Toby langsung berkata, “Sangat sederhana. Asalkan kamu memberiku kesempatan untuk menelepon seseorang.”Pria paruh baya itu melipat tangannya dan tersenyum. Namun, tetapi dia sama sekali tidak menganggap serius hal itu.Vinson berkata dengan nada mengejek, “Saranku kamu menyerah saja, deh. Ayahku memiliki koneksi yang jauh lebih banyak di luar bayanganmu. Nggak ada gunanya kalau kamu ingin meminta bantuan.”Dia tahu status ayahnya di Wieland. Orang yang bisa diberi hormat oleh ayahnya hanya sedikit.Dia tidak percaya bahwa Toby bisa mengenal orang-orang yang lebih hebat.Pria paruh baya itu mengernyit. Dia punya firasat buruk ketika melihat sikap percaya diri Toby. Apa jangan-jangan pria ini benar-benar mengenal seorang tokoh besar?Kemudian, dia menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran itu dari pikirannya. Bagaimana mungkin seorang pria biasa seperti Toby mengenal seorang tokoh besar? Kalaupun pria ini mengenal seorang tokoh besar, dia juga harus menyelesaikan masalah ini sepert
Semakin lama mendengarkan perkataan Kapten Zeldan, raut muka pria paruh baya itu semakin masam. Terutama ketika dia mengetahui bahwa putranya malah dan ugal-ugalan, dia rasanya ingin memaki orang. Dia tidak menyangka putranya akan begitu memalukan. Hal ini membuatnya sangat kecewa.Vinson tidak tahu apa yang terjadi. Jika dia tahu apa yang terjadi, dia pasti akan ketakutan. Melihat sikap serius ayahnya, semakin dia memikirkannya, dia merasa semakin aneh.Pria paruh baya itu buru-buru mengatakan iya, lalu berjanji kepada Kapten Zeldan bahwa dia akan menyelesaikan masalah ini dengan baik. Setelah itu, dia pun menutup teleponnya.Vinson bertanya sambil tersenyum, “Pa, ada apa? Tokoh besar yang dibilangnya itu nggak berguna, ‘kan?”“Apa kamu tahu siapa yang menelepon Papa?” Pria paruh baya itu bertanya dengan dingin.Vinson tidak memperhatikan ekspresi marah pria paruh baya itu, malah mengerutkan bibirnya dan berkata, “Siapa lagi? Memangnya orang seperti dia bisa meminta bantuan tokoh besa
Vinson akhirnya mengalah dan melepaskan Toby.Toby tersenyum dan berkata, “Untuk apa melepaskanku? Aku mau tinggal di dalam sebentar.”Saat ini, ponsel pria paruh baya itu berdering lagi.Kapten Zeldan menjelaskan di telepon bahwa jika Toby tidak menghubunginya dalam sepuluh menit, maka dia akan kehilangan jabatannya.Pria paruh baya itu menarik napas dalam-dalam. Kapten Zeldan begitu peduli dengan masalah ini. Dia jadi tidak berani menunda lagi. Dia hampir memohon pada Toby dan berkata, “Pak Toby, tolong kasihanilah aku. Tolong cepat keluar. Jangan main-main lagi.”Pada saat yang sama, dia menendang putranya yang tidak berguna itu. Vinson bergidik. Dia tidak tahu harus berkata apa. Dia menelan ludah dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi untuk waktu yang lama.Situasinya sudah sampai seperti ini sekarang. Dia hanya bisa bersikap tenang dan tidak panik. Bagaimanapun juga, kalau dia tidak tenang, situasinya akan menjadi semakin buruk.Toby berkata dengan datar, “Sudahlah, jangan ban
Butuh waktu yang lama bagi Vinson untuk mengerti apa maksud perkataan ayahnya. Dia segera melakukan apa yang ayahnya maksud. Sebenarnya, dia juga sangat panik. Dia tahu kalau dia tidak menyelesaikan masalah ini dengan baik, ayahnya pasti akan menamparnya.Dia tidak banyak berpikir lagi dan segera pergi.Melihat putranya menyetujui permintaan Toby, pria paruh baya itu memutar matanya dengan marah. Kalau dia tidak memberi pelajaran pada putranya itu, putranya itu mungkin tidak akan pergi.Vinson tidak punya pilihan lain. Dia sedang memikirkan bagaimana cara membawa putra sulung keluarga Kingdom untuk datang ke sini. Bagaimanapun juga, Darren sangat berpengaruh di Wieland. Dia tidak punya nyali untuk mencari masalah dengan pria itu.Dia tidak bisa ragu-ragu lagi sekarang. Situasinya sudah seperti ini, jadi dia hanya bisa menarik napas dalam-dalam dan tidak terlalu memikirkannya. Dia tahu dia harus tenang dalam situasi seperti ini. Kalau tidak, masalahnya akan semakin besar.Bagi Vinson, h
