia merasa kagum, tapi dia tidak menatap hidangan tersebut terlalu lama untuk menghindari rasa malu, tanpa ia sadari Adrian terus menatap Alia dari tadi lalu dia bertanya "Kamu ingin memesankan makanan untuk Temanmu atau dia pesan sendiri saja nanti?"Setelah berpikir beberapa saat Alia menjawab "Dia bisa memesan sendiri nanti ketika dia datang""Baiklah" ucap Adrian sambil menganggukkan kepalanya dengan
Alia melihat sekeliling interior Restaurant, tapi tidak menjawab pertanyaan Adrian, dia memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan"Aku lapar, bukankah kamu bilang kamu akan mentraktirku makan malam? apa kamu akan membiarkanku makan hanya jika aku jatuh sakit karena kelaparan?" ucap Alia sambil tersenyumSenyum Alia seolah-olah membuyarkan amarah Adrian, tapi ada beberapa kata yang tidak bisa diabaikan, Adrian melirik tangan Alia yang menggenggam tangannya, dan menemukan dia tidak mengenakan cincin kawin.Seorang Wanita yang sudah menikah tanpa cincin kawin di jarinya, membuat Adrian menjadi merasa bersalah melihatnya,Alia mengikuti arah pandangannya dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lihat?""Kita sudah menikah, tapi kita tidak punya cincin kawin" ucap Adrian"Itu bukan masalah, aku sama sekali tidak peduli dengan hal-hal seperti itu" ucap Alia sambil mengepalkan jari-jarinya"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini padaku?" ucap Alia lagi"Kamu menginginkannya atau tidak" ucap A
Di dalam perjalanan Alia menatap Adrian yang diam sambil terkekeh pada dirinya sendiri, membuat Alia menatapnya dengan bingung"Ada apa?" ucap Alia"Kamu menganggapku sebagai Sopirmu?" ucap Adrian meliriknya sekilas dan mengutarakan pikirannya"Hah? tidak" ucap Alia mengerutkan kening ketika dia menatapnya, Alia tidak mengerti kenapa Adrian berpikir seperti itu"Lalu, mengapa kamu tidak menyapaku? kamu hanya mengencangkan sabuk pengamanmu sebelum memberitahuku bahwa kita bisa pergi sekarang, jika perilaku seperti itu tidak mengartikan bahwa kamu menganggapku sebagai Sopir, lalu apa?" ucap Adrian melanjutkan dengan tenang"Kalau begitu, bagaimana kalau aku yang mengemudikan mobil? jadi kamu tidak akan berpikir bahwa kamu adalah Sopirnya" ucap Alia"Kamu tahu aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu" ucap Alia lagi melihat Adrian tetap diamLalu Alia memandangnya dalam-dalam dan bertanya "Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya bahwa aku sama sekali tidak menganggapmu sebaga
Namun akhirnya Alia menarik napas dalam-dalam setelah Adrian benar-benar pergi, matanya tanpa sadar jatuh ke sofa tempat Adrian memeluknya barusan, pada saat itu, dia merasa sangat gugup karena dia dipaksa untuk duduk di atas kakinya untuk waktu yang lama, belum lagi pipinya memanas karena dia bahkan bisa merasakan suhu tubuh Pria itu.Bagaimana mungkin dia tidak merasa linglung ketika dia mengalami situasi seperti itu?Alia memejamkan matanya sambil menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan adegan itu dari dalam benaknya agar imajinasinya tidak lepas kendali,Dia mulai bekerja untuk mengalihkan apa yang ada di pikirannya,Lalu ia melihat email dari departemen HRD, email itu berisi mengenai daftar CV dari beberapa kandidat yang harus dia pilih untuk menjadi Asistennya.Manager HRD, juga menanyakan apakah dia lebih suka mempromosikan Karyawan yang sudah bekerja di dalam Perusahaan atau merekrut kandidat baru, ia telah mensortir beberapa CV, baik dari internal maupun eksternal.Ta
