Share

Terpaksa Menjadi Madu

Author: Agung Ahmad S
last update Last Updated: 2024-05-20 19:05:15

Akhirnya aku hanya bisa pasrah, kala ayah tiba-tiba pingsan tepat di depanku. Rasa tak tega menjadi alasan utama untuk menerima permintaan menjadi pengganti malam pertama sekaligus madu dalam pernikahan kakak tiriku.

"Baik kalau begitu, saya akan menikahkan Salma menjadi madu dari Sinta," ucap ayah setelah sadar.

Acara akad dilakukan secara virtual, tak dihadiri oleh sang pengantin pria. Mungkin dia kelelahan setelah acara resepsi tadi. Aku pun memaklumi. 

Kini, aku telah sah menjadi madu dari kakak tiriku sendiri. Seketika itu juga, datang pria utusan dari juragan Amran. Yang tak lain adalah teman SMA aku dulu. Dia bekerja di rumah juragan Amran.

"Cie pengantin baru," goda Aldo padaku.

Ingin rasanya aku menyumpal mulutnya dengan kaos kaki yang saat ini aku lepas. Biar dia pingsan sekalian di dalam mobil Alphard ini. 

"Bisa diem nggak!" ketusku.

"Ehem, malam pertama nih ye. Enak tuh," godanya lagi dan aku pun meradang. Akhirnya aku layangkan pukulan tepat mengenai belakang kepalanya. Terlihat ia meringis kesakitan.

"Sakit, Sal." Aldo melotot.

"Bodo," balasku ketus.

"Loh, bukankah malam pertama itu malam yang diidamkan oleh para pengantin ya?"

"Iya kalau saling cinta atau setidaknya bukan madu," sahutku kesal.

"Madu? Maksudnya?" tanya Aldo seperti kebingungan.

"Iya, aku hanya dijadikan istri pengganti di malam pertama pernikahan kakakku. Aku dijadikan madunya," jawabku apa adanya dan Aldo pun semakin terkejut.

"Kok bisa?" tanya lagi, bertingkah seperti orang tak tahu apa-apa.

"Ya bisalah, Mbak Sinta kabur setelah acara resepsi," jelasku dan Aldo pun mengerutkan dahi, menandakan jika dia bingung dengan penuturanku.

"Kabur? Acara resepsi? Bukankah mereka menikah juga secata virtual ya."

Kini aku yang bingung, menikah secara virtual? Itu artinya sama denganku dong. Lalu apa alasan sang Argantara tak datang di acara akad? Lalu Mbak Sinta di panggung resepsi dengan siapa? 

Apa itu alasan Mbak Sinta kabur? 

Pikiranku semakin tidak karuan. Apa jangan-jangan pria yang menjadi suamiku itu sangat jelek sehingga Mbak Sinta memilih kabur? Ya Allah, tolong lindungi aku di malam pertama nanti. Jika dia jelek, tolong biarkan aku terbebas darinya, tetapi jika tampan biarlah aku menjadi madunya.

Astaghfirullah, aku berpikir apa. Kenapa jika tampan aku mau menjadi madunya. Segera aku menghapus doa yang terakhir. Semoga Allah mendengar dan tidak jadi mengabulkan doaku menjadi madu terus. Aku ingin menjadi istri utama dan bukan madu. Titik. Walaupun pada kenyataannya aku sudah menjadi madu.

"Malah bengong, ayo cepat turun," ajaknya padaku yang kini malah melamun.

Memang jarak antara rumahku dan juragan Amran hanya sekitar 5 kilometer saja. Jadi hanya menempuh beberapa menit saja sudah sampai.

Aldo turun terlebih dahulu. Ia membantu membawa barangku masuk. Ada rasa ragu saat kaki melangkah memasuki halaman rumah yang luas ini. Apalagi rumahnya megah dan berlantai 2, bak istana.

Datang seorang wanita berpakaian elegan. Wajahnya terlihat masih muda tak sesuai dengan umurnya yang sudah seusia dengan ibu tiriku. Ia menyambutku dengan penuh kehangatan, bahkan ia juga menuntunku memasuki rumahnya. Ya, dia adalah ibu Sofia, istri dari juragan Amran.

"Ayo, tidak usah sungkan-sungkan. Anggap saja rumah sendiri," ujarnya mengulas senyum.

"I-iya, Bu," jawabku terbata. Tak kusangka, ternyata keluarga Amran sangat baik. Tetapi kenapa mereka meminta hutang ibu dibayar dengan pernikahan? Sebenarnya apa yang mereka sembunyikan?

Kemudian wanita itu mengajakku ke sebuah ruangan. Aku yakin jika ruangan yang saat ini ada di hadapanku adalah kamar dari suamiku, Argantara Kusuma. 

"Masuklah terlebih dahulu, nanti barangmu akan dibawakan oleh pelayan di rumah ini," ujarnya setelah membukakan pintu.

Aku mengangguk dan tak bisa berkata-kata lagi. Antara takut dengan malam pertama yang akan dilalui dan juga alasan apa yang mendasari juragan Amran meminta hutangnya dibayar dengan pernikahan.

Dengan sedikit gemetar, aku mulai mengayunkan kaki memasuki kamar. Seketika aku terkejut melihat isinya. Benar-benar seperti hotel. Ada bunga di tengah-tengah ranjang berbentuk love dan ada sepasang angsa di tengah-tengahnya. Sungguh indah, aku sangat mengaguminya.

Akan tetapi, rasa kekaguman itu segera aku tepis. Ini adalah malam sial bagiku. Aku harus menjadi istri pengganti malam pertama. Ah, malang sekali nasibku.

Derap langkah kaki di luar ruangan menuju pintu membuat hatiku berdetak lebih cepat. Jangan-jangan dia adalah suamiku, Argantara. Dengan cepat aku duduk di tepi ranjang untuk mengatur napasku yang tak beraturan.

"Maaf, Mbak, ini tasnya," ucap seorang wanita yang usianya hampir seumuran denganku.

Aku bisa bernapas lega, ternyata dia bukan Argantara. Namun, aku malah menjadi curiga. Ada gadis seusia denganku. Apa mungkin dia juga salah satu dari istri Argantara?

Aku langsung berdiri dan mendekatinya. Tanpa basa basi aku langsung bertanya.

"Maaf, apakah kamu juga salah satu dari istrinya Argantara?"

Gadis itu malah tertawa mendengar pertanyaanku. Apakah pertanyaanku aneh? Ini semakin membuatku penasaran saja.

"Kenapa malah tertawa?" tanyaku kesal.

"Mbak, mas Argantara itu baru nikah sekali saja," jawabnya masih tertawa.

"Nikah sekali dengan 2 wanita maksudnya?" tanyaku menggaruk kepala yang tidak gatal, tetapi menandakan bingung.

"2 wanita?" Gadis itu terkejut.

"Iya, 2 wanita dan akulah madunya," jawabku dengan suara penuh penekanan.

"Masak sih?" Dia juga bingung, "lalu jika Mbak adalah madunya, terus istri pertamanya siapa?" Dia malah balik bertanya.

"Kakak tiriku istri pertamanya dan aku madunya," jelasku lagi.

Kini dia yang giliran garuk-garuk kepala. Sepertinya dia juga ikutan bingung. Buktinya tidak berucap lagi dan malah pergi begitu saja dari kamar ini dengan menggaruk kepalanya tiada henti.

"Ih aneh, kenapa dia malah jadi bingung begitu sih?" Aku berbicara sendiri seperti orang gila.

Sepertinya aku bakalan benar-benar gila karena banyak pikiran. Apalagi saat suara deru mobil memasuki halam rumah dan terdengar suara Aldo menyebut nama Tuan. Jantungku yang tadi berdetak normal, kini menjadi tidak beraturan. Berkali-kali aku menarik napas agar bisa sedikit tenang.

