Home / Pernikahan / Istri Pengganti CEO Arrogant / Bab 24: Cinta pada Satya?

Share

Bab 24: Cinta pada Satya?

Author: Suhadii90
last update Last Updated: 2024-11-07 12:33:40

Riana tersenyum sinis pada bayangannya sendiri, mencibir takdir yang seakan selalu menempatkannya dalam pilihan yang berlawanan dengan harga diri.

“Inilah ternyata hidup,” gumamnya lirih, “saat terpaksa memilih jalan yang bertolak belakang dengan derajat yang kuinginkan.” Ia menarik napas panjang, berusaha mengusir perih yang menyesak di dadanya.

Suara lembut Satya tiba-tiba memecah lamunannya. “Kenapa melamun?”

Riana terperanjat dan menoleh, mendapati tatapan Satya yang penuh perhatian. “Saya ingin pulang, Kak,” ucapnya lirih, hampir seperti bisikan yang rapuh.

“Pulang? Kenapa?” Tanya Satya dengan nada prihatin, matanya memperlihatkan ketulusan yang membuat Riana semakin merasa dihargai.

“Eeuh... saya nggak enak badan. Kayaknya meriang. Maaf, ya, Kak.”

“Oh, ya sudah kalau begitu. Aku antar pulang.” Satya bersikeras, tangannya terulur hendak membantunya berdiri.

“Tidak usah, Kak. Saya bisa pesan taksi saja. Nggak enak, Kakak ninggalin tamunya.”

Satya tersenyum tenang, seolah tak tergo
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 25: Sungguh Ironis

    Riana mengembuskan napas panjang, membiarkan angin malam membelai wajahnya yang memerah. Ia tahu, perasaan ini belum tumbuh besar, hanya sebutir benih yang tersembunyi di dasar hati.Dan mungkin, benih itu akan layu, akan hilang bersama jarak ketika Satya kembali ke Amerika, bersama kehidupannya yang tak akan pernah bisa ia jangkau. Ia melangkah masuk ke rumah, berharap seiring waktu, perasaan itu pun akan menghilang di balik bayang-bayang hidupnya.“Hufft! Hanya duduk manis sembari mendengarkan obrolan yang nggak aku pahami saja sudah cukup membuatku lelah. Bayangkan kalau aku yang harus mengelola perusahaan itu,” gumam Riana, membuang napas panjang sembari mengembungkan pipinya.Ia bisa merasakan sisa-sisa ketegangan di bahunya, seperti beban tak terlihat yang diam-diam melingkupinya. "Bisa-bisa, otakku meledak!" lanjutnya, menatap bayangannya di cermin yang berkilauan samar di bawah cahaya lampu.Terdengar bunyi pintu terbuka. Cklek!Riana menoleh, dan tatapannya langsung tertuju p

    Last Updated : 2024-11-07
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 26: Harus Bersiap

    Dua hari kemudian…Ting!Suara notifikasi ponsel mengganggu kesunyian di dapur. Riana, yang tengah mencuci beras, seketika menghentikan gerakannya. Dengan alis terangkat, ia meraih ponselnya dan melihat nama yang muncul di layar—Kak Satya. Hatinya bergetar sedikit, sebuah emosi samar yang tak bisa ia uraikan.Satya:[Lagi ngapain? Aku pamit, ya. Mau berangkat ke Amerika lagi. Mungkin dua sampai empat bulan belum bisa pulang ke Indonesia. Banyak job yang harus aku selesaikan di sana. Jaga diri baik-baik ya, adik ipar. Jangan lupa bahagia.]Mata Riana menyipit, membaca pesan itu berulang kali. Sebuah senyum tipis, penuh arti, terulas di bibirnya. “Sebaik ini… jodoh orang lain,” gumamnya lirih, seolah berbicara pada angin. Ada rasa getir yang tak dapat dihindari, sebuah rasa sesal yang tak mungkin ia ungkapkan.“Siapa?” Suara berat yang tiba-tiba terdengar dari belakang membuatnya terlonjak. Riana menoleh cepat, dan matanya terbelalak saat menyadari siapa yang berdiri di ambang pintu.Sa

    Last Updated : 2024-11-08
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 27: Tidak Takut

