“Nona?”Usai Boldman mengucapkan kata itu, semua orang yang ada di sana membelalakkan mata lebar-lebar, terkejut akan hal itu. Mereka spontan menarik napas dalam-dalam, lalu mulai bertanya-tanya apakah mereka yang salah dengar. Situasi apa ini?Boldman bahkan memanggil Alicia dengan sebutan nona. Semua orang menerka-nerka, mungkinkah Alicia adalah putri Matthias?Mereka semua tahu kalau Matthias memiliki seorang putri bernama Alicia. Namun, mereka hanya pernah mendengar namanya, tidak pernah bertemu langsung dengan orangnya.Pada saat ini, pria paruh baya berjas mencoba bertanya, “Boldman, maksud kamu, dia anaknya Matthias?”Boldman mengangguk. Begitu melihat tanggapan Boldman, pria paruh berjas itu seketika diam terpelongo, seperti habis disambar petir. Pria itu diam cukup lama. Kemudian, dia menyeka keringat dingin di alisnya. Hal ini benar-benar membuatnya terkejut bukan main.Hal ini terlalu di luar dugaan. Situasi macam apa ini? Pria paruh baya berjas itu benar-benar kebingungan.
“Aku sudah lapar,” kata Toby sambil tertawa.Alicia terkekeh dan merasa Toby adalah orang yang sangat menarik. Dia pun membawa Toby ke sebuah restoran seafood. Setelah masuk ke dalam restoran, Alicia memesan lobster dan kepiting berukuran besar, juga beberapa porsi sushi.Selesai makan, Toby awalnya ingin membayar. Namun, Alicia bersikeras dia yang bayar. Toby tersenyum tak berdaya, dia pun tidak berebut bayar dulu. Toby sungguh tidak menyangka Alicia akan membuat pilihan seperti itu, karena itu dia sangat terkejut.Akan tetapi, karena Alicia berebut untuk membayar makanan mereka, maka Toby pun tidak bisa apa-apa. Saat Toby dan Alicia hendak berpamitan satu sama lain, tiba-tiba sekelompok pria mabuk datang dan menatap Alicia. Begitu melihat stoking yang dipakai Alicia, nafsu mereka seketika bangkit. Mereka menggosok tangan, lalu tanpa sadar mengulurkan tangan mereka.Tentu saja Toby melihat pemandangan itu. Dia langsung menghentikan orang-orang itu dan berkata, “Lebih baik jaga sikap
Para preman itu tercengang ketika mendengar ucapan Toby. Mereka nyaris tidak percaya dengan telinga mereka sendiri. Mereka semua menatap Toby dengan mata terbelalak, penuh dengan keterkejutan.Karena sedari awal mereka mengira Toby tidak sengaja pergi ke jalan buntu. Namun sekarang, mereka baru menyadari kalau mereka terlalu naif. Ternyata sejak awal Toby sudah berencana membawa mereka ke jalan buntu untuk memberi mereka pelajaran.“Bocah, jangan keterlaluan. Kamu benar-benar mengira kamu nggak terkalahkan?” Orang-orang itu berkata dengan dingin.Mereka masih memiliki kepercayaan pada diri mereka sendiri. Mereka pun yakin kalau mereka bisa menangani Toby yang hanya seorang diri.“Bocah tengik, kamu pasti hanya bisa membual.” Salah satu dari mereka beranggapan kalau Toby tidak sengaja menemui jalan buntu. Kemudian, Toby sengaja berkata seperti itu untuk menakut-nakuti mereka. Mereka semua menatap Toby dengan tatapan menghina.Setelah mendengar kata-kata itu, raut wajah Toby tidak menunj
Seandainya hal ini didengar oleh orang lain, kemungkinan semua orang akan merasa sangat iri pada Toby. Karena ini merupakan kesempatan yang sangat langka. Bisa-bisanya Toby yang diundang. Sekarang, entah berapa banyak orang yang akan iri pada Toby.Toby merasa tidak enak hati dengan ajakan Alicia. Namun, begitu dia melihat wajah Alicia yang memelas, dia juga merasa tidak enak hati untuk menolak. Oleh karena itu, dia mau tidak mau menerima ajakan perempuan itu.Alicia sangat gembira, dia langsung menarik Toby ke dalam rumah. Saat ini, Matthias belum pulang. Selain beberapa pengasuh, tidak ada orang lain di rumah itu.Setelah Toby dan Alicia masuk, kepala pelayan berkata dengan sopan kepada Alicia, “Non Alicia sudah pulang.”Begitu kepala pelayan itu melihat Toby, wajahnya seketika memancarkan rasa tidak suka. Apalagi setelah dia melihat penampilan Toby. Dia beranggapan kalau Toby hanya orang biasa. Kepala pelayan itu merasa frustrasi dengan selera Alicia. Bagaimana Alicia bisa bersama p
Meskipun kepala pelayan tahu statusnya rendah, bagaimanapun juga dia kepala pelayan di rumah Matthias. Oleh karena itu, dia memiliki pemikiran kalau dirinya orang yang berstatus tinggi. Karena itu pula, dia sangat memandang rendah Toby. Dia merasa kalau Toby hanya orang biasa. Dia sama sekali tidak menghormati Toby.Toby tidak mengatakan apa-apa ketika dia melihat sikap kepala pelayan yang seperti. Toby sama sekali tidak terkejut hal seperti ini terjadi.Pada akhirnya, si kepala pelayan tidak berani membantah perintah Alicia. Oleh karena itu, dia baru pergi menuangkan teh untuk Toby. Hanya saja, saat menuangkan teh, si kepala pelayan terus menatap Toby dengan tatapan menghina. Tidak terlalu banyak perubahan di wajah Toby. Dia menyesap tehnya pelan, lalu berkata, “Teh bagus, sepertinya teh fermentasi, ya.”“Huh, ternyata kamu tahu teh fermentasi juga. Aku kira kamu belum pernah minum teh ini,” kata kepala pelayan dengan nada aneh.Toby tersenyum dan tidak memedulikan sikap kepala pelay
Saat ini, kepala pelayan yang pergi mengambil barang telah kembali. Dia pun melihat Matthias yang hendak minum teh. Raut wajah kepala pelayan itu seketika berubah drastis. Kemudian, dia segera menghentikan Matthias, “Tunggu sebentar, jangan diminum.”Namun, Matthias sudah meminum tehnya. Begitu Matthias menyesap teh itu, ekspresi wajahnya spontan menjadi muram.Kepala pelayan pun berkata dengan terbata-bata, “Teh itu sudah agak dingin, rasanya akan berubah.”Matthias langsung melempar cangkir teh ke lantai. Setelah itu, dia menatap kepala pelayan dengan dingin dan berkata, “Teh apa yang kamu buat ini? Kenapa kamu nggak pakai daun teh hijau terbaik? Kenapa kamu malah sajikan teh hijau biasa?”Teh yang barusan diminum Matthias adalah teh dengan kualitas terendah di rumahnya. Toby adalah tamu terhormat, tentu saja dia harus menjamu tamu terhormatnya dengan teh kualitas terbaik. Tidak disangka, kepala pelayannya malah menyajikan teh seperti itu untuk tamunya. Hal ini membuat Matthias sanga
Toby tahu jelas apa yang dikhawatirkan Matthias. Dia tahu kalau Matthias hanya khawatir pemimpin Busang akan datang untuk cari masalah lagi. Sebenarnya, ini hal yang sangat normal.Orang lain juga akan mengkhawatirkan hal seperti itu, apalagi Matthias. Toby tidak terlalu mengenal pemimpin Busang. Namun, dia dapat melihat kalau pemimpin Busang pasti orang yang pendendam. Untungnya Matthias bisa memiliki pemikiran seperti itu. Dengan demikian, Matthias tidak akan berada dalam keadaan tidak waspada.“Ambil semua tindakan yang diperlukan. Di saat seperti ini, kamu bisa atur beberapa bodyguard untuk berjaga di sekitar vila untuk menghindari orang-orang itu datang cari masalah,” kata Toby dengan tenang.Setelah mendengar perkataan Toby, Matthias pun berkata, “Aku sudah memikirkan ide ini. Aku khawatir terutama karena pihakku selalu dalam keadaan pasif.”Toby berpikir sejenak. Kalau ingin mengakhiri masalah ini, mereka harus membuat pemimpin Busang terima kekalahannya. Kalau tidak, pemimpin B
Begitu keluar, Toby mendengar suara bisikan di sekelilingnya. Meski orang-orang itu berkomunikasi dalam bahasa Busang, Toby sedikit-sedikit masih mengerti.Sebagian besar isi percakapan mereka tidak lain menertawakan dirinya karena keluar untuk mati.“Kalian tahu nggak kalian semua mengendap-endap seperti itu adalah tindakan yang keji? Pantas saja orang Busang adalah orang licik yang hanya bisa serang secara diam-diam dari belakang.” Toby tahu tidak ada gunanya berbasa-basi dengan mereka. Oleh karena itu, lebih baik dia langsung mengomeli mereka.Wajah pembunuh dari Busang yang sedang bersembunyi itu seketika menjadi masam ketika mendengar ucapan Toby. Mereka sama sekali tidak menyangkan Toby akan menghina mereka seperti itu.Tiba-tiba, belasan bayangan hitam muncul di depan Toby. Orang-orang itu memakai baju dan topeng hitam. Selain bentuk tubuh mereka, Toby sama sekali tidak bisa melihat seperti apa rupa mereka.Masing-masing dari mereka memegang pisau pendek di tangan mereka. Mereka