Di luar ruangan, terdengar bisik-bisik tentang acara resepsi tadi siang. Aku pun penasaran, rasa takut mulai terkikis dengan rasa kepo.

Aku mendekatkan kuping ke daun pintu. Supaya aku bisa mendengar lebih jelas apa yang mereka bicarakan. Bisa dipastikan jika yang berbicara adalah gadis yang barusan keluar.

"Tadi aku dengar mas Argantara menikah 2 kali."

"Masak sih?"

"Iya, wanita yang di dalam yang mengatakan. Katanya dia adalah madunya, bahkan dia mengira jika aku ini salah satu istri mas Argantara."

Mereka malah tertawa bersama. Aku menggerutu karena ditertawakan. Mereka pikir pertanyaanku adalah hal lucu.

"Tadi tuh ya, aku sempat dengar cerita Raka, katanya tadi dia ...."

Ucapannya menggantung, membuatku harus semakin mendekatkan kuping agar mendengar apa yang mereka bicarakan. Sayang, meski sudah kutempelkan ke pintu, tetap saja tak terdengar.

Hingga aku merasakan ada yang menyentuh pucuk kepalaku. Aku baru tersadar ternyata saat aku menguping, pintu telah bergeser.

"Dasar bodoh," gumamku.

"Kau mengatakan aku bodoh?"

Seketika aku mendongak. Suara berat itu membuatku menelan ludah dengan kasar. Mati sudah riwayatku malam ini.

Related chapters

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Dijebak

    Argantara kini telah berada tepat di belakangku, bahkan ia sempat mendengar jika aku mengatakan bodoh. Padahal umpatan itu bukan aku tujukan padanya. Namun, sepertinya lelaki itu akan salah sangka terhadapku. Seketika aku menundukkan kepala. Rasa takut menguasai diriku. Apalagi aku mulai terbayang malam pertama yang akan kami lalui. Terlihat begitu mencekam, di mana aku belum pernah berpacaran sama sekali. Tetapi, malam ini aku harus tidur satu ranjang dengan pria asing."Arga, setelah mandi, ajak istrimu makan malam." Suara ibu mertua terdengar dari arah tangga."Iya, Ma," jawab Argantara menoleh ke sudut tangga."Kamu mau minggir atau tetap di depan pintu?" tanyanya lembut.Padahal jantungku sudah seperti mau copot saja. Aku pikir dia akan marah setelah mendengar kata bodoh tadi. Tetapi ternyata, dugaanku salah besar. Lelaki itu hanya berkata demikian. Namun, tetap saja aku tak kagum dengan sikapnya."Aku akan minggir," jawabku lalu bergeser sedikit untuk memberinya jalan masuk ke

    Last Updated : 2024-05-20
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Mengakui Kesalahan

    "Sebenarnya aku minta papa untuk menikahkan aku dengan anak pak Handoko, tetapi ternyata ....""Ternyata papa salah tangkap. Papa pikir jika yang dimaksud adalah Sinta, ternyata itu kamu." Juragan Amran mendelik malu."Maafkan papa karena kesalahan itu, semuanya jadi runyam begini. Apalagi tidak mungkin juga Argantara langsung menceraikan Sinta setelah akad. Tapi ternyata tak disangka, eh Sinta malah kabur setelah resepsi," imbuhnya lalu mendekat pada kami.Mungkin perbincangan aku dan Argantara terdengar hingga luar ruangan. Sehingga Juragan Amran lebih memilih masuk dan ikut menjelaskan."Salma, papa minta maaf. Papa yang salah dan bukan Argantara. Jangan hukum dia dengan kamu jutek seperti itu. Dia itu tulus mencintai kamu. Jadi, papa mohon terima dia jadi suamimu."Aku langsung menyela. Rasanya tetap saja aku tak terima. Di sini dia yang bersalah, tetapi kenapa aku yang dihukum dengan menjadikan aku madu."Kenapa harus memintaku menjadi madu dalam pernikahan kakak tiriku. Aku juga

    Last Updated : 2024-05-20
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Alasan Kabur

    Lagi dan lagi dia hampir membuatku mati mendadak karena jantung yang terpompa sangat cepat."Morning kiss," ucapnya setelah menciumku tanpa ijin dan pergi begitu saja tanpa kata maaf.Dalam hati aku menggerutu. Tidak bisakah dia bangunkan aku hanya sekedar meminta ijin saja. Astaga, tingkahnya membuatku jengkel saja. Apa dia pikir aku ini adalah miliknya yang bisa diapakan semaunya?Aku menatap punggung tegap tanpa atasan itu. Gegas aku kembali menutup mata saat ia menoleh padaku. "Maafkan aku," lirihnya lalu berbalik lagi dan segera berganti pakaian.Setelahnya ganti baju, ia baru membangunkan aku dan mengajak untuk melaksanakan shalat subuh. Aku pun berpura-pura mengucek mata. Agar terlihat seperti orang baru bangun tidur."Nggak usah mandi, kan semalam kita nggak ngapa-ngapain," ujarnya kala aku menyambar handuk bekas miliknya. Tentu aku tidak tahu di mana handuk yang lain, karena aku juga baru pertama kali ada di sini."Siapa tahu kamu cari kesempatan saat aku tidur," tandasku da

    Last Updated : 2024-05-20
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Kabar Mengejutkan

    Namun, tiba-tiba saja datang seorang gadis kecil tetangga rumah dengan tergesa-gesa. "Bu Hesti!" teriaknya dengan napas tersengal."Kenapa?" tanya ibu acuh."Suami ibu," jawabnya masih berusaha mengatur napas."Iya suami saya kenapa?" Ibu terlihat kesal."Atur napas dulu baru bicara," ucap Argantara dan bocah itu patuh. Ia mengatur napas dan setelah teratur kembali berbicara."Bu, pak Handoko, Bu." Wajahnya terlihat panik."Ada apa dengan ayah?" tanyaku mendekat padanya."Pak Handoko kecelakaan, Mbak," jawabnya."Di mana?""Depan pasar, Mbak. Dia sekarang dibawa ke rumah sakit dekat pasar," jawabnya lagi.Tanpa berpikir panjang, aku langsung pergi menuju rumah sakit. Namun, Argantara malah mencekal tanganku."Ayah kecelakaan dan aku harus ke rumah sakit!" Aku membentaknya."Kita ke rumah sakit sama-sama," jawabnya kemudian menarik tanganku masuk mobil.Seketika aku merasa bersalah. Padahal dia berniat baik, tetapi aku selalu menganggapnya buruk. Berkali-kali aku beristighfar dalam ha

    Last Updated : 2024-05-28
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Cemburu

    Ketika aku terus menatap ibu dengan penuh tanya. Tiba-tiba ibu majikan menepuk bahuku pelan."Astaghfirullah, yang sabar ya, Nak. Padahal ibu ke sini sebenarnya ... ah sudahlah, mungkin takdir Tuhan berkata lain," ucapnya.Kenapa mereka kalau berbicara setengah-setengah sih, aku kan jadi makin pusing."Sebe-nar ...." Belum sempat aku melanjutkan pertanyaan, ibu majikan malah berpamitan."Kalau begitu saya pamit ya, Sal. Ini ada sedikit dari ibu, semoga bermanfaat ya." Ibu majikanku memberikan amplop. Kemudian setelah mereka pergi, amplop itu langsung diminta oleh ibu."Kamu nggak usah pegang uang. Biar ibu saja!"Akhirnya aku memberikan amplop itu pada ibu, tetapi dengan satu syarat. "Apa yang ibu maksud dengan perebut laki orang? Bukankah ibu yang pelakor!" Aku menyodorkan amplop tetapi juga digenggam erat. Tentu ibu tidak akan menarik paksa karena takut uangnya sobek."Dulu ayah kamu adalah pacar ibu, tetapi gara-gara perjodohan. Kami harus berpisah dan ayah menikah dengan ibumu,"

    Last Updated : 2024-05-28
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Ternyata Suamiku ....