    “Fandy. Aku tahu kamu belum bisa melupakan Citra. Tapi, jangan juga kamu perlihatkan kepada Riana. Dia sudah sah menjadi istrimu.Jangan buat sakit hatinya karena sikap dinginmu padanya,” Satya berkata dengan suara dalam, berat, seolah setiap kata yang keluar dari mulutnya mengandung beban yang tak ringan.Ia melangkah mendekat, menatap adiknya yang tengah terdiam di ruang kerja hotel itu, seakan ingin menelusuri setiap inci rasa yang tersembunyi di balik wajah kerasnya.Fandy hanya menghela napas pelan, suara napasnya seakan tersangkut di tenggorokannya, nyaris tak terdengar.“Jangan ikut campur dalam rumah tanggaku, Kak. Cukup sekali saja Kakak menjadikan dia pendampingmu untuk menyambut para tamu di sini. Gara-gara kamu, karyawan di sini mengira kalau Riana mata duitan!” kata Fandy dengan nada menyengat, seakan kata-kata itu adalah luka yang ia harap bisa merobek perhatian Satya.Satya tersenyum tipis, senyum yang lebih mirip sebuah senandung prihatin. "Kalau kamu masih belum mau m

    Last Updated : 2024-11-08
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 28: Sindiran untuk Riana

    Pria itu lantas mengendus kesal, hembusan napasnya terdengar berat, seolah membawa kabut keraguan yang terus menggumpal di udara. “Belum tentu Citra akan kembali dalam waktu dekat ini.”Riana tersenyum tipis, sebuah senyum yang menyimpan seribu luka yang telah membatu. Ia mengangguk perlahan, seperti memaklumi luka yang tak akan pernah sembuh di antara mereka.“Baiklah. Tidak masalah juga kalau kamu harus meninggalkanku, Fandy. Toh ... kamu tidak akan bisa membuatku hamil. Karena pikiranmu terus tertuju pada Citra.”Bibirnya mengulas senyum setengah manis setengah pahit, seperti sepotong racun yang ia tawarkan dengan hati lapang—sungguh, senyumnya bagai malaikat yang berdansa di tepi jurang api.“Makan malam sudah siap. Silakan makan sendiri, karena aku sudah makan lima menit yang lalu. Aku tak mampu lagi menunggu, sementara perutku meronta minta diisi.” Ucapannya dingin, sejuk seperti angin malam yang menusuk tulang.Tanpa menunggu balasan, ia pun berlalu, meninggalkan Fandy dalam su

    Last Updated : 2024-11-09
  • Istri Pengganti CEO Arrogant    Bab 29: Tidak ada Hubungan apa pun

    Riana menghela napas dengan kasar, dadanya sedikit bergejolak mendengar komentar itu. Dalam hatinya, ia bergumam, ‘Andai kalian tahu kalau aku adalah istrinya Fandy. Sekali aku melapor pada Papa, kalian sudah akan diberi surat pemecatan karena membuatku tak nyaman.’ Sambil menahan diri, Riana mengembungkan pipinya, berusaha menelan amarah yang rasanya mendidih.“Sudahlah, Riana. Jangan didengarkan. Namanya juga iri. Mereka pasti akan selalu menyindir, sengaja bicara keras agar kau dengar,” kata Maya, mencoba menenangkan Riana dengan suara lembut, seperti melodi hujan yang menenangkan gundah.Riana menganggukkan kepalanya, bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang lebih mirip setengah ejekan. “Ya, seharusnya mereka takut padaku. Kalau memang mereka berpikir aku pacarnya Pak Satya, bukankah mudah bagiku untuk melaporkan mereka? Aku tinggal minta Pak Satya memecat mereka.” Ucapannya terdengar setenang badai yang menahan diri, namun tetap memancarkan ketegasan yang tak terbantahkan.Maya

    Last Updated : 2024-11-09
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 30: Rencana ingin Meninggalkannya

    "Kamu memang perempuan baik hati, Riana. Terima kasih, karena tidak marah padaku.""Tidak ada yang harus dibuat marah, Dimas. Meskipun tidak semua orang kaya memiliki sifat seperti itu, tapi kamu sudah mengingatkan aku tentang itu. Pak Satya orangnya baik.“Kalau memang dia memiliki sifat jahat seperti yang kamu pikirkan, mungkin malam itu aku sudah dieksekusi olehnya. Memangnya kamu sudah pernah lihat, Pak Satya datang bersama perempuan dan tidur di sini?" tanyanya, mengerlingkan mata penuh selidik pada Dimas.Dimas menggeleng pelan, wajahnya terlihat seperti riak air yang bergelombang oleh angin malam. "Tidak pernah, Riana. Tapi, kalau melihat Pak Fandy membawa kekasihnya ke sini, sering.""Tidur dalam satu kamar?" tanya Riana sekali lagi, nada suaranya terbenam dalam renungan yang gelisah.Dimas mengangkat bahu seolah-olah seluruh jawaban itu hanyalah serpihan rahasia yang tak penting baginya."Tidak tahu pasti. Tapi, kalau pergi malam, pulang pagi... sudah pasti tidur bersama dan

