Ternyata pria itu dulunya punya banyak hutang dan membutuhkan uang dalam waktu cepat. Kemudian, William mengajaknya bergabung dengan Spectra dan membantu pria itu melunasi hutangnya.Toby tidak menyangka William memiliki sisi yang begitu baik.Namun, kalaupun pria berjasi itu berhasil menemukan pelaku sebenarnya, itu tidak ada gunanya lagi, karena semuanya sudah terjadi.Toby dan William tiba di acara pelelangan.Situasi di acara itu sekarang bisa dideskripsikan dengan kata “lautan manusia”.Ketika sudah sampai giliran Toby dan William, seseorang tiba-tiba mulai memotong.Setelah memotong barisan, pria itu tidak lupa untuk memaki Toby dengan ekspresi angkuh dan merendahkan, “Minggir.”Namun, Toby tidak keberatan. Dia sudah sering melihat hal semacam ini.“Hmph, untung kamu tahu diri. Kalau nggak, aku akan menghajarmu,” kata pemuda itu ketika melihat Toby meminggir. Dia mengira Toby pengecut, jadi dia tertawa dingin.Dia tidak tahu bahwa Toby sebenarnya tidak ingin perhitungan dengannya
Melihat hal ini, Toby tentu saja juga tidak bisa tinggal diam. Kalau pria itu mau menyerang William, pria itu harus mendapatkan izin dulu darinya.Saat tamparan pemuda itu akan segera mengenai wajah William, Toby menangkap tangannya.Pria itu mendengus dan merasa tidak senang ketika melihat Toby berani menghentikannya.Pada saat ini, seorang pria paruh baya yang terlihat seperti kepala pelayan berlari menghampiri mereka, menunjuk ke arah Toby dan berkata, “Lepaskan! Berani-beraninya kamu menyentuh tuan muda kami?”Toby berkata dengan datar, “Aku sendiri merasa sudah mengotori tanganku setelah menyentuhnya.”Mendengar itu, ekspresi pemuda itu langsung berubah dingin. Orang ini sangat tidak menghormatinya. Dia biasanya bisa berbuat seenaknya di Larnwick, tetapi tidak ada yang berani berbicara seperti ini padanya.Toby melepaskan tangan pemuda itu. Kepala pelayan tadi berdiri di depan pemuda itu dan berkata, “Hei, sebaiknya kamu segera meminta maaf kepada tuan muda kami. Tuan muda kami ad
Satpam itu tiba-tiba memandang Toby dengan ekspresi menghina dan berkata dengan sinis, “Memangnya kamu bisa seenaknya ketemu dengan bos kami? Kamu nggak sadar kamu itu siapa? Apa kamu punya hak untuk bertemu bos kami?”Ketika pemuda itu mengetahui bahwa Toby ingin bertemu dengan pamannya, dia langsung tertawa terbahak-bahak. Dia merasa seperti baru mendengar lelucon terbesar di dunia. Dia curiga, jangan-jangan ada yang tidak beres dengan otak Toby.Kalaupun mau mencari masalah, setidaknya juga harus tahu diri sendiri tidak punya kemampuan itu. Dia yakin Toby bukan orang yang memiliki jabatan atau pengaruh setelah melihat pakaian dan penampilan Toby, jadi dia langsung mengabaikan Toby.Toby tidak peduli. Kalau begitu, dia tidak punya pilihan lain selain menelepon Matthias. Pada saat yang sama, dia berkata kepada satpam, “Aku harap kamu bisa membiarkanku masuk dalam tiga menit. Kalau nggak, kamu akan dipecat.”Satpam itu mengerutkan bibirnya, tidak menganggap perkataan Toby serius sama s
“Om, kenapa Om ke sini?” kata pemuda itu dengan bersemangat. Dia mengira pamannya datang di sini untuk menemuinya.Bagaimanapun juga, pria ini adalah pamannya, jadi dia harus menghormatinya.Bos penyelenggara acara lelang itu berhenti dan langsung menampar pemuda itu.Pemuda itu bahkan tidak sempat bereaksi. Dia sangat terkejut. Dia menggaruk-garuk kepala, tidak tahu mengapa pamannya menamparnya.Tamparan itu sangat keras, sampai dia merasa pusing. Bahkan, orang-orang lain juga sampai menelan ludah ketika mendengar suara tamparan itu. Mereka semua tidak menyangkanya.Mereka tidak habis pikir. Bukannya hubungan kedua orang itu adalah paman dan keponakannya? Mengapa begitu ketemu langsung ditampar?“Om, ada apa ini?” Pria muda itu memegangi wajahnya dengan bingung.Ekspresi di wajah bos penyelenggara acara lelang itu sangat masam. Kalau Raja tidak memberitahunya bahwa keponakannya ini telah membuat temannya Raja tersinggung, dia tidak akan menampar anak ini.Dia berkata dengan marah, “Ka
