Seluruh keadaan di sekeliling mereka mendadak menjadi sunyi senyap. Ekspresi pemuda hidung belang dan juga karyawan toko berubah menjadi keruh. Mereka tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Semuanya curiga kalau apa yang mereka alami hanya sebuah mimpi. Benar-benar sulit dipercaya!“Nggak mungkin! Pasti ini palsu! Hei! Kamu pasti sedang mempermainkan aku!” ujar pemuda itu dengan lantang.Toby menggeleng dan kehabisan kata-kata melihat sikap pemuda tersebut. Dengan pelan dia berkata, “Faktanya sudah terpampang di depan mata. Terserah kamu mau percaya atau nggak.”Karyawan toko juga tampak melongo dan menatap Toby dengan sorot tidak percaya. Dalam hatinya diserang rasa panik karena Toby bisa mengeluarkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat. Kemungkinan dia merupakan salah satu orang penting di Larnwick.Rasa penyesalan menyerangnya kenapa harus mengusik Toby. Jika tidak, kemungkinan kejadiannya tidak akan menjadi seperti sekarang. Dia tidak tahu harus berbuat apa dan hanya bisa bers
“Sayang, aku suka sekali dengan kalung ini. Kamu beliin aku kalungnya,” pinta perempuan itu.Sudut bibir lelaki itu berdenyut dan berkata, “Barang itu sudah dibeli oleh orang lain.”“Kamu bisa nego sama mereka! Aku suka sama kalung itu!” kata perempuan itu lagi.Pemuda tersebut terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak menyangka perempuan di hadapannya ini akan membuatnya pusing tujuh keliling. Lelaki itu memijat keningnya dan bingung harus melakukan apa.“Baiklah, aku bantu,” kata lelaki itu pada akhirnya.Perempuan itu terlonjak girang dalam hati dan memeluk lelaki di sampingnya ini dengan ekspresi terharu. Sedangkan lelaki itu hanya menahan rasa keberatannya karena tidak enak menjauhkan tubuh perempuan itu darinya. Dia ingin sekali menampar wajah Toby untuk mengembalikan harga dirinya. Sepertinya sekarang merupakan waktu yang tepat.Kalau dia tidak bisa mendapatkan wanita yang dia inginkan, maka Toby jangan harap bisa mendapatkannya. Lelaki itu tidak percaya seorang orang
Ekspresi pemuda hidung belang tadi berubah dingin. Dia tahu kalau kalung berlian ini sangat bagus, tetapi dia tidak ingin menghabiskan uang sebanyak itu. Dia berkata pada Toby dengan nada mengancam, “Sebaiknya kamu berikan barang itu padaku, kalau nggak aku akan membuatmu tahu kehebatanku!”Toby hanya terkekeh ketika mendengar ancaman pemuda itu. Dengan sorot meremehkan Toby berkata, “Bukannya tadi kamu bilang mau perang harga? Sekarang nggak boleh menyesalinya.”Raut wajah pemuda itu semakin tegang. Dia tidak menyangka Toby akan berkata seperti itu dan membuatnya sedikit terkejut. Rasa benci semakin kuat di hati lelaki itu dan ingin sekali memberikan Toby pelajaran.“Bagus! Kamu sendiri yang cari mati! Kalau begitu jangan salahkan aku yang nggak akan sungkan!” sahut lelaki itu dengan marah.Toby bersikap seakan tidak mendengarkan apa pun dan memilih untuk mengabaikan lelaki hidung belang itu. Di matanya lelaki itu hanya seperti orang bodoh yang sedang melakukan hal tidak berguna. Cara
Toby hanya membulatkan bibirnya dengan santai. Responsnya membuat emosi perempuan itu menggelegak. Toby sangat tidak menghargai dirinya dan memandangnya sebelah mata. Dia merasa luar biasa marah dan ingin menunjukkan pada Toby kemampuannya.Beberapa anak buah berpakaian serba hitam mendekati mereka. Melihat orang-orang tersebut membuat senyuman di bibir perempuan itu merekah. Dia seperti melihat sebuah harapan yang tengah mendekatinya.Kali ini merupakan kesempatan yang baik. Para anak buah itu datang di waktu yang sangat tepat. Perempuan itu merasa sangat yakin kalau dia akan berhasil memberikan Toby pelajaran. Ketika para anak buah berpakaian hitam itu sudah tiba, mereka dengan kompak menyapa perempuan itu.“Ibu, kami sudah datang.”Perempuan itu terlihat tersenyum puas karena anak buahnya datang di saat yang tepat. Dia menunjuk Toby dan berkata, “Beri dia pelajaran!”Pemuda hidung belang tadi menatap Toby dengan sorot kasihan dan juga puas. Dia seperti menonton cuplikan Toby yang be
Bagi Toby tidak ada pengaruhnya serangan orang-orang ini terhadap dirinya. Dia membalas pukulan mereka dengan satu kepalan tangan yang mendarat di tubuh anak buah itu dan membuat anak buah tersebut melayang dan terlempar jatuh ke tanah.Banyak yang melotot kaget menyaksikan kejadian tersebut. Apa yang baru saja terjadi? Semuanya tampak bingung dan tidak habis pikir.Perempuan berbedak tebal tersebut terlihat tegang saat melihat anak buahnya dikalahkan dengan telak oleh Toby. Awalnya dia hanya ingin memberikan sedikit pelajaran pada lelaki itu, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Ternyata lelaki itu sangat sulit dihadapi.Setelah Toby selesai mengalahkan anak buah perempuan itu, lelaki hidung belang dan perempuan tersebut menahan napas mereka dan melangkah mundur. Terutama perempuan dengan bedak tebal tersebut. Dia tidak berani memandangi Toby sama sekali.“Beraninya kamu memukul orang-orangku, kamu sudah bosan hidup?! Aku akan kasih tahu papaku masalah ini! Mampus kamu!” ancam perempu
Di waktu yang sama, orang-orang suruhan lelaki hidung belang itu sudah tiba. Rata-rata merupakan orang yang bekerja untuk Matthias. Karena Alicia selama ini berada di luar negeri, orang-orang itu tidak begitu mengenalinya sebagai putri dari Matthias.Kalau mereka tahu Alicia adalah anak dari Matthias, dipastikan mereka tidak akan datang meski nyawa mereka sebagai taruhannya.Sesaat kemudian, seorang lelaki paruh baya dengan setelan jas rapi muncul. Saat lelaki paruh baya itu datang, dia bergegas berlari menghampiri mereka dan bertanya, “Anakku, kamu nggak apa-apa?”Perempuan berbedak tebal tadi seperti menemukan sandarannya ketika mendengar suara sang ayah. Dia menunjuk Toby dan berkata, “Pa, semua karena dia. Dia berani memukulku.”Lelaki paruh baya itu melihat wajah putrinya dan menemukan bekas jejak tangan yang tertinggal di wajah anaknya. Wajahnya menggelap dan mendadak hatinya merasa tidak tega. Dia marah karena ada orang yang tidak menghargainya dengan berani memukul putrinya.Ap
Boldman mengabaikan orang-orang itu dan langsung berjalan ke hadapan Toby kemudian berkata, “Pak Toby, apakah Bapak baik-baik saja? Aku terlambat.”Semua orang yang ada di sana tampak tercengang dan melongo di tempat. Apa yang sedang terjadi? Kenapa Boldman bersikap begitu sopan dengan Toby? Mereka hampir tidak mempercayainya kalau bukan menyaksikannya langsung.Semua orang di sana menggaruk kepala mereka tidak mengerti. Di waktu bersamaan mereka menahan napas dan merasakan perasaan resah. Orang yang bisa membuat Boldman menyapanya dengan sebutan “Bapak” hanya ada beberapa orang saja. Sedangkan saat ini Boldman menyapa seorang lelaki biasa dengan sapaan tersebut. Sepertinya Toby merupakan orang yang penting.Sebersit perasaan tidak enak menyerang mereka semua. Toby pasti bukan orang biasa saja dan memiliki latar belakang yang tidak biasa. Untungnya mereka belum sempat berhadapan dengan Toby, jika tidak maka riwayatnya akan tamat.“Nggak apa-apa,” ujar Toby sambil menggelengkan kepalany
“Nona?”Usai Boldman mengucapkan kata itu, semua orang yang ada di sana membelalakkan mata lebar-lebar, terkejut akan hal itu. Mereka spontan menarik napas dalam-dalam, lalu mulai bertanya-tanya apakah mereka yang salah dengar. Situasi apa ini?Boldman bahkan memanggil Alicia dengan sebutan nona. Semua orang menerka-nerka, mungkinkah Alicia adalah putri Matthias?Mereka semua tahu kalau Matthias memiliki seorang putri bernama Alicia. Namun, mereka hanya pernah mendengar namanya, tidak pernah bertemu langsung dengan orangnya.Pada saat ini, pria paruh baya berjas mencoba bertanya, “Boldman, maksud kamu, dia anaknya Matthias?”Boldman mengangguk. Begitu melihat tanggapan Boldman, pria paruh berjas itu seketika diam terpelongo, seperti habis disambar petir. Pria itu diam cukup lama. Kemudian, dia menyeka keringat dingin di alisnya. Hal ini benar-benar membuatnya terkejut bukan main.Hal ini terlalu di luar dugaan. Situasi macam apa ini? Pria paruh baya berjas itu benar-benar kebingungan.