Alia mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan Adrian, dia tidak menyangka bahwa Adrian akan mengucapkan kata-kata seperti itu, benar-benar memalukan, apa dia tidak sedikitpun merasa malu ketika menanyakan pertanyaan seperti itu pada orang lain, pikir Alia
"Alia adalah Temanku, aku hanya mengkhawatirkannya sebagai Teman, bagaimana kamu bisa mengajukan pertanyaan seperti itu padaku Pak Adrian" ucap Andra tidak kehilangan ketenangannya seperti Pria sejati, ia mengucapkannya sambil tersenyum
"Syukurlah Andra tidak menjawab kalau dia mencintaiku" pikir Alia dalam hati dengan lega
"Kalau begitu Alia tidak membutuhkan perhatian dan bantuanmu maupun juga perlindungan darimu Pak Andra, karena aku yang akan memenuhi tanggung jaw
"Aku... aku sedang mencoba" ucap Alia, terdengar suara berdebat di seberang telepon ketika ia mengucapkan kata-kata itu, lalu tiba-tiba "Dengar Alia, kami telah memainkan beberapa trik kecil untuk Adrian agar kamu bisa melakukan hubungan intim dengan Adrian, tapi sisanya tinggal bagaimana kamu, jika kamu tidak bisa hamil juga, maka tidak ada gunanya kamu menjadi menantu kami" ucap Rina yang tiba-tiba saja berbicara di ponsel Bastian "Selain itu kami sudah membantu Keluarga Bratakusuma ketika Adrian melakukan masalah untuk Grup Bratakusuma, jadi kamu harus menyadari bahwa biar bagaimanapun juga keluargamu berhutang kepada kami" ucap Rina lagi Alia merasa kesal ketika mendengar ucapan Orang tua Adrian, sejak dia menikah denga
"Aku... aku sedang mencoba" ucap Alia, terdengar suara berdebat di seberang telepon ketika ia mengucapkan kata-kata itu, lalu tiba-tiba"Dengar Alia, kami telah memainkan beberapa trik kecil untuk Adrian agar kamu bisa melakukan hubungan intim dengan Adrian, tapi sisanya tinggal bagaimana kamu, jika kamu tidak bisa hamil juga, maka tidak ada gunanya kamu menjadi menantu kami" ucap Rina yang tiba-tiba saja berbicara di ponsel Bastian"Selain itu kami sudah membantu Keluarga Bratakusuma ketika Adrian melakukan masalah untuk Grup Bratakusuma, jadi kamu harus menyadari bahwa biar bagaimanapun juga keluargamu berhutang kepada kami" ucap Rina lagiAlia merasa kesal ketika mendengar ucapan Orang tua Adrian, sejak dia menikah dengan Adrian, dia selalu hidup di bawah ancaman setiap harinya semennjak ia menikah dengan Adrian, hari ini Adrian berhenti mengancamnya, tetapi orang tuanya datang untuk menggantikannya."Aku mengerti, aku akan mencoba sebaik mungkin" ucap Alia pada akhirnya dia berusa
Untungnya mereka sudah sampai di dekat mobil Adrian, lalu Adrian membukakan pintu untuknya, setelah Alia masuk ke dalam mobil, Adrian menutup pintu lalu berjalan mengitari bagian depan mobil menuju kursi pengemudi,Adrian melirik Alia sebentar sebelum menyalakan mesin mobil, dia bertanya-tanya apa yang sedang Alia pikirkan, bahkan Alia belum memasang sabuk pengamannya,"Apakah kamu menungguku untuk membantumu memasang sabuk pengamanmu?" ucap Adrian sambil menyeringai"Apa?" Alia bertanya tanpa sadar, ucapan Adrian sekali lagi mengejutkan Alia dari lamunannya, lalu ia menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil menundukkan kepalanya dan memasang sabuk pengamannya.Adrian senang melihat Istrinya patuh padanya, setelah melihat Alia memasang sabuk pengamannya, ia langsung melajukan mobilnya, ia selalu tersenyum di sepanjang perjalanan menuju ke Mansion AWKetika sampai di Mansion, Adrian mermarkirkan mobilnya tepat di depan pintu depan Mansion, lalu langsung memasuki Mansion itu bersama d
"Aku.. aku tidak.." ucap Alia sambil menolehkan kepalanya ke arah Adrian dan tersenyum canggung, Untuk pertama kalinya senyum yang Alia berikan padanya tidak memiliki sedikitpun ejekan atau kebencian, senyum polos di wajah Alia membuat Adrian menjadi terkesima, "Apa kehadiranku membuatmu gugup?" ucap Adrian sambil menatap lurus ke mata Alia Sebenarnya Alia seharusnya menyangkal pertanyaannya, tapi ia merasakan jantungnya seperti hampir melompat keluar dari dalam dadanya, dia akan menjadi orang yang munafik jika dia mengatakan bahwa dia sama sekali tidak gugup, akhirnya ia menganggukkan kepalanya dan mengakui dengan jujur "sedikit" "Mengapa? apa aku terlihat menakutkan?" ucap Adrian
Rasa panas mulai menjalar ke seluruh tubuh Adrian, dia benar-benar terpikat oleh Alia, tapi tentu saja itu hanya tentang s3ks, Pria memang selalu cenderung menuruti dorongan s3ksual mereka, Adrian juga merupakan seorang Pria, jadi dia tidak terkecuali Terlebih lagi, wanita yang ada di hadapannya ini adalah Alia Istri sahnya yang sangat cantik dengan tubuh yang indah sempurna, disamping itu bisa dia miliki kapan saja dia mau, Dari bibirnya, ciuman Adrin perlahan naik ke wajah cantik Alia, lalu ke belakang telinganya, lalu turun lagi di sepanjang lehernya yang indah hingga ke tulang selangkanya, cara dia menciumnya begitu lembut sampai-sampai membuat Alia merasa seperti dia sangat peduli padanya, "Apa itu hanya sebuah ilusi?
Alia tetap berdiri diam di tangga, ketika Adrian bergerak lebih dekat dengan setiap langkahnya, Adrian berdiri di hadapannya, lalu mencengkeram dagunya sambil mengangkat kepalanya "Alia" ucap Adrian berteriak dengan dingin, Alia tanpa sadar mencoba untuk menarik diri dari cengkeraman Adrian, sambil mengerutkan keningnya, namun tenaga Adrian tetap lebih kuat, "Ada apa denganmu?" ucap Alia dengan bingung sambil menatap Adrian "Apa kamu menyembunyikan sesuatu dariku?" ucap Adrian "Aku..." ucap Alia sambil berpikir beberapa saat, "Apa yang tidak bisa kukatakan padanya?" pikir Alia, namun hanya ada satu hal yang terlintas di dalam pikirannya, tapi mengapa Adrian tiba-tiba menanyakan hal
Adrian yang duduk di Kursi penumpang terus memerintahkan Alia sesuatu yang seperti tidak masuk akal, "Kamu melajukan mobilnya terlalu lambat" ucap Adrian "Terlalu cepat kali ini" ucap Adrian lagi "Apa kamu sengaja membuatku untuk terlambat" ucap Adrian lagi "Kamu tadi sudah melanggar lampu merah, apa kamu sengaja cari mati? atau kamu ingin mencoba untuk membunuhku?" ucap Adrian lagi Alia tidak berani mengeluh, tidak peduli apapun yang dia katakan, wajah Alia perlahan berubah menjadi gelap, namun ia tetap berusaha untuk terus mematuhi perintahnya satu demi satu, meskipun sebenarnya ia melakukannya dengan berat hati, selain itu Alia juga har
Adrian tidak mengatakan sepatah katapun, dia dengan santai membalikkan badannya dan langsung berjalan naik ke atas Alia meninggalkan Ruang tamu untuk berjalan-jalan setelah membersihkan dan merapihkan semuanya, pikirannya kacau balau setelah semua masalah dengan Adrian dan Endah hari ini, sekarang dia benar-benar membutuhkan udara segar, Alia merasa bahwa jalan-jalan sejenak di sekitar Mansion akan ideal untuk membuat dirinya bisa bersantai dan menghilangkan depresi di dalam hatinya, namun sayangnya, dia bertemu dengan Endah di luar Mansion Endah berjalan mendekat ke arahnya dengan perlahan, beberapa detik kemudian dia berdiri tepat di hadapan Alia, "Nyonya, sepertinya suasana hatimu sedang sangat buruk" ucap Endah, namun A
Alia melihat nama yang ada di layar ponselnya itu, lalu dia mengangkatnya "Maria"Maria adalah Putri kandung dari Orang tua angkatnya, dia berusia dua tahun lebih muda dari Alia, bisa dikatakan mereka tumbuh besar bersamaNamun Alia tidak pernah benar-benar di terima olehnya, Alia tidak pernah memiliki hubungan yang baik dengan Saudaranya, hubungannya dengan Maria tidak pernah baik sama halnya dengan Alina, oleh karena itu dia benar-benar terkejut ketika melihat Maria meneleponnyaBegitu panggilan itu tersambung, suara Maria terdengar dari ujung telepon yang lain "Alia, kamu sekarang bahagia di Keluarga Bratakusuma kan? saking senangnya sampai-sampai kamu telah melupakan orang-orang yang membesarkanmu? kenapa lama sekali tidak pulang ke Rumah?"Alia membuka pintu dan keluar dari mobil sambil memegang ponsel di telinganya, dia berjalan menuju lift dan berkata dengan acuh tak acuh "Maria, kamu bahkan tidak pernah menyukaiku, jadi kenapa kamu meneleponku?""Alia, apa kamu ingin mengabaik
Alia berpikir di dalam hati "Tidak mungkin dia menyukaiku, dia mungkin menikah denganku dan berhubungan intim layaknya Suami Istri pada umumnya, tapi semua itu tidak bisa mengubah fakta bahwa orang yang dia cintai adalah Alina, apalagi Alina adalah Adik kandungku, aku tidak bisa bersikap tidak tahu malu dengan mencuri seorang Pria darinya"Alia meletakkan tangan di mulut Adrian untuk menghentikannya,Ya, mereka berciuman, tapi Alia jarang melakukannya dan bahkan tidak tahu bagaimana melanjutkannya, setelah bibir merahnya menekan bibir Adrian dia tidak melanjutkan lebih jauhBeberapa detik kemudian, Alia memalingkan wajahnya dari Suaminya dan berkata dengan suara yang hampir tidak terdengar "Adrian, aku ingin bangun"Namun Adrian mengabaikan permintaannya, sebaliknya dia menolehkan kepala Alia ke arahnya dan membungkam bibir merah yang ingin dia miliki lagi, Alia menciumnya dengan sangat lembut, seolah-olah memberinya kesempatan untuk menanggapinya, tentu saja Alia mencoba untuk menang
"Aku baru saja mendorongmu menjauh, apa kamu tidak mengerti apa artinya tindakan itu?" ucap Alia sambil mengangkat alisnya kembali, meniru nada malas Adrian dan tersenyum membuat Adrian terkekeh melihat tingkahnya"Apa yang kamu tertawakan? bisakah kamu menjelaskannya padaku agar aku bisa mengerti? dengan cara ini aku bisa tahu lebih banyak tentang Suamiku" ucap Alia dengan nada sarkastik sambil menatap Adrian"Berhentilah berpura-pura bodoh" ucap Adrian sambil menyipitkan matanya"Aku tidak berpura-pura bodoh, bagaimana kamu bisa menuduhku dengan kata-kata seperti itu" ucap Alia, ia sama sekali tidak merasa malu dengan kepura-puraannya walaupun dia merasa jijik dengan tindakannya ini, itu karena dia berpikir bahwa metode ini mungkin yang paling efektif untuk menghadapi Adrian, dan caranya yang mencoba untuk mengendalikannya"Kamu tahu, apa yang kamu lakukan sekarang sangat tidak bijaksana untukmu" ucap Adrian dengan nada peringatan sambil terkekehAlia mengangkat alisnya dan bertanya
"Mengapa kamu harus mengkhawatirkan itu? tidak usah terlalu dipikirkan, kalau kamu ingin tahu sesuatu mengenai Ray, kamu bisa bertanya pada Adrian, aku pikir dia..." sebelum Alia bisa menyelesaikan ucapannya Adrian memotong ucapannya sambil menggertakkan giginya dan memanggil "Alia""Habislah aku" pikir Alia sambil mengerutkan keningnya, "Sepertinya dia tidak mau bekerja sama lagi denganku" pikir Alia dalam hatinyaNamun di luar dugaan, kata-kata yang keluar dari mulut Adrian berbeda dari yang dia harapkan, "Turunkan sikumu dari atas meja, makanan Meta sudah datang" ucap Adrian setelah ituNamun Situasinya menyadarkan Alia dan dia menganggukkan kepalanya sebelum dia buru-buru menyesuaikan posisinya, setelah Pelayan meletakkan makanan di atas meja, Alia diam-diam menghela napas lega, dia benar-benar mengira Adrian akan memarahinya,Meta diam-diam memperhatikan interaksi Alia dan Adrian, dan tiba-tiba dia mengerti sesuatu, lalu dia memandang Alia sambil tersenyum, lalu melambaikan tanga
"Tanggalnya belum di konfirmasi" ucap Adrian menjawab dengan cepat"Meta, aku pikir mereka akan mengumumkan hubungan resmi pada hari pertunangan itu, tapi sekarang Ray masih seorang Pria single jadi jangan bersedih dulu, bukan tidak mungkin kalau terjadi sesuatu di antara mereka sebelum pertunangan itu berlangsung yang akan membuat mereka tidak jadi bertunangan bukan?" ucap Alia mencoba untuk membuat Meta tenang"Tapi kejadian apa yang mungkin akan terjadi untuk mengubah kejadian itu" ucap Meta dengan murung"Mungkin hal-hal seperti Putri dari Keluarga Limandara ternyata tidak ingin bertunangan dengannya" ucap Alia, ia tidak menyadari kalau Adrian sudah menatapnya dengan curiga ketika mendengar ucapan Istrinya itu, namun Adrian masih memperlihatkan ekspresi tenangAlia mengumpulkan keberaniannya lalu berbisik di telinga Meta "Sama seperti Alina, jika bukan karena dia melarikan diri, aku juga tidak akan menikah dengan Adrian, bukankah begitu?" ucap Alia sambil menggeserkan badannya set
"Yah, um... Adrian mentraktirku, jadi cepatlah kesini sekarang" ucap Alia sambil melirik Adrian sebentar lalu ia menutup mulutnya sambil berbisik di telepon "Mungkin kita bisa menanyakan sesuatu tentang Ray kepada Adrian, cepat kesini"Mendengar apa yang Alia katakan Meta langsung heboh "Oke, aku segera ke sana sekarang" ucap MetaSetelah menutup telepon, Alia meletakkan ponselnya di sudut meja, bersamaan dengan Pelayan yang mulai menyajikan hidangan yang mereka pesan, semua hidangan itu tampak sangat mewah dan lezat, menunjukkan bahwa kokinya mengerahkan semua kemampuan terbaiknya,Alia merasa kagum, tapi dia tidak menatap hidangan tersebut terlalu lama untuk menghindari rasa malu, tanpa ia sadari Adrian terus menatap Alia dari tadi lalu dia bertanya "Kamu ingin memesankan makanan untuk Temanmu atau dia pesan sendiri saja nanti?"Setelah berpikir beberapa saat Alia menjawab "Dia bisa memesan sendiri nanti ketika dia datang""Baiklah" ucap Adrian sambil menganggukkan kepalanya dengan
