Barney hanya menggulirkan bola matanya ketika mendengar cerita sang adik. Hal ini sudah jelas salah Clyde, dan dia sebagai kakak tidak mendukung kelakuan adiknya itu. Lantas, dia pun menghampiri Toby dan berkata padanya dengan santun, “Tolong maafin adikku ini. Kami sekarang lagi menunggu seorang tamu penting, jadi tolong pulang dulu kalau nggak ada keperluan.”“Aku mau ketemu sama Pak Rudy, ada urusan yang mau aku omongin sama dia,” jawab Toby.Barney menatap Toby kebingungan disertai dengan pertanyaan besar di benaknya. Apakah mungkin orang ini adalah tamu penting yang dimaksud? Akan tetapi Barney segera menepis pikiran itu jauh-jauh. Rudy bilang kalau tamu yang sedang mereka nantikan itu adalah orang besar, jadi sudah pasti dia berpakaian yang sesuai, dan usianya juga pasti sudah cukup tua. Toby masih terlihat cukup muda, dan pakaiannya juga biasa saja. Barney benar-benar tidak menemukan kemungkinan kalau tamu penting yang mereka tunggu itu ada kaitannya dengan Toby.Namun terlepas
Begitu Toby bersiap memasuki rumah keluarga Wardhana, lagi-lagi langkahnya dicegat oleh orang lain, tapi yang mencegatnya kali ini adalah Dorian. Dari awal Dorian sudah tidak suka dengan Toby, dan ingin mencari-cari alasan untuk mengusirnya.“Bocah, tadi kamu bilang mau ketemu kakekku, ya? Coba aku lihat apa kamu layak atau nggak,” kata Dorian.Toby hanya mendongak sambil tersenyum tanpa mengatakan apa-apa. Akan tetapi respons itu dianggap sebagai tantangan oleh Dorian. Temperamennya yang panasan itu pun tak terbendung lagi. Barney yang melihat situasi semakin memanas pun segera menegur adiknya, “Kakek suruh kita bawa dia masuk.”“Kak, aku cuma mau main-main sebentar sama dia,” sahut Dorian seraya menatap Toby dan berkata kepadanya, “Tapi apa kamu berani?”Bertarung adalah keahlian Toby. Jika Dorian ingin bertarung, Toby tidak punya alasan untuk menolak tantangannya.Barney pun tidak bisa berbuat banyak menghadapi adiknya yang satu ini, makanya dia juga tidak mau ikut campur dan hanya
Di saat yang bersamaan, Barney tersenyum dan mempersilakan Toby untuk masuk. Toby pun mengangguk dan mengikut Barney masuk ke rumahnya, vila nomor 001. Saat itu Rudy sudah menunggu di depan pintu, dan dia tertegun ketika melihat Toby. Wajahnya yang semula tersenyum langsung kaku dalam sekejap. Dia mengira orang besar seperti apa yang datang, ternyata hanya anak kecil.“Kenapa cuma dua orang? Yang lain di mana?” tanya Rudy, yang mana pertanyaan ini juga menjadi tanda bahwa dia tidak suka dengan Toby dan menganggap dia sebagai tamu penting dikatakan oleh Matthias.“Kalian berdua punya hubungan apa sama Matthias?” tanya Rudy.“Aku temannya,” jawab Toby singkat.Rudy memperlihatkan senyum sinis ketika mendengar balasan Toby, dan dia pun kembali menyindirnya, “Haha, masih bocah sudah banyak gaya. Tadi kamu bilang kamu temannya Matthias? Ada buktinya? Kalau nggak punya bukti, nggak usah banyak omong.”“Terserah mau percaya atau nggak, yang jelas aku ke sini untuk nagih barang sama kamu,” uca
Rudy punya firasat buruk dalam hati. Jangan bilang tokoh besar yang disebut-sebut Weston itu ternyata adalah pemuda di depannya? Dia membeku sesaat, tidak tahu harus berbuat apa.Dia langsung tercengang mendengarnya. Dia merasa semua ini berbeda dengan yang dia bayangkan.Weston mencibir, “Dia adalah Pak Toby. Aku nggak perlu memberi tahu kamu tentang hal ini, ‘kan?”Rudy menyeka keringat dingin di dahinya. Dia merasa panik dalam hati, kemudian cepat-cepat berkata pada Toby, “Kak, aku salah. Aku nggak menyangka Kakak orangnya.”Toby tersenyum dan tidak berkata apa-apa. Dia merasa seperti sedang melihat orang bodoh, sama sekali tidak mengambil hati.Toby tersenyum, “Di usiamu sekarang, seharusnya aku yang memanggilmu Kakak. Bukan kamu yang panggil aku Kakak.”Rudy jadi gelisah mendengarnya. Dia buru-buru melambaikan tangannya pada Toby dan berkata, “Pak Toby, jangan berkata seperti itu. Aku hanya bercanda tadi.”Semua orang tercengang melihat perubahan sikap Rudy. Kalau mereka tidak mel
