Seorang pria yang mengenakan jubah biksu berjalan keluar. Kalau dilihat-lihat, dia mungkin berusia dua puluhan. Dia terlihat seperti orang baik, tapi juga sedikit licik.Pria berjas itu sedikit mengernyit. Dia mengerutkan keningnya karena melihat biksu yang ada di depannya bahkan lebih muda dari biksu yang menjaga gunung. Baginya, usia adalah cara terbaik untuk menilai kemampuan seseorang.Pria di depannya ini sama sekali tidak bisa membuatnya percaya bahwa dia memiliki kemampuan yang hebat.Biksu itu seolah bisa menebak apa yang dipikirkan si pria berjas. Dia berkata dengan datar, “Di Kuil Qiankun, kemampuan adalah yang paling penting. Meskipun aku masih muda, aku memiliki kemampuan untuk menjadi senior di Kuil Qiankun.”Pria berjas masih ragu. Dia langsung ke inti pembicaraan. “Aku ingin meminta bantuanmu untuk menyingkirkan seseorang. Asalkan kamu bisa menyingkirkan orang itu, aku akan memberikan apa pun yang kamu mau.”Biktu itu tersenyum dan berkata, “Boleh, tapi ada harganya.”Pr
Setelah melihat kemampuan kedua biksu penjaga gunung tersebut, si pria berjas itu langsung tahu bahwa dia tidak datang dengan sia-sia kali ini. Kedua biksu penjaga gerbang saja sudah sehebat ini, apalagi senior mereka yang berada di depannya ini. Pasti lebih hebat.Pria berjas itu sangat puas dan langsung memberikan sepuluh miliar kepada biksu tersebut.Biksu itu mengeluarkan mesin EDC dengan cekatan. Ketika dia melihat di dalam kartu itu benar-benar ada uang sepuluh miliar, dia tersenyum dan berkata, “Oke, aku akan turun gunung denganmu dan membawa lima juniorku.”Pria berjas itu sangat senang melihat kesungguhan si biksu. Dia segera berkata, “Bagus sekali.”Pada saat ini, salah seorang junio bertanya dengan rasa ingin tahu, “Kak, bukannya Guru pernah bilang, kita nggak boleh turun gunung sembarangan, apalagi mengambil uang orang.”Biksu itu mendengus dingin dan berkata, “Jangan banyak omong kosong. Guru kan nggak tahu tentang hal ini. Lagi pula, kalaupun aku menerima uang orang, perg
Sheehan merasa jauh lebih lega setelah mendengar perkataan Toby.Setelah itu, dia mulai bertindak sesuai rencana berikutnya. Pria finance itu mentransfer semua uang saham ke rekening Sheehan.Sheehan tahu, asalkan Santi menyerah, semuanya akan bisa diselesaikan dengan mudah.Toby dan Sheehan segera datang ke kantor Santi.Saat ini, semua orang di kantor sedang panik. Apalagi, kantor itu jadi sepi.Toby tahu itu semua terjadi karena keuangan perusahaan kosong. Para karyawan mungkin mengira perusahaan mereka akan bangkrut. Padahal bukan seperti itu. Ini hanya pendahuluan.Saat ini, Santi sedang di kantor dengan perasaan kacau. Dia tidak menyangka dia sudah ditipu oleh salah seorang karyawan finance-nya. Dia sangat marah. Dia baru sadar karyawan finance itu sudah tidak kelihatan batang hidungnya ketika hendak pergi menemui pria itu. Pria itu juga sudah memblokir nomornya.Karena dia mendapatkan perusahaan ini dengan cara yang licik, dia tidak bisa melapor polisi. Kalau tidak, dia akan leb
Santi merasa pusing setelah memikirkan konsekuensi yang akan dia tanggung selanjutnya. Saat ini, dia membutuhkan seseorang yang bisa membantunya memikul tekanan ini. Namun, dia tidak bisa memikirkan siapa orang yang bisa membantunya.Santi ketakutan. Dia merasa sangat bingung, dan semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa ada yang tidak beres.Untuk pertama kalinya, dia merasa sangat tidak berdaya.Toby bisa melihat apa yang dipikirkan Santi. Namun, dia tidak mengungkapkan pendapatnya secara langsung.Sheehan berkata sambil tersenyum, “Saat ini, aku rasa kamu nggak punya pilihan lain lagi. Kamu pasti sangat menyesalinya kan sekarang?” Santi tahu bahwa Sheehan adalah dalang dari semua permasalahan ini. Dia mengatupkan giginya dan tidak berani berbicara. Dia sudah terpuruk sekarang dan tidak ada yang bisa membantunya.Ditambah lagi, Toby berada di sebelah Sheehan sekarang. Dia tahu tidak ada gunanya mengerang wanita itu.Santi merasa sangat menyesal sekarang. Kalau dia tahu dari awa
Toby setuju untuk pergi makan bersama Sheehan.Sheehan mengundang Toby pergi ke sebuah restoran mewah.Ada banyak orang di restoran itu, kebanyakan adalah orang kaya. Melihat penampilan dan pakaian Toby, orang-orang itu tersenyum merendahkan. Mereka paling menganggap remeh orang miskin.Toby mengabaikan tatapan orang-orang itu. Dia sudah sering merasakannya dan sudah terbiasa, jadi dia tidak memedulikan mereka.Sheehan sangat terkejut dengan hal ini. Ada yang aneh dari tatapannya.Toby dan Sheehan memilih tempat duduk, lalu seorang pelayan datang menghampiri mereka. Pelayan itu tidak melihat ke arah Toby, melainkan melihat ke arah Sheehan.Pelayan itu laki-laki, jadi tentu saja langsung tertarik ketika melihat parah Sheehan. Bagaimanapun juga, Sheehan adalah seorang wanita cantik. Pria mana pun akan suka melihatnya.Sheehan tidak peduli, malah dia sangat percaya diri. Setelah memesan sayur, dia menyerahkan buku menu pada Toby dan berkata, “Nggak perlu sungkan. Aku akan mentraktirmu mak
Toby tidak menyembunyikan apa-apa ketika dia mendengar Sheehan mengungkit soal Spectra.“Aku Pemuda Spectra. Semuanya sudah berlalu. Kalau mau jujur, sebenarnya aku sendiri cuma pion di Spectra.”Sheehan sedikit terkejut mendengarnya. Dia tidak menyangka Toby membuat dirinya sendiri terlihat serendah itu. Tatapan mata Toby seakan menyimpan amarah dan obsesi, serta banyak perasaan lain yang tidak bisa dijelaskan. Yang mengejutkan adalah, tatapan mata yang seolah sudah melihat begitu banyak perubahan di dunia ini datang dari seorang anak yang baru berusia 20-an tahun.“Kamu dari tadi nyari kakek aku mau minta dia bikinin kunci, ya. Coba kutebak, kunci itu pasti bukan kunci sembarangan.”Masalah ini hanya diketahui oleh Toby, William, dan kakeknya Sheehan, dan kakeknya Sheehan juga sudah berjanji tidak akan memberi tahu hal ini kepada orang lain. Toby tidak tahu apakah kakeknya Sheehan pernah menceritakannya kepada Sheehan atau tidak. Namun, melihat Sheehan bisa menebaknya dengan tepat, i
“Kamu jangan merusak image Piano Prince yang ada di kepalaku, ya. Tapi aku yakin dia pasti ganteng banget.”Tiba-tiba ada seorang pelayan yang datang dan berkata kepada Sheehan dengan nada yang kurang bersahabat, “Maaf, ada yang minta tolong aku buat kasih ini ke kamu.”Spontan Sheehan pun menerima barang itu, dan ketika dibuka, dia melihat di dalamnya terdapat sebuah cincin berlian. Kejutan ini tidak hanya membuat dia kegirangan tapi juga kaget.“Ini apa salah kasih orang?” tanya Sheehan.“Nggak, cincin ini memang punya kamu,” ucap seorang pemuda yang mengenakan jas rapi sambil tersenyum. Dia memiliki paras yang tampan dan tatapan mata yang memesona.Seketika mendengar suara tu, kening Sheehan langsung mengerut dan membalasnya tanpa sedikit pun menolehkan kepalanya, “Jason, au sudah bilang jangan ganggu aku lagi.”Jason jadi malu ketika Sheehan berkata seperti itu. Dia sudah bersusah payah tampil untuk tampil keren, tapi respons yang dia dapat dari Sheehan justru tidak sesuai dengan e
Jason langsung meledek Toby tanpa pikir panjang dan membuat semua orang yang ada di sekeliling mereka tertawa. Yang namanya manusia pasti lebih suka dengan orang kaya dan benci dengan orang miskin. Ketika melihat cara Toby berpakaian, mereka semua menganggap Toby dan Sheehan pasti dua orang yang berasal dari dunia yang berbeda. Ditambah lagi, Toby yang miskin itu bisa berteman baik dengan Sheehan. Tentu saja para anak orang kaya lainnya merasa tidak adil.“Jason, omongan kamu sudah keterlaluan!” kata Sheehan seraya menggebrak meja karena tersinggung dengan Jason. Dia pikir Jason setidaknya masih bisa bersikap segan kepada Toby, tapi siapa yang sangka ternyata dia begitu kurang ajar.“Hahaha, aku cuma ngeledek dia sedikit doang, bukan apa-apa.”Sheehan sudah sering bertemu dengan orang yang suka memuji dirinya sendiri dengan memanfaatkan kekurangan orang lain, dan Sheehan paling tidak suka dengan orang seperti itu.“Tapi apa yang aku bilang benar, ‘kan, Bro? Kamu nggak keberatan, ‘kan?”