Andi sangat senang mendengarnya. Pak Toby adalah temannya Raja. Alangkah baiknya kalau dia bisa menyenangkan pria ini. Dia pun segera bangkit.William melirik pengusaha kaya itu dan merasa pria itu agak familier. Ketika dia membawa Andi ke depan Toby, dia tiba-tiba teringat. Bukannya pengusaha ini adalah orang yang sebelumnya mau merebut tanah dari perusahaan Center Cloud, tapi nggak berhasil itu?”Dia tidak memberi tahu Toby tentang hal ini. Bagaimanapun juga, masalahnya sudah selesai. Kalau dia memberi tahu Toby, dia khawatir dia hanya akan menambah masalah untuk pria itu.Andi menggosokkan kedua tangannya, menatap Toby sambil tersenyum, dan menunggu pria itu berbicara.Toby tidak basa basi lagi. “Kudengar kamu akan melelang sebuah porselen di sini. Apa sudah dilelang?”Mendengar itu, jantung Andi berdegup kencang. Jangan-jangan pria ini datang untuk membeli porselen itu. Kalau benar begitu, gawat!“Pak Toby membutuhkan barang itu?” tanya Andi, memastikan.Toby mengangguk.Andi diam-
Toby mengeluarkan kartu banknya dan berkata, “Didebet dari sini saja.”Andi berkata sambil tersenyum, “Pak Toby, apa yang Bapak bicarakan? Kalau Bapak mau porselen itu, aku bisa memberikannya secara gratis.”“Harus bayar. Kalau nggak, ada orang yang nggak senang nanti,” kata Toby sambil tersenyum.Andi pun mengambil kartu bank Toby. Pengusaha kaya itu tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia tertawa dan berkata, “Memangnya kamu punya uang sebanyak itu? Kalau kamu nggak punya uang sebanyak itu, jangan dipaksakan.”Toby tersenyum dan diam saja, seolah-olah dia tidak mendengarnya.Setelah menggesek kartu tersebut, Andi melihat bahwa transaksinya berhasil. Dia tercenang. Dia kira Toby tidak punya uang, hanya temannya Raja saja. Tak disangka, pria ini ternyata diam-diam sangat kaya.Pengusaha kaya itu juga tercengang. Dia tidak menyangka Toby ternyata punya satu miliar. Dia jadi menyesal karena dirinya terlalu ceroboh. Mengapa dia berkata seperti itu tadi?Pengusaha kaya itu berkata
Setelah mendapatkan kunci tersebut, Toby tidak perlu berlama-lama di sana. Dia sudah punya satu pecahan kunci Spectra lagi. Kesempatannya untuk membuka gudang harta karun Spectra semakin besar.Kalau dia berhasil mendapat gudang harta karun Spectra nanti, dia tidak perlu khawatir tentang apa pun lagi.Sekarang, hal yang paling Toby pentingkan adalah bagaimana cara menemukan gudang harta karun Spectra.Bagaimanapun juga, gudang harta karun Spectra adalah sesuatu yang paling dirahasiakan oleh Spectra. Hanya sedikit orang yang tahu persis di mana gudang harta karun Spectra berada.Meskipun Toby pernah cukup lama berada di Spectra, dia tetap tidak tahu apa-apa tentang gudang harta karun Spectra.Toby menggelengkan kepalanya dan tidak terlalu memikirkannya. Masih ada kemungkinan untuk mendapatkan kunci Spectra terlebih dahulu. Masih belum terlambat untuk memikirkan letaknya nanti.Toby pulang ke vila dan memberikan pecahan kunci Spectra kepada kakeknya Sheehan.Yang dibutuhkan kakek Sheehan
Raut muka pria berjas itu berubah masam ketika mendengarnya. Dia tidak menyangka benda itu ternyata berada di tangan Toby. Dia rasanya mau meledak karena marah.Dia baru saja mendapatkan informasi mengenai pecahan kunci Spectra tadi. Dia pikir dia pasti akan mendapatkannya kalau datang ke sini. Tak disangka, Toby ternyata datang lebih dulu.Setelah menyadari bahwa pengusaha kaya itu tak ada gunanya lagi untuknya, dia langsung membawa anak-anak buahnya pergi.Dia memegang dagu dan tiba-tiba tersenyum.Melihat suasana hati si pria berjas yang berubah-ubah, pengusaha kaya itu semakin tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia sampai berpikir, jangan-jangan dia sial hari ini. Kenapa dia bisa bertemu dengan begitu banyak orang aneh?Ketika si pria berjas kembali, ekspresi di wajah Dragon Queen seketika berubah menjadi dingin ketika melihat pria itu tidak mengeluarkan pecahan kunci Spectra. Beberapa kerutan bertambah di wajahnya.Dragon Queen terlihat lebih tua dari biasanya saat ini. Dia h
