Toby juga bisa melihat apa yang dipikirkan Barney. Dia segera berkata, “Kalau ada yang ingin dikatakan, katakan saja. Kalau aku bisa bantu, aku pasti akan berusaha untuk membantumu.”Mata Barney langsung berbinar ketika mendengarnya. Inilah jawaban yang dia inginkan dari Toby. Dengan begitu, dia jadi tidak perlu khawatir. Dia pun langsung mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, “Pak Toby, meskipun aku cucu pertama, tapi kakekku sepertinya sama sekali tidak menyayangiku. Selain itu, dia juga sering memarahiku. Kakekku malah sangat menyayangi Clyde dan Dorian. Tapi dekat-dekat ini, kakekku akan pensiun dan satu-satunya yang membuatku khawatir adalah kalau misalnya Clyde atau Dorian yang menggantikannya sebagai kepala keluarga. Bagiku, itu hanya akan merepotkan,” kata Barney, lalu menghela napas.Dia selalu menyimpan hal ini di dalam hati dan tidak berani mengatakannya pada siapa-siapa. Namun, dia sepertinya tidak menyembunyikan apa-apa dari Toby. Dia tahu Toby orangnya seperti apa. Mal
Begitu berbalik badan, Ruby langsung melihat Toby. Dia mengira Toby sudah pergi dari tadi, tak disangka malah kembali lagi. Ekspresinya yang dingin tiba-tiba berubah menjadi senyuman lebar. Dia berkata, “Oh, Pak Toby datang lagi. Apa ada yang bisa kubantu kali ini?”Melihat kakek mereka bersikap seperti itu, Clyde dan Dorian benar-benar tidak mengerti. Perubahan sikap kakeknya itu terlalu cepat, sama sekali berbeda dari yang mereka bayangkan.Kalau mereka tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, mereka tidak akan percaya. Mereka tertegun dan tidak tahu situasi apa yang sedang terjadi.Toby tidak banyak basa basi dan langsung berbicara ke intinya. Dia sudah berjanji akan membantu Barney, jadi dia tentu harus membantu pria itu sampai akhir. Dia berkata dengan nada datar, “Aku datang bukan karena ada urusan penting. Aku cuma ingin bilang. Kalau kamu ingin pensiun, kamu bisa memberi posisimu itu pada cucu pertamamu.”Rudy tercengang mendengarnya. Dia awalnya masih ragu untuk menyuruh c
Toby juga tidak banyak bicara dalam situasi ini. Hal ini terjadi begitu tiba-tiba. Siapa pun tidak akan bisa merasa tenang karenanya.Namun, dia memiliki banyak cara untuk menghadapinya.Setelah meninggalkan rumah Rudy, Toby menghela napas. Dia tidak mendapatkan kunci rahasia Spectra yang dia inginkan. Sejujurnya, dia masih sedikit kecewa.Namun, dia hanya bisa menerimanya sekarang. Meskipun tidak ada kunci rahasia Spectra, dia setidaknya masih punya barang lain untuk mendukung dirinya. Bagaimanapun juga, ini juga hal yang baik.William juga bisa melihat apa yang dipikirkan Toby. Dia menghibur, “Pak Toby, jangan khawatir. Aku akan mendukung pilihan Bapak dalam hal ini.”Toby tersenyum dan tidak mengatakan apa-pa.Tentu saja, Toby tidak lupa untuk memberi tahu Matthias mengenai hal ini. Dia menyarankan agar pria itu untuk lebih berteman dekat dengan Rudy. Namun, William mau mendengarkan atau tidak, itu sudah bukan urusannya lagi.Setelah kembali ke vila, Toby melihat Weston terluka para
Untungnya, tembakan barusan hanyalah sebuah peringatan dan tidak menyakiti siapa pun.Namun, Toby tentu tidak bisa menerimanya. Kalau mereka benar-benar ada keinginan untuk membunuh tadi, kemungkinan akan ada satu orang yang tumbang.Toby menyuruh William untuk mengevakuasi yang lain dan menyuruh yang lainnya untuk bersembunyi, sedangkan dirinya mulai bergerak sendiri. Weston juga tercengang melihat tatapan ganas di wajah Toby. Kalau dia tidak melihatnya sendiri, dia juga tidak akan percaya. Dia terkejut dan tidak habis pikir. Dia tidak menyangka Toby akan menyerang mereka dengan begitu kejam.Saat ini, Toby sudah menemukan keberadaan para pembunuh tersebut. Ketika dia mengetahui keberadaan mereka, dia langsung membuang puntung rokoknya.Para pembunuh itu mengumpat dan mulai menembak Toby.Namun, apa yang terjadi berikutnya membuat mereka tercengang, karena Toby bisa menghindari semua tembakan itu. Tidak ada satu pun dari peluru yang mereka yang mengenainya.Kalau mereka tidak melihat
Pada saat ini, Toby menarik napas dalam-dalam, berbalik badan dan langsung pergi.Para pembunuh itu sangat menyesal. Kalau mereka tahu dari awal betapa menakutkannya Toby, apa pun yang terjadi, mereka tidak akan berani datang. Kalau mereka memiliki mesin waktu, mereka pasti akan menampar diri mereka sendiri saat itu. Mengapa mereka bisa terobsesi dengan uang?Sekarang, nyawa mereka hampir jadi taruhannya.Toby tiba-tiba berbalik badan. Para pembunuh itu tidak berani bergerak, dengan keringat dingin mengucur di dahi mereka.Toby bertanya, “Selain kalian, apa ada orang lain yang akan datang?”“Nggak ada lagi.” Para pembunuh itu menggelengkan kepala mereka.Toby juga tidak mau banyak perhitungan lagi dengan orang-orang itu. Setelah dia kembali, dia berkata kepada Weston dan yang lainnya, “Aku mau pergi ke Wieland.”Weston langsung bergidik mendengarnya. Dia tanpa sadar melambaikan tangannya dan menolak, “Itu, kalau kamu mau pergi, kamu pergi sendiri saja. Aku nggak ikut.”Toby tidak marah
Beberapa saat setelah Toby pergi, beberapa wanita cantik ingin meminta nomor teleponnya.Toby menolak sambil tersenyum. Dia tahu mengapa wanita-wanita cantik itu menginginkan nomor teleponnya. Dalam hal ini, dia tidak tertarik untuk meladeni orang-orang itu. Dia meregangkan pinggangnya, berbalik badan dan langsung pergi.Semua orang terpesona melihat punggung Toby yang tampan. Terutama para wanita cantik itu, semuanya terpikat.Banyak pria yang iri dan cemburu melihat hal ini. Pada saat yang sama, mereka juga tidak mengerti mengapa Toby tidak mau mendapatkan nomor telepon wanita-wanita cantik itu.Kalau mereka, mereka pasti mau.Sedangkan Toby, dia hanya bisa bilang, wanita cantik di dalam vilanya sudah cukup banyak. Wanita-wanita ini memang cantik, tapi masih kalah jauh dari para wanita cantik yang ada di vilanya.Selain itu, kalau Helena tahu akan hal ini, Helena mungkin akan memukulnya sampai mati.Berpikir sampai di sini, Toby jadi tidak berani memikirkannya lebih lanjut.Ketika me
“Orang baik macam apa kamu? Jangan banyak tingkah, deh. Memangnya aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan? Kuberi tahu, ya. Sehebat apa pun kamu, kamu juga nggak bisa lepas dari tanganku,” kata Vinson dengan kesal sambil melirik Toby.Toby jadi pusing dan terpaksa ikut dengan mereka.Sesampainya di kantor kepolisian, Vinson langsung menginterogasi Toby sendiri.Saat ini, dia sengaja mematikan alat perekam di sekitarnya.“Kamu nggak beruntung hari ini. Aku nggak tahu bagaimana kamu bisa mencari masalah dengan Darren dari keluarga Kingdom. Tapi, walau aku sudah memberi tahu kamu tentang hal ini, kamu juga belum tentu bisa keluar,” kata Toby dengan angkuh sambil memandang Toby dengan ekspresi menghina.Toby kurang lebih sudah tahu apa yang sedang terjadi setelah mendengarnya. Pantas saja Vinson datang membawa anak buahnya untuk menangkapnya. Ternyata karena hal itu. Si Darren dari keluarga Kingdom itu memang berusaha keras demi menghadapinya. Bisa-bisanya dia menyuruh Vinson datang untuk me
Mendengar kata-kata Toby, Vinson dan yang lainnya rasanya hampir meledak karena amarah. Toby sama sekali tidak menganggap mereka serius. Mereka memutuskan untuk memberi pelajaran pada Toby dan membuat Toby tahu betapa hebatnya mereka.Namun, apa pun yang mereka lakukan, mereka tetap tidak bisa menyakiti Toby. Malah mereka yang dipermainkan dan dibuat kewalahan oleh Toby.Toby tiba-tiba merasa sangat bosan, dan langsung menepis orang-orang itu sambil berkata, “Kalian terlalu lemah. Kalian masih nggak pantas untuk berkelahi denganku.”Dia sudah sering melihat situasi seperti ini. Baginya, tidak ada bedanya.“Pakai tongkatnya.” Vinson masih tidak percaya. Dia bersikeras ingin memberi Toby pelajaran, sehingga Toby bisa melihat betapa kuatnya dirinya.Orang-orang itu mulai menyerang Toby dengan ganas. Pukulan mereka semakin lama semakin keras dan hampir susah diprediksi.Namun, gerakan Toby terlalu cepat. Apa pun yang mereka lakukan, pukulan mereka tetap tidak bisa mengenai tubuh Toby.Toby
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro