"Astaga, kalau sampai Granella tau, dia pasti akan sangat kecewa. Tapi bagaimana untuk nanti malam?" Semuanya terlihat berfikir.
"Kita tidak akan kesana kalau Granella belum menyelesaikan masalahnya sendiri dengan Alex. Aku yakin kalau Granella bisa menanyakan soal ini. Aku suruh dia pulang sekarang!"Zack menjauh sedikit untuk menghubungi adiknya itu, Celine berusaha menenangkan Veronica yang terlihat cemas."Ibu tenang, apa yang dikatakan oleh Honey itu benar! Dari pada nantinya Granella salah pilih. Lebih baik sekarang mereka selesaikan.""Aku hanya khawatir Granella kecewa, Celine. Kau tau kalau putriku baru pertama kali dekat dengan seorang pria?""Iya, aku tau, Ibu. Bisa saja wanita itu bukan orang lain, mungkin saja adiknya, atau sepupu, atau ...!"Tak berapa lama kemudian gadis itu datang, langkah yang semula lincahnya mendadak pelan saat melihat ekspresi Zack yang begitu menakutkan."Aku datang! A-ada apa? Kalia"Granella."Semua memandang gadis yang berjalan lunglai sambil menangis itu. Tangan Zack sudah mengepal sempurna menebak apa yang terjadi dengan adik kandungnya itu."Mama." Gadis langsung memeluk tubuh Veronica sambil menangis sejadinya. Veronica tak kuasa melihat putrinya hancur seperti sekarang ini."Kamu harus kuat, Nak. Kalau memang dia bukan jodohmu, masih banyak pria yang lebih baik darinya.""Dia menghianati aku, Mah! Apa salahku! Padahal selama ini aku selalu setia kepadanya.""Fuck shit! Sudah kuduga kalau dia ...!" Zack begitu geram dengan pemuda bernama Alex, CEO Alexander Duta Corpotation itu. Dia melangkahkan kakinya untuk pergi namun Celine mencegahnya."Eh, Honey. Kau mau kemana?" "Aku mau memberi pelajaran kepadanya, berani-beraninya dia mempermainkan perasaan Adik'ku!"Namun apa yang Granella lakukan benar-benar di luar dugaan mereka, gadis itu begitu kesal bahkan menyalahkan kakaknya sendiri.
"Sudah, tidak perlu kau dengarkan apa kata Marcel, mungkin dia hanya kasihan pada Granella. Oleh karena itu dia menyalahkan-mu!""Kau lihat sendiri bagaimana sikapnya terhadapku?" Zack terus saja emosi terhadap adiknya itu."Iya, aku tau. Tapi untuk apa kau layani dia, lebih baik cukup diam dan buktikan pada semua orang kalau kau sudah berubah!""Honey, aku ingin mengajakmu untuk ke rumah Sisilia. Sudah lama aku tidak melihatnya, biar bagaimana pun juga, dia tetap Mamaku, walau ternyata hanya Mama tiri. Perasaanku tidak enak terhadap dirinya, bisakah kau tolong antar aku kesana?" Zack mengangguk.Usai mengambil tasnya di dalam kamar, mereka bergegas keluar rumah, sesampainya disana, suasana terlihat sepi karena memang rumah peninggalan Crush hanya dihuni oleh Sisilia seorang.''Mama, aku pulang!" Tidak ada jawaban darinya.Terpaksa Celine mengulang kembali memanggil dia."Mama, kau dimana. Aku pulang?" Juga tidak ada jaw
"Pagi, Ibu.""Pagi Celine, Zack, hari ini kau ke kantor?""Iya, Mah. Ada beberapa berkas yang harus aku selesaikan dan hari ini ada pertemuan penting di restoran.""Oh, sepertinya kau sibuk sekali hari ini. Kau sendiri bagaimana, Celine, bagaimana dengan kondisi Mama tirimu, apa dia baik-baik saja? Aku mendengarnya dari Zack.""Aku minta maaf, Bu. Aku belum sempat menceritakan ini pada Ibu. Malam tadi aku baru pulang kemari, Jesica menyuruh aku untuk pulang saja, sementara dia menunggu disana.""Hari ini Dokter akan menyerahkan hasil kemoterapi kemaren, Bu. Semoga saja hasilnya baik!""Jadi hari ini kau kembali ke rumah sakit?" Celine mengangguk."Kalau begitu biar aku ikut denganmu! Zack, boleh kan kalau aku ikut dengan istrimu ke rumah sakit?" Zack terlihat berfikir sejenak."Em, boleh. Kalau begitu biar aku antar kalian sekalian, sebelum aku pergi ke kantor."Kedua wanita itu begitu antusias. Mereka
Sepulang dari pemakaman, Marcel masuk ke dalam kamarnya dan terlihat mengerjakan sesuatu di sana.Bunyi sesuatu benda terjatuh terdengar dari kamarnya yang membuat Veronica penasaran. Oleh karena itu dia menghampiri putranya itu."Marcel, apa yang sedang kau lakukan? Hei, kenapa kau mengemasi semua barangmu, memangnya ..?" Marcel mengangguk."Di sini tugasku sudah selesai Mah, saatnya aku kembali ke Italia dan meneruskan hari-hari ku di sana.""Tapi ..., Mama masih rindu kepadamu, Nak." Veronica mendekat dengan langkah tuanya sambil matanya berkaca-kaca.Marcel tak kuasa melihat air mata wanita yang dia sayangi ini, dia peluk tubuh renta itu dengan sangat erat.Mencium kening sang ibu dengan begitu hikmat seolah tak ingin melepaskannya."Bersiaplah, aku akan menyuruh Zack untuk mengantarmu sampai ke bandara."Usai lepas dari pelukan sang putra, Veronica keluar dan menghampiri semua orang yang masih duduk di rua
"Kita akan bertemu lagi," ujar Marcel sebelum melanjutkan langkahnya kembali.Menaiki pesawat yang hampir lepas landas yang akan membawanya ke tempat tujuan.***"Bagaimana Honey, apa Marcel sudah sampai di bandara?" Zack memeluk Celine dari belakang."Kenapa? Sepertinya kau sangat mengkhawatirkannya?""Astaga, kau ini bicara apa? Wajar jika aku menghawatirkan Adikmu." Zack semakin menelungkupkan wajahnya ke leher jenjang istrinya."Hem, iya iya iya. Aku hanya cemburu dengan perhatianmu. Bisa kah kau melayani aku seorang Baby!" Celine menggigit bibir bawahnya.Memang cukup lama mereka tidak melakukan hubungan badan dari semenjak Zack memutuskan untuk kembali pada Greta dulu.Wajar saja jika pria tampan itu menginginkan sentuhan hangat dari istri tercinta."Selalu itu yang kau mau. Aarrgghh!" teriak Celine saat Zack tiba-tiba membopongnya.Sambil bertatap mata dia m
"Angel, nama yang bagus! Ternyata kita begitu dekat! Kita berada dalam negara yang sama."Marcel bergumam sendiri sambil senyum-senyum setelah membuka dompet yang dia temukan di bandara yang ternyata milik gadis bernama Angelina Lee terlihat dari kartu identitas yang dia ambil.Gadis itu rupanya tinggal di kota yang sama dengannya yakni Itali.Namun entah mengapa gadis itu seperti dikejar-kejar waktu itu dan ini masih menjadi alasan bagi Marcel.Marcel lalu mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi nomer yang tertera di sebuah kartu nama.Marcel mengerutkan alisnya saat panggilan itu berdering tetapi tidak juga ada yang mengangkat."Sepertinya kau gadis yang misterius."Beberapa kali panggilan itu Marcel lakukan tanpa putus asa dan akhirnya membuahkan hasil.Suara serak basah terdengar dari sambungan telepon mengatakan."Halo, iya, siapa ini? Halo!"Suara kencang yang tiba-tiba membuat Marce
Dua hari kemudian saat Marcel yang tengah meeting bersama para stafnya tiba-tiba ponselnya.Terpaksa dia izin untuk keluar sebentar untuk melihat siapa yang meneleponnya. Marcel memicingkan matanya saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya."Ange."Tak perlu menunggu waktu lama, pemuda tampan itu segera menggeser tombol hijau hingga panggilan kini tersambung."Halo!""Hei, kau dimana sekarang! Aku ada di Louisa Resto, cepat temui aku!""Sekarang aku masih meeting dengan para staf, satu jam lagi aku sampai di lokasi!" Angel melongok mendengar kata satu jam lagi."Astaga, satu jam lagi. Please, aku tak bisa lama-lama disini! Aku akan kembali ke New York secepatnya!"Marcel merasa heran dengan gadis ini, kenapa begitu buru-buru-nya meninggalkan kota kelahiran dia."Aku tidak janji, usai meeting nanti aku langsung ke tempat tujuan."Tut!Tut!Marcel menutup teleponnya, tak perduli dengan apa yang dikatakan oleh gadis itu, walau kendati demikian dia sudah tak bisa fokus lagi dengan
"Orang tuan Nona pasti sangat senang jika tau kami berhasil membawa pulang Nona!""Lepasin!" Angel terus saja meronta.Melihat kegaduhan di luar tentu sama membuat Marcel keluar dan tak bisa tinggal diam melihat seorang wanita di tangkap oleh dua orang bertubuh besar.Walau dia sendiri tidak mengenal siapa mereka."Heh, lepasin dia!" ujarnya sambil menunjuk ke arah mereka."Kami tidak ada urusannya dengan anda, Tuan. Lebih baik Tuan jangan ikut campur!"Angel membelalakkan matanya saat sebuah mobil yang sangat dia kenal berhenti di hadapannya. Dia berusaha menyembunyikan wajahnya saat melihat siapa yang turun dari mobil tersebut."Da_Daddy!"Dengan gagahnya pria paruh baya itu menghampiri mereka dan menyuruh anak buahnya untuk melepaskan putrinya dengan kode gerak tangan.Kedua anak buah itu spontan melepaskan genggaman tangannya terhadap Angel."Kenapa kau melarikan diri seperti ini? Pulang! M