Setelah Asisten Adrian yang bernama Joni masuk bersama dengan penghulu, Adrian yang duduk di sofa berhadapan dengan Bimo mengulurkan tangannya kapada Bimo Bratakusuma untuk bersalaman, Bimo langsung menyambut uluran tangan Adrian itu namun ia masih tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Adrian"Om Bimo, mulai saat ini, saya kembalikan Alina Bratakusuma binti Bimo Bratakusuma kepada Anda, saya talak Alina Bratakusuma dengan sadar sesadar-sadarnya" ucap Adrian, kemudian ia meminta penghulu untuk maju sambil melepaskan tangannya, dan berbicara lagiBimo Bratakusuma dan Istrinya termasuk Alia kaget dengan apa yang dilakukan oleh Adrian, apa maksud Adrian untuk mentalak Alina seperti ini, apakah ia sudah membatalkan pernikahannya dengan Alina, dan jika itu benar berarti pernikahan antara Keluarga Denaswara dan Bratukusuma menjadi batal, yang berarti dia juga harus mengembalikan dana yang sudah ditransfer oleh Perusahaan Adrian pikir Bimo dan IstrinyaSampai kemudian, Adrian berbicar
Akhirnya Bastian menatap Rina dan membuka mulutnya untuk berbicara, "Kemari dan duduklah terlebih dahulu, sayang"Selama bertahun-tahun Bastian telah membangun semacam cara yang mengesankan yang hanya mampu dilakukan oleh Master Bisnis, meski dia hanya mengucapkan beberapa kata dengan tenang, suhu di Ruangan itu sepertinya turun beberapa derajat akibat ucapannya.Bahkan Rina sama sekali tidak berani membalas perkataannya, dia hanya memelototi Alia sebelum duduk di sebelah Bastian, Sejak Alia ditampar oleh Mamanya, Adrian tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Wanita itu, saat ini, Wanita itu sedang menundukkan kepalanya dengan ekspresi yang tidak bisa terbaca di wajahnya, tapi dia tahu bahwa Alia sedang berusaha menekan emosinya.Adrian mengangkat tangannya, dan memijat pelipisnya dengan penuh frustasi, "Adrian, kemari dan duduk di sini" Bastian memanggilnya"Ya, Pa" ucap Adrian dengan lembut, kemudian ia menyeret Alia ke sofa dan membuatnya duduk di sebelahnya.Rina mengatupkan bii
Adrian mengulurkan tangan dan mengangkat dagunya dengan jari-jarinya yang panjang, dengan suara rendah yang entah bagaimana terdengar seksi dan menakutkan di saat yang bersamaan,"Semuanya akan menjadi menarik untuk Keluarga Bratakusuma, sebagai Putri dari Bimo Bratakusuma, apa kamu tidak penasaran untuk melihat apa yang akan terjadi?" Tanya AdrianJejak kepanikan melintas sekilas di mata Alia, "Apa yang akan kamu lakukan pada Keluargaku?"Adrian tersenyum tipis, "Apa yang akan aku lakukan? kamu akan segera mengetahuinya"Adrian melepaskan Alia setelah mengatakan itu, dan menambahkan "Kamu boleh pergi menghadiri kelasmu, tapi pulanglah jam delapan setiap malam"Kemudian Adrian berjalan naik ke atas dan menghilang ke Ruang kerja setelah mengatakan itu, saat Alia melihat sosoknya yang perlahan menghilang dengan linglung, bibirnya bergetar, tentu saja dia tahu bahwa Pria itu memintanya untuk kembali setiap malam hanya untuk menyiksanya.Adrian pasti ingin melampiaskan kemarahan dan keben
Setelah sampai di dalam Kamarnya, hal pertama yang dia lakukan adalah menghubungi Papinya, selama dia bisa membuat rencana darurat, Grup Bratakusuma masih bisa diselamatkan, setidaknya untuk saat ini.Setelah tiga kali bunyi nada sambung, panggilan itu akhirnya dijawab,"Papi, Adrian baru saja menelepon seorang Asistennya yang bernama Reno, dan memintanya untuk memotong pasokan barang-barang terbaru ke Grup Bratakusuma, coba Papi lihat apakah Papi bisa menemukan solusi untuk masalah itu" ucap Alia"Oke, Alia, ingat ini, Adrian ingin berurusan dengan Grup Bratakusuma, kamu sama sekali tidak bersalah, jadi jangan takut jika dia mencoba untuk menindasmu, kamu bisa pulang, Papi dan Mami pasti akan menjaga dan melindungimu" ucap Papi Bimo dengan serius"Papi, tenanglah, jangan khawatirkan aku, dia belum melakukan apapun padaku sejauh ini" ucap Alia berusaha berbicara setenang mungkin.Papi Bimo menghela napas lega dan dengan cepat menutup telepon supaya dia bisa melakukan sesuatu terkait k
Bagaimanapun juga, Alia tetap harus memberikan jawaban pada Adrian, tidak peduli apa yang ada di dalam pikiran Lelaki itu."Kamu terus membuang-buang waktuku, setelah satu menit, tidak masalah jawaban seperti apa yang kamu berikan padaku, karena aku akan berubah pikiran" ucap Adrian menambahkan kalimatnya saat melihat Alia yang tampak ragu-raguAlia menggigit bibir bawahnya saat melihat Pria tampan tapi licik yang berdiri di hadapannya,"Jika kamu dapat menjamin bahwa kamu akan melepaskan Grup Bratakusuma, aku akan bersedia melakukan apapun untukmu" jawab Alia"Termasuk tidur denganku?" ucap AdrianAlia menjawab dengan ekspresi tegas di wajahnya "Tentu saja"Sepertinya hanya itu jawaban yang dibutuhkan Adrian, dia tertawa kecil dan berkata, "Kalau begitu kemarilah"Alia mengepalkan tangannya agar tidak gemetar dan berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah, Dia baru berhenti ketika tubuh mereka hampir bersentuhan, kemudian Alia menundukkan kepalanya.Alia merapatkan dirinya begitu d
"Huh ini sama sekali tidak seperti yang kuperkirakan, Wanita ini semakin lama semakin menarik" Adrian berpikir dalam hatinya sambil menganggukkan kepalanya, lalu ia berjalan ke sofa yang ada di dalam kamar, lalu ia duduk dengan menyilangkan kakinya"Menurutmu aku harusnya menjadi Pria yang seperti apa?" ucap Adrian sambil menatap Alia."Aku juga tidak tahu, tapi setidaknya bukan Pria yang akan membuat keputusan penting berdasarkan seks" ucap Alia"Jadi?" timpal Adrian"Jadi, kamu tidak boleh memutuskan nasib Grup Bratakusuma berdasarkan apakah kita tidur bersama atau tidak" Alia menjelaskan sambil menggigit bibir bawahnyaMeski sikapnya rendah hati, tapi nada suaranya terdengar tegas, lalu Adrian memberikan anggukan singkat "Kamu orang yang cerdas"Adrian mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya setelah mengucapkan kata-kata itu, asap perlahan menyebar ke seluruh Ruangan saat dia menghisap rokoknya, dan asap itu menerobos masuk ke lubang hidung Alia.Namun, dia tetap berdiri diam
Setelah selesai menyantap sarapan, Alia naik ke Kamarnya, ia mengganti bajunya dengan menggunakan celana jeans Biru Navy, dengan atasan kaos polos berwarna putih lengkap dengan syal yang ia ikatkan di lehernya, lalu ia mengambil Tas Small 30 Montaigne Bag nya yang ia letakkan di pundaknya, membawa 1 sleeve bag untuk tempat laptopnya dan juga buku catatannya.Dia telah memutuskan untuk mulai pergi ke Kampus hari ini, kelasnya akan dimulai tepat pukul 10 pagi, saat dia berjalan menuruni tangga, Ia melihat Adrian, Pria itu sedang mengganti sepatunya di Ruang Depan.Profilnya yang tinggi dan tampan memancarkan kharisma, dia merasa kesulitan melepaskan pandangannya dari Pria itu, Orang bahkan bisa tahu betapa tampannya dia dari jarak itu.Meski Alia telah tinggal di Mansion AW selama hampir seminggu lamanya, semuanya masih terasa seperti mimpi, dia masih tidak percaya bahwa sekarang dia hidup bersama dengan Pria yang telah dia sukai selama bertahun-tahunIni terasa seperti ilusi, sayangnya
"Aku tidak mengerti, bukankah kamu adalah Pacarnya? mengapa kamu merasa sangat tidak tenang? Mengapa seorang Pacar perlu memperingatkan orang lain seperti ini? Aku bahkan bukan salah satu dari mantan Pacarnya, kamu benar-benar menyedihkan! hidup pasti sangat sulit bagimu" ucap Meta dengan polos sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat"Kamu benar-benar cari mati!" ucap Wanita itu, setelah mengatakan itu, Wanita itu melirik pengawalnya dan memerintahkan "Hajar dia"Sebelum mereka bisa melakukan sesuatu, Alia melangkah maju dan berdiri untuk membela diri di depan Temannya."Mbak, karena kamu adalah Pacanya Ray, kamu pasti menyadari bahwa Ray dan Adrian adalah Teman yang sangat dekat, dan aku ingin memberitahumu bahwa Adrian baru saja menikah dan Istrinya adalah Sahabat Meta, aku khawatir konsekuensinya akan buruk jika kamu menyakitinya. Ray pasti tahu tentang itu" ucap Alia dengan ekspresi tenang"Apa kamu sedang mengancamku?" hardik Wanita itu"Aku tidak akan menyebutnya sebagai anc
Sebenarnya kata-kata Adrian sebelumnya sangat ambigu, tetapi nada suaranya terdengar serius setelah dia mengatakan kalimat terakhirnya, jadi akhirnya Alia otomatis mengabaikan kata-katanya di awal kalimat lalu menjawab "Oke"Adrian merasa senang mendengar tanggapan Alia, lalu ia mengatakan "Aku akan mengatur Sopir untuk mengantarmu ke BK Corp" "Tidak perlu terima kasih, aku bisa pergi sendiri" ucap Alia membuat Adrian mengangkat alisnya"Aku sudah meminta seseorang untuk mengantar mobilmu kembali ke Grup Bratakusuma sejak kamu ada di sini, yang berarti kamu harus naik taksi, apa perbedaan antara Sopir Taksi dan Sopirku yang akan mengantarmu kembali?" tanya Adrian"Tentu saja ada perbedaannya, jika kamu mengatur seseorang untuk mengantarku kembali bukankah itu berarti bahwa aku berutang budi padamu?" ucap Alia, namun Alia tidak mengatakannya dengan lantang, namun Alia akhirnya berpikir selama beberapa detik, dan akhirnya menganggukkan kepalanya setuju untuk diantar oleh Sopir Adrian "
Alia mencoba menjelaskan untuk melakukan pembelaan "Maksudku adalah aku akan kembali ke BK Corp dulu untuk membahasnya dengan Papi"Tiba-tiba saja Adrian bangkit dari tempat duduknya, dia berjalan ke arah mejanya dan duduk di kursi kulitnya yang berwarna hitam, Alia bingung ketika melihat reaksinya, butuh beberapa saat bagi Alia untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan saat ini, akhirnya dia memutuskan untuk berjalan mendekat ke arah Adrian,"Pak Adrian, kamu..." ucap Alia membuat Adrian yang merasa terganggu memotong ucapannya sebelum dia bisa berbicara lebih"Aku tidak suka ketika kamu memanggilku dengan panggilan seperti itu" ucap Adrian"Adrian" ucap Alia"Lanjutkan" ucap Adrian"Aku ingin mengingatkanmu bahwa Grup Bratakusuma juga merupakan salah satu Perusahaan terbaik di Asia, jika bukan karena krisis yang telah dihadapi oleh Perusahaan, pasti Perusahaan itu juga akan berada di level yang sama dengan Grup Denaswara, jadi kalau kedua perusahaan itu bekerja sama pasti akan men
"Aku mau turun dari pangkuanmu" ucap Alia sambil menunduk "Kenapa?" tanya Adrian, sikapnya yang tenang membuat Alia berani untuk menjawabnya dengan blak-blakkan "Bukankah kita akan membicarakan kerjasama antara Grup Bratakusuma dan Grup Denaswara, jangan lupa aku berada di sini juga karena hal tersebut" "Apa tidak ada yang ingin kamu bicarakan denganku selain urusan pekerjaan" ucap Adrian membuat Alia merasa bingung "Apa yang kamu ingin bicarakan denganku selain pekerjaan?" ucap Alia pada akhirnya sambil menghela napas dalam "Bagaimana kalau kamu memberitahuku apa yang kamu suka dari diriku?" ucap Adrian Alia tidak menyangka pertanyaan sep
"Jangan bersikap terlalu formal padaku, kenapa kamu tidak memanggilku dengan panggilan Adrian saja, atau mungkin sayang, aku lebih suka mendengarnya" ucap Adrian sambil menundukkan kepalanya dan terkekeh, membuat Alia mengatupkan bibirnya dan menghela napas karena merasa tidak berdaya "Aku akan memanggilmu dengan namamu jika kamu ingin mendengarnya, Adrian mari kita bicara tentang pekerjaan sekarang oke?" ucap Alia pada akhirnya "Kenapa kamu tiba-tiba begitu menurut sekarang? kenapa kamu tidak menantangku lagi seperti yang kamu lakukan ketika kamu mencoba untuk membela Andra?" tanya Adrian, membuat Alia langsung terdiam setelah mendengar ucapan Adrian itu "Dia tidak bisa melepaskannya begitu saja kan?" batin Alia, akhirnya
