“Orang baik macam apa kamu? Jangan banyak tingkah, deh. Memangnya aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan? Kuberi tahu, ya. Sehebat apa pun kamu, kamu juga nggak bisa lepas dari tanganku,” kata Vinson dengan kesal sambil melirik Toby.Toby jadi pusing dan terpaksa ikut dengan mereka.Sesampainya di kantor kepolisian, Vinson langsung menginterogasi Toby sendiri.Saat ini, dia sengaja mematikan alat perekam di sekitarnya.“Kamu nggak beruntung hari ini. Aku nggak tahu bagaimana kamu bisa mencari masalah dengan Darren dari keluarga Kingdom. Tapi, walau aku sudah memberi tahu kamu tentang hal ini, kamu juga belum tentu bisa keluar,” kata Toby dengan angkuh sambil memandang Toby dengan ekspresi menghina.Toby kurang lebih sudah tahu apa yang sedang terjadi setelah mendengarnya. Pantas saja Vinson datang membawa anak buahnya untuk menangkapnya. Ternyata karena hal itu. Si Darren dari keluarga Kingdom itu memang berusaha keras demi menghadapinya. Bisa-bisanya dia menyuruh Vinson datang untuk me
Mendengar kata-kata Toby, Vinson dan yang lainnya rasanya hampir meledak karena amarah. Toby sama sekali tidak menganggap mereka serius. Mereka memutuskan untuk memberi pelajaran pada Toby dan membuat Toby tahu betapa hebatnya mereka.Namun, apa pun yang mereka lakukan, mereka tetap tidak bisa menyakiti Toby. Malah mereka yang dipermainkan dan dibuat kewalahan oleh Toby.Toby tiba-tiba merasa sangat bosan, dan langsung menepis orang-orang itu sambil berkata, “Kalian terlalu lemah. Kalian masih nggak pantas untuk berkelahi denganku.”Dia sudah sering melihat situasi seperti ini. Baginya, tidak ada bedanya.“Pakai tongkatnya.” Vinson masih tidak percaya. Dia bersikeras ingin memberi Toby pelajaran, sehingga Toby bisa melihat betapa kuatnya dirinya.Orang-orang itu mulai menyerang Toby dengan ganas. Pukulan mereka semakin lama semakin keras dan hampir susah diprediksi.Namun, gerakan Toby terlalu cepat. Apa pun yang mereka lakukan, pukulan mereka tetap tidak bisa mengenai tubuh Toby.Toby
“Semakin keras pukulanmu, semakin bagus. Pria itu sudah membuatku malu. Kalau ada apa-apa, aku akan melindungimu." Vinson melambaikan tangannya dengan kesal.Pria berbadan besar itu senang mendengarnya. Dia jadi tidak khawatir lagi.Ketika Vinson kembali ke ruangan tadi, dia tertegun melihat apa yang sedang terjadi di depan matanya. Anak-anak buahnya tadi sedang memijat bahu dan kaki Toby.Perlu diketahui, hanya dia yang bisa menikmati perlakuan seperti itu sebelumnya. Sorot matanya memancarkan kemarahan, seolah ingin memakan Toby.Pria ini sangat tidak menghormatinya. Bukannya ini namanya sengaja ingin menentangnya?Dia memutuskan untuk membuat Toby tahu betapa hebatnya dirinya. Dia pun memberi isyarat mata pada pria berbadan besar tadi.Pria itu langsung mengerti siapa orang yang dimaksud Vinson. Dia berjalan ke arah Toby dengan ekspresi ganas di wajahnya.Dia pernah membunuh orang sebelumnya, jadi dia cukup memiliki aura pembunuh.Tak disangka, Toby tidak terlihat takut sama sekali.
Semua orang di sana tercengang. Kalau mereka tidak melihat dengan mata kepala sendiri, mereka tidak akan percaya. Apa yang terjadi barusan benar-benar di luar dugaan mereka.Ada bekas tamparan merah di wajah Vinson. Dia sangat kesakitan, hingga rasanya ingin menangis. Dia memegangi wajahnya dan menatap Toby dengan marah dan ketakutan. Dari kecil sampai besar, tidak ada yang pernah memukulnya seperti ini.Berani-beraninya pria ini menamparnya. Bukankah itu namanya sengaja ingin mempermalukannya?“Kamu!” Vinson menunjuk ke arah Toby dengan marah, hampir tidak bisa berkata-kata.Toby berkata dengan datar, “Kamu yang mencari masalah sendiri. Sudah, sudah waktunya aku keluar.”Vinson tanpa sadar berteriak dengan marah, “Kalian! Cari cara untuk menghentikannya. Cepat hentikan dia.”Mendengar itu, semua orang saling memandang dengan cemas. Tidak ada yang berani menghentikan Toby. Mana ada yang memiliki keberanian seperti itu? Mereka masih kesakitan karena cedera barusan.Pada saat ini, begitu
Pria paruh baya itu berkata dengan dingin, “Katakan. Papa akan membalas dendam untukmu.”Vinson tanpa sadar menatap Toby. Dia masih belum bisa melampiaskan amarahnya tadi. Ayahnya tidak tahu mengenai masalah tadi. Jadi, ini adalah kesempatan bagus. Dia pun langsung menunjuk Toby.“Pa, dia yang melakukannya. Dia yang memukulku,” kata Vinson.Mendengar itu, pria paruh baya itu melihat ke arah Toby. Dia sangat bingung. Loh, pria itu padahal meminta maaf padanya ketika tidak sengaja menabraknya tadi.Rasanya tidak mungkin kalau pria itu adalah orang seperti itu.“Coba jelaskan situasinya.” Pria paruh baya itu menahan amarahnya dan ingin mendengar penjelasan putranya.“Pa, sebenarnya seperti ini. Orang ini sudah melakukan pencurian. Siapa yang menyangka, ketika aku sedang menginterogasinya, dia menolak untuk menjawab. Aku nggak punya pilihan lain, selain membawanya ke sini. Tapi, dia malah menamparku.” Vinson mulai membalikkan fakta dan berpura-pura tidak bersalah.Pria paruh baya itu menge
Kalau Toby meminta maaf kepada putranya, pria paruh baya itu tidak akan banyak perhitungan lagi. Namun, jika Toby tidak meminta maaf kepada putranya, dia akan melepaskan Toby begitu saja.Toby menatap pria paruh baya itu. Meskipun permintaan pria itu sangat sederhana, dia tidak melakukan kesalahan. Mengapa dia harus meminta maaf? Kalaupun harus ada permintaan maaf, seharusnya Vinson yang meminta maaf pada dirinya.Vinson tidak terima kalau Toby hanya perlu meminta maaf. Menurutnya, itu terlalu sederhana dan enak bagi Toby. Dia tidak hanya mau Toby meminta maaf, tapi juga mau pria itu membayar mahal akibat mencari masalah dengannya. Dia sangat tidak senang.Dia telah memutuskan untuk menunjukkan betapa hebatnya dia pada Toby.“Maaf, aku nggak akan minta maaf.” Toby menggelengkan kepalanya.Raut muka pria paruh baya itu seketika menjadi dingin ketika mendengar perkataan Toby. Dia menganggap Toby terlalu angkuh. Berani-beraninya pria itu melawannya. Dia merasa dia terlalu baik pada pria
Toby langsung berkata, “Sangat sederhana. Asalkan kamu memberiku kesempatan untuk menelepon seseorang.”Pria paruh baya itu melipat tangannya dan tersenyum. Namun, tetapi dia sama sekali tidak menganggap serius hal itu.Vinson berkata dengan nada mengejek, “Saranku kamu menyerah saja, deh. Ayahku memiliki koneksi yang jauh lebih banyak di luar bayanganmu. Nggak ada gunanya kalau kamu ingin meminta bantuan.”Dia tahu status ayahnya di Wieland. Orang yang bisa diberi hormat oleh ayahnya hanya sedikit.Dia tidak percaya bahwa Toby bisa mengenal orang-orang yang lebih hebat.Pria paruh baya itu mengernyit. Dia punya firasat buruk ketika melihat sikap percaya diri Toby. Apa jangan-jangan pria ini benar-benar mengenal seorang tokoh besar?Kemudian, dia menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran itu dari pikirannya. Bagaimana mungkin seorang pria biasa seperti Toby mengenal seorang tokoh besar? Kalaupun pria ini mengenal seorang tokoh besar, dia juga harus menyelesaikan masalah ini sepert
Semakin lama mendengarkan perkataan Kapten Zeldan, raut muka pria paruh baya itu semakin masam. Terutama ketika dia mengetahui bahwa putranya malah dan ugal-ugalan, dia rasanya ingin memaki orang. Dia tidak menyangka putranya akan begitu memalukan. Hal ini membuatnya sangat kecewa.Vinson tidak tahu apa yang terjadi. Jika dia tahu apa yang terjadi, dia pasti akan ketakutan. Melihat sikap serius ayahnya, semakin dia memikirkannya, dia merasa semakin aneh.Pria paruh baya itu buru-buru mengatakan iya, lalu berjanji kepada Kapten Zeldan bahwa dia akan menyelesaikan masalah ini dengan baik. Setelah itu, dia pun menutup teleponnya.Vinson bertanya sambil tersenyum, “Pa, ada apa? Tokoh besar yang dibilangnya itu nggak berguna, ‘kan?”“Apa kamu tahu siapa yang menelepon Papa?” Pria paruh baya itu bertanya dengan dingin.Vinson tidak memperhatikan ekspresi marah pria paruh baya itu, malah mengerutkan bibirnya dan berkata, “Siapa lagi? Memangnya orang seperti dia bisa meminta bantuan tokoh besa