Alia melihat sekeliling interior Restaurant, tapi tidak menjawab pertanyaan Adrian, dia memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan"Aku lapar, bukankah kamu bilang kamu akan mentraktirku makan malam? apa kamu akan membiarkanku makan hanya jika aku jatuh sakit karena kelaparan?" ucap Alia sambil tersenyumSenyum Alia seolah-olah membuyarkan amarah Adrian, tapi ada beberapa kata yang tidak bisa diabaikan, Adrian melirik tangan Alia yang menggenggam tangannya, dan menemukan dia tidak mengenakan cincin kawin.Seorang Wanita yang sudah menikah tanpa cincin kawin di jarinya, membuat Adrian menjadi merasa bersalah melihatnya,Alia mengikuti arah pandangannya dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lihat?""Kita sudah menikah, tapi kita tidak punya cincin kawin" ucap Adrian"Itu bukan masalah, aku sama sekali tidak peduli dengan hal-hal seperti itu" ucap Alia sambil mengepalkan jari-jarinya"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini padaku?" ucap Alia lagi"Kamu menginginkannya atau tidak" ucap A
Di dalam perjalanan Alia menatap Adrian yang diam sambil terkekeh pada dirinya sendiri, membuat Alia menatapnya dengan bingung"Ada apa?" ucap Alia"Kamu menganggapku sebagai Sopirmu?" ucap Adrian meliriknya sekilas dan mengutarakan pikirannya"Hah? tidak" ucap Alia mengerutkan kening ketika dia menatapnya, Alia tidak mengerti kenapa Adrian berpikir seperti itu"Lalu, mengapa kamu tidak menyapaku? kamu hanya mengencangkan sabuk pengamanmu sebelum memberitahuku bahwa kita bisa pergi sekarang, jika perilaku seperti itu tidak mengartikan bahwa kamu menganggapku sebagai Sopir, lalu apa?" ucap Adrian melanjutkan dengan tenang"Kalau begitu, bagaimana kalau aku yang mengemudikan mobil? jadi kamu tidak akan berpikir bahwa kamu adalah Sopirnya" ucap Alia"Kamu tahu aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu" ucap Alia lagi melihat Adrian tetap diamLalu Alia memandangnya dalam-dalam dan bertanya "Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya bahwa aku sama sekali tidak menganggapmu sebaga
Namun akhirnya Alia menarik napas dalam-dalam setelah Adrian benar-benar pergi, matanya tanpa sadar jatuh ke sofa tempat Adrian memeluknya barusan, pada saat itu, dia merasa sangat gugup karena dia dipaksa untuk duduk di atas kakinya untuk waktu yang lama, belum lagi pipinya memanas karena dia bahkan bisa merasakan suhu tubuh Pria itu.Bagaimana mungkin dia tidak merasa linglung ketika dia mengalami situasi seperti itu?Alia memejamkan matanya sambil menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan adegan itu dari dalam benaknya agar imajinasinya tidak lepas kendali,Dia mulai bekerja untuk mengalihkan apa yang ada di pikirannya,Lalu ia melihat email dari departemen HRD, email itu berisi mengenai daftar CV dari beberapa kandidat yang harus dia pilih untuk menjadi Asistennya.Manager HRD, juga menanyakan apakah dia lebih suka mempromosikan Karyawan yang sudah bekerja di dalam Perusahaan atau merekrut kandidat baru, ia telah mensortir beberapa CV, baik dari internal maupun eksternal.Ta