Alia masih memegang dokumen itu, dan melihat bagian yang ditandatangani oleh Adrian, tapi lalu dia tersadar lalu menutup dokumen itu dan meletakkannya di hadapan Adrian, kemudian dia bangkit dari tempat duduknya dan berbalik, berniat untuk berjalan menuju mejaNamun, dia sangat kebingungan sampai-sampai dia secara tidak sengaja menabrak sudut meja, dan menyebabkan dirinya kehilangan keseimbangan, untungnya Adrian dengan cepat mengulurkan tangan dan menariknya ke dalam pelukannya"Mengapa kamu terlihat begitu linglung?" ucap Adrian sambil menatap Alia"Aku tidak linglung" ucap Alia mengelak sambil menatap wajah Adrian"Benarkah? lalu mengapa kamu terlihat seperti itu?" ucap Adrian sambil mengangkat alisnya"Lepaskan aku" ucap Alia sambil mendorongnya menjauhAdrian mengangkat bibirnya menjadi senyuman, lalu semakin mempererat genggamannya "Tidak" membuat Alia menjadi kesal mendengar jawaban Adrian sambil memelototinyaTidak bisa dipungkiri, memang kekuatan Pria lebih kuat daripada Wani
"Apakah ada masalah dengan proposalnya?" ucap Alia sambil menatap Adrian dengan bingung"Duduklah di sini" ucap Adrian sambil menyuruh Alia untuk duduk di atas pangkuannya, membuat Alia membelalakkan matanya dan menatap Adrian dengan curiga, namun ketika dia hendak mengatakan sesuatu Adrian menambahkan "Ayo kita baca bersama""Apa kamu benar-benar sangat menyukaiku? sampai kamu ingin kita membaca dokumen itu bersama" ucap Alia sambil tersenyum"Hmm, mungkin ya" ucap Adrian dengan santai, membuat senyum di wajah Alia menghilang ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut Adrian"Bercandamu sangat tidak lucu" ucap Alia, tapi dia tetap bangkit dari tempat duduknya lalu duduk di sofa yang ada di depan meja kerjanya"Ini adalah Proposal yang telah kami buat sebelumnya, meskipun aku sendiri belum membacanya, tapi aku tahu bagaimana pentingnya kerja sama ini bagi Grup Bratakusuma, jadi Tim kami pasti akan mengerahkan yang terbaik untuk kerjasama antara Grup Bratakusuma dan Grup Denaswara
"Bukankah hal yang wajar jika aku ikut karena kita akan bekerja sama? sepertinya aku juga akan menunggu proposalmu langsung di BK Corp? jadi kita bisa langsung membahasnya nanti" ucap Adrian membuat Alia merasa tercengang Memang benar bahwa mereka akan saling bekerja sama, tapi meskipun demikian dia tidak perlu menunggu proposal itu di BK Corpkan? pikir Alia dalam hatinya Alia merasa semakin lama Adrian semakin aneh seiring waktu, dia benar-benar tidak bisa memahami Pria itu, tapi meskipun demikian, Alia tidak bisa menolaknya jika ia ingin melakukan sesuatu, dan secara naluriah akan mematuhi apapun yang diucapkan oleh Adrian Bagaimanapun juga Adrian adalah Klien penting dari Grup Bratakusuma sekarang,
Bibir pink Alia bergerak sedikit ketika dia menggumamkan sesuatu tentang Adrian yang bersikap kekanak-kanakkan dan menyebalkan, kemudian dia juga berbaring dan melingkarkan lengannya di pinggang Pria itu sambil bersandar di dadanyaAdrian sama sekali tidak menyangka dia akan melakukan hal ini, dan bertanya-tanya mengapa dia tiba-tiba menjadi sangat antusias, lalu Alia meletakkan wajahnya di dada bidang Adrian"Adrian, aku menyukaimu, aku benar-benar menyukaimu, tapi aku tahu bahwa kamu tidak memiliki perasaan yang sama untukku" ucap Alia dengan suara lirih"Terlebih lagi, aku sangat menyadari bahwa posisi Nyonya Denaswara seharusnya bukan milikku, aku ingin mengendalikan diriku, karena aku sangat menyadarinya, aku terus menerus mengatakan kepada diriku sendiri untuk tidak terikat atau apapun itu, tapi mengapa kamu bersikap begitu baik padaku? Mengapa kamu memberikan hadiah itu padaku?" ucap Alia lagi"Aku tahu kamu akan bekerja sama dengan Grup Bratakusuma karena aku, tapi mengapa? ke