Alia tidak mengatakan apa-apa untuk membalas ucapan Adrian itu, dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata, lalu dia melihat ke arah luar melalui jendela mobil, lingkungan di sekitarnya sangat tenang dan sunyi, tapi tetap saja otaknya tidak bisa memproses kata-kata Tiba-tiba Alia merasakan cengkeraman erat ditangannya, dia melihat ke bawah ke arah tangannya dan melihat jari-jari Adrian yang ramping sedang meremas tangannya yang berkulit putih "Tanganmu Indah" ucap Adrian sambil menatap Alia "Apa maksud dari ucapannya itu?" pikir Alia dalam hati, beberapa pertanyaan berkecamuk di benaknya Lalu dia menoleh ke arah Adrian dan akhirnya bertanya "Apa kamu masih ingi
"Apa maksudmu? bukankah kamu yang disini bersikap tidak masuk akal?" ucap Alia, membuat Adrian semakin mengencangkan cengkeramannya pada setir, dia merasa bahwa dia tidak punya tempat untuk melampiaskan amarahnya lagi, jadi akhirnya dia hanya diam, dan tidak mengatakan apa-apa lagi pada Alia"Lampu sudah berubah menjadi hijau, ayo kita jalan karena di belakang kamu sudah di klakson orang" ucap Alia mengingatkan sambil merapatkan bibirnyaAdrian tidak menjawab ucapn Alian, namun ia menginjak pedal gasnya dengan perasaan yang masih kesal, dia benar-benar merajuk dan diam sepanjang perjalanan, Adrian mengemudi dalam diam dan berusaha menekan amarahnyaMelihat Adrian yang diam dan mengemudi dengan kesal, Alia hanya bisa menolehkan kepalanya ke arah luar jendela dan mengabaikan Pria yang ada disampingnya itu, mereka berdua sama sekali tidak berbicara sepanjang perjalananTidak lama kemudian, mereka tiba d
"Sebenarnya, aku benar-benar tidak ingin kamu datang" batin Andra, namun dia tidak bisa mengucapkan kata-kata itu dengan lantang padanya, dia berusaha menenangkan dirinya lalu tersenyum pada Adrian "Tentu saja, aku sama sekali tidak keberatan Pak Adrian, sebenarnya merupakan sebuah kehormatan bagiku untuk bisa makan siang denganmu" ucap Andra "Baiklah, terima kasih kalau begitu" ucap Adrian, ia memanfaatkan kesempatan itu untuk duduk di sebelah Alia, membuat ALia menatapnya dan tidak bisa berkata apa-apa "Apa ada masalah? apa kamu tidak bisa mengenaliku?" ucap Adrian menolehkan kepalanya sambil menatap mata Alia Alia masih terdiam sambil menatapnya, dia sama sekali tidak mengatakan
Tepat ketika mereka sudah setengah jalan melakukan Tour keliling Grup Bimantara, ponsel Alia berdering, lalu ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, dan menemukan bahwa Adrian yang meneleponnya "Maaf Pak Andra, aku harus menjawab telepon ini" ucap Alia sambil menatap Andra "Tidak masalah silahkan" ucap Andra dengan santai, membuat Alia tersenyum sambil meminta maaf lalu berbalik Begitu panggilan tersambung Adrian langsung bertanya "Bagaimana harimu di hari pertamamu bekerja? apa kamu sudah terbiasa bekerja di sana?" Alia merasa sedikit tercengang, dia tidak menyangka Adrian akan menunjukkan perhatiannya padanya "Ya, aku baik-bai
"Begitukah caramu mencium Alina saat kalian masih bersama?" ucap Alia sambil menatap Adrian dan tersenyum ketika memikirkan hal itu, namun membuat Adrian mengangkat alisnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa Ketika melihat Adrian tidak ingin menjawab pertanyaannya, Alia memaksakan senyum lalu berpamitan "Aku akan pergi bekerja, selamat..." Namun sebelum Alia menyelesaikan ucapannya Adrian memotongnya "Kami belum pernah berciuman" "Apa? Adrian dan Alina belum pernah berciuman? bagaimana mungkin? jika dilihat dari kelembutan ciumannya, mustahil kalau dia tidak pernah mencium Alina, jika demikian, maka dia mungkin telah melatih keterampilan berciumannya dengan gadis lain yang pernah dia kencani di masa lalu" pikir Alia