Syila terbangun di tengah malam, ia sangat kehausan karna air minum yang disediakan oleh Ningrum telah habis. Syila melangkah pergi keluar kamar hanya sekedar mengambil minum, namun langkah nya terhenti ketika melihat sebuah ruangan di paling ujung dalam kondisi lampu yang masih menyala.
Syila penasaran, siapa seseorang yang berada di dalamnya?Ceklekk!!Dengan hati-hati Syila menutup kembali pintu yang telah ia buka."Tak ada siapa pun disini, tapi kenapa lampu nya masih menyala?" Syila berjalan pelan mengitari ruangan, ruangan ini seperti ruangan kerja. Karna ada sebuah laptop yang masih menyala diatas meja, lalu tumpukan buku yang berbaris rapi di dalam rak."Apakah ini ruangan kerja Manusia terkutuk itu?" gumam SyilaSebelum ia kembali ke kamarnya, Syila memutuskan untuk melihat buku-buku yang terpampang di dalam rak. Tapi pandangan Syila teralihkan pada sebuah laptop yang masih menampilkan sebuah Video seperti nya baru saja di tonton oleh pemiliknya. Syila yang penasaran dengan video itu langsung menekan tombol play untuk memutar kembali tayangan video itu.Mulut Syila ternganga ketika melihat tayangan seorang pria dan wanita sedang melakukan adegan dewasa. Ini merupakan pertama kalinya Syila melihat tontonan seperti itu, hal ini membuat dirinya merinding."Sedang apa kau disini?" tanya seseorang yang suara nya sangat Syila kenal, yaitu Alex.Syila membeku seketika, ternyata benar dugaan nya bahwa ruangan ini adalah milik Alex. Dengan cepat Syila menekan tombol stop agar Video tersebut berhenti."Ma-af. Aku kira ruangan ini bukan milikmu," ucapnya menunduk"Apakah kamu menikmati juga video itu?" kini wajah Syila sangat dekat jaraknya dengan Alex, ia begitu kesulitan meneguk saliva nya sendiri. Wajah tampan di hadapan nya itu, sanggat menggodanya. Mata Syila terfokus pada bibir Alex yang terlihat lembab dan basah, dengan susah payah Syila menghapus pikiran kotornya dengan menggelengkan kepalanya beberapa kali."Jadi, kamu yang menonton video menjijikan itu!!""Menjijikan? Kamu mengatakan itu karna kamu belum merasakannya, jika sudah. Saya jamin kamu akan merengek meminta nya lebih!" bisiknya pada Syila, membuat Syila bergidik ngeri dan memundurkan langkahnya."Dan apakah kamu kemari untuk menggoda saya?" pandangan Alex menyoroti pakaian tidur Syila yang tipis dan agak menerawang, seperti lingerie."Hah, menggoda?? Haha, tidak mungkin!!" Syila belum menyadari apa yang Alex perhatikan."Sebaiknya kau pergi sekarang, sebelum saya melakukan hal yang tak pernah terlintas di kepalamu!!" bisik Alex tepat di telinga Syila.Syila akhirnya menyadari jika Alex tengah menyoroti bagian tubuhnya. Spontan Syila menutup bagian tertentu dengan kedua tangannya."Berhenti memperhatikan nya!!" dengan lantang Syila berucap."Untuk apa berhenti, sayang jika tak di nikmati!! justru saya menikmati karna saya tak pernah mendapatkan darinya! " Alex memajukan langkahnya semakin dekat dengan Syila."Maksudnya?" tanya Syila tak mengerti"Jadi, kamu ingin tetap disini?" Alex mengalihkan pembicaraan, belum saat nya Syila mengetahui tentang nya."Hehe, maaf aku harus kembali ke kamar ku. Maafkan aku telah mengganggu mu, permisi." Syila melangkahkan kaki nya perlahan meninggalkan Alex, namun Alex justru meraih lengan Syila dan menariknya tepat di hadapannya."Lepaskan!! Aku ingin kembali ke kamar."Karna kesal tak kunjung dilepas, akhirnya Syila menggigit kecil lengan Alex agar dirinya terlepas dari genggaman Manusia terkutuk itu. Benar saja, hal itu membuat Alex melepaskan nya. Syila langsung berlari terbirit-birit meninggalkan Alex di ruangannya.