Pria berjas itu membuka satu jari dan berkata, “Kurang lebih segini.”Dragon Queen mengira pria itu meminta satu miliar, jadi dia tidak menganggapnya serius, “Oke, di kartu ini ada dua miliar.”Melihat Dragon Queen salah paham dengan maksudnya, pria berjas itu tersenyum canggung, “Maksudku sepuluh miliar.”“Apa? Sepuluh miliar?” Raut muka Dragon Queen menjadi dingin, seolah sedang berkata, apa kamu bercanda?“Iya, mereka menginginkan sepuluh miliar. Jika mereka mau meninggalkan gunung, mereka akan membutuhkan setidaknya sepuluh miliar untuk keluar dari gunung. Selain itu, aku jamin akan berhasil. Kita harus memikirkannya dengan baik. Ini adalah peluang yang pasti berhasil. Kalau kita bisa menyingkirkan Toby, uang sepuluh miliar bukanlah apa-apa,” ujar pria berjas itu, buru-buru menjelaskan ketika melihat Dragon Queen marah. Dia sangat jarang melihat wanita itu marah.Meskipun apa yang dikatakan pria berjas itu masuk akal, sepuluh miliar bukanlah nilai yang kecil. Dragon Queen berpikir,
Seorang pria yang mengenakan jubah biksu berjalan keluar. Kalau dilihat-lihat, dia mungkin berusia dua puluhan. Dia terlihat seperti orang baik, tapi juga sedikit licik.Pria berjas itu sedikit mengernyit. Dia mengerutkan keningnya karena melihat biksu yang ada di depannya bahkan lebih muda dari biksu yang menjaga gunung. Baginya, usia adalah cara terbaik untuk menilai kemampuan seseorang.Pria di depannya ini sama sekali tidak bisa membuatnya percaya bahwa dia memiliki kemampuan yang hebat.Biksu itu seolah bisa menebak apa yang dipikirkan si pria berjas. Dia berkata dengan datar, “Di Kuil Qiankun, kemampuan adalah yang paling penting. Meskipun aku masih muda, aku memiliki kemampuan untuk menjadi senior di Kuil Qiankun.”Pria berjas masih ragu. Dia langsung ke inti pembicaraan. “Aku ingin meminta bantuanmu untuk menyingkirkan seseorang. Asalkan kamu bisa menyingkirkan orang itu, aku akan memberikan apa pun yang kamu mau.”Biktu itu tersenyum dan berkata, “Boleh, tapi ada harganya.”Pr
Setelah melihat kemampuan kedua biksu penjaga gunung tersebut, si pria berjas itu langsung tahu bahwa dia tidak datang dengan sia-sia kali ini. Kedua biksu penjaga gerbang saja sudah sehebat ini, apalagi senior mereka yang berada di depannya ini. Pasti lebih hebat.Pria berjas itu sangat puas dan langsung memberikan sepuluh miliar kepada biksu tersebut.Biksu itu mengeluarkan mesin EDC dengan cekatan. Ketika dia melihat di dalam kartu itu benar-benar ada uang sepuluh miliar, dia tersenyum dan berkata, “Oke, aku akan turun gunung denganmu dan membawa lima juniorku.”Pria berjas itu sangat senang melihat kesungguhan si biksu. Dia segera berkata, “Bagus sekali.”Pada saat ini, salah seorang junio bertanya dengan rasa ingin tahu, “Kak, bukannya Guru pernah bilang, kita nggak boleh turun gunung sembarangan, apalagi mengambil uang orang.”Biksu itu mendengus dingin dan berkata, “Jangan banyak omong kosong. Guru kan nggak tahu tentang hal ini. Lagi pula, kalaupun aku menerima uang orang, perg
Sheehan merasa jauh lebih lega setelah mendengar perkataan Toby.Setelah itu, dia mulai bertindak sesuai rencana berikutnya. Pria finance itu mentransfer semua uang saham ke rekening Sheehan.Sheehan tahu, asalkan Santi menyerah, semuanya akan bisa diselesaikan dengan mudah.Toby dan Sheehan segera datang ke kantor Santi.Saat ini, semua orang di kantor sedang panik. Apalagi, kantor itu jadi sepi.Toby tahu itu semua terjadi karena keuangan perusahaan kosong. Para karyawan mungkin mengira perusahaan mereka akan bangkrut. Padahal bukan seperti itu. Ini hanya pendahuluan.Saat ini, Santi sedang di kantor dengan perasaan kacau. Dia tidak menyangka dia sudah ditipu oleh salah seorang karyawan finance-nya. Dia sangat marah. Dia baru sadar karyawan finance itu sudah tidak kelihatan batang hidungnya ketika hendak pergi menemui pria itu. Pria itu juga sudah memblokir nomornya.Karena dia mendapatkan perusahaan ini dengan cara yang licik, dia tidak bisa melapor polisi. Kalau tidak, dia akan leb