Share

Bab 66: Jangan Takut

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-29 20:44:03
“Kamu di mana?” Suara Satya terdengar tegas, nyaris seperti lonceng peringatan di ujung telepon.

“Di rumah. Ada apa, Kak?” jawab Fandy, nada suaranya penuh kebingungan.

“Ke sini sekarang juga. Riana jatuh pingsan,” ucap Satya dingin sebelum menutup panggilan tanpa menunggu jawaban.

Fandy terdiam sesaat, darahnya seperti berhenti mengalir. Napasnya tersendat, tapi ia segera tersadar. Dengan gerakan terburu, ia meraih kunci mobil. “Apa karena kecapekan? Padahal tadi dia terlihat segar bugar,” gumamnya seraya melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

Angka di speedometer terus naik. Jalanan di depannya terasa seperti bayangan kabur, namun pikirannya hanya tertuju pada Riana. “Semoga ini tidak serius,” bisiknya pada dirinya sendiri, meski detak jantungnya berdegup tak karuan.

Lima belas menit berlalu, dan akhirnya ia tiba di hotel. Dengan langkah panjang, Fandy bergegas menuju ruang kerja Satya, tempat Riana dibawa setelah ditemukan pingsan. Ia membuka pintu dengan satu gerakan tegas.

Cklek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 67: Jangan Ikut Campur!

    Senyum Satya berubah menjadi sesuatu yang dingin, nyaris berbahaya. “Apa pun itu, yang jelas dia akan menyesal karena sudah mengganggu kamu sampai membuatmu pingsan.”Fandy menggaruk-garuk kepalanya, bingung sekaligus gelisah. “Kak. Tapi, dia tamu kit—”“Diam, kamu!” bentak Satya, memotong ucapan Fandy. Suaranya menggelegar, seperti petir yang menyambar di malam yang gelap.“Riana tidak akan memiliki trauma seperti ini kalau bukan karena kecerobohan kamu. Aku pemilik hotel ini. Mau aku apakan tamu gila itu, terserah aku. Jangan ikut campur kalau kamu masih ingin jadi bagian dari hotel ini!”Sementara itu, di meja resepsionis, seorang pria dengan ekspresi licik sedang melontarkan keluhan. “Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, Pak. Untuk orangnya, masih Anda ingat?” Resepsionis mencoba menjaga nada sopannya, meski tahu ada sesuatu yang tidak beres.Lelaki itu, dengan nada penuh manipulasi, mulai mengadu. Ia menyebut Riana tidak mau membantunya, bahkan memfitnah perempuan itu untuk membang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 68: Lapor Polisi

    Sementara itu, di dalam ruangan Satya, hawa tegang terasa menyengat. Satya memijit pelipisnya dengan gusar, pikirannya berkecamuk seperti badai yang sulit dikendalikan.“Laporan macam apa itu? Mencari pembelaan dengan mengadu seperti anak kecil! Dia pikir, Riana itu karyawan biasa yang bisa dia hina sesuka hati? Bisa-bisanya dia memfitnah setelah hampir memperkosa!” suara gerutunya bergetar, penuh dengan kemarahan yang hanya ditahan oleh sisa-sisa kesabarannya.Di sisi lain, Riana duduk kaku. Wajahnya pucat, seolah segala warna kehidupan menguap dari kulitnya. Jemarinya memainkan ujung baju dengan gelisah, tetapi matanya tetap terpaku pada lantai.Fandy, yang berdiri di dekatnya, menghela napas berat sebelum membuka mulut. “Riana. Kamu yakin, kalau dia mau memperkosa kamu? Kok laporan dia seperti itu?” tanyanya dengan suara pelan, tetapi jelas terdengar keraguan di baliknya.Satya menoleh dengan cepat, matanya menyorot seperti elang yang siap mencabik-cabik mangsanya. “Fandy! Kamu lebi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 69: Kecurigaan Dimas