****Ningrum membuka tirai jendela sehingga sinar matahari kini masuk kedalam kamar Syila. Syila yang masih mengantuk merasa sangat kesal akan perilaku Ningrum pagi ini."Aku masih mengantuk, Kak Ningrum. Tutup kembali tirai itu!" pinta Syila dengan mata yang masih tertutup."Non Syila harus segera bangun. Apa Non lupa kalau hari ini, hari pertama Non Syila bekerja di perusahaan?"Tanpa aba-aba Syila langsung duduk di atas tempat tidur."Aku lupa Kak! Belum terlambat,kan?" tanya Syila panik."Be…." Belum juga Ningrum selesai menjawab, Syila sudah lari terbirit-birit ke kamar mandi."Kak Ning, bantu siapkan pakaian yang akan Syila pakai ke tempat kerja, ya. Maaf, kak!" teriak Syila dari bilik kamar mandi.Sepuluh menit kemudian, Syila keluar dari kamar mandi dengan tubuh menggigil."Kak Ning, semalam kakak menyediakan air panas untukku tapi kenapa hari ini bukan air panas? Syila kedinginan bukan main kak, hiiii!""Di pagi hari kita harus mandi dengan air dingin, agar aktivitas kita di pagi hari merasa segar dan tidak mengantuk," ujar Ningrum sembari mengambil pakaian yang akan dipakai oleh Syila. "Ini pakaiannya, Non. Setelah itu saya akan bantu untuk merias sedikit wajah Non Syila."Setelah mereka berdua berkutat di dalam kamar, akhirnya Syila turun untuk sarapan sebelum berangkat bekerja."Manusia terkutuk itu kemana, Kak Ning?" tanya Syila disela-sela sarapannya."Tuan sudah berangkat kerja lebih dulu non. Tapi tadi Tuan menyampaikan bahwa Non Syila akan diantar jemput oleh Pak Asep.”Syila beralih menatap Pak Asep lalu tersenyum dan Pak Asep memberikan salam dengan sedikit menunduk. “ Nah ini, kenalkan Non ini yang bernama Pak Asep.""Ah, perutku sudah kenyang. Ayo, Pak! kita berangkat bekerja. Kak Ning dan Kak Ayu, Syila pergi dulu ya! Nanti malam, Syila pengen dimasakin udang saus tiram, ya Kak Ayu. Bye-bye! " Syila pergi bekerja diantar oleh asisten nya hanya sampai ambang pintu apartemen.Di perjalanan Syila hanya memandang jalanan dari arah jendela, jalanan yang sangat ramai dipadati oleh orang-orang yang akan memulai aktifitas seperti dirinya. Sebenarnya Syila pun memikirkan kondisi Nenek nya di desa, tapi apa daya ia belum bisa pergi kesana ingin rasanya dia berkunjung kesana."Non, sudah sampai," seru Pak Asep. Syila tak menyadari jika mobil yang ia naiki sudah berhenti tepat di parkiran sebuah gedung yang sangat menjulang tinggi."Wahh cepat sekali Pak! Rasanya baru saja saya naik sudah sampai lagi. Terima kasih ya, Pak. Doakan saya semoga berhasil, Pak!""Semangat, Non!" Pak Asep memberikan semangat pada Syila, Syila tersenyum senang melihat Pak Asep yang menyemangati dirinya.Langsung saja Syila berjalan ke arah lobi, tapi ia terlihat bingung. Ia harus menemui siapa? dan ia bekerja di bagian apa?."Selamat pagi non Syila, " sapa Irfan asisten pribadi Tuan Alex."Ah, syukur deh ada Kak Irfan. Syila bingung Kak, Syila harus gimana hari ini? ""Nah, untuk itu mari ikut saya, Non." Irfan melangkahkan kakinya dan menunggu antrian untuk masuk ke dalam lift. Syila hanya mengekor kemanapun Irfan pergi. Lift berhenti di lantai 18. Irfan terus berjalan menyusuri lorong hingga berhenti tepat di satu ruangan yang bertuliskan Label 'Divisi Accounting & Finance'."Kak, serius Syila mau dikerjakan di posisi ini, Syila hanya tamatan SMA loh?" tanya syila ragu. Ia tahu diri dengan latar belakang pendidikan yang ia miliki, tidak mungkin bisa mendapatkan posisi yang tinggi. Bahkan, Syila berpikir bahwa Alex akan menempatkan dirinya di office girl, karena posisi itu yang paling cocok untuknya."Dicoba aja dulu untuk beberapa minggu. kalau memang Non mampu, ya lanjut. Kalau memang tidak mampu, maka nanti akan kita mutasi lagi ke divisi lain," jelas Irfan sebelum masuk kedalam ruangan lalu menemui Bu Maya Manager Accounting."Selamat pagi, Bu Maya.""Pagi! Eh, Pak Irfan." Bu Maya refleks beranjak dari kursinya lalu merapikan pakaiannya.Irfan merupakan salah satu karyawan yang sangat disegani oleh karyawan lainnya, salah satu alasannya karena Irfan adalah asisten pribadi nya Tuan Alex."Saya titipkan satu karyawan untuk ditempatkan di posisi staff admin menggantikan yang mengundurkan diri beberapa hari yang lalu. Namanya Assyila. " Irfan mempersilahkan Syila untuk masuk ke dalam ruangan."Oh iya baik, Pak. Dengan senang hati kami akan menerimanya.""Baiklah, Syila kamu mulai hari ini bekerja di divisi ini ya sebagai staff admin. Nanti untuk jobdesknya akan diarahkan oleh Bu Maya atau staff lainnya, kalau begitu saya permisi," pamit Irfan."Sebentar ya, Syila. saya akan panggilkan dulu partner kerja yang akan menemani kamu," ucap Bu Maya ramah.Tidak lama terdengar langkah kaki memasuki ruangan."Permisi Bu, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang perempuan yang baru saja masuk."Vio, kenalkan ini Assyila, staff baru kita. Tolong kamu temani dia dan arahkan dia sesuai job yang sudah disesuaikan, ya," pinta Bu Maya."Oh, iya siap, Bu. Mari Mbak, saya antarkan ke meja," ajak Vio. Syila hanya manut mengikuti perintah dari atasan ataupun rekan seniornya."Sebelumnya terima kasih, Bu Maya," ucap Syila yang hanya direspon dengan senyuman.Di hari pertama, Syila diberi kesempatan untuk berkenalan dengan rekan satu divisi. Lalu diberi arahan mengenai job yang akan Syila kerjakan, Syila cukup senang karena Vio mengarahkan semuanya dengan ramah dan juga sabar.."Gimana sudah aman, Fan?" tanya Alex pada asistennya di ruang meeting."Aman terkendali Tuan, dia anak yang penurut jadi tidak ada masalah sama sekali," jawab Irfan."Syukur ,deh! Gue cuman takut dia bikin ulah di kantor ini." Alex menyandarkan tubuhnya di punggung kursi."Gue sih jamin, dia gak akan bikin ulah kalau memang gak ada yang mulai duluan," imbuh Irfan. "Gimana Sarah, Lex? Apa dia tahu tentang pernikahan lo sama Syila?" tanya Irfan. Irfan memang asisten pribadi Alex tapi ia juga sahabat karib Alex. Sehingga ketika hanya mereka berdua, mereka berbicara layaknya seorang sahabat."Dia belum tahu. Gue juga gak bisa bayangin, kalau dia sampai tahu ini semua, akan seperti apa reaksinya.""Sebenernya lo itu cinta kagak sih sama Sarah, Lex?"Bukannya menjawab justru Alex hanya diam seperti orang sedang berpikir sesuatu. "Lex, kalau lo emang gak cinta sama Sarah, untuk apa lo itu masih mempertahankan pernikahan lo? Sedangkan lo sama sekali gak pernah diperlakukan selayaknya seorang suami dan lo juga gak pernah dikasih jatah sama dia! Kalau kata gue sih bye istri kaya gitu," dumel Irfan, sedangkan Alex terus memijit keningnya yang terasa pusing karena memikirkan Sarah. "Nih, minum dulu kopi biar gak makin pusing!""Thank you, Fan." Alex meraih cangkir itu lalu meneguk nya. . "Helloww, Syila pulang!" teriak Syila di ambang pintu. Ningrum yang mendengar langsung lari menghampirinya. "Saya bantu lepaskan, Non." Ningrum segera melepas pantofel yang Syila pakai, tapi Syila langsung menepis tangan Ningrum. "Ya ampun, Kak! Syila bisa buka sendiri, lohh. Gak perlu seperti ini, Kak!" "Tidak apa-apa, Non! Sudah tugas saya untuk melayani Non Syila. Jadi, biarkan saya untuk melakukannya." Syila menghembuskan nafas kasar. Ia se
"Ahh tidak tuan, semalam Syila hanya nonton film dengan Kak Ningrum dan Kak Ayu. Ehh ternyata film nya sedih, jadi Syila menangis terus sepanjang film." Jelasnya "Makanlah roti ini! Ningrum bilang kamu belum sarapan." Alex mengeluarkan sebuah roti dari bawah laci mejanya"Tidak perlu Tuan, terima kasih." Tolak Syila menunduk"Apakah kau ingin masuk IGD?" "Ti - " Belum selesai Syila menjawab, Alex membuka bungkusan nya lalu memasukan sedikit roti ke dalam mulut Syila. Syila terkejut bukan main dengan apa yang dilakukan oleh suami nya itu, mulut nya yang masih ternganga menatap Alex yang kembali ke kursi kebesarannya. "Tidak usah manja!! Makan lah sendiri!" Ketus Alex. "Lahh emang nya siapa yang nyuruh anda untuk menyuapi saya? Saya juga bisa sendiri!" Jawab Syila sembari cemberut. Syila akhirnya meraih roti di atas meja lalu memakannya dengan cepat, hingga tanpa disadari cream roti tersebut menempel di seluruh area bibir Syila. "Kalau makan tuh yang bener, itu cream nya menyebar
Syila mulai menyantap makanannya sedikit demi sedikit, tetapi disela-sela mengunyah ia masih sempat-sempatnya untuk memejamkan mata. Pelayan yang berada disekitar meja makan menahan gelak tawa karna tingkah laku Syila. Alex yang sadar akan tingkah laku istrinya itu langsung memberi teguran terhadapnya "Kalau di meja makan itu ya MAKAN, bukan TIDUR!!" Sindir Alex yang melihat bahwa Syila menjadi pusat perhatian pelayan dan orang tuanya. "Apasih berisik, Syila tuh ngantuk tau tapi Syila juga laper. Jadi Syila bingung ngutamain yang mana dulu." Ucapnya yang masih memejamkan mata. "Udah biarin lex, kenapa sih yang penting makan nya habis gak usah dibikin masalah kamu ini!" Timpal Pak Ronald"Ahhh papah mertua ku best sekali." Teriak Syila membulatkan matanya sambil memberikan kedua jempol. "Jadi Mamah nggak best gitu?" Tanya Mamah Sherly"Mamah juga best, pokonya semuanya best kecuali Manusia robot ini," Ia menunjuk ke arah Alex, Alex yang mendapati itu hanya
***"Gimana Syila laporan nya sudah selesai?" Tanya Vio menghampiri Syila yang sedang membeli minuman di kantin"Yaelahh mba, ngopi dulu napa udah nanyain laporan aja." Jawab Syila "Karna laporan itu lebih urgent dari apapun." "Tenang, aman terkendali semuanya." Ketika Syila dan Vio berjalan ke arah lift Tiba-tiba beberapa orang bodyguard serta perempuan cantik yang sedang duduk di kursi roda melewati mereka dengan terburu-buru. "Siapa itu mba?" Tanya Syila penasaran"Ohh, itu Sarah kekasihnya tuan Alex!" Uhukk... Uhukkk Syila tersedak minuman nya sendiri "Kekasih? Kok bisa? Kalau memang perempuan itu kekasih nya manusia terkutuk itu, lalu mengapa Pak Ronald menikahkan dia dengan ku?" Batin syila yang terlihat bingung dengan fakta yang baru saja ia dapati. "Woyy!! Kenapa jadi bengong?" Teriak Vio yang mendadarkan Syila dari lamunan nya"Ahh nggak mba, kaget aja seorang Alex si manusia terkutut itu ternyata punya pacar juga." Ucap Sy
"Lalu. Denapa kalau dia sudah mengetahui pernikahan mu dengan Syila, bukan nya itu lebih baik?" Ucap Pak Ronald"Alex hanya takut kedua istri Alex akan menyakiti satu sama lain." Alex memijit pelan keningnya"Tidak akan terjadi sesuatu jika kamu sendiri berlaku adil dan tegas!" "Sudah lah jangan terlalu dipikirkan, papah tau dulu kamu sangat mencintai Sarah tapi papah melihat saat ini sudah tak ada cinta itu di mata mu. Ingat kamu punya dua istri, jadi bersikaplah dengan adil!!""Mempunyai dua istri bukanlah menjadi keinginan Alex pah, ini kan atas keinginan papah." "Iya betul ini memang keinginan papah, tapi kan ini demi kebaikan kamu lex. Papah dan mamah hanya ingin kamu bahagia kemudian memberikan keturunan untuk kami, papah tidak akan pernah salah memilihkan istri untuk kamu.""Kata siapa?? Pah gadis itu masih berusia 19 tahun sedangkan Alex 37, itu sudah sangat salah pah!! Dia tuh pantas nya mungkin jadi anak Alex!""Bagi papah tidak ada yang salah
Sarah yang baru saja datang disuguhkan dengan pemandangan yang membuat hati nya terasa teriris, istri mana yang tak cemburu melihat suaminya bergandengan tangan dengan wanita lain. Ia sudah menduga bahwa wanita itu adalah istri kedua Alex. "Jadi ini wanita yang kau nikahi Alex?" Tanya Sarah "Ya, perkenalkan dia bernama Assyila," Jawab Alex. "Usia berapa kamu? Sepertinya kamu masih muda sekali?" Tanya Sarah lagi kali ini pada Syila. "Usia ku baru 19 tahun kak, jadi wajah ku memang baby face." Jawab Syila. "Astaga kamu menikahi gadis yang usia nya masih belasan tahun Alex? Usia kalian sangat terpaut jauh sekali!" "Memangnya kenapa kak kalau Syila masih 19 tahun, kedewasaan seseorang itu tidak bisa dilihat dari usia. Yang usia nya sudah tua belum tentu dewasa kan, betul tidak mah?" "Ahhh betul sekali anak cantik." Timpal Mamah Sherly. "Sepertinya dia bukan tipikal orang yang mudah dikalahkan, akan sulit bagiku untuk mengusir anak itu." Batin Sara
"Tuan Ronald, saya datang jauh-jauh dari Surabaya ke Jakarta untuk menjual rumah almarhum Ayah saya pada Tuan, bukan untuk menikah dengan pria ini!!" tunjuk Asyila pada pria di sampingnya. ”Sudah tua, sombong lagi!” "Tua? Seenaknya saja saya baru tiga puluh lima tahun! Memang kamu pikir saya bersedia menikah dengan wanita udik sepertimu?" Pria itu menempelkan jari telunjuknya tepat di kening Syila, membuat Syila semakin kesal dengan sikap arogannya. "Apa kamu bilang? Wanita udik?" Syila memberikan sorotan tajam pada Alex yang tidak dipedulikan pria itu. Tuan Ronald yang pusing dengan perdebatan mereka berdua akhirnya semakin membulatkan keputusannya untuk menikahkan Alex dengan Syila. "Sudah-sudah! keputusan saya tidak bisa diganggu gugat, kalian harus menikah! Dan kamu, Syila silakan tanda-tangan dokumen perjanjian ini." Tuan Ronald menyerahkan beberapa dokumen yang harus ditandatangani oleh Syila, tetapi Syila bergeming, ia tidak ingin menikah dengan pria yang sudah merendahkan
" SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA ASSYILA ROMEESA FARZANA BINTI DAVID MAHARDIKA DENGAN MAS KAWIN LOGAM MULIA SEBERAT 800 GRAM DIBAYAR TUNAI!"Dengan satu tarikan nafas saja dia sudah berhasil menjadikan Syila sebagai istrinya dalam sekejap. "Bagaimana para saksi?" tanya penghulu."SAH!"Alex maupun Syila bergantian menyematkan cincin di jari manis pasangannya. Tidak ada adegan cium tangan atau mencium kening, setelah selesai prosesi akad nikah Alex langsung beranjak dari kursinya mengucapkan terima kasih kepada penghulu beserta kedua saksi. Nenek Gayatri sudah tak bisa membendung air matanya lagi, kini Syila cucu yang selama ini ia rawat sudah bukan tanggung jawabnya lagi. Detik ini ia sudah sah menjadi istri seorang pengusaha, setidaknya hidupnya akan jauh lebih baik daripada Syila harus menikah dengan Broto. "Selamat ya, Syila. Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri! Ingat, ya, kamu harus jadi istri yang penurut dan harus baik melayani suamimu. Nenek harus pulang lagi ke desa,
Sarah yang baru saja datang disuguhkan dengan pemandangan yang membuat hati nya terasa teriris, istri mana yang tak cemburu melihat suaminya bergandengan tangan dengan wanita lain. Ia sudah menduga bahwa wanita itu adalah istri kedua Alex. "Jadi ini wanita yang kau nikahi Alex?" Tanya Sarah "Ya, perkenalkan dia bernama Assyila," Jawab Alex. "Usia berapa kamu? Sepertinya kamu masih muda sekali?" Tanya Sarah lagi kali ini pada Syila. "Usia ku baru 19 tahun kak, jadi wajah ku memang baby face." Jawab Syila. "Astaga kamu menikahi gadis yang usia nya masih belasan tahun Alex? Usia kalian sangat terpaut jauh sekali!" "Memangnya kenapa kak kalau Syila masih 19 tahun, kedewasaan seseorang itu tidak bisa dilihat dari usia. Yang usia nya sudah tua belum tentu dewasa kan, betul tidak mah?" "Ahhh betul sekali anak cantik." Timpal Mamah Sherly. "Sepertinya dia bukan tipikal orang yang mudah dikalahkan, akan sulit bagiku untuk mengusir anak itu." Batin Sara
"Lalu. Denapa kalau dia sudah mengetahui pernikahan mu dengan Syila, bukan nya itu lebih baik?" Ucap Pak Ronald"Alex hanya takut kedua istri Alex akan menyakiti satu sama lain." Alex memijit pelan keningnya"Tidak akan terjadi sesuatu jika kamu sendiri berlaku adil dan tegas!" "Sudah lah jangan terlalu dipikirkan, papah tau dulu kamu sangat mencintai Sarah tapi papah melihat saat ini sudah tak ada cinta itu di mata mu. Ingat kamu punya dua istri, jadi bersikaplah dengan adil!!""Mempunyai dua istri bukanlah menjadi keinginan Alex pah, ini kan atas keinginan papah." "Iya betul ini memang keinginan papah, tapi kan ini demi kebaikan kamu lex. Papah dan mamah hanya ingin kamu bahagia kemudian memberikan keturunan untuk kami, papah tidak akan pernah salah memilihkan istri untuk kamu.""Kata siapa?? Pah gadis itu masih berusia 19 tahun sedangkan Alex 37, itu sudah sangat salah pah!! Dia tuh pantas nya mungkin jadi anak Alex!""Bagi papah tidak ada yang salah
***"Gimana Syila laporan nya sudah selesai?" Tanya Vio menghampiri Syila yang sedang membeli minuman di kantin"Yaelahh mba, ngopi dulu napa udah nanyain laporan aja." Jawab Syila "Karna laporan itu lebih urgent dari apapun." "Tenang, aman terkendali semuanya." Ketika Syila dan Vio berjalan ke arah lift Tiba-tiba beberapa orang bodyguard serta perempuan cantik yang sedang duduk di kursi roda melewati mereka dengan terburu-buru. "Siapa itu mba?" Tanya Syila penasaran"Ohh, itu Sarah kekasihnya tuan Alex!" Uhukk... Uhukkk Syila tersedak minuman nya sendiri "Kekasih? Kok bisa? Kalau memang perempuan itu kekasih nya manusia terkutuk itu, lalu mengapa Pak Ronald menikahkan dia dengan ku?" Batin syila yang terlihat bingung dengan fakta yang baru saja ia dapati. "Woyy!! Kenapa jadi bengong?" Teriak Vio yang mendadarkan Syila dari lamunan nya"Ahh nggak mba, kaget aja seorang Alex si manusia terkutut itu ternyata punya pacar juga." Ucap Sy
Syila mulai menyantap makanannya sedikit demi sedikit, tetapi disela-sela mengunyah ia masih sempat-sempatnya untuk memejamkan mata. Pelayan yang berada disekitar meja makan menahan gelak tawa karna tingkah laku Syila. Alex yang sadar akan tingkah laku istrinya itu langsung memberi teguran terhadapnya "Kalau di meja makan itu ya MAKAN, bukan TIDUR!!" Sindir Alex yang melihat bahwa Syila menjadi pusat perhatian pelayan dan orang tuanya. "Apasih berisik, Syila tuh ngantuk tau tapi Syila juga laper. Jadi Syila bingung ngutamain yang mana dulu." Ucapnya yang masih memejamkan mata. "Udah biarin lex, kenapa sih yang penting makan nya habis gak usah dibikin masalah kamu ini!" Timpal Pak Ronald"Ahhh papah mertua ku best sekali." Teriak Syila membulatkan matanya sambil memberikan kedua jempol. "Jadi Mamah nggak best gitu?" Tanya Mamah Sherly"Mamah juga best, pokonya semuanya best kecuali Manusia robot ini," Ia menunjuk ke arah Alex, Alex yang mendapati itu hanya
"Ahh tidak tuan, semalam Syila hanya nonton film dengan Kak Ningrum dan Kak Ayu. Ehh ternyata film nya sedih, jadi Syila menangis terus sepanjang film." Jelasnya "Makanlah roti ini! Ningrum bilang kamu belum sarapan." Alex mengeluarkan sebuah roti dari bawah laci mejanya"Tidak perlu Tuan, terima kasih." Tolak Syila menunduk"Apakah kau ingin masuk IGD?" "Ti - " Belum selesai Syila menjawab, Alex membuka bungkusan nya lalu memasukan sedikit roti ke dalam mulut Syila. Syila terkejut bukan main dengan apa yang dilakukan oleh suami nya itu, mulut nya yang masih ternganga menatap Alex yang kembali ke kursi kebesarannya. "Tidak usah manja!! Makan lah sendiri!" Ketus Alex. "Lahh emang nya siapa yang nyuruh anda untuk menyuapi saya? Saya juga bisa sendiri!" Jawab Syila sembari cemberut. Syila akhirnya meraih roti di atas meja lalu memakannya dengan cepat, hingga tanpa disadari cream roti tersebut menempel di seluruh area bibir Syila. "Kalau makan tuh yang bener, itu cream nya menyebar
Bukannya menjawab justru Alex hanya diam seperti orang sedang berpikir sesuatu. "Lex, kalau lo emang gak cinta sama Sarah, untuk apa lo itu masih mempertahankan pernikahan lo? Sedangkan lo sama sekali gak pernah diperlakukan selayaknya seorang suami dan lo juga gak pernah dikasih jatah sama dia! Kalau kata gue sih bye istri kaya gitu," dumel Irfan, sedangkan Alex terus memijit keningnya yang terasa pusing karena memikirkan Sarah. "Nih, minum dulu kopi biar gak makin pusing!""Thank you, Fan." Alex meraih cangkir itu lalu meneguk nya. . "Helloww, Syila pulang!" teriak Syila di ambang pintu. Ningrum yang mendengar langsung lari menghampirinya. "Saya bantu lepaskan, Non." Ningrum segera melepas pantofel yang Syila pakai, tapi Syila langsung menepis tangan Ningrum. "Ya ampun, Kak! Syila bisa buka sendiri, lohh. Gak perlu seperti ini, Kak!" "Tidak apa-apa, Non! Sudah tugas saya untuk melayani Non Syila. Jadi, biarkan saya untuk melakukannya." Syila menghembuskan nafas kasar. Ia se
Syila terbangun di tengah malam, ia sangat kehausan karna air minum yang disediakan oleh Ningrum telah habis. Syila melangkah pergi keluar kamar hanya sekedar mengambil minum, namun langkah nya terhenti ketika melihat sebuah ruangan di paling ujung dalam kondisi lampu yang masih menyala.Syila penasaran, siapa seseorang yang berada di dalamnya? Ceklekk!! Dengan hati-hati Syila menutup kembali pintu yang telah ia buka. "Tak ada siapa pun disini, tapi kenapa lampu nya masih menyala?" Syila berjalan pelan mengitari ruangan, ruangan ini seperti ruangan kerja. Karna ada sebuah laptop yang masih menyala diatas meja, lalu tumpukan buku yang berbaris rapi di dalam rak. "Apakah ini ruangan kerja Manusia terkutuk itu?" gumam SyilaSebelum ia kembali ke kamarnya, Syila memutuskan untuk melihat buku-buku yang terpampang di dalam rak. Tapi pandangan Syila teralihkan pada sebuah laptop yang masih menampilkan sebuah Video seperti nya baru saja di tonton oleh pemiliknya. Syila yang penasaran deng
Syila merasa asing dengan kamar barunya, gadis itu juga tidak rela harus tidur satu ranjang dengan Alex. Sejak di kamar mandi Syila telah membayangkan jika malam ini Alex akan menyentuh dirinya di malam pertama pernikahan mereka. Hal itu membuat Syila bergidik ngeri dan lebih memilih tidur di sofa kamar. Alex yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melingkar di pinggangnya menghampiri Syila yang sedang tertidur di sofa. "Hey, kenapa kamu tidur di sofa?" tanya Alex dengan datar."Bukan masalahmu!! Aku mau tidur di mana, kamu tidak boleh ikut campur," jawab Syila dengan posisi yang masih membelakangi Alex. "Baiklah jika itu maumu. Jangan salahkan saya jika ada tikus yang menemanimu tidur di sofa!" Syila langsung bangkit dari tidur nya dan menghadap tepat di depan Alex, betapa terkejutnya Syila yang melihat Alex sedang bertelanjang dada dan hanya memakai sehelai handuk. Ini adalah pertama kali nya Syila melihat bentuk tubuh seorang pria tanpa pakaian, ia langsu
" SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA ASSYILA ROMEESA FARZANA BINTI DAVID MAHARDIKA DENGAN MAS KAWIN LOGAM MULIA SEBERAT 800 GRAM DIBAYAR TUNAI!"Dengan satu tarikan nafas saja dia sudah berhasil menjadikan Syila sebagai istrinya dalam sekejap. "Bagaimana para saksi?" tanya penghulu."SAH!"Alex maupun Syila bergantian menyematkan cincin di jari manis pasangannya. Tidak ada adegan cium tangan atau mencium kening, setelah selesai prosesi akad nikah Alex langsung beranjak dari kursinya mengucapkan terima kasih kepada penghulu beserta kedua saksi. Nenek Gayatri sudah tak bisa membendung air matanya lagi, kini Syila cucu yang selama ini ia rawat sudah bukan tanggung jawabnya lagi. Detik ini ia sudah sah menjadi istri seorang pengusaha, setidaknya hidupnya akan jauh lebih baik daripada Syila harus menikah dengan Broto. "Selamat ya, Syila. Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri! Ingat, ya, kamu harus jadi istri yang penurut dan harus baik melayani suamimu. Nenek harus pulang lagi ke desa,