    Apa jangan-jangan dia hanya menghilangkan keringat setelah bermain dengan Mbak Sinta?"Mas!" teriak Aldo memanggil Argantara dan pria itu menoleh."Ayo ke sana," ajak Aldo tetapi aku menolak.Untuk apa aku ke sana. Yang ada aku akan semakin sakit hati. Bisa saja dia kelelahan terus memilih tiduran di sana untuk menghilangkan penat dan keringat."Nggak ah, aku masuk aja," tolakku ketus, lalu bangkit dan bersiap masuk rumah.Namun, ketika kaki mulai melangkah."Mau kemana?" Argantara sudah berjalan ke arah teras. "Masuk," jawabku sinis."Tunggu!""Apa lagi?" tanyaku ketus."Jangan lupa pakai selimut kalau tidur," ujarnya dan aku mengangguk. Dalam hati bertanya, kenapa dia bisa paham kalau aku tidur jarang pakai selimut.Kemudian dia berbalik badan lagi dan akan kembali ke gazebo. Ada rasa ingin tahu mengapa dia tidak masuk ke kamar. Tetapi aku tak berani berucap.Ketika aku membuka pintu. Mbak Sinta sudah ada di depan pintu dengan rambut acak-acakan dan baju tak beraturan. Apalagi kanc

    Last Updated : 2024-05-29
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Unboxing

    "Kamu si manis?" Argantara mengangguk dan kembali mengeratkan pelukan."Jadi kamu menikahiku karena ....""Karena janjiku pada si imut. Aku tidak butuh pacaran, tetapi langsung menikah. Tak perlu mawar, tetapi mahar. Tak perlu menembak asal terucap akad."Astaga, kata-kata itu adalah pesan yang dia kirim sekitar dua bulan lalu. Aku ingat betul malam itu. Ketika aku baru saja memposting cerita tentang wanita yang dinikahi tanpa pacaran dan hanya kenal di sosial media. Dia lah yang komen paling pertama, di situ komunikasi kami berlanjut hingga ke aplikasi ungu hingga sekarang.Ya Tuhan, ternyata doaku kau ijabah. Pria yang aku agungkan dalam doa akhirnya benar-benar menjadi suamiku. Walaupun pernikahan kami hanya siri, tetapi tetap saja doaku dikabulkan oleh-Mu. Mungkin juga Tuhan ingin menguji kesabaranku. "Bukankah sudah aku katakan jika aku mencintaimu dan bukan Sinta. Tapi kau malah memintaku mengajaknya ke sini dan setelahnya kau malah marah dengan membuat cerita seperti itu. Men

    Last Updated : 2024-05-29
  • Istri Pengganti Malam Pertama    Berbagi Suami

    Suara pintu diketuk membuat Argantara berdecak kesal. Ia segera bangkit dan membuka pintu."Siapa sih?" gerutunya sambil berjalan mendekati pintu."Ada apa?" tanyanya ketus setelah membuka pintu.Aku langsung berpura-pura tidur saat Mbak Sinta menengok ke arahku. Pasti dia mencari Argantara karena nggak ada di kamarnya. Atau mungkin dia sudah tahu kalau Argantara tidur di kamar ini."Kamu jahat, huhuhu," ujarnya diiringi tangis tersedu-sedu.Mulai lagi melakoni drama di pagi hari. Padahal juga baru bangun, eh sudah nangis bombai. Menyebalkan!"Hei, ngapain masuk? Keluar!" teriak Argantara saat Mbak Sinta berjalan ke arahku."Gara-gara kamu malam pertamaku gagal. Awas saja kamu Salma, jangan pura-pura tidur kamu!" Mbak Sinta menyeret selimut yang aku gunakan untuk menutupi tubuh."Lepasin!" Tangannya berusaha berontak ketika Argantara menyeretnya keluar dari kamar ini."Ada apa sih ribut-ribut?" tanya mama mertua.Aku langsung menyambar kerudung dan segera ikut keluar kamar."Ini dia,

