Home / Romansa / Istri Penebus Dosa / Marah dan Rindu yang Bersatu

Share

Marah dan Rindu yang Bersatu

Author: Young Lady
last update Last Updated: 2023-10-26 23:58:24
Syera terduduk di kursi dengan isak tangis tertahan. Sedangkan Tama langsung pergi setelah mengatakan kalimat menusuk itu. Padahal ini yang dirinya inginkan, tetapi ketika lelaki itu yang mengatakannya, entah kenapa terasa sangat menyakitkan.

Syera membiarkan tangisnya terus bercucuran hingga ia merasa puas. Nyatanya, hingga air lelehan air matanya kembali mengering pun, sesak yang membelenggu dadanya tak kunjung berkurang. Membayangkan harus pergi setelah melahirkan darah dagingnya sendiri membuat hatinya tersayat-sayat.

Wanita itu memilih tidak melanjutkan kegiatan masaknya yang belum rampung. Keinginannya untuk melanjutkan kegiatannya telah sirna. Ia pun belum berminat untuk mengisi perutnya yang mendadak terasa kenyang.

“Nyonya, biar saya saja yang membersihkan pecahan gelasnya.” Ketika Syera hendak berjongkok dan membersihkan pecahan gelas yang Tama lempar tadi, seorang pelayan tiba-tiba mencegah. “Tuan mengatakan lebih Anda kembali ke kamar. Sarapan Anda akan diantarkan.”

Pel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Penebus Dosa   Seperti Wanita Bayaran

    Syera mengerang kesakitan sembari mencengkram lengan suaminya. Air matanya sudah bercucuran dengan isakan yang semakin lama semakin kuat. Namun, sang suami yang tampaknya sudah tertidur nyenyak tak menyadari hal itu. Sedari tadi Syera tak bisa tidur. Perutnya sudah tidak nyaman sejak beberapa jam lalu. Tadinya ia hanya mengabaikan dan menganggap sakit itu akan menghilang dengan sendirinya. Namun, bukannya berkurang, nyeri itu malah semakin terasa. “M-mas bangun!” Syera sengaja mencengkram lengan sang suami lebih kuat dan berharap lelaki itu segera bangun. “Mas, kumohon bangun!” Isak tangis Syera mulai mengusik tidur Tama dan membuat lelaki itu sontak terbangun. Kantuknya langsung menghilang seketika melihat sang istri yang sedang kesakitan. Lelaki itu nyaris melompat dari ranjang karena terkejut. “Kamu kenapa? Apa kamu akan melahirkan sekarang?” tanya Tama dengan kepanikan yang sangat ketara dari suaranya. Ekspresi datar dan tenang yang biasanya selalu menghiasi wajah lelaki itu me

    Last Updated : 2023-10-27
  • Istri Penebus Dosa   Mas Ingin Aku Pergi?

    Sisa tenaga yang berusaha kumpulkan sejak tadi langsung lenyap tak berbekas. Jika tak berpegangan pada gagang pintu, mungkin tubuhnya yang lemas telah meluruh ke lantai. Air matanya langsung meluncur tanpa bisa dicegah. Tak apa ia diminta pergi setelah ini, akan tetapi didinya tidak mau disamakan dengan wanita bayaran. Syera sempat berharap Tama akan melupakan sejenak tentang pengusirannya. Namun, ternyata malah Rebecca yang mengingatkan lelaki itu. Jika sudah begitu, bisa dipastikan setelah ini dirinya akan benar-benar diusir. Sepersekian detik berikutnya Syera langsung menghapus air mata yang membasahi wajahnya. Dengan segenap keberanian yang dimilikinya, wanita itu memberanikan diri membuka pintu ruang perawatannya. Namun, langkahnya langsung dihalangi oleh dua penjaga yang berdiri di depan ruangan tersebut. “Nyonya, lebih baik Anda beristirahat di dalam. Tuan Tama akan marah besar jika tahu Anda keluar tanpa izinnya,” tutur salah satu dari penjaga itu. “Jika Anda membutuhkan

    Last Updated : 2023-10-29
  • Istri Penebus Dosa   Kamu Mau Dimadu?

    Tama bangkit dari posisinya dan melangkah mendekati Syera dengan tatapan penuh perhitungan. “Kenapa kamu menanyakan pendapatku? Kalau aku sependapat dengan Mama memangnya kamu mau pergi sekarang, hm?”“Aku hanya bertanya. Mas tinggal menjawab, bukan malah balik bertanya. Aku sedang serius, Mas!” balas Syera setengah menggerutu. Ia lupa kalau suaminya itu selalu saja membalikkan pertanyaannya dalam hal apa pun. Tama menarik kursi di samping brankar sang istri dan duduk di sana. “Aku juga serius. Kamu pikir aku sedang bergurau? Sebegitu besarnya keinginanmu pergi dariku?” tanya lelaki itu dengan sebelah alis terangkat. Syera mengerutkan keningnya, tak mengerti mengapa Tama malah menanyakan hal itu. Padahal lelaki itu juga tidak membutuhkan keberadaannya. Sejak awal memang begitu. Tama hanya menjadikannya tawanan, bukan istri yang sesungguhnya. “Siapa tahu keberadaanku menghalangi hubungan Mas dan orang lain. Padahal sebenarnya tidak apa-apa kalau Mas ingin berhubungan dengan wani

    Last Updated : 2023-10-30
  • Istri Penebus Dosa   Lepas Kendali

    “Tuan, Nyonya Bianca dan Tuan Pandu sudah menunggu Anda di ruang tamu,” tutur seorang pelayan yang berdiri di depan pintu kamar Tama dan Syera. “Katakan pada mereka aku akan turun sebentar lagi,” jawab Tama datar. Sang pelayan langsung mengangguk dan pamit pergi. Setelah sosok pelayan itu tak terlihat lagi, Tama malah kembali mengecupi leher belakang Syera alih-alih langsung beranjak pergi. Melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda karena kedatangan pelayan itu. “Mas! Orang tua Nyonya Kirana sudah menunggu di bawah. Sangat tidak sopan kalau kita membiarkan tamu menunggu terlalu lama,” protes Syera yang berusaha melepaskan diri dari pelukan Tama. Meski tidak menyakitkan, namun memhuatnyai kesulitan bergerak. Syera spontan menghela napas lega setelah Tama melepaskan dirinya. Ia bersingkut mundur dengan ekspresi cemberut. Dirinya sedang dalam kondisi seperti ini dan suaminya itu malah sengaja bermain-main dengannya. “Sayang sekali aku tidak bisa menyentuhmu.” Tama berdecak p

    Last Updated : 2023-10-30
  • Istri Penebus Dosa   Biarkan Aku Melayanimu

    “Selamat pagi, Sayang. Sudah puas menatap wajahku?” sapa Tama dengan suara serak. Kedua matanya masih terpejam, namun menyadari jika sang istri sedang memandangi wajahnya. “Terima kasih untuk yang semalam. Aku baru tahu kamu bisa melakukannya. Lain kali, kita ulang lagi ya?” Syera spontan mengalihkan pandangan dengan wajah merah padam. Selain karena godaan yang lelaki itu lontarkan, hatinya berdebar kencang karena panggilan lelaki itu. Panggilan yang asing baginya, tetapi membuat hatinya menghangat. Syera pikir Tama akan menggunakan panggilan seperti itu lagi padanya. Atau mungkin ini hanya karena apa yang ia lakukan semalam. Di luar itu, tak mungkin suaminya menyematkan panggilan seperti itu padanya. “Tidak ada lain, Mas! Semalam aku hanya kasihan. Memangnya Mas mau aku kasihani terus?” sahut Syera setengah menyindir. Ia sengaja membuat suaminya kesal agar lelaki itu tidak terus-terusan menggodanya. Tama langsung membuka mata, namun ekspresinya tak menunjukkan kemarahan sama sekal

