"Coba kamu hubungi dia dulu, aku akan mengikuti jadwalnya karena aku yang berkepentingan."Cloud menggerakkan badan untuk berbalik ke arah Nic. Pria itu tersenyum sambil membelai pipinya kemudian mendaratkan kecupan di kening."Oke, nanti aku hubungi kak Gama." Cloud menyentuh pipi Nic, tersenyum manis meski di dalam hati agak sedikit miris membayangkan kalau suaminya hanya sedang menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. "Cloud, kenapa kamu tadi bilang lebih mencintaiku dari pada Kala? Bukankah kamu mengandung dan melahirkannya?"Nic ternyata memikirkan ucapan Cloud tadi. Dia heran, bukankah bagi seorang ibu anak adalah segalanya?"Karena Kala setelah besar nanti pasti akan menemukan wanita yang dia cintai, anak itu akan memiliki hidupnya sendiri. Pada akhirnya aku hanya akan memiliki dirimu, untuk itu aku lebih mencintaimu dari pada Kala," balas Cloud. Nic diam membeku, bibirnya kelu dan hanya bisa memandangi wajah Cloud yang seketika membuatnya terharu."Wah .... wah ...." Nic t
"Mama mana? Aku mau ke kamar liat Mama!" Kala berlari masuk ke dalam rumah saat Nina baru saja mengantarnya pulang. Kekasih Rio itu langsung putar balik setelah Kala masuk bersama mbok Cicih. Melihat mobil Cloud, Kala tahu mamanya sudah pulang. Anak itu sepertinya tak sabar untuk menceritakan sesuatu. Namun, baru sampai depan pintu. Anak itu dihadang oleh Nic. Kala jelas kaget sampai tertegun, apalagi Nic seketika meraupnya ke dalam gendongan dan mengajak ke kamarnya sendiri."Aku mau ketemu Mama, kenapa Papa juga sudah pulang? Apa Papa tidak lembur di kantor?" Tanya Kala dengan polosnya. Nic sendiri menggeleng, berjalan terus ke kamar Kala lalu membuka pintu, dia menurunkan sang putra di atas kasur, sedangkan Kala sendiri dibuat heran hingga memandangi wajahnya menunggu jawaban kenapa malah membawa ke kamar."Aku mau ketemu Mama dulu," rengek Kala."Mama sedang tidur, dia capek."Nic beranjak menuju lemari Kala, mengambil handuk dan baju ganti Kala setelah itu meletakkannya ke ran
"Kamu tahu 'kan aku menerima pernikahan ini hanya untuk membuat kakekku senang. Dia menutup matanya dengan kenyataan kalau kamu pernah menjadi selingkuhan pria beristri."Amara menarik sudut bibir, berpikir belum menjadi suaminya saja pria di depannya ini sudah menyindir dan menyudutkan."Hm ... kamu juga tahu, aku menerima pernikahan ini agar tidak lagi dicap sebagai perawan tua, jadi berhenti mengungkit aku pernah menjadi selingkuhan pria lain." Amara memotong steak wagyu di piringnya, menyuapkan ke dalam mulut dengan santai tanpa memandang pria —yang sejak tadi bicara sambil menatap padanya."Aku tahu, hubungan di antara dua orang dewasa pasti tidak hanya sekadar bergandengan tangan."Pria bernama Morgan itu memulas seringai. Berhasil membuat Amara berhenti memotong daging dan memandang ke arahnya."Setidaknya aku tidak hamil, tapi Tuan Morgan apa Anda yakin masih perjaka? Berapa banyak benih yang sudah Anda sebar?" Amara membalas dengan senyum cibiran. "Jika sampai setelah menikah
“Apa hari ini Bu Cloud tidak berangkat bekerja?”Tasya kebetulan bertemu dengan Thea saat berada di pantry untuk membuat kopi. Gadis itu menggeleng, karena tidak tahu jawaban atas pertanyaan Tasya barusan.“Dia tidak menghubungi, jadi seharusnya dia datang. Memang ada apa?” Selidik Thea.“Em… entah haruskah aku mengatakan ini padamu, tapi sebenarnya seseorang dari masa lalu suami bu Cloud akan menikah, aku penasaran saja apa dia diundang.” Tasya tersenyum canggung, tidak ingin sampai Thea salah tanggap dengan apa yang dia sampaikan.“Apa mantan kekasih pak Nic?” Thea sedikit berbisik. Takut jika ada yang tiba-tiba mendengar perbincangannya dan Tasya.“Lebih dari itu, yang akan menikah mantan selingkuhan pak Nic.”Thea mengedip tak percaya. Berpikir bahwa kehilangan ingatan ternyata ada untungnya juga, karena tidak perlu mengingat hal-hal semacam itu.“Ish … kenapa kamu malah bengong?” Hardik Tasya mendapati Thea melongo tak percaya, gadis itu merapikan rambut palsu Thea yang berada di