Baru saat itulah Toby menyebut namanya dengan benar.Ketika mendengar nama yang disebut, penyelenggara acara lelang itu langsung kaget. Nama itu sama dengan nama yang disebutkan Raja. Jadi, tidak mungkin salah.Setelah memastikan bahwa Toby adalah orang yang dimaksud Raja, pria itu segera mengulurkan tangannya kepada Toby dan meminta maaf, “Pak Toby, maaf. Keponakanku telah membuat Bapak tersinggung. Tolong jangan diambil hati.”Mendengar itu, Toby mencibir dan berkata, “Jangan banyak ngomong, deh. Keponakanmu nggak memperbolehkan aku masuk. Apa kamu mengetahuinya?”Pria itu langsung menyeka keringat dinginnya. Dia tidak bodoh. Dia tahu Toby sedang marah.Pemuda tadi tercengang. Ada apa ini? Mengapa pamannya bersikap begitu sopan kepada orang biasa seperti Toby?Dia jadi mengingat-ingat apa yang dikatakan pamannya barusan. Temannya Raja? Apa jangan-jangan yang dimaksud adalah Toby?Dia menelan ludah. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa ada yang tidak beres. Gawat. Dia tahu je
Mendengar perkataan Toby, penyelenggara acara lelang itu dan keponakannya menghela napas lega. Mereka bisa melihat bahwa Toby tidak perhitungan dengan mereka. Mereka pun merasa lega. Kalau Toby terus mempermasalahkan hal itu, maka mereka akan habis.Terutama pemuda itu. Dia merasa dirinya seolah-olah baru selamat dari malapetaka. Perasaan ini membuatnya sangat nyaman.Toby tidak banyak bicara. Dia menoleh untuk melihat satpam tadi dan berkata dengan datar, “Bukannya kamu nggak yakin tadi? Apa kamu percaya sekarang.”Otot-otot di wajah satpam berkedut hebat. Ternyata, dia masih belum sepenuhnya lolos dari malapetaka ini. Dia panik dan berkata, “Aku tahu aku salah. Aku nggak mengenali Bapak. Aku harap tokoh besar seperti Bapak nggak dendam dengan orang kecil sepertiku. Tolong jangan dibawa ke hati. Toby berkata dengan datar, “Aku bukan tokoh besar, dan kamu bukan orang kecil.”Penyelenggara acara lelang paham. Toby mengisyaratkannya untuk menghukum satpam itu. Dia pun langsung membentak
Melihat tatapan serius penyelenggara acara lelang itu, pengusaha kaya itu langsung berhenti berbicara.“Pak Andy, aku menyukai satu porselen. Porselen itu kebetulan akan kalian lelang hari ini. Atas nama pertemanan kita, bagaimana kalau kamu menjual porselen itu padaku saja? Sebut saja harganya, aku jamin kamu akan puas,” kata pengusaha kaya itu tiba-tiba.Penyelenggara acara lelang yang bernama Andi itu ragu-ragu dan berkata, “Itu nggak baik. Bagaimanapun juga, porselen itu akan dilelang hari ini.”“Pak, sekali ini saja. Lagi pula, sepertinya nggak ada banyak orang yang datang ke sini untuk mendapatkan porselen itu,” kata pengusaha itu sambil tersenyum.Andi memikirkannya sesaat. Dia jadi bisa menghasilkan lebih banyak uang apabila menjual porselen itu pada pria ini. Itu bagus. Kalau dia tidak menjualnya pada pria ini, akan lebih sayang lagi.“Oke, aku akan menjualnya padamu,” kata Andi.Mendengar itu, pengusaha kaya itu tertawa dan sangat puas. Inilah yang dia inginkan. Dia khawatir
Andi sangat senang mendengarnya. Pak Toby adalah temannya Raja. Alangkah baiknya kalau dia bisa menyenangkan pria ini. Dia pun segera bangkit.William melirik pengusaha kaya itu dan merasa pria itu agak familier. Ketika dia membawa Andi ke depan Toby, dia tiba-tiba teringat. Bukannya pengusaha ini adalah orang yang sebelumnya mau merebut tanah dari perusahaan Center Cloud, tapi nggak berhasil itu?”Dia tidak memberi tahu Toby tentang hal ini. Bagaimanapun juga, masalahnya sudah selesai. Kalau dia memberi tahu Toby, dia khawatir dia hanya akan menambah masalah untuk pria itu.Andi menggosokkan kedua tangannya, menatap Toby sambil tersenyum, dan menunggu pria itu berbicara.Toby tidak basa basi lagi. “Kudengar kamu akan melelang sebuah porselen di sini. Apa sudah dilelang?”Mendengar itu, jantung Andi berdegup kencang. Jangan-jangan pria ini datang untuk membeli porselen itu. Kalau benar begitu, gawat!“Pak Toby membutuhkan barang itu?” tanya Andi, memastikan.Toby mengangguk.Andi diam-
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro