Toby hanya membulatkan bibirnya dengan santai. Responsnya membuat emosi perempuan itu menggelegak. Toby sangat tidak menghargai dirinya dan memandangnya sebelah mata. Dia merasa luar biasa marah dan ingin menunjukkan pada Toby kemampuannya.Beberapa anak buah berpakaian serba hitam mendekati mereka. Melihat orang-orang tersebut membuat senyuman di bibir perempuan itu merekah. Dia seperti melihat sebuah harapan yang tengah mendekatinya.Kali ini merupakan kesempatan yang baik. Para anak buah itu datang di waktu yang sangat tepat. Perempuan itu merasa sangat yakin kalau dia akan berhasil memberikan Toby pelajaran. Ketika para anak buah berpakaian hitam itu sudah tiba, mereka dengan kompak menyapa perempuan itu.“Ibu, kami sudah datang.”Perempuan itu terlihat tersenyum puas karena anak buahnya datang di saat yang tepat. Dia menunjuk Toby dan berkata, “Beri dia pelajaran!”Pemuda hidung belang tadi menatap Toby dengan sorot kasihan dan juga puas. Dia seperti menonton cuplikan Toby yang be
Bagi Toby tidak ada pengaruhnya serangan orang-orang ini terhadap dirinya. Dia membalas pukulan mereka dengan satu kepalan tangan yang mendarat di tubuh anak buah itu dan membuat anak buah tersebut melayang dan terlempar jatuh ke tanah.Banyak yang melotot kaget menyaksikan kejadian tersebut. Apa yang baru saja terjadi? Semuanya tampak bingung dan tidak habis pikir.Perempuan berbedak tebal tersebut terlihat tegang saat melihat anak buahnya dikalahkan dengan telak oleh Toby. Awalnya dia hanya ingin memberikan sedikit pelajaran pada lelaki itu, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Ternyata lelaki itu sangat sulit dihadapi.Setelah Toby selesai mengalahkan anak buah perempuan itu, lelaki hidung belang dan perempuan tersebut menahan napas mereka dan melangkah mundur. Terutama perempuan dengan bedak tebal tersebut. Dia tidak berani memandangi Toby sama sekali.“Beraninya kamu memukul orang-orangku, kamu sudah bosan hidup?! Aku akan kasih tahu papaku masalah ini! Mampus kamu!” ancam perempu
Di waktu yang sama, orang-orang suruhan lelaki hidung belang itu sudah tiba. Rata-rata merupakan orang yang bekerja untuk Matthias. Karena Alicia selama ini berada di luar negeri, orang-orang itu tidak begitu mengenalinya sebagai putri dari Matthias.Kalau mereka tahu Alicia adalah anak dari Matthias, dipastikan mereka tidak akan datang meski nyawa mereka sebagai taruhannya.Sesaat kemudian, seorang lelaki paruh baya dengan setelan jas rapi muncul. Saat lelaki paruh baya itu datang, dia bergegas berlari menghampiri mereka dan bertanya, “Anakku, kamu nggak apa-apa?”Perempuan berbedak tebal tadi seperti menemukan sandarannya ketika mendengar suara sang ayah. Dia menunjuk Toby dan berkata, “Pa, semua karena dia. Dia berani memukulku.”Lelaki paruh baya itu melihat wajah putrinya dan menemukan bekas jejak tangan yang tertinggal di wajah anaknya. Wajahnya menggelap dan mendadak hatinya merasa tidak tega. Dia marah karena ada orang yang tidak menghargainya dengan berani memukul putrinya.Ap
Boldman mengabaikan orang-orang itu dan langsung berjalan ke hadapan Toby kemudian berkata, “Pak Toby, apakah Bapak baik-baik saja? Aku terlambat.”Semua orang yang ada di sana tampak tercengang dan melongo di tempat. Apa yang sedang terjadi? Kenapa Boldman bersikap begitu sopan dengan Toby? Mereka hampir tidak mempercayainya kalau bukan menyaksikannya langsung.Semua orang di sana menggaruk kepala mereka tidak mengerti. Di waktu bersamaan mereka menahan napas dan merasakan perasaan resah. Orang yang bisa membuat Boldman menyapanya dengan sebutan “Bapak” hanya ada beberapa orang saja. Sedangkan saat ini Boldman menyapa seorang lelaki biasa dengan sapaan tersebut. Sepertinya Toby merupakan orang yang penting.Sebersit perasaan tidak enak menyerang mereka semua. Toby pasti bukan orang biasa saja dan memiliki latar belakang yang tidak biasa. Untungnya mereka belum sempat berhadapan dengan Toby, jika tidak maka riwayatnya akan tamat.“Nggak apa-apa,” ujar Toby sambil menggelengkan kepalany
“Nona?”Usai Boldman mengucapkan kata itu, semua orang yang ada di sana membelalakkan mata lebar-lebar, terkejut akan hal itu. Mereka spontan menarik napas dalam-dalam, lalu mulai bertanya-tanya apakah mereka yang salah dengar. Situasi apa ini?Boldman bahkan memanggil Alicia dengan sebutan nona. Semua orang menerka-nerka, mungkinkah Alicia adalah putri Matthias?Mereka semua tahu kalau Matthias memiliki seorang putri bernama Alicia. Namun, mereka hanya pernah mendengar namanya, tidak pernah bertemu langsung dengan orangnya.Pada saat ini, pria paruh baya berjas mencoba bertanya, “Boldman, maksud kamu, dia anaknya Matthias?”Boldman mengangguk. Begitu melihat tanggapan Boldman, pria paruh berjas itu seketika diam terpelongo, seperti habis disambar petir. Pria itu diam cukup lama. Kemudian, dia menyeka keringat dingin di alisnya. Hal ini benar-benar membuatnya terkejut bukan main.Hal ini terlalu di luar dugaan. Situasi macam apa ini? Pria paruh baya berjas itu benar-benar kebingungan.
“Aku sudah lapar,” kata Toby sambil tertawa.Alicia terkekeh dan merasa Toby adalah orang yang sangat menarik. Dia pun membawa Toby ke sebuah restoran seafood. Setelah masuk ke dalam restoran, Alicia memesan lobster dan kepiting berukuran besar, juga beberapa porsi sushi.Selesai makan, Toby awalnya ingin membayar. Namun, Alicia bersikeras dia yang bayar. Toby tersenyum tak berdaya, dia pun tidak berebut bayar dulu. Toby sungguh tidak menyangka Alicia akan membuat pilihan seperti itu, karena itu dia sangat terkejut.Akan tetapi, karena Alicia berebut untuk membayar makanan mereka, maka Toby pun tidak bisa apa-apa. Saat Toby dan Alicia hendak berpamitan satu sama lain, tiba-tiba sekelompok pria mabuk datang dan menatap Alicia. Begitu melihat stoking yang dipakai Alicia, nafsu mereka seketika bangkit. Mereka menggosok tangan, lalu tanpa sadar mengulurkan tangan mereka.Tentu saja Toby melihat pemandangan itu. Dia langsung menghentikan orang-orang itu dan berkata, “Lebih baik jaga sikap
Para preman itu tercengang ketika mendengar ucapan Toby. Mereka nyaris tidak percaya dengan telinga mereka sendiri. Mereka semua menatap Toby dengan mata terbelalak, penuh dengan keterkejutan.Karena sedari awal mereka mengira Toby tidak sengaja pergi ke jalan buntu. Namun sekarang, mereka baru menyadari kalau mereka terlalu naif. Ternyata sejak awal Toby sudah berencana membawa mereka ke jalan buntu untuk memberi mereka pelajaran.“Bocah, jangan keterlaluan. Kamu benar-benar mengira kamu nggak terkalahkan?” Orang-orang itu berkata dengan dingin.Mereka masih memiliki kepercayaan pada diri mereka sendiri. Mereka pun yakin kalau mereka bisa menangani Toby yang hanya seorang diri.“Bocah tengik, kamu pasti hanya bisa membual.” Salah satu dari mereka beranggapan kalau Toby tidak sengaja menemui jalan buntu. Kemudian, Toby sengaja berkata seperti itu untuk menakut-nakuti mereka. Mereka semua menatap Toby dengan tatapan menghina.Setelah mendengar kata-kata itu, raut wajah Toby tidak menunj
Seandainya hal ini didengar oleh orang lain, kemungkinan semua orang akan merasa sangat iri pada Toby. Karena ini merupakan kesempatan yang sangat langka. Bisa-bisanya Toby yang diundang. Sekarang, entah berapa banyak orang yang akan iri pada Toby.Toby merasa tidak enak hati dengan ajakan Alicia. Namun, begitu dia melihat wajah Alicia yang memelas, dia juga merasa tidak enak hati untuk menolak. Oleh karena itu, dia mau tidak mau menerima ajakan perempuan itu.Alicia sangat gembira, dia langsung menarik Toby ke dalam rumah. Saat ini, Matthias belum pulang. Selain beberapa pengasuh, tidak ada orang lain di rumah itu.Setelah Toby dan Alicia masuk, kepala pelayan berkata dengan sopan kepada Alicia, “Non Alicia sudah pulang.”Begitu kepala pelayan itu melihat Toby, wajahnya seketika memancarkan rasa tidak suka. Apalagi setelah dia melihat penampilan Toby. Dia beranggapan kalau Toby hanya orang biasa. Kepala pelayan itu merasa frustrasi dengan selera Alicia. Bagaimana Alicia bisa bersama p