Rudy bergidik dan tidak berani banyak bicara. Dia tidak menyangka Toby akan berkata seperti itu. Dia tanpa sadar menyeka keringat dingin di dahinya, lalu berkata dengan hati-hati, “Pak Toby, barang apa yang Bapak inginkan? Kalau ada memilikinya, aku pasti akan mengeluarkannya.”Dia sudah mengambil keputusan. Mau bagaimanapun, dia akan berusaha sebaik mungkin untuk menyenangkan Toby dengan segala cara. Bisa jadi Toby akan memujinya di depan Matthias. Itu akan berdampak baik baginya.Toby tentu tahu kalau Rudy ingin menggunakan dirinya agar bisa terlihat baik di mata Matthias, tapi bagus juga kalau seperti ini. Kalau pria ini memang menginginkan sesuatu dari melayaninya, maka akan lebih mudah. Kalau tidak ada keuntungan dari melayaninya, dia takut Rudy tidak akan setuju dengan permintaannya.“Pak Toby, jangan khawatir. Aku sangat yakin dengan hal ini. Aku pasti akan mencari cara untuk membantumu,” ujar Rudy dengan jujur.Toby pun menceritakan tentang kuil itu. Tentu saja, dia tidak sebod
Kalau Rudy tahu kunci ini adalah kunci rahasia Spectra, dia mungkin akan terkejut. Namun pada saat ini, yang dia pikirkan adalah bagaimana agar Toby tidak marah.Toby juga tidak bisa menakut-nakutinya lagi. Bagaimanapun juga, kunci rahasia Spectra berubah menjadi seperti ini tidak ada hubungannya dengan pria itu. Tidak ada gunanya terus mempersulit pria itu.Begitulah. Dia pun tidak perhitungan lagi pada Rudy.Melihat Toby tidak banyak perhitungan lagi padanya, Rudy akhirnya bisa merasa lega.Pada saat ini, dia tiba-tiba menoleh ke arah cucu kedua dan ketiganya, lalu memarahi mereka, “Kalian berdua, masih nggak minta maaf pada Pak Toby?”Dari ketiga cucunya, hanya cucu pertamanya yang sangat pandai melihat orang dan tidak suka mencari masalah. Dua cucunya yang ini malah mencari masalah dengan Toby.Clyde dan Dorian cemberut. Mereka punya firasat buruk di dalam hati. Mereka bisa melihat kakek mereka sedang marah. Mereka menundukkan kepala dan tidak berani bersuara, seperti anak kecil ya
Toby juga bisa melihat apa yang dipikirkan Barney. Dia segera berkata, “Kalau ada yang ingin dikatakan, katakan saja. Kalau aku bisa bantu, aku pasti akan berusaha untuk membantumu.”Mata Barney langsung berbinar ketika mendengarnya. Inilah jawaban yang dia inginkan dari Toby. Dengan begitu, dia jadi tidak perlu khawatir. Dia pun langsung mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, “Pak Toby, meskipun aku cucu pertama, tapi kakekku sepertinya sama sekali tidak menyayangiku. Selain itu, dia juga sering memarahiku. Kakekku malah sangat menyayangi Clyde dan Dorian. Tapi dekat-dekat ini, kakekku akan pensiun dan satu-satunya yang membuatku khawatir adalah kalau misalnya Clyde atau Dorian yang menggantikannya sebagai kepala keluarga. Bagiku, itu hanya akan merepotkan,” kata Barney, lalu menghela napas.Dia selalu menyimpan hal ini di dalam hati dan tidak berani mengatakannya pada siapa-siapa. Namun, dia sepertinya tidak menyembunyikan apa-apa dari Toby. Dia tahu Toby orangnya seperti apa. Mal
Begitu berbalik badan, Ruby langsung melihat Toby. Dia mengira Toby sudah pergi dari tadi, tak disangka malah kembali lagi. Ekspresinya yang dingin tiba-tiba berubah menjadi senyuman lebar. Dia berkata, “Oh, Pak Toby datang lagi. Apa ada yang bisa kubantu kali ini?”Melihat kakek mereka bersikap seperti itu, Clyde dan Dorian benar-benar tidak mengerti. Perubahan sikap kakeknya itu terlalu cepat, sama sekali berbeda dari yang mereka bayangkan.Kalau mereka tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, mereka tidak akan percaya. Mereka tertegun dan tidak tahu situasi apa yang sedang terjadi.Toby tidak banyak basa basi dan langsung berbicara ke intinya. Dia sudah berjanji akan membantu Barney, jadi dia tentu harus membantu pria itu sampai akhir. Dia berkata dengan nada datar, “Aku datang bukan karena ada urusan penting. Aku cuma ingin bilang. Kalau kamu ingin pensiun, kamu bisa memberi posisimu itu pada cucu pertamamu.”Rudy tercengang mendengarnya. Dia awalnya masih ragu untuk menyuruh c