Satpam itu tiba-tiba memandang Toby dengan ekspresi menghina dan berkata dengan sinis, “Memangnya kamu bisa seenaknya ketemu dengan bos kami? Kamu nggak sadar kamu itu siapa? Apa kamu punya hak untuk bertemu bos kami?”Ketika pemuda itu mengetahui bahwa Toby ingin bertemu dengan pamannya, dia langsung tertawa terbahak-bahak. Dia merasa seperti baru mendengar lelucon terbesar di dunia. Dia curiga, jangan-jangan ada yang tidak beres dengan otak Toby.Kalaupun mau mencari masalah, setidaknya juga harus tahu diri sendiri tidak punya kemampuan itu. Dia yakin Toby bukan orang yang memiliki jabatan atau pengaruh setelah melihat pakaian dan penampilan Toby, jadi dia langsung mengabaikan Toby.Toby tidak peduli. Kalau begitu, dia tidak punya pilihan lain selain menelepon Matthias. Pada saat yang sama, dia berkata kepada satpam, “Aku harap kamu bisa membiarkanku masuk dalam tiga menit. Kalau nggak, kamu akan dipecat.”Satpam itu mengerutkan bibirnya, tidak menganggap perkataan Toby serius sama s
“Om, kenapa Om ke sini?” kata pemuda itu dengan bersemangat. Dia mengira pamannya datang di sini untuk menemuinya.Bagaimanapun juga, pria ini adalah pamannya, jadi dia harus menghormatinya.Bos penyelenggara acara lelang itu berhenti dan langsung menampar pemuda itu.Pemuda itu bahkan tidak sempat bereaksi. Dia sangat terkejut. Dia menggaruk-garuk kepala, tidak tahu mengapa pamannya menamparnya.Tamparan itu sangat keras, sampai dia merasa pusing. Bahkan, orang-orang lain juga sampai menelan ludah ketika mendengar suara tamparan itu. Mereka semua tidak menyangkanya.Mereka tidak habis pikir. Bukannya hubungan kedua orang itu adalah paman dan keponakannya? Mengapa begitu ketemu langsung ditampar?“Om, ada apa ini?” Pria muda itu memegangi wajahnya dengan bingung.Ekspresi di wajah bos penyelenggara acara lelang itu sangat masam. Kalau Raja tidak memberitahunya bahwa keponakannya ini telah membuat temannya Raja tersinggung, dia tidak akan menampar anak ini.Dia berkata dengan marah, “Ka
Baru saat itulah Toby menyebut namanya dengan benar.Ketika mendengar nama yang disebut, penyelenggara acara lelang itu langsung kaget. Nama itu sama dengan nama yang disebutkan Raja. Jadi, tidak mungkin salah.Setelah memastikan bahwa Toby adalah orang yang dimaksud Raja, pria itu segera mengulurkan tangannya kepada Toby dan meminta maaf, “Pak Toby, maaf. Keponakanku telah membuat Bapak tersinggung. Tolong jangan diambil hati.”Mendengar itu, Toby mencibir dan berkata, “Jangan banyak ngomong, deh. Keponakanmu nggak memperbolehkan aku masuk. Apa kamu mengetahuinya?”Pria itu langsung menyeka keringat dinginnya. Dia tidak bodoh. Dia tahu Toby sedang marah.Pemuda tadi tercengang. Ada apa ini? Mengapa pamannya bersikap begitu sopan kepada orang biasa seperti Toby?Dia jadi mengingat-ingat apa yang dikatakan pamannya barusan. Temannya Raja? Apa jangan-jangan yang dimaksud adalah Toby?Dia menelan ludah. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa ada yang tidak beres. Gawat. Dia tahu je
Mendengar perkataan Toby, penyelenggara acara lelang itu dan keponakannya menghela napas lega. Mereka bisa melihat bahwa Toby tidak perhitungan dengan mereka. Mereka pun merasa lega. Kalau Toby terus mempermasalahkan hal itu, maka mereka akan habis.Terutama pemuda itu. Dia merasa dirinya seolah-olah baru selamat dari malapetaka. Perasaan ini membuatnya sangat nyaman.Toby tidak banyak bicara. Dia menoleh untuk melihat satpam tadi dan berkata dengan datar, “Bukannya kamu nggak yakin tadi? Apa kamu percaya sekarang.”Otot-otot di wajah satpam berkedut hebat. Ternyata, dia masih belum sepenuhnya lolos dari malapetaka ini. Dia panik dan berkata, “Aku tahu aku salah. Aku nggak mengenali Bapak. Aku harap tokoh besar seperti Bapak nggak dendam dengan orang kecil sepertiku. Tolong jangan dibawa ke hati. Toby berkata dengan datar, “Aku bukan tokoh besar, dan kamu bukan orang kecil.”Penyelenggara acara lelang paham. Toby mengisyaratkannya untuk menghukum satpam itu. Dia pun langsung membentak