    Satya hanya menghela napas panjang, tangannya terangkat untuk menggaruk alis. Ia tidak terpengaruh oleh provokasi murah itu, tetapi kejengahan jelas terlihat di wajahnya.Dalam hatinya, ia sempat merenung. Fandy mungkin seperti itu. Tapi aku? Tidak. Bahkan menyentuh perempuan saja aku sudah tidak sanggup.Pandangan Satya melirik Riana yang duduk diam di sudut ruangan, matanya penuh luka yang tersembunyi. Tapi kenapa dengan Riana semuanya terasa baik-baik saja? Apakah aku sudah sembuh? Pikirannya berputar, mencari jawaban atas perasaan yang tiba-tiba muncul.Namun ia segera membuang jauh pikiran itu. Riana adalah adik iparnya, dan Fandy sudah berjanji akan menjadi suami yang baik untuknya—meski semua itu sekarang tampak seperti janji kosong.Lima belas menit berlalu, sirine polisi terdengar dari luar. Orang-orang di hotel mulai berkerumun, bisik-bisik memenuhi lorong. Banyak yang mengira bahwa Riana-lah yang akan dibawa ke kantor polisi.“Selamat malam,” sapa seorang petugas, suaranya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 70: Terlalu Berlebihan

    Maya menelan salivanya pelan, matanya menyipit seolah mencoba membaca pikiran Dimas. Setelah beberapa detik terdiam, ia berkata dengan nada yang lebih serius, “Tidak mungkin, Dimas.” Suaranya tegas namun tetap lembut.“Pak Satya hanya membela mana yang benar. Kalau bukan Riana yang difitnah, siapa pun yang ada di posisi itu pasti akan dibelanya. Dia punya hati dan perasaan, Dimas. Dia tidak pernah membiarkan ketidakadilan terjadi di depan matanya.”Dimas mendesah panjang, seolah membiarkan kata-kata Maya meresap ke dalam benaknya. “Tapi di hotel lain, biasanya karyawan yang seperti Riana sudah pasti dipecat, apalagi kalau ada masalah dengan tamu. Pak Satya malah turun tangan sendiri. Itu yang bikin aku heran,” gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh desau pendingin ruangan.“Itu karena Pak Satya bukan bos biasa,” sahut Maya dengan mata yang berbinar penuh keyakinan. “Dia tahu betul apa yang terjadi, Dimas. Dia membela Riana karena dia tahu gadis itu hampir diperkosa. Apa kamu ki

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 71: Penyakit Satya Kambuh

    Di sisi lain ruangan, Satya tetap sibuk dengan rekaman yang terus diputar. Satu demi satu wajah muncul di layar, menjadi saksi atas rahasia gelap yang tersembunyi di balik tirai tebal hotel ini. Satya menghela napas kasar, jemarinya mengepal erat hingga buku-bukunya memutih.“Kebanyakan pada shift malam,” gumamnya lirih. Tatapannya kembali tertuju pada Riana, yang tak sadar dirinya menjadi pusat kekacauan ini.“Riana, perempuan baik-baik seperti kamu, ikut tercoreng namanya hanya karena ulah segelintir karyawan yang rela memberikan tubuhnya pada pria haus birahi.”Ia menutup wajah dengan kedua tangannya, merasakan campuran lelah, marah, dan getir yang tak kunjung sirna. Saat ia menghela napas panjang, senyum lirih muncul di sudut bibirnya—bukan senyum kebahagiaan, melainkan semacam harapan samar yang ia tujukan untuk perempuan itu.‘Semoga kejadian ini tidak pernah terulang lagi, Riana.’ Kalimat itu menggema dalam hatinya, sebuah janji tak terucap yang ia titipkan pada dirinya sendiri.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 72: Telah Membohongi Riana

    Sayup-sayup Riana membuka matanya. Ruangan itu terasa asing baginya. Tidak ada siapa pun di sana yang menemaninya. Sembari memegang kepalanya yang terasa pening, perempuan itu mengedarkan pandangannya di sekitaran ruangan tersebut.“Ssst ….” Riana merintih pelan kemudian memegang keningnya yang sudah diperban. “Di mana ini?” tanyanya seraya mengedarkan pandangannya di sekitaran ruangan tersebut.Cklek!Fandy datang menghampiri Riana kemudian dengan cepat duduk di samping perempuan itu. “Sudah siuman, Riana. Bagaimana perasaanmu?” tanyanya dengan pelan.“Kamu habis dari mana?” tanyanya ingin tahu.Fandy menelan salivanya dengan pelan. “Mengurus penerbangan Kak Satya ke Amerika. Kejadian semalam, kamu masih ingat?” tanyanya kemudian.Riana membolakan matanya. “Heuh? Hari ini juga? Memangnya kondisinya sudah baik?” tanyanya kemudian. Ia menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Ya. Aku masih ingat dan kejadian itu mungkin tidak akan bisa dilupakan," ucapnya dengan pelan.Bagaimana kondisi Sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 73: Sudah Tahu

    Pria itu menganggukkan kepalanya. “Dia hanya punya teman yang mendirikan hotel di sana. Sekadar membantunya. Yang dia lakukan di sana adalah berobat. Satu tahun menjalani terapy dengan dokter di sini, tidak ada hasil. Akhirnya dokter yang merawat Kak Satya merekomendasikan agar menjalani terapy di Amerika.”Riana menghela napas panjang. “Separah itu rupanya, trauma yang dirasakan oleh Kak Satya,” ucapnya pelan.“Bukan hanya itu, Riana.”Riana menolehkan kepalanya dengan pelan kepada suaminya itu. “Ada lagi?” tanyanya kemudian.“Ya. Pria itu … pria yang berhubungan badan dengan Arumi melakukannya juga pada Kak Satya.”Riana membolakan matanya dengan mulut menganga. “A—apa? Maksud kamu ….”Fandy menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Dia tidak ingin disentuh oleh siapa pun setelah kejadian itu. Hampir satu bulan lamanya mengurung di kamarnya. Sampai Mama stress dibuatnya.”Tubuh Riana mendadak lemas mendengar kenyataan yang sebenarnya mengenai kondisi Satya yang sebenarnya.“Riana. Tolon

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 74: Tidak Takut

    Perempuan itu menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Baru-baru ini juga, aku tahu kalau Pak Fandy suaminya Riana," ucapnya menjelaskan.Dimas menghela napas kasar seraya menatap Riana yang tampak biasa saja kala Dimas tahu bila dirinya adalah istrinya Fandy. Tentu saja seperti itu sementara dirinya tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Dimas.Pria itu lantas tersenyum tipis. Ia hanya bisa pasrah dan menata kembali pikirannya tentang Fandy dan juga Satya yang memang seringkali memanggil Riana."Semoga langgeng, yaa. Dan untuk saat ini, semoga cepat sembuh," ucapnya dengan pelan.Riana menganggukkan kepalanya. "Terima kasih sudah menjenguk.""Sama-sama. Aku pamit ke toilet sebentar, yaa."Maya menganggukkan kepalanya kemudian duduk di samping Riana dan mengulas senyumnya."Dimas, menyukai Riana?" tanya Fandy kepada Maya.Perempuan itu kemudian menolehkan kepalanya dengan pelan kepada Fandy, lalu menganggukkan kepalanya. "Iya, Pak. Tapi, sepertinya setelah tahu bila Riana sudah menikah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 140: Cinta yang Penuh Untukmu - Tamat

    Waktu sudah menunjuk angka satu pagi. Riana sudah memasuki bukaan lengkap. Dokter Mery dan juga tiga perawat sudah berada di sana hendak membantu proses persalinan Riana."Tarik napasnya dalam-dalam, lalu keluarkan. Oke! Satu ... dua ... tiga ...."Riana menarik napasnya dan mengeluarkannya kembali. Mengejan dengan sekuat tenaga dengan tangan memegang erat tangan Satya.Lelaki itu benar-benar tak pernah meninggalkan Riana sejak mereka tiba di rumah sakit."Ayo, Sayang. Kamu pasti bisa," ucap Satya sembari mengusapi kening Riana yang sudah bercucuran keringat."Eeuurrnghhh ...." Dengan sekuat tenaga ia mengejan agar bayinya segera keluar.Riana mengatur napasnya yang sudah tersengal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tubuhnya sudah sangat lemas. Namun, bayinya belum juga ingin keluar dari sana."Ayo, Bu. Tarik lagi, yuk! Tarik napasnya, kemudian keluarkan." Dokter Mery memberikan interupsi lagi kepada Riana.Perempuan itu kembali mengejan. Tangannya sudah semakin erat memegang tang

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 139: Detik-Detik Menegangkan

    Sembilan bulan sudah, usia kandungan Riana. Perkiraan Riana akan melahirkan sekitar dua sampai tiga harian lagi."Kamu sudah cuti, Kak?" tanya Riana menghampiri Satya yang baru saja selesai mandi."Iya, Sayang. Waktu lahir Fabian dulu, kamu lahiran lebih cepat dari perkiraan. Aku tidak ingin hal yang dulu terjadi, terjadi lagi untuk saat ini. Aku mau stay di rumah dan menemani kamu."Riana menerbitkan senyumnya. "Manis banget. Suaminya siapa sih, ini?""Kamu nggak ngakuin aku?"Riana terkekeh pelan kemudian menggeleng pelan. "Aku anggapnya kamu teman hidupku. Forever."Satya mencubit gemas hidung istrinya itu. "Bisa aja. Mau sarapan apa? Mau aku buatkan lagi?""Boleh. Roti bakar selai strawbery, yaa.""Siap! Tunggu sebentar, yaa. Fabian udah bangun?""Udah. Mulai hari ini kan, Fabian udah sekolah. Lupa?""Oh, iyaa. Aku udah janji ke Fabian akan antar dia ke sekolah hari ini. Astaga! Untung kamu ingetin."Satya segera keluar dari kamarnya dan menghampiri Fabian. Riana yang melihatnya h

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 138: I Trust You!