    Last Updated : 2024-05-30

Latest chapter

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Akhir Bahagia

    "Sayang, aku pergi sebentar ya," pamitnya tergesa-gesa."Temui pacar?""Ha?" Arga melongo."Temui wanita lain?" Aku menegaskan."Maksudnya apa sih?" Entah dia berpura-pura polos atau memang bingung dengan arah bicaraku."Menemui wanita lain," jawabku tegas."Wanita lain? Wanita siapa?""Pacar kamu lah," sahutku kian jengkel. Diajak bicara malah tidak jelas. Menyebalkan bukan."Ya Allah, jadi kamu curiga sama aku? Kamu pikir aku selingkuh gitu? Hm." Arga yang tadinya sudah bersiap pergi jadi balik lagi."Iya," ketusku."Ya ampun, Sayang. Aku tidak mungkin selingkuh. Ya Allah. Ini tadi itu ibu Hesti nyuri. Terus dia digrebek warga. Eh ada yang nelpon aku, katanya dia minta ganti rugi walaupun ibu Hesti sudah masuk penjara, dia tetap minta ganti rugi atas uang yang hilang sebelum Bu Hesti tertangkap," jawab Arga panjang lebar.Aku hanya diam. Antara yakin dan tidak dengan apa yang Arga sampaikan."Ya udah, nanti kalau aku sudah sampai sana aku video call biar kamu percaya," ujarnya lal

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Sebuah Bingkisan

    "Rashad dan Rashid juga bagus, aku suka," balas Arga mengulas senyum."Aku tidak akan memaksa kok, Mas," ujarku."Aku suka dengan nama itu, semoga menjadi pemimpin yang tegas dan selalu menegakkan kebenaran," ucap Arga yang ternyata ikut setuju dengan usulanku."Alhamdulillah," balasku.Kesepakatan diambil jika anak kami adalah Rashad dan Rashid. ***Dua hari sudah aku beristirahat dan dokter sudah memperbolehkan aku menemui kedua buah hati. Ini adalah kali pertama aku bertemu mereka. Hati ini begitu bahagia hingga aku tak bisa berucap apa-apa. Melihat mereka menggeliat membuat air mata jatuh begitu saja tanpa pamit. Ada rasa bahagia yang luar biasa.Perjuangan yang tak sia-sia hingga aku mengalami koma. Terbayar sudah semua rasa sakit yang aku rasakan waktu itu, di mana hanya wanita yang tahu nikmatnya melahirkan. Menahan rasa sakit berjam-jam. Mengorbankan nyawanya sendiri untuk berjihad di jalan Allah.Hari ini adalah kali pertama aku memberikan asi kepada mereka. Rasanya sungguh

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Terima Kasih Tuhan

    Sayup-sayup aku mendengar suara Arga menyebut nama anak kita. Perlahan aku mengerjapkan mata. Meski terasa begitu sulit, aku terus berusaha hingga tampak seseorang sedang menangis berada di hadapanku.Wanita yang baru beberapa bulan bersamaku itu berdiri mengarah padaku. Dengan wajah yang terlihat begitu sembab.Suara yang tak asing bagi telingaku juga terdengar. Pelukan dilayangkan begitu saja padaku. Ia menangis sesenggukan dengan wajah menempel di dadaku, dialah suamiku.Argantara Pramudya, orang yang menemaniku berjuang melahirkan buah hati kami. Pria itu menangis seraya mengucap syukur yang tiada henti."Terima kasih Ya Allah, Engkau telah kembalikan Salma pada kami."Entah sudah berapa kali ia berucap. Aku yang masih dalam keadaan setengah sadar pun hanya mengaminkan doa itu dalam hati saja.Kemudian Arga mengangkat kepalanya, lalu mencium lembut keningku. Air matanya pun terus menetes.Apa yang baru saja terjadi denganku? Yang aku ingat adalah aku diminta dokter untuk melahirka

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Ijinkan Dia Bertahan Untukku Tuhan

    POV ArgaEntah sudah seperti apa wajahku saat ini. Entah pucat atau mungkin tak beraura sama sekali. Hati gelisah dan tak tahu harus melakukan apa kecuali berdoa. Meminta yang terbaik untuk Salma.Terdengar suara pintu terbuka dan aku segera berdiri. Berjalan cepat menemui dokter yang saat ini sedang menatap ke arahku."Bagaimana istri saya, Dok?""Maaf, Pak. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi ....""Tapi apa, Dok?""Ibu Salma belum sadarkan diri, Pak. Ibu Salma mengalami koma," ujarnya dan seketika aku lemas tak berdaya."Koma,"lirihku menjerit dalam hati.Ibu mendekat dan memelukku dari samping. "Mungkin Salma butuh beristirahat sejenak, Nak," ujarnya memberiku semangat."Bu." Aku berbalik dan memeluknya erat."Doakan saja istrimu. Semoga dia akan segera sadar. Ingat, Nak, kamu masih ada dua jagoan kecil yang kini menunggu dikunjungi. Sekarang, temui mereka dan setelahnya kamu temui Salma. Ibu akan temani," ucap ibu melepaskan pelukan lalu mengusap wajahku lembut.Senyum

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Jangan Ambil Dia Dariku Tuhan

    POV ArgaDua bulan kemudian ...."Dokter tolong!"Teriakku kala Salma merasakan sakit perut yang luar biasa. Kata Salma, dia merasakan seperti ingin buang air besar. Pagi tadi saat aku baru saja selesai dari kamar mandi. Aku merasakan ada yang aneh pada istriku. Dia seperti menahan sakit, tetapi saat ditanya, tidak apa-apa. Hanya sakit pinggang saja.Tentu aku sebagai suami merasa khawatir dengan keadaannya. Apalagi dia saat ini hamil besar dan sudah masuk masa-masa persalinan meski masih kurang sekitar 6 minggu. Namun, kata dokter, aku harus lebih mawas terhadap istriku. Sebab, sewaktu-waktu bisa saja melahirkan tanpa menunggu HPL."Kamu tidak apa-apa?" tanyaku setelah kami selesai makan. Wajahnya terlihat lebih pucat dari tadi pagi.Salma menjawab dengan menggelengkan kepala. Apa dia tidak ingin aku khawatir, sehingga memilih diam dan menggeleng serta menyembunyikan rasa sakitnya?Sesekali Salma mengusap perutnya. Mengambil napas perlahan lalu mengeluarkan perlahan."Wajahmu pucat

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Pergi Jauh

    Namun, ketika aku membuka gerbang, bukan Arga yang ada di dalam mobil itu, tetapi Najas.Sejak kapan dia tahu alamat rumah ini? Dan mau apa dia ke sini?Lelaki itu turun dari mobil lalu mendekat padaku. Dengan cepat aku kembali menutup gerbang, tetapi Najas lebih cekatan."Tunggu, Sal!""Lepasin!" Aku berusaha berontak ketika tangan Najas kembali menyentuh tanganku."Aku hanya ingin ngobrol sama kamu sebentar saja.""Maaf, seorang istri akan berdosa jika menerima tamu seorang laki-laki. Jadi tolong, pergi!"Namun, ucapanku tidak digubris sama sekali oleh Najas. "Aku mencintaimu, Sal. Bercerai lah dengan Arga dan menikahlah denganku.'Aku menggeleng. "Jangan berbuat gil4, Najas. Aku dan Arga tidak akan bercerai. Tidak akan pernah bercerai kecuali maut yang memisahkan!" tandasku.Najas memang keras kepala, bahkan dia juga menutup pintu gerbang. Aku mulai khawatir. Bagaimana jika Najas berbuat nekad."Pulanglah, Najas, aku mohon," ibaku padanya.Tubuhku mulai gemetar saat Najas kian men

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Siapa Dia?

    Hampir lima belas menit aku ada di dalam toilet bersama Arga yang kini menunggu di depan toilet. Sengaja aku mengajaknya masuk agar mereka tidak saling bertemu."Sayang, sudah belum?" tanya Arga."Iya, sebentar," jawabku.Aku harus menghubungi dokter Ariana terlebih dahulu. Menanyakan padanya apakah Najas memang diajak ke sini atau memang pria itu sengaja datang setelah tahu aku akan cek di sini."Halo, assalamualaikum," jawab dokter Ariana dari seberang telepon."Waalaikumsallam, Dok," balasku sedikit ragu. Tetapi aku harus yakin."Ada apa, Bu Salma?" tanyanya ramah."Apakah? Em ... maaf sebelumnya, apakah Najas masih ada di situ?"Dokter Ariana sedikit tertawa mendengar pertanyaanku yang sedikit berbisik."Dia sudah pulang, lelaki itu hanya meminta tanda tangan dariku. Prakteknya sudah selesai," jawabnya dan aku bisa bernapas lega.Saking bahagianya, aku sampai lupa mengucapkan terima kasih dan langsung mengakhiri panggilan secara sepihak. Aku sadar ketika aku sudah keluar dan menga

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Terusir Secara Terhina

    "Arga!""Astaga, ganggu aja. Mau apa sih dia ke sini!" Arga berdecak kesal, begitu juga denganku. Kami bangkit bersama dan menghadap ke arah ibu tiriku yang sedang berjalan menuju teras."Hei. Kenapa semua harta juragan Amran kamu jual semua? Ha!""Memangnya apa urusan Anda dengan harta papa? Itu uang papa dan aku adalah anaknya," sahut Arga."Tapi Sinta juga berhak atas harta itu," engah ibu."Sinta juga sudah meninggal. Jadi, hanya aku yang berhak," balas Arga yang memang benar seperti itu kenyataannya. Hanya ibu saja yang gila akan harta, makanya dia mengusik."Dasar menantu jahat! Nggak mikirin mertua.""Anda hanya mantan mertua, jadi jangan harap aku akan memberikan warisan papa itu pada Anda. Sepeser pun tidak akan!"Ibu meradang mendengar penuturan dari Arga. Dia tidak terima kalau harta papa mertua dijual semua."Jahat kamu Arga!" Ibu menunjuk-nunjuk ke arah Arga."Cukup, Bu!" bentak Arga ketika ibu mulai tak terkendali."Jika sampai tangan ini menyentuh aku dan Salma. Maka a

  • Istri Pengganti Malam Pertama    Kejutan

    "Iya, bukankah besok adalah hari ulang tahunmu?" Ah, aku sampai lupa jika besok usiaku genap 22 tahun. Ternyata suamiku itu benar-benar perhatian denganku. Ya Tuhan, kurang bersyukur bagaimana coba, setelah bertahun-tahun hidup dengan penuh air mata dan penyiksaan dari ibu tiri. Kini aku merasakan hidup dengan penuh kasih sayang dari orang yang begitu tulus mencintaiku.Ternyata dibalik setiap cobaan, akan ada hikmah yang datang. Sepertiku saat ini. Tak pernah terbayangkan jika akan menikah dengan seorang reader di fb.Soal cerita, selama hamil aku tak pernah lagi menulis. Mungkin bawaan anak kali ya, rasanya malas mau ngetik dan lebih suka scroll medsos dan main ular. Ah, snake adalah permainan yang paling aku suka sejak jaman hp jadul hingga muncul android."Maaf ya, rencananya aku akan buat pesta kecil-kecilan sekaligus syukuran atas kehamilanmu, tetapi karena ada musibah. Semua itu aku batalkan.""Tidak apa-apa, aku sudah tidak mual saja itu sudah hadiah paling terindah dari Tuha

DMCA.com Protection Status