Cloud berjalan bersisian dengan Nic menuju ruang kerjanya, tentu saja sudah bisa ditebak apa yang akan dilakukan oleh dua sejoli itu. Di dalam lift yang membawa mereka ke lantai di mana ruangan Cloud berada, Nic tanpa sungkan menyudutkan sang istri ke dinding, lantas membelai pipinya dengan sangat mesra.“Kamu memang luar biasa,” puji Nic.“Sudah dari awal bukan? Hanya bedanya, saat itu aku tidak ingin menunjukkan bagaimana aku sangat menginginkanmu,” balas Cloud. Dia mulai bertingkah nakal dengan menarik dasi Nic keluar, mengerlingkan mata genit kemudian keluar dari dalam lift sambil tertawa-tawa.Namun, Cloud mendadak mengatupkan bibir saat melihat Aditya sedang berada di depan ruangannya bersama Thea. Menyadari ekspresi wajah keduanya, membuat Cloud sadar hal yang tidak beres pasti sedang terjadi.“Pagi!” Sapa Cloud ramah.Aditya menoleh, sedangkan Thea buru-buru menghapus jejak air mata yang tertinggal di pipi.“Kenapa? Apa ada masalah?” Cloud tentu penasaran. Begitu juga Nic yang
“Kamu tenang saja! Aku akan melindungimu dan memberikan rasa aman bekerja di sini.” Cloud saat ini berada di ruangannya bersama Thea dan Tasya. Membicarakan sikap kurang ajar karyawan yang membuat Aditya sampai hilang kesabaran. Dia juga meminta Tasya untuk mengurus semua dan jangan sampai karyawannya itu melaporkan perbuatan Aditya ke polisi. Setelah bicara, Tasya pergi untuk melakukan perintah Cloud, dan kini hanya tinggal Cloud dan Thea yang masih saja murung. Thea berpikir pasti banyak pria-pria lain seperti pria tadi di luaran sana yang mengenal dirinya sebagai kupu-kupu malam.“Thea, apapun yang terjadi jangan pernah memikirkan masa lalu lagi. Semua orang di dunia ini pasti memiliki hal-hal buruk yang jika mereka mampu, pasti ingin mereka hapus dari hidup,” ucap Cloud menasihati."Tapi rasanya sangat berat.""Tidak apa-apa! Pelan-pelan, tidak ada yang mengharuskan kamu melakukannya dengan buru-buru. Maaf karena kamu harus menerima perlakuan buruk itu saat bekerja di perusahaank
Baik Maha dan sang adik belum sempat menjawab pertanyaan ibu mereka, karena Embun lebih dulu masuk sambil bertanya kenapa Kala dibiarkan tidur di mobil. Meskipun kaget, istri Rain itu tahu maksud keberadaan adik iparnya di rumah Gama. Embun malah merasa bersalah karena sudah mengantar Maha dan Gema pulang."Tadi aku sudah mengirim pesan ke Ibu, juga telpon tapi tidak diangkat," ucap Maha. Anak itu mendekat ke arah Cloud dan Nic untuk mencium punggung tangan."Ah ... ponsel ibu di kamar," jawab Sabrina canggung." Tapi tumben ...""Guru lesnya ada keperluan mendadak jadi kelas selesai sebelum waktunya." Maha kembali bicara.Nic membeku saat Maha memegang tangannya. Pria itu memandang lekat wajah Maha seolah mencari kemiripan yang ada pada mereka. Anak itu sampai bingung dan bertanya kenapa Nic menatapnya seperti ini."Tidak apa-apa, Kala bilang teman sekolahnya selalu membicarakanmu, karena kamu sangat tampan dan ternyata itu memang benar," kata Nic.Untuk ukuran anak berumur sepuluh m
Setelah Nic dan Cloud pulang, Sabrina tampak semakin gelisah. Wanita itu mondar-mandir berjalan di depan ranjang dan membuat Gama kebingungan. "Sab, ayolah! Jangan menunjukkan kegelisahan seperti itu, bagaimana kalau Maha dan Gema curiga?""Aku takut, aku benar-benar takut kalau Maha ternyata anak pria jahat itu. Apa yang harus kita lakukan?" Sabrina menutup wajahnya. Dia akhirnya mau duduk di tepi ranjang sambil membuang napas kasar."Meski menyakitkan, tapi aku akan tetap memberitahu Maha siapa ayah kandungnya, terlepas itu Pak Doni atau mertua Cloud." Gama memeluk Sabrina dari belakang, mencium pundak istrinya itu dan memintanya untuk tenang."Apa kamu juga akan menceritakan kebenaran kalau dia anak hasil perkosaan?""Untuk segamblang itu, aku sendiri tidak tega menjelaskan ke Maha, kedengarannya sangat menyakitkan terlahir karena sebuah kejadian memilukan, karena selama ini yang Maha tahu aku adalah ayah kandungnya.""Apa yang akan Maha pikirkan jika sampai tahu dirinya sama sekal