    Last Updated : 2024-11-11
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 31: Bukan Tipeku

    Tentu saja, gumamnya tetap berdiam dalam hati. Ia belum ingin mengungkapkan bahwa Fandy adalah suaminya kepada Dimas. Meskipun Dimas adalah teman dekat, bukan berarti ia berhak mengetahui seluruh rahasia hatinya, rahasia yang terlilit rapi dalam kepedihan.“Pak Fandy terlihat lebih kalem dari Pak Satya. Tapi, kelakuannya ternyata lebih jahat. Kenapa dia merusak perempuan,” ucap Riana, kata-katanya seperti angin malam yang menggoyangkan dedaunan, penuh ketidakpercayaan dan kepahitan.Dimas terkekeh pelan, suara tawanya ringan seperti senandung angin. “Kalau sama-sama suka, kenapa nggak? Lagi pula, mereka sudah menikah. Sudah tidak lagi melakukan hubungan intim di luar pernikahan.”Riana menoleh ke arah Dimas, tatapannya menyiratkan kebimbangan dan ketidakpastian. “Kamu pernah melihat wajah Citra?”Dimas mengangguk, tatapannya mengabur ke masa lalu yang samar-samar. “Tentu saja. Pak Fandy sering memamerkan pacarnya kepada kami. Dia memang pendiam, tapi kalau soal pasangan... paling seti

    Last Updated : 2024-11-11
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 32: Fandy Memang Keterlaluan

    Riana mengerutkan keningnya, wajahnya berubah sedikit kesal. “Memangnya kenapa? Ini bukan hotel, Pak. Tapi, tempat umum!” katanya, suaranya tak bergetar, namun ada api kecil yang menyala di balik setiap katanya.Dimas segera menepuk lengan Riana, isyarat halus untuk menahan diri. “Jangan bicara seperti itu,” bisiknya, suaranya rendah namun penuh ketegasan. “Meskipun ini bukan di hotel, beliau tetap bos kita,” tambahnya, berusaha memperingatkan Riana dengan lirikan tajam dan penuh kekhawatiran.Riana mendesah pelan, lalu memperhatikan Dimas yang kini bangkit dari tempat duduknya dan berhadapan dengan Fandy. Fandy berdiri di sana dengan wajah datar, tatapannya tajam namun tanpa emosi, seperti patung pualam yang dingin dan tak bisa disentuh.“Kami minta maaf, Pak. Tapi, betul apa yang dikatakan oleh Riana. Ini bukan di hotel, dan Anda jangan salah paham karena kami tidak memiliki hubungan apa pun,” ucap Dimas, suaranya mantap dan tenang. “Saya masih ingat dengan aturan di hotel, Pak Fa

    Last Updated : 2024-11-12

Latest chapter

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 77: Fandy sudah Berubah

    "Kenapa, Viona? Tidak senang kalau Kak Satya mau kembali mencari pasangan?" suara Fandy tiba-tiba memecah lamunannya, nadanya terdengar ringan namun menyentuh tepat di inti pikirannya.Viona menggeleng cepat, hampir seperti gerakan otomatis untuk menyembunyikan kegundahannya. "Nggak," jawabnya dengan senyum tipis yang dipaksakan. "Aku sangat senang sekali karena akhirnya Kak Satya mau membuka hatinya dan mau jatuh cinta lagi.Itu akan menjadi suatu kebahagiaan tersendiri untukku," tambahnya, berusaha meyakinkan bukan hanya Fandy, tapi juga dirinya sendiri.Fandy menyunggingkan senyum tipis, seperti seseorang yang tengah menikmati ironi kehidupan. "Itu sudah menjadi momen paling ditunggu oleh Mama dan Papa. Aku pun tidak tahu siapa orang yang sedang ia usahakan untuk menjadi kekasihnya."Viona menelan salivanya perlahan, matanya melirik ke arah Fandy, mencari petunjuk apakah ada yang dia sembunyikan."Semoga Kak Satya segera menemukan tambatan hatinya," ucapnya lirih, suara itu terdeng

