Di waktu yang sama, orang-orang suruhan lelaki hidung belang itu sudah tiba. Rata-rata merupakan orang yang bekerja untuk Matthias. Karena Alicia selama ini berada di luar negeri, orang-orang itu tidak begitu mengenalinya sebagai putri dari Matthias.Kalau mereka tahu Alicia adalah anak dari Matthias, dipastikan mereka tidak akan datang meski nyawa mereka sebagai taruhannya.Sesaat kemudian, seorang lelaki paruh baya dengan setelan jas rapi muncul. Saat lelaki paruh baya itu datang, dia bergegas berlari menghampiri mereka dan bertanya, “Anakku, kamu nggak apa-apa?”Perempuan berbedak tebal tadi seperti menemukan sandarannya ketika mendengar suara sang ayah. Dia menunjuk Toby dan berkata, “Pa, semua karena dia. Dia berani memukulku.”Lelaki paruh baya itu melihat wajah putrinya dan menemukan bekas jejak tangan yang tertinggal di wajah anaknya. Wajahnya menggelap dan mendadak hatinya merasa tidak tega. Dia marah karena ada orang yang tidak menghargainya dengan berani memukul putrinya.Ap
Boldman mengabaikan orang-orang itu dan langsung berjalan ke hadapan Toby kemudian berkata, “Pak Toby, apakah Bapak baik-baik saja? Aku terlambat.”Semua orang yang ada di sana tampak tercengang dan melongo di tempat. Apa yang sedang terjadi? Kenapa Boldman bersikap begitu sopan dengan Toby? Mereka hampir tidak mempercayainya kalau bukan menyaksikannya langsung.Semua orang di sana menggaruk kepala mereka tidak mengerti. Di waktu bersamaan mereka menahan napas dan merasakan perasaan resah. Orang yang bisa membuat Boldman menyapanya dengan sebutan “Bapak” hanya ada beberapa orang saja. Sedangkan saat ini Boldman menyapa seorang lelaki biasa dengan sapaan tersebut. Sepertinya Toby merupakan orang yang penting.Sebersit perasaan tidak enak menyerang mereka semua. Toby pasti bukan orang biasa saja dan memiliki latar belakang yang tidak biasa. Untungnya mereka belum sempat berhadapan dengan Toby, jika tidak maka riwayatnya akan tamat.“Nggak apa-apa,” ujar Toby sambil menggelengkan kepalany
“Nona?”Usai Boldman mengucapkan kata itu, semua orang yang ada di sana membelalakkan mata lebar-lebar, terkejut akan hal itu. Mereka spontan menarik napas dalam-dalam, lalu mulai bertanya-tanya apakah mereka yang salah dengar. Situasi apa ini?Boldman bahkan memanggil Alicia dengan sebutan nona. Semua orang menerka-nerka, mungkinkah Alicia adalah putri Matthias?Mereka semua tahu kalau Matthias memiliki seorang putri bernama Alicia. Namun, mereka hanya pernah mendengar namanya, tidak pernah bertemu langsung dengan orangnya.Pada saat ini, pria paruh baya berjas mencoba bertanya, “Boldman, maksud kamu, dia anaknya Matthias?”Boldman mengangguk. Begitu melihat tanggapan Boldman, pria paruh berjas itu seketika diam terpelongo, seperti habis disambar petir. Pria itu diam cukup lama. Kemudian, dia menyeka keringat dingin di alisnya. Hal ini benar-benar membuatnya terkejut bukan main.Hal ini terlalu di luar dugaan. Situasi macam apa ini? Pria paruh baya berjas itu benar-benar kebingungan.
“Aku sudah lapar,” kata Toby sambil tertawa.Alicia terkekeh dan merasa Toby adalah orang yang sangat menarik. Dia pun membawa Toby ke sebuah restoran seafood. Setelah masuk ke dalam restoran, Alicia memesan lobster dan kepiting berukuran besar, juga beberapa porsi sushi.Selesai makan, Toby awalnya ingin membayar. Namun, Alicia bersikeras dia yang bayar. Toby tersenyum tak berdaya, dia pun tidak berebut bayar dulu. Toby sungguh tidak menyangka Alicia akan membuat pilihan seperti itu, karena itu dia sangat terkejut.Akan tetapi, karena Alicia berebut untuk membayar makanan mereka, maka Toby pun tidak bisa apa-apa. Saat Toby dan Alicia hendak berpamitan satu sama lain, tiba-tiba sekelompok pria mabuk datang dan menatap Alicia. Begitu melihat stoking yang dipakai Alicia, nafsu mereka seketika bangkit. Mereka menggosok tangan, lalu tanpa sadar mengulurkan tangan mereka.Tentu saja Toby melihat pemandangan itu. Dia langsung menghentikan orang-orang itu dan berkata, “Lebih baik jaga sikap
Para preman itu tercengang ketika mendengar ucapan Toby. Mereka nyaris tidak percaya dengan telinga mereka sendiri. Mereka semua menatap Toby dengan mata terbelalak, penuh dengan keterkejutan.Karena sedari awal mereka mengira Toby tidak sengaja pergi ke jalan buntu. Namun sekarang, mereka baru menyadari kalau mereka terlalu naif. Ternyata sejak awal Toby sudah berencana membawa mereka ke jalan buntu untuk memberi mereka pelajaran.“Bocah, jangan keterlaluan. Kamu benar-benar mengira kamu nggak terkalahkan?” Orang-orang itu berkata dengan dingin.Mereka masih memiliki kepercayaan pada diri mereka sendiri. Mereka pun yakin kalau mereka bisa menangani Toby yang hanya seorang diri.“Bocah tengik, kamu pasti hanya bisa membual.” Salah satu dari mereka beranggapan kalau Toby tidak sengaja menemui jalan buntu. Kemudian, Toby sengaja berkata seperti itu untuk menakut-nakuti mereka. Mereka semua menatap Toby dengan tatapan menghina.Setelah mendengar kata-kata itu, raut wajah Toby tidak menunj
Seandainya hal ini didengar oleh orang lain, kemungkinan semua orang akan merasa sangat iri pada Toby. Karena ini merupakan kesempatan yang sangat langka. Bisa-bisanya Toby yang diundang. Sekarang, entah berapa banyak orang yang akan iri pada Toby.Toby merasa tidak enak hati dengan ajakan Alicia. Namun, begitu dia melihat wajah Alicia yang memelas, dia juga merasa tidak enak hati untuk menolak. Oleh karena itu, dia mau tidak mau menerima ajakan perempuan itu.Alicia sangat gembira, dia langsung menarik Toby ke dalam rumah. Saat ini, Matthias belum pulang. Selain beberapa pengasuh, tidak ada orang lain di rumah itu.Setelah Toby dan Alicia masuk, kepala pelayan berkata dengan sopan kepada Alicia, “Non Alicia sudah pulang.”Begitu kepala pelayan itu melihat Toby, wajahnya seketika memancarkan rasa tidak suka. Apalagi setelah dia melihat penampilan Toby. Dia beranggapan kalau Toby hanya orang biasa. Kepala pelayan itu merasa frustrasi dengan selera Alicia. Bagaimana Alicia bisa bersama p
Meskipun kepala pelayan tahu statusnya rendah, bagaimanapun juga dia kepala pelayan di rumah Matthias. Oleh karena itu, dia memiliki pemikiran kalau dirinya orang yang berstatus tinggi. Karena itu pula, dia sangat memandang rendah Toby. Dia merasa kalau Toby hanya orang biasa. Dia sama sekali tidak menghormati Toby.Toby tidak mengatakan apa-apa ketika dia melihat sikap kepala pelayan yang seperti. Toby sama sekali tidak terkejut hal seperti ini terjadi.Pada akhirnya, si kepala pelayan tidak berani membantah perintah Alicia. Oleh karena itu, dia baru pergi menuangkan teh untuk Toby. Hanya saja, saat menuangkan teh, si kepala pelayan terus menatap Toby dengan tatapan menghina. Tidak terlalu banyak perubahan di wajah Toby. Dia menyesap tehnya pelan, lalu berkata, “Teh bagus, sepertinya teh fermentasi, ya.”“Huh, ternyata kamu tahu teh fermentasi juga. Aku kira kamu belum pernah minum teh ini,” kata kepala pelayan dengan nada aneh.Toby tersenyum dan tidak memedulikan sikap kepala pelay
Saat ini, kepala pelayan yang pergi mengambil barang telah kembali. Dia pun melihat Matthias yang hendak minum teh. Raut wajah kepala pelayan itu seketika berubah drastis. Kemudian, dia segera menghentikan Matthias, “Tunggu sebentar, jangan diminum.”Namun, Matthias sudah meminum tehnya. Begitu Matthias menyesap teh itu, ekspresi wajahnya spontan menjadi muram.Kepala pelayan pun berkata dengan terbata-bata, “Teh itu sudah agak dingin, rasanya akan berubah.”Matthias langsung melempar cangkir teh ke lantai. Setelah itu, dia menatap kepala pelayan dengan dingin dan berkata, “Teh apa yang kamu buat ini? Kenapa kamu nggak pakai daun teh hijau terbaik? Kenapa kamu malah sajikan teh hijau biasa?”Teh yang barusan diminum Matthias adalah teh dengan kualitas terendah di rumahnya. Toby adalah tamu terhormat, tentu saja dia harus menjamu tamu terhormatnya dengan teh kualitas terbaik. Tidak disangka, kepala pelayannya malah menyajikan teh seperti itu untuk tamunya. Hal ini membuat Matthias sanga