Melihat tatapan serius penyelenggara acara lelang itu, pengusaha kaya itu langsung berhenti berbicara.“Pak Andy, aku menyukai satu porselen. Porselen itu kebetulan akan kalian lelang hari ini. Atas nama pertemanan kita, bagaimana kalau kamu menjual porselen itu padaku saja? Sebut saja harganya, aku jamin kamu akan puas,” kata pengusaha kaya itu tiba-tiba.Penyelenggara acara lelang yang bernama Andi itu ragu-ragu dan berkata, “Itu nggak baik. Bagaimanapun juga, porselen itu akan dilelang hari ini.”“Pak, sekali ini saja. Lagi pula, sepertinya nggak ada banyak orang yang datang ke sini untuk mendapatkan porselen itu,” kata pengusaha itu sambil tersenyum.Andi memikirkannya sesaat. Dia jadi bisa menghasilkan lebih banyak uang apabila menjual porselen itu pada pria ini. Itu bagus. Kalau dia tidak menjualnya pada pria ini, akan lebih sayang lagi.“Oke, aku akan menjualnya padamu,” kata Andi.Mendengar itu, pengusaha kaya itu tertawa dan sangat puas. Inilah yang dia inginkan. Dia khawatir
Andi sangat senang mendengarnya. Pak Toby adalah temannya Raja. Alangkah baiknya kalau dia bisa menyenangkan pria ini. Dia pun segera bangkit.William melirik pengusaha kaya itu dan merasa pria itu agak familier. Ketika dia membawa Andi ke depan Toby, dia tiba-tiba teringat. Bukannya pengusaha ini adalah orang yang sebelumnya mau merebut tanah dari perusahaan Center Cloud, tapi nggak berhasil itu?”Dia tidak memberi tahu Toby tentang hal ini. Bagaimanapun juga, masalahnya sudah selesai. Kalau dia memberi tahu Toby, dia khawatir dia hanya akan menambah masalah untuk pria itu.Andi menggosokkan kedua tangannya, menatap Toby sambil tersenyum, dan menunggu pria itu berbicara.Toby tidak basa basi lagi. “Kudengar kamu akan melelang sebuah porselen di sini. Apa sudah dilelang?”Mendengar itu, jantung Andi berdegup kencang. Jangan-jangan pria ini datang untuk membeli porselen itu. Kalau benar begitu, gawat!“Pak Toby membutuhkan barang itu?” tanya Andi, memastikan.Toby mengangguk.Andi diam-
Toby mengeluarkan kartu banknya dan berkata, “Didebet dari sini saja.”Andi berkata sambil tersenyum, “Pak Toby, apa yang Bapak bicarakan? Kalau Bapak mau porselen itu, aku bisa memberikannya secara gratis.”“Harus bayar. Kalau nggak, ada orang yang nggak senang nanti,” kata Toby sambil tersenyum.Andi pun mengambil kartu bank Toby. Pengusaha kaya itu tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia tertawa dan berkata, “Memangnya kamu punya uang sebanyak itu? Kalau kamu nggak punya uang sebanyak itu, jangan dipaksakan.”Toby tersenyum dan diam saja, seolah-olah dia tidak mendengarnya.Setelah menggesek kartu tersebut, Andi melihat bahwa transaksinya berhasil. Dia tercenang. Dia kira Toby tidak punya uang, hanya temannya Raja saja. Tak disangka, pria ini ternyata diam-diam sangat kaya.Pengusaha kaya itu juga tercengang. Dia tidak menyangka Toby ternyata punya satu miliar. Dia jadi menyesal karena dirinya terlalu ceroboh. Mengapa dia berkata seperti itu tadi?Pengusaha kaya itu berkata
Setelah mendapatkan kunci tersebut, Toby tidak perlu berlama-lama di sana. Dia sudah punya satu pecahan kunci Spectra lagi. Kesempatannya untuk membuka gudang harta karun Spectra semakin besar.Kalau dia berhasil mendapat gudang harta karun Spectra nanti, dia tidak perlu khawatir tentang apa pun lagi.Sekarang, hal yang paling Toby pentingkan adalah bagaimana cara menemukan gudang harta karun Spectra.Bagaimanapun juga, gudang harta karun Spectra adalah sesuatu yang paling dirahasiakan oleh Spectra. Hanya sedikit orang yang tahu persis di mana gudang harta karun Spectra berada.Meskipun Toby pernah cukup lama berada di Spectra, dia tetap tidak tahu apa-apa tentang gudang harta karun Spectra.Toby menggelengkan kepalanya dan tidak terlalu memikirkannya. Masih ada kemungkinan untuk mendapatkan kunci Spectra terlebih dahulu. Masih belum terlambat untuk memikirkan letaknya nanti.Toby pulang ke vila dan memberikan pecahan kunci Spectra kepada kakeknya Sheehan.Yang dibutuhkan kakek Sheehan