    Riana mengerucutkan bibirnya. Satya kemudian menarik tangan Riana hingga kini perempuan itu duduk di sampingnya.Bibirnya menyapu bibir mungil perempuan itu dengan lembut. Tangannya melingkar di ceruk leher Riana merasakan sensasi ciuman yang semakin nikmat mereka rasakan.Lelaki itu sudah tidak sabar lagi. Ia lantas membuka celana dan juga kaus yang ia kenakan dan mengambil majalah yang ada di tangan Riana.Meraup bibir Riana lagi dengan ganas seraya meremas dada Riana dengan gemas. Suara desahan dari mulut Riana sudah mulai terdengar. Begitu jelas dan membuat Satya semakin ingin menghujam lebih dalam ciumannya itu.“Mmmpphh …,” desah Riana merasakan ciumannya itu. Lalu melingkarkan tangannya di ceruk leher Satya dengan tangan satunya membuka tali dress yang ia kenakan.Hingga kini, hanya celana dalam yang ia kenakan. Bagian atasnya sudah tereskpos dan tangan kekar itu kembali meremas gundukan kenyal dan indah milik istrinya itu

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 137: Modus Satya

    Satya menghela napasnya dengan panjang. "Nggak banyak, hanya segilintir saja. Lagian kan, jam tiga nanti baru berangkat. Jadi ini kan, alasan kamu nggak mau ikut karena lagi hamil?"Riana mengangguk. "Iya. Kalau lagi nggak hamil sih, aku pasti ikut. Kapan-kapan aja, yaa. Itu pun kalau nggak malas sih.""Babymoon?""Eum! Boleh deh."Satya kemudian mencium punggung tangan istrinya itu dan menatapnya sekali lagi. Membuat Riana yang melihatnya lantas salah tingkah karena ulah suaminya itu."Udah, aah. Aku mau ke dapur dulu. Mau minum susu hamil.""Biar aku saja. Kamu tunggu di sini, sambil nunggu Fabian bangun." Satya beranjak dari duduknya dan berlari kecil ke luar untuk membuatkan susu hamil untuk sang istri.Kali ini, ia benar-benar menikmati peran sebagai suami yang harus standby untuk istrinya yang tengah hamil bayinya itu.Lima menit kemudian, Satya masuk lagi ke dalam dan memberikan satu gelas susu hamil kepada sang istri.

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 136: Jangan Banyak Alasan!

    Riana menerbitkan senyumnya lalu melingkarkan tangannya di ceruk leher Satya yang kemudian mengecup singkat bibir lelaki itu."Terima kasih, sudah mau bertahan demi aku. Kalau nggak ada kamu, entah apa yang akan terjadi pada hidupku dan juga Fabian. Mungkin akan sengsara selamanya."Satya menghela napasnya dengan panjang dan menatap wajah Riana dengan lekat. "Jika aku tidak ada, mungkin akan ada pria lain yang akan buat kamu bahagia. Dan sepertinya aku tidak terima."Riana mengerucutkan bibirnya. "Alasan kamu nggak mau pulang ke Indonesia itu karena kamu tidak yakin akan sembuh?" tanyanya ingin tahu.Satya menggeleng pelan. "Karena aku tidak ingin melihat air mata Mama dan Papa yang terus meratapi kesedihan akan kondisiku. Itulah kenapa Mama sangat menyayangi kamu. Karena kamu sudah menyelamatkan hidup anak sulungnya."Riana mengulas senyumnya kepada suaminya itu. "Begitu rupanya. Aku bersyukur punya Mama dan Papa yang care dan sayang sama aku, Kak

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 135: Rasa Syukur Satya

    Riana menganggukkan kepalanya dan menerbitkan senyum kepadanya. "Semangat."Tak lama kemudian, Satya pun datang menghampiri istrinya itu. Ia lalu menyapa Deasy yang tengah duduk di samping istrinya."Kenalin, ini suami saya. Namanya Satya.""Deasy." Perempuan itu memperkenalkan dirinya kepada Satya."Satya." Ia hanya tersenyum kepada perempuan itu tanpa menjabat tangannya."Suami saya pernah memiliki penyakit aneh. Dia tidak berani menyentuh perempuan mana pun kecuali mamanya. Dan sampai sekarang, dia masih belum berani menyentuh perempuan lain selain saya dan mamanya."Riana menjelaskan kepada Deasy tentang Satya yang menolak jabatan tangannya.Deasy akhirnya paham kemudian mengulas senyumnya. "Memang ada, penyakit seperti itu dan sangat langka."Riana mengangguk. "Iya. Dan suami saya merupakan salah satunya yang mengalami penyakit itu."Deasy mengangguk. Ia kemudian pamit kepada Riana sebentar untuk mengambil ponselnya

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 134: Thank You for Tonight

    Satya menarik tangan Riana dan memeluknya lagi. Angin yang bertiup cukup kencang dengan terik matahari yang menyinari bumi, keduanya berpijak di sana menikmati keindahan alam.Malam harinya, Riana dan Satya memilih untuk dinner di sebuah restoran yang ada di dalam hotel miliknya.Baru pertama kali buka, pengunjung hotel sudah sebanyak hampir tiga puluh persen. Banyak yang menyukai desain dan interiornya. Juga pelayanan yang ramah, seperti hotel di Jakarta."Kak. Aku baru tahu kalau kamu punya banyak teman ternyata. Aku pikir kamu ini introvert," ucap Riana sembari melahap makanan miliknya.Satya terkekeh pelan. "Bisa-bisanya kamu mikir kalau aku seorang introvert. Aku menutup diri hanya sejak mengalami penyakit itu saja. Sebenarnya aku tidak seperti itu."Riana manggut-manggut dengan pelan kemudian menerbitkan senyumnya kepada suaminya itu."Sekarang udah berani buat terbuka lagi?"Satya mengendikan bahunya. "Aku sudah menikah, sudah

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 135: Tidak Perlu Buru-Buru

    Riana mengulas senyum dan mengangguk kecil. "Sama-sama. Makin ke sini kamu makin menggila, Kak."Satya terkekeh pelan. "Malu, sama badan kekar tapi payah dalam melakukan itu."Riana mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan suaminya itu. Ia kemudian beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum tidur.Pun dengan Satya. Lelaki itu juga masuk ke dalam kamar mandi dan mengenakan celana boxer miliknya."Kamu yakin, hanya ingin satu bulan saja di sini? Memangnya cukup?" tanya Satya kepada Riana yang tengah membasuh wajahnya.Riana menoleh dan menatap suaminya itu. "Kenapa emang? Mau nambah hari?""Terserah kamu sih."Riana menghela napasnya. "Nggak deh, Kak. Di sini hanya cabang, kan? Kamu nggak harus nuruti semua yang aku inginkan, Kak. Karena kamu pun pasti punya keinginan."Satya kembali mengecup kening Riana. "I love you," ucapnya kemudian keluar dari kamar mandi tanpa be

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 133: Tidak Perlu Khawatir

    Riana tampak begitu bahagia bahkan menganggukkan kepalanya sangat antusias. "Yeaayy! Liburan ke Bali.""Belum pernah, hm?" tanyanya sembari mengusapi sisian wajah Riana dengan lembut.Riana menggeleng pelan. "Belum. Karena nggak ada yang ngajakin."Satya manggut-manggut dengan pelan. "Mau satu bulan, di sana?""Woah! Lama juga. Boleh. Itu pun kalau kamu nggak keberatan.""No, Honey. Kapan, aku keberatan nurutin permintaan kamu? Gendong kamu aja nggak berat."Riana lantas mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan dari suaminya itu. "Nggak gitu maksudnya, Kak Satya."Lelaki itu lantas tertawa dengan pelan. "Canda, Sayang. Kamu boleh tinggal di sana sepuas kamu. Karena aku juga masih harus cek kondisi hotel dan semua karyawan juga pemimpin di sana.""Sekalian kerja juga, yaa. Bukan beneran mau liburan sama bininya," ucapnya kemudian menyunggingkan bibirnya.Melihat itu, sontak membuat Satya mencium gemas pipi istrinya. "Nggak

DMCA.com Protection Status