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 76: Harusnya Senang

    Fandy melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu terasa seperti pasir halus yang terus meluncur di dalam jam pasir, tak pernah berhenti, tak pernah kembali. "Sudah sampai kayaknya. Kamu mau ikut atau mau di sini saja?" tanyanya lagi, nadanya datar tapi penuh perhatian."Ikut," jawab Viona dengan cepat, suaranya terdengar seperti bisikan angin yang melintasi celah sunyi."Sudah satu minggu ini aku tidak melihat Mama. Bahkan semenjak menemani Kak Satya di sana pun dia nggak menghubungiku." Matanya menunduk, dan ada bayang kesedihan yang mengintip di balik bulu matanya.Rasanya seperti kehilangan sosok ibu kandung sendiri, Yuni yang biasanya hangat kini terasa jauh, dingin seperti musim dingin di Amerika.Fandy, seolah merasakan getar emosi itu, mengulurkan tangannya dan mengusap lembut lengan istrinya. Sentuhannya seperti sinar matahari pagi, hangat dan menenangkan."Ya sudah, sekarang kita jemput Mama di bandara. Yuk!" katanya dengan senyum kecil yang mencoba mencairka

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 75: Kondisinya Mulai Membaik

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam, dan gelap malam seperti kain beludru hitam mulai merangkul langit.Angin dingin mengelus lembut kaca jendela, menciptakan alunan samar yang hampir seperti bisikan. Viona dan Fandy baru saja melangkah melewati pintu rumah, membawa aroma samar obat-obatan dari kunjungan mereka ke rumah sakit."Aku buatkan makan malam dulu. Kamu pasti lapar," ucap Fandy seraya membantu Viona duduk di ranjang yang kini terasa seperti singgasana rapuh.Viona menatapnya dengan alis yang terangkat setengah. "Emang bisa masak?" tanyanya, nada skeptisnya seperti jarum yang menusuk kepercayaan diri Fandy."Kamu meremehkan aku?" Fandy mencondongkan tubuhnya ke depan, tatapannya menyusuri wajah Viona seperti seorang pemburu yang menantikan reaksi mangsanya.Dengan cepat, Viona memundurkan wajahnya, seolah hawa panas dari keberadaan Fandy terlalu membakar. "Jangan dekat-dekat, bisa?" katanya, tatapan matanya dingin dan tajam seperti ujung pedang yang baru diasah.Fandy mundu

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 74: Tidak Takut

    Perempuan itu menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Baru-baru ini juga, aku tahu kalau Pak Fandy suaminya Viona," ucapnya menjelaskan.Dimas menghela napas kasar seraya menatap Viona yang tampak biasa saja kala Dimas tahu bila dirinya adalah istrinya Fandy. Tentu saja seperti itu sementara dirinya tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Dimas.Pria itu lantas tersenyum tipis. Ia hanya bisa pasrah dan menata kembali pikirannya tentang Fandy dan juga Satya yang memang seringkali memanggil Viona."Semoga langgeng, yaa. Dan untuk saat ini, semoga cepat sembuh," ucapnya dengan pelan.Viona menganggukkan kepalanya. "Terima kasih sudah menjenguk.""Sama-sama. Aku pamit ke toilet sebentar, yaa."Maya menganggukkan kepalanya kemudian duduk di samping Viona dan mengulas senyumnya."Dimas, menyukai Viona?" tanya Fandy kepada Maya.Perempuan itu kemudian menolehkan kepalanya dengan pelan kepada Fandy, lalu menganggukkan kepalanya. "Iya,

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 73: Sudah Tahu

    Pria itu menganggukkan kepalanya. “Dia hanya punya teman yang mendirikan hotel di sana. Sekadar membantunya. Yang dia lakukan di sana adalah berobat. Satu tahun menjalani terapy dengan dokter di sini, tidak ada hasil. Akhirnya dokter yang merawat Kak Satya merekomendasikan agar menjalani terapy di Amerika.”Viona menghela napas panjang. “Separah itu rupanya, trauma yang dirasakan oleh Kak Satya,” ucapnya pelan.“Bukan hanya itu, Viona.”Viona menolehkan kepalanya dengan pelan kepada suaminya itu. “Ada lagi?” tanyanya kemudian.“Ya. Pria itu … pria yang berhubungan badan dengan Arumi melakukannya juga pada Kak Satya.”Viona membolakan matanya dengan mulut menganga. “A—apa? Maksud kamu ….”Fandy menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Dia tidak ingin disentuh oleh siapa pun setelah kejadian itu. Hampir satu bulan lamanya mengurung di kamarnya. Samp

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 72: Telah Membohongi Viona

    Sayup-sayup Viona membuka matanya. Ruangan itu terasa asing baginya. Tidak ada siapa pun di sana yang menemaninya. Sembari memegang kepalanya yang terasa pening, perempuan itu mengedarkan pandangannya di sekitaran ruangan tersebut.“Ssst ….” Viona merintih pelan kemudian memegang keningnya yang sudah diperban. “Di mana ini?” tanyanya seraya mengedarkan pandangannya di sekitaran ruangan tersebut.Cklek!Fandy datang menghampiri Viona kemudian dengan cepat duduk di samping perempuan itu. “Sudah siuman, Viona. Bagaimana perasaanmu?” tanyanya dengan pelan.“Kamu habis dari mana?” tanyanya ingin tahu.Fandy menelan salivanya dengan pelan. “Mengurus penerbangan Kak Satya ke Amerika. Kejadian semalam, kamu masih ingat?” tanyanya kemudian.Viona membolakan matanya. “Heuh? Hari ini juga? Memangnya kondisinya sudah baik?” tanyanya kemudian. Ia menganggukkan kepalanya dengan

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 71: Penyakit Satya Kambuh

    Di sisi lain ruangan, Satya tetap sibuk dengan rekaman yang terus diputar. Satu demi satu wajah muncul di layar, menjadi saksi atas rahasia gelap yang tersembunyi di balik tirai tebal hotel ini. Satya menghela napas kasar, jemarinya mengepal erat hingga buku-bukunya memutih.“Kebanyakan pada shift malam,” gumamnya lirih. Tatapannya kembali tertuju pada Viona, yang tak sadar dirinya menjadi pusat kekacauan ini.“Viona, perempuan baik-baik seperti kamu, ikut tercoreng namanya hanya karena ulah segelintir karyawan yang rela memberikan tubuhnya pada pria haus birahi.”Ia menutup wajah dengan kedua tangannya, merasakan campuran lelah, marah, dan getir yang tak kunjung sirna. Saat ia menghela napas panjang, senyum lirih muncul di sudut bibirnya—bukan senyum kebahagiaan, melainkan semacam harapan samar yang ia tujukan untuk perempuan itu.‘Semoga kejadian ini tidak pernah terulang lagi, Viona.’ Kalimat itu menggema dalam hatinya, sebuah janji tak terucap yang ia titipkan pada dirinya sendiri

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 70: Terlalu Berlebihan

    Maya menelan salivanya pelan, matanya menyipit seolah mencoba membaca pikiran Dimas. Setelah beberapa detik terdiam, ia berkata dengan nada yang lebih serius, “Tidak mungkin, Dimas.” Suaranya tegas namun tetap lembut.“Pak Satya hanya membela mana yang benar. Kalau bukan Viona yang difitnah, siapa pun yang ada di posisi itu pasti akan dibelanya. Dia punya hati dan perasaan, Dimas. Dia tidak pernah membiarkan ketidakadilan terjadi di depan matanya.”Dimas mendesah panjang, seolah membiarkan kata-kata Maya meresap ke dalam benaknya. “Tapi di hotel lain, biasanya karyawan yang seperti Viona sudah pasti dipecat, apalagi kalau ada masalah dengan tamu. Pak Satya malah turun tangan sendiri. Itu yang bikin aku heran,” gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh desau pendingin ruangan.“Itu karena Pak Satya bukan bos biasa,” sahut Maya dengan mata yang berbinar penuh keyakinan. “Dia tahu betul apa yang terjadi, Dimas. Dia membela Viona karena dia tahu gadis itu hampir diperkosa. Apa kamu k

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 69: Kecurigaan Dimas

    Satya hanya menghela napas panjang, tangannya terangkat untuk menggaruk alis. Ia tidak terpengaruh oleh provokasi murah itu, tetapi kejengahan jelas terlihat di wajahnya.Dalam hatinya, ia sempat merenung. Fandy mungkin seperti itu. Tapi aku? Tidak. Bahkan menyentuh perempuan saja aku sudah tidak sanggup.Pandangan Satya melirik Viona yang duduk diam di sudut ruangan, matanya penuh luka yang tersembunyi. Tapi kenapa dengan Viona semuanya terasa baik-baik saja? Apakah aku sudah sembuh? Pikirannya berputar, mencari jawaban atas perasaan yang tiba-tiba muncul.Namun ia segera membuang jauh pikiran itu. Viona adalah adik iparnya, dan Fandy sudah berjanji akan menjadi suami yang baik untuknya—meski semua itu sekarang tampak seperti janji kosong.Lima belas menit berlalu, sirine polisi terdengar dari luar. Orang-orang di hotel mulai berkerumun, bisik-bisik memenuhi lorong. Banyak yang mengira bahwa Viona-lah yang akan dibawa ke kantor polisi.“Selamat malam,” sapa seorang petugas, suaranya

DMCA.com Protection Status