Darren tercengang. Hal ini memang di luar dugaannya. Dia menatap Vinson dengan marah, seolah ingin memakan pria itu.Dia tidak habis pikir mengapa pria akan melakukan itu.Ekspresi wajah Vinson tetap datar ketika melihat tatapan di wajah Vinson. Dia malah merasa seperti sedang melihat seorang idiot.Darren awalnya tidak dapat memahaminya. Seharusnya, pria itu melepaskannya. Namun, pria itu ternyata berani bersikap tidak hormat padanya. Hal ini membuatnya sangat kesal. Dia ingin sekali memberi pelajaran pada Vinson.Vinson tidak peduli. Bagaimanapun juga, dia tidak takut bermasalah dengan keluarga Kingdom apabila ada dukungan ayahnya.Begitulah, Darren pun dibawa ke kantor kepolisian.Darren baru sadar bahwa Vinson sama sekali tidak sedang menakut-nakutinya. Dia menelan ludah, takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya.Pada saat yang sama, Darren juga melihat Toby. Melihat Toby baik-baik saja, bahkan tidak dikurung, jadi dia tidak bisa tenang. Dia menarik napas dalam-dalam. Hal ini b
Pria paruh baya itu pun berhenti. Kalau bukan karena Darren, dia juga tidak akan punya masalah dengan Pak Toby. Dia bahkan hampir menyalahkan orang baik. Dia sangat membenci Darren sekarang. Dia memutuskan untuk menunjukkan betapa hebatnya dia pada pria itu.Darren tidak berani melawan, jadi dia hanya bisa menerima hukuman. Sebenarnya, dia merasa sangat panik dalam hati. Dia tidak menyangka semua ini akan terjadi.Darren baru bisa menghela napas lega setelah pria paruh baya itu berhenti memukulinya. Kalau dia terus membiarkan pria itu memukulinya, nyawanya mungkin akan hilang.Darren memandang Toby dengan penuh kebencian. Dia menganggap semua hal ini terjadi karena Toby. Kalau bukan karena pria itu, dia tidak akan mengalami hal ini. Dia sangat membenci Toby sekarang.Toby menatap Darren dengan ekspresi dan suasana hati yang datar. Dia merasa pria itu sangat konyol. Di saat seperti ini, pria itu masih saja bertingkah. Benar-benar terlalu naif.Toby bahkan tidak tahu dari mana pria itu m
Abraham tidak rela membiarkan keluarga Kingdom mempermalukan diri mereka sendiri. Satu-satunya hal yang dia khawatirkan adalah, apabila hal ini tersebar ke luar sana, akan ada banyak orang yang menertawakan mereka.Darren tertawa dan berkata, “Kakek, Kakek nggak perlu khawatir. Hanya keluarga kita saja yang akan tahu tentang hal ini. Siapa yang akan mengatakannya ke luar? Lagi pula, setelah Jessica berhasil, mayat pria itu akan dihancurkan saat itu juga. Mereka nggak akan bisa menemukannya.”Semua orang terkesiap mendengar perkataan Darrren. Harus diakui, dia terlalu kejam. Bisa-bisanya dia memikirkan cara seperti itu.Abraham pun lebih tenang dan menyerahkan rencana itu kepada Darren.Darren datang ke kamar Jessica. Seorang wanita tinggi dan langsing sedang merias wajahnya di dalam kamar. Wanita itu sangat cantik.Dengan parasnya, Jessica bisa dibilang wanita super cantik di Wieland. Gaya rambutnya sangat elegan dan hampir tidak ada kekurangan pada fitur wajahnya.“Kak, kenapa datang
Saat ini, Jessica juga mulai berakting. Dia berpura-pura tersentuh dan berkata, “Terima kasih karena sudah peduli padaku, Kak. Aku pasti nggak akan membiarkan pria itu menyentuhku.”Setelah berbasa-basi sebentar, Darren pun memberikan foto Toby kepada Jessica, lalu pergi.Ketika melihat foto Toby, Jessica terpana. Kalau dilihat dari fotonya, pria bernama Toby ini terlihat tampan dan baik, sama sekali tidak seperti orang jahat yang dikatakan oleh kakaknya.Namun, ketika teringat bahwa Toby ada masalah dengan keluarga Kingdom, juga tidak banyak memikirkannya lagi. Kalau memang begitu, dia tentu tidak boleh membiarkan hal seperti itu terjadi padanya. Bagaimanapun caranya, dia harus berusaha keras untuk mencegahnya terjadi.Setelah berpamitan kepada Vinson dan Kapten Zhang, Toby meninggalkan kantor Kepolisian.Dalam perjalanan ke kediaman keluarga Kingdom, dia melihat seorang wanita mabuk berjalan ke arahnya dan tiba-tiba masuk di pelukannya.Toby tercengang sejenak. Apa jangan-jangan ada