Mendengar perkataan Toby, penyelenggara acara lelang itu dan keponakannya menghela napas lega. Mereka bisa melihat bahwa Toby tidak perhitungan dengan mereka. Mereka pun merasa lega. Kalau Toby terus mempermasalahkan hal itu, maka mereka akan habis.Terutama pemuda itu. Dia merasa dirinya seolah-olah baru selamat dari malapetaka. Perasaan ini membuatnya sangat nyaman.Toby tidak banyak bicara. Dia menoleh untuk melihat satpam tadi dan berkata dengan datar, “Bukannya kamu nggak yakin tadi? Apa kamu percaya sekarang.”Otot-otot di wajah satpam berkedut hebat. Ternyata, dia masih belum sepenuhnya lolos dari malapetaka ini. Dia panik dan berkata, “Aku tahu aku salah. Aku nggak mengenali Bapak. Aku harap tokoh besar seperti Bapak nggak dendam dengan orang kecil sepertiku. Tolong jangan dibawa ke hati. Toby berkata dengan datar, “Aku bukan tokoh besar, dan kamu bukan orang kecil.”Penyelenggara acara lelang paham. Toby mengisyaratkannya untuk menghukum satpam itu. Dia pun langsung membentak
Melihat tatapan serius penyelenggara acara lelang itu, pengusaha kaya itu langsung berhenti berbicara.“Pak Andy, aku menyukai satu porselen. Porselen itu kebetulan akan kalian lelang hari ini. Atas nama pertemanan kita, bagaimana kalau kamu menjual porselen itu padaku saja? Sebut saja harganya, aku jamin kamu akan puas,” kata pengusaha kaya itu tiba-tiba.Penyelenggara acara lelang yang bernama Andi itu ragu-ragu dan berkata, “Itu nggak baik. Bagaimanapun juga, porselen itu akan dilelang hari ini.”“Pak, sekali ini saja. Lagi pula, sepertinya nggak ada banyak orang yang datang ke sini untuk mendapatkan porselen itu,” kata pengusaha itu sambil tersenyum.Andi memikirkannya sesaat. Dia jadi bisa menghasilkan lebih banyak uang apabila menjual porselen itu pada pria ini. Itu bagus. Kalau dia tidak menjualnya pada pria ini, akan lebih sayang lagi.“Oke, aku akan menjualnya padamu,” kata Andi.Mendengar itu, pengusaha kaya itu tertawa dan sangat puas. Inilah yang dia inginkan. Dia khawatir
Andi sangat senang mendengarnya. Pak Toby adalah temannya Raja. Alangkah baiknya kalau dia bisa menyenangkan pria ini. Dia pun segera bangkit.William melirik pengusaha kaya itu dan merasa pria itu agak familier. Ketika dia membawa Andi ke depan Toby, dia tiba-tiba teringat. Bukannya pengusaha ini adalah orang yang sebelumnya mau merebut tanah dari perusahaan Center Cloud, tapi nggak berhasil itu?”Dia tidak memberi tahu Toby tentang hal ini. Bagaimanapun juga, masalahnya sudah selesai. Kalau dia memberi tahu Toby, dia khawatir dia hanya akan menambah masalah untuk pria itu.Andi menggosokkan kedua tangannya, menatap Toby sambil tersenyum, dan menunggu pria itu berbicara.Toby tidak basa basi lagi. “Kudengar kamu akan melelang sebuah porselen di sini. Apa sudah dilelang?”Mendengar itu, jantung Andi berdegup kencang. Jangan-jangan pria ini datang untuk membeli porselen itu. Kalau benar begitu, gawat!“Pak Toby membutuhkan barang itu?” tanya Andi, memastikan.Toby mengangguk.Andi diam-
Toby mengeluarkan kartu banknya dan berkata, “Didebet dari sini saja.”Andi berkata sambil tersenyum, “Pak Toby, apa yang Bapak bicarakan? Kalau Bapak mau porselen itu, aku bisa memberikannya secara gratis.”“Harus bayar. Kalau nggak, ada orang yang nggak senang nanti,” kata Toby sambil tersenyum.Andi pun mengambil kartu bank Toby. Pengusaha kaya itu tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia tertawa dan berkata, “Memangnya kamu punya uang sebanyak itu? Kalau kamu nggak punya uang sebanyak itu, jangan dipaksakan.”Toby tersenyum dan diam saja, seolah-olah dia tidak mendengarnya.Setelah menggesek kartu tersebut, Andi melihat bahwa transaksinya berhasil. Dia tercenang. Dia kira Toby tidak punya uang, hanya temannya Raja saja. Tak disangka, pria ini ternyata diam-diam sangat kaya.Pengusaha kaya itu juga tercengang. Dia tidak menyangka Toby ternyata punya satu miliar. Dia jadi menyesal karena dirinya terlalu ceroboh. Mengapa dia berkata seperti itu tadi?Pengusaha kaya itu berkata
Setelah mendapatkan kunci tersebut, Toby tidak perlu berlama-lama di sana. Dia sudah punya satu pecahan kunci Spectra lagi. Kesempatannya untuk membuka gudang harta karun Spectra semakin besar.Kalau dia berhasil mendapat gudang harta karun Spectra nanti, dia tidak perlu khawatir tentang apa pun lagi.Sekarang, hal yang paling Toby pentingkan adalah bagaimana cara menemukan gudang harta karun Spectra.Bagaimanapun juga, gudang harta karun Spectra adalah sesuatu yang paling dirahasiakan oleh Spectra. Hanya sedikit orang yang tahu persis di mana gudang harta karun Spectra berada.Meskipun Toby pernah cukup lama berada di Spectra, dia tetap tidak tahu apa-apa tentang gudang harta karun Spectra.Toby menggelengkan kepalanya dan tidak terlalu memikirkannya. Masih ada kemungkinan untuk mendapatkan kunci Spectra terlebih dahulu. Masih belum terlambat untuk memikirkan letaknya nanti.Toby pulang ke vila dan memberikan pecahan kunci Spectra kepada kakeknya Sheehan.Yang dibutuhkan kakek Sheehan
Raut muka pria berjas itu berubah masam ketika mendengarnya. Dia tidak menyangka benda itu ternyata berada di tangan Toby. Dia rasanya mau meledak karena marah.Dia baru saja mendapatkan informasi mengenai pecahan kunci Spectra tadi. Dia pikir dia pasti akan mendapatkannya kalau datang ke sini. Tak disangka, Toby ternyata datang lebih dulu.Setelah menyadari bahwa pengusaha kaya itu tak ada gunanya lagi untuknya, dia langsung membawa anak-anak buahnya pergi.Dia memegang dagu dan tiba-tiba tersenyum.Melihat suasana hati si pria berjas yang berubah-ubah, pengusaha kaya itu semakin tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia sampai berpikir, jangan-jangan dia sial hari ini. Kenapa dia bisa bertemu dengan begitu banyak orang aneh?Ketika si pria berjas kembali, ekspresi di wajah Dragon Queen seketika berubah menjadi dingin ketika melihat pria itu tidak mengeluarkan pecahan kunci Spectra. Beberapa kerutan bertambah di wajahnya.Dragon Queen terlihat lebih tua dari biasanya saat ini. Dia h
Pria berjas itu membuka satu jari dan berkata, “Kurang lebih segini.”Dragon Queen mengira pria itu meminta satu miliar, jadi dia tidak menganggapnya serius, “Oke, di kartu ini ada dua miliar.”Melihat Dragon Queen salah paham dengan maksudnya, pria berjas itu tersenyum canggung, “Maksudku sepuluh miliar.”“Apa? Sepuluh miliar?” Raut muka Dragon Queen menjadi dingin, seolah sedang berkata, apa kamu bercanda?“Iya, mereka menginginkan sepuluh miliar. Jika mereka mau meninggalkan gunung, mereka akan membutuhkan setidaknya sepuluh miliar untuk keluar dari gunung. Selain itu, aku jamin akan berhasil. Kita harus memikirkannya dengan baik. Ini adalah peluang yang pasti berhasil. Kalau kita bisa menyingkirkan Toby, uang sepuluh miliar bukanlah apa-apa,” ujar pria berjas itu, buru-buru menjelaskan ketika melihat Dragon Queen marah. Dia sangat jarang melihat wanita itu marah.Meskipun apa yang dikatakan pria berjas itu masuk akal, sepuluh miliar bukanlah nilai yang kecil. Dragon Queen berpikir,
Seorang pria yang mengenakan jubah biksu berjalan keluar. Kalau dilihat-lihat, dia mungkin berusia dua puluhan. Dia terlihat seperti orang baik, tapi juga sedikit licik.Pria berjas itu sedikit mengernyit. Dia mengerutkan keningnya karena melihat biksu yang ada di depannya bahkan lebih muda dari biksu yang menjaga gunung. Baginya, usia adalah cara terbaik untuk menilai kemampuan seseorang.Pria di depannya ini sama sekali tidak bisa membuatnya percaya bahwa dia memiliki kemampuan yang hebat.Biksu itu seolah bisa menebak apa yang dipikirkan si pria berjas. Dia berkata dengan datar, “Di Kuil Qiankun, kemampuan adalah yang paling penting. Meskipun aku masih muda, aku memiliki kemampuan untuk menjadi senior di Kuil Qiankun.”Pria berjas masih ragu. Dia langsung ke inti pembicaraan. “Aku ingin meminta bantuanmu untuk menyingkirkan seseorang. Asalkan kamu bisa menyingkirkan orang itu, aku akan memberikan apa pun yang kamu mau.”Biktu itu tersenyum dan berkata, “Boleh, tapi ada harganya.”Pr