    Last Updated : 2023-11-01
  • Istri Penebus Dosa   Lebih Tertarik Memakanmu

    “Apa boleh saya menganggap kamu seperti putri saya sendiri?” tanya Bianca tiba-tiba. Sepersekian detik kemudian wanita paruh baya itu malah terkekeh. “Maaf, saya lupa. Kamu pasti masih membenci saya. Abaikan saja permintaan saya tadi.”Syera yang menimang putranya yang baru saja terlelap spontan menoleh. Ia terkejut bukan main mendengar permintaan Bianca. Semenjak meminta maaf padanya tempo hari, wanita paruh baya itu menunjukkan perubahan sikap yang signifikan. Dalam sekejap, Bianca yang semula begitu membencinya hingga mengatai dirinya ‘murahan’ menjadi sangat baik padanya. Bahkan, ketika dirinya sakit waktu itu, Bianca benar-benar menemani dan membawakan makanan yang membuatnya lebih cepat pulih. Namun, tetap saja Syera tak menyangka Bianca akan melontarkan permintaan seperti itu. Apalagi jika mengingat seberapa besar kebencian wanita paruh baya itu padanya selama ini. Mereka dapat mengobrol santai seperti ini saja tak pernah ia bayangkan sebelumnya. “Tentu saja boleh. Aku s

    Last Updated : 2023-11-03
  • Istri Penebus Dosa   Kumohon, Bertahanlah

    Tuttt … tuttt ….“Sial! Apa yang sebenarnya terjadi di sana?!” umpat Tama yang spontan melempar ponselnya ke dashboard mobil. Lelaki itu mencengkam kemudi sembari melajukan mobilnya dengan kecepatan dua kali lipat dari sebelumnya. Suara sesuatu yang bertabrakan cukup nyaring di seberang sana tadi mengganggu konsentrasinya. Terlebih ketika jalanan yang semula lengang menjadi padat merayap. Padahal seharusnya Tama telah sampai di butik milik mantan ibu mertuanya. Sebenarnya Tama memang hendak menjemput sang istri walaupun waktu yang mereka sepakati belum usai. Firasatnya tidak enak sejak tadi dan lelaki itu memutuskan menghampiri istrinya daripada hanya menunggu di rumah. Tak sabar menunggu kemacetan ini berakhir, Tama memutuskan turun dari mobil dan membiarkan kendaraannya terparkir di bahu jalan. Ia telah meminta anak buahnya datang dan membawa mobil itu. Sedangkan dirinya memilih berlari ke lokasi tujuannya yang hanya berjarak beberapa meter lagi dari tempatnya berada. “Apa

    Last Updated : 2023-11-05
  • Istri Penebus Dosa   Anak yang Hilang?

    “Mama yakin kalung ini milik Sheilla, adiknya Kirana. Bagaimana bisa istri kamu memilikinya?” tutur Bianca dengan mata berkaca-kaca. Wanita paruh baya itu spontan melirik Syera, lalu kembali menatap kalung di tangannya. “Atau jangan-jangan dia—” Bianca langsung membekap mulutnya tanpa melanjutkan kata-katanya. Pandu bergegas menghampiri sang istri yang mulai terisak. “Tama, kamu tahu berapa usia istrimu?” Pandu bertanya pada mantan menantunya. “22 tahun,” jawab Tama sembari membuka dompetnya dan mengambil kartu identitas Syera yang ia simpan di sana. “Umurnya sama dengan Sheilla, Pa. Bagaimana kalau dia benar-benar Sheilla yang kita cari selama ini? Mama sangat jahat padanya. Bahkan, Mama yang membuatnya seperti ini.” Bianca semakin terisak mengingat seberapa banyak dosanya pada Syera selama ini. Rebecca berdeham pelan seraya berkata, “Kenapa tidak kita lakukan tes DNA saja untuk membuktikan siapa dia sebenarnya? Dengan begitu kita tidak perlu—” “Ma, Syera masih sakit. Bahkan, dia

    Last Updated : 2023-11-06

Latest chapter

  • Istri Penebus Dosa   Titipan yang Luar Biasa

    “Huek! Huek!” Syera memejamkan mata seraya memijat pelipisnya setelah mual yang dialaminya sedikit membaik. Selama beberapa saat, wanita itu masih berpegangan pada pinggiran wastafel sembari mengumpulkan sisa-sisa tenaganya. Setelah dirasa mualnya tak akan datang lagi, barulah wanita itu membersihkan mulut dan wajahnya. Kemudian, beranjak dari toilet dengan langkah pelan karena kepalanya masih berdenyut-denyut. Padahal ia sudah meminum obat masuk angin, namun tetap saja tak ada hasil yang signifikan. Semenjak hari ulang tahun Aidan yang ke-1 seminggu lalu, Syera selalu seperti ini. Tubuhnya lemas dengan pening dan mual yang melengkapinya. Untung saja Bianca dan Rebecca sering berkunjung belakangan ini. Jadi, dirinya tidak keteteran mengurus kedua anaknya dalam keadaan seperti ini. “Kamu masih mual-mual? Yakin tidak perlu ke dokter? Suamimu akan marah besar kalau tahu kamu sakit tapi tidak mau ke dokter,” tutur Bianca yang baru saja masuk ke kamar putrinya bersama Aidan yang sedang

  • Istri Penebus Dosa   Aku Mencintaimu, Mas

    “Maaf membuatmu kesal seharian ini. Aku sengaja melakukan itu agar kamu tidak sadar kalau orang-orang rumah sedang mempersiapkan pesta ini,” ucap Tama membongkar rencana terselubungnya memuat Syera kesal seharian ini. Syera spontan menoleh. Tak menyangka jika sikap menyebalkan suaminya adalah unsur kesengajaan. Ia menyadari hari ini para pelayan yang biasanya jarang berkeliaran tampak lebih sibuk. Tetapi, mengabaikannya karena dibuat kesal dengan sikap sang suami. Hal yang lebih mengejutkan adalah mereka mengingat hari ulang tahunnya. Entah siapa yang memiliki ide untuk merayakan ulang tahunnya. Tetapi, jujur saja ini sangat membahagiakan baginya. Sebelumnya tak pernah ada yang membuat kejutan di hari ulang tahunnya. Dulu, sang ayah hanya mengucapkan selamat ulang tahun jika ingat saja dan tidak ada perayaan spesial setelahnya. Syera mengira hal itu karena ayahnya masih mengingat ibu kandungnya. Tetapi, ternyata itu terjadi karena Kuncoro memang bukan ayah kandungnya. Wajar jika

  • Istri Penebus Dosa   Kejutan

    “Kenapa mataku harus ditutup, Mas? Memangnya kita akan ke mana? Bagaimana kalau aku tersandung?” protes Syera setengah menggerutu karena Tama memaksa menutup matanya dengan kain begitu mereka turun dari mobil. Ketika pulang dari kantor, tiba-tiba Tama memaksa Syera yang saat itu sedang memasak di dapur untuk bersiap-siap pergi. Ternyata lelaki itu mengajaknya mengunjungi salah satu salon di dekat tempat tinggal mereka dan langsung meminta para stylish mendandaninya. Syera tak sempat bertanya karena para stylish itu langsung membawanya memasuki ruangan lain. Setelah dirinya selesai didandani oleh mereka dengan riasan yang cukup mewah, barulah ia bertanya pada sang suami ke mana mereka akan pergi karena riasan juga gaun yang dirinya pakai rasanya terlalu merah jika untuk menghadiri undangan dari rekan bisnis lelaki itu. Namun, seperti biasa, Tama lebih senang membuat Syera penasaran dan bertanya-tanya sendiri. Lelaki itu hanya mengatakan jika mereka akan mendatangi acara penting. Enta

  • Istri Penebus Dosa   Berterimakasih pada Penjahat

    “Tadi kamu mengunjungi makam Kirana, ‘kan? Kenapa tidak terus terang padaku?” Tama yang baru saja berbaring di ranjang langsung bertanya tanpa basa-basi. “Supirku tidak mungkin bisa kamu ajak bekerja sama.” Tama yang tahu kalau Syera belum tidur langsung membalikkan tubuh wanita itu. “Aku tidak akan marah atau melarangmu kalau kamu jujur. Jadi, kenapa kamu memilih berbohong? Bagaimana kalau terjadi sesuatu di luar sana dan aku tidak tahu?” Syera merutuk dalam hati. Ia memang tak ingin Tama mengetahui dirinya mengunjungi makam sang kakak karena tidak mau ditanya macam-macam. Sebenarnya wanita itu berencana berangkat menggunakan taksi. Namun, hal itu pasti semakin memicu kecurigaan Tama. Syera sudah berpesan pada supir yang mengantarnya agar tidak perlu memberitahu ke mana dirinya pergi setelah mengunjungi makam Kuncoro. Namun, ia lupa jika semua orang yang bekerja di rumah ini pasti memberitahu aktivitasnya pada lelaki itu. “Emm … aku tidak bermaksud menyembunyikannya. Lagipula aku

  • Istri Penebus Dosa   Maafkan Aku Mencintainya

    Selama ini Syera tak pernah mendengar informasi apa pun mengenai ayah mertuanya. Ia sempat mengira jika mungkin saja kedua orang tua Tama sudah berpisah dan hidup masing-masing hingga tak pernah berkumpul lagi. Namun, setelah Tama mengajaknya ke suatu tempat yang mengejutkan, Syera tahu dugaannya salah. Setelah mereka makan siang bersama, Tama benar-benar mengajak istri dan anaknya mendatangi tempat papanya berada. Syera mengikuti langkah Tama yang lebih dulu berjalan memasuki area pemakaman umum yang ternyata berlokasi cukup dekat dengan kantor lelaki itu. Tak berselang lama, mereka sampai di sebuah pusara bertuliskan nama Bagas Ravindra. “Selamat siang, Pa. Maaf baru mengunjungi Papa lagi. Aku ingin mengenalkan orang-orang yang sangat ku sayangi. Istri dan anak-anakku,” ucap Tama sembari berjongkok di samping pusara sang papa dan mengusap batu nisannya. Syera ikut berjongkok di samping suaminya sembari membetulkan gendongan Aidan yang sedikit melorot. “Halo, Pa. Maaf baru d

  • Istri Penebus Dosa   Membongkar Kebusukan Sendiri

    “Apa?! Lalu, bagaimana, Mas?” sahut Syera khawatir. Syera sudah menduga jika cepat atau lambat Elena pasti melakukan sesuatu yang akan merugikan pihak mereka. Walaupun jelas wanita itu yang salah, Elena tak mungkin tinggal diam setelah diperlakukan seperti itu oleh Tama. Perusahaan yang Tama pimpin baru mulai stabil beberapa bulan lalu, itupun karena bantuan dari Elena juga. Jika wanita itu tiba-tiba menarik seluruh investasi, pasti dampaknya cukup besar bagi perusahaan sang suami. Tama menarik pelan sang istri yang hendak bangkit kembali ke pelukannya. “Jangan khawatir, Sayang. Sejak kejadian malam itu aku sudah menebak kalau dia akan melakukan ini. Aku juga sudah mempersiapkan semuanya. Tadi aku hanya memperbaiki sedikit masalah. Perusahaanku tidak akan kolaps seperti waktu itu lagi.” Syera yakin Tama pasti dapat menyelesaikan masalah di perusahaan yang lelaki itu pimpij secepatnya. Akan tetapi, bukan tidak mungkin Elena kembali berulah setelah ini. Sebelumnya wanita itu selalu m

  • Istri Penebus Dosa   Permintaan Maaf Tak Terduga

    Syera yang merasa tidak pernah dekat dengan ibu mertuanya terus tak berhenti menerka apa yang akan wanita paruh baya itu bicarakan dengannya. Selama ini Rebecca hanya mengancam, menghina atau mengintimidasinya ketika mereka sedang berbicara. Wanita paruh baya itu berubah lebih baik setelah mengetahui siapa dirinya. Akan tetapi, mereka belum pernah berbicara empat mata setelah itu. Terlebih, saat ini tak ada Tama di rumah. Bukannya ia tak suka dengan keberadaan Rebecca, hanya saja menurutnya sangat aneh ketika wanita itu tiba-tiba mengajaknya mengobrol. Syera masih dipusingkan dengan sikap aneh suaminya. Ia tak mau menambah beban pikirannya hanya karena pembicaraannya dengan Rebecca. Walaupun belum tentu juga wanita paruh bata itu akan membicarakan sesuatu yang melukai hatinya. “Atau jangan-jangan ini juga ada hubungannya dengan sikap aneh Mas Tama?” gumam Syera menebak-nebak. Ia sedang membuat teh chamomile untuk teman mengobrolnya dengan sang ibu mertua nanti. Selain sedang malas

  • Istri Penebus Dosa   Sesuatu yang Disembunyikan

    “Sayang, kamu yakin tidak mau bergabung bersamaku?” tutur Tama sembari menyugar rambutnya yang basah menggunakan tangan. Ia sengaja berenang mendekati Syera dan mencipratkan air kolam ke arah wanita itu. “Mas, basah!” gerutu Syera kesal. Pakaian yang baru dipakainya beberapa menit sebelum datang ke privat pool ini basah karena kelakuan suaminya. Sejak awal ia memang tidak akan ikut berenang karena cukup sadar jika dirinya tak mahir berenang. Kalau bukan karena Tama yang tadi memaksanya ikut kemari ia akan memilih bermain bersama anak-anaknya di kamar. Syera tahu pasti suaminya akan terus mengusiknya jika berada di sini. Apalagi hanya ada mereka berdua di sini. Villa yang Tama sewa untuk bulan madu mereka memang dilengkapi dengan fasilitas privat pool di bagian belakangnya. Namun, sejak pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini. Syera sama sekali tak tertarik untuk mencoba berenang di sini. Apalagi setelah melihat jika air kolam itu mencapai dada suaminya yang berarti mencapai dag

  • Istri Penebus Dosa   Tak Sesuai Ekspektasi

    Walaupun kesalahpahaman di antara Syera dan Tama telah terungkap, nyatanya pesta pernikahan mereka tetap tidak jadi dilaksanakan karena Elvina jatuh sakit. Mereka sepakat menunda pesta tersebut dan fokus merawat Elvina dulu. Dua hari kemudian pesta tersebut baru bisa dilaksanakan. Pesta sangat mewah yang bahkan jauh lebih indah dari yang Syera bayangkan. Syera sempat mendengar dari beberapa pelayan yang berbincang jika pesta ini lebih mewah dari pesta pernikahan Tama dengan Kirana. Syera tak tahu hal itu benar atau tidak karena dirinya tidak berani menanyakan secara langsung pada Tama. Lagipula ia tidak ingin bersaing dengan kakaknya sendiri. Diberi pesta seperti ini saja sudah sangat membahagiakan baginya. 6 “Mas, kenapa saat di restoran waktu itu Mas malah mencekik Elena? Memangnya apa yang dia katakan?” tanya Syera sembari menyelipkan tangannya di lengan Tama. Syera tahu pembahasan ini kurang cocok dibahas sekarang, namun ia sudah terlanjur penasaran. Setiap hendak bertanya, pas

DMCA.com Protection Status