Begitu Toby bersiap memasuki rumah keluarga Wardhana, lagi-lagi langkahnya dicegat oleh orang lain, tapi yang mencegatnya kali ini adalah Dorian. Dari awal Dorian sudah tidak suka dengan Toby, dan ingin mencari-cari alasan untuk mengusirnya.“Bocah, tadi kamu bilang mau ketemu kakekku, ya? Coba aku lihat apa kamu layak atau nggak,” kata Dorian.Toby hanya mendongak sambil tersenyum tanpa mengatakan apa-apa. Akan tetapi respons itu dianggap sebagai tantangan oleh Dorian. Temperamennya yang panasan itu pun tak terbendung lagi. Barney yang melihat situasi semakin memanas pun segera menegur adiknya, “Kakek suruh kita bawa dia masuk.”“Kak, aku cuma mau main-main sebentar sama dia,” sahut Dorian seraya menatap Toby dan berkata kepadanya, “Tapi apa kamu berani?”Bertarung adalah keahlian Toby. Jika Dorian ingin bertarung, Toby tidak punya alasan untuk menolak tantangannya.Barney pun tidak bisa berbuat banyak menghadapi adiknya yang satu ini, makanya dia juga tidak mau ikut campur dan hanya
Di saat yang bersamaan, Barney tersenyum dan mempersilakan Toby untuk masuk. Toby pun mengangguk dan mengikut Barney masuk ke rumahnya, vila nomor 001. Saat itu Rudy sudah menunggu di depan pintu, dan dia tertegun ketika melihat Toby. Wajahnya yang semula tersenyum langsung kaku dalam sekejap. Dia mengira orang besar seperti apa yang datang, ternyata hanya anak kecil.“Kenapa cuma dua orang? Yang lain di mana?” tanya Rudy, yang mana pertanyaan ini juga menjadi tanda bahwa dia tidak suka dengan Toby dan menganggap dia sebagai tamu penting dikatakan oleh Matthias.“Kalian berdua punya hubungan apa sama Matthias?” tanya Rudy.“Aku temannya,” jawab Toby singkat.Rudy memperlihatkan senyum sinis ketika mendengar balasan Toby, dan dia pun kembali menyindirnya, “Haha, masih bocah sudah banyak gaya. Tadi kamu bilang kamu temannya Matthias? Ada buktinya? Kalau nggak punya bukti, nggak usah banyak omong.”“Terserah mau percaya atau nggak, yang jelas aku ke sini untuk nagih barang sama kamu,” uca
Rudy punya firasat buruk dalam hati. Jangan bilang tokoh besar yang disebut-sebut Weston itu ternyata adalah pemuda di depannya? Dia membeku sesaat, tidak tahu harus berbuat apa.Dia langsung tercengang mendengarnya. Dia merasa semua ini berbeda dengan yang dia bayangkan.Weston mencibir, “Dia adalah Pak Toby. Aku nggak perlu memberi tahu kamu tentang hal ini, ‘kan?”Rudy menyeka keringat dingin di dahinya. Dia merasa panik dalam hati, kemudian cepat-cepat berkata pada Toby, “Kak, aku salah. Aku nggak menyangka Kakak orangnya.”Toby tersenyum dan tidak berkata apa-apa. Dia merasa seperti sedang melihat orang bodoh, sama sekali tidak mengambil hati.Toby tersenyum, “Di usiamu sekarang, seharusnya aku yang memanggilmu Kakak. Bukan kamu yang panggil aku Kakak.”Rudy jadi gelisah mendengarnya. Dia buru-buru melambaikan tangannya pada Toby dan berkata, “Pak Toby, jangan berkata seperti itu. Aku hanya bercanda tadi.”Semua orang tercengang melihat perubahan sikap Rudy. Kalau mereka tidak mel
Rudy bergidik dan tidak berani banyak bicara. Dia tidak menyangka Toby akan berkata seperti itu. Dia tanpa sadar menyeka keringat dingin di dahinya, lalu berkata dengan hati-hati, “Pak Toby, barang apa yang Bapak inginkan? Kalau ada memilikinya, aku pasti akan mengeluarkannya.”Dia sudah mengambil keputusan. Mau bagaimanapun, dia akan berusaha sebaik mungkin untuk menyenangkan Toby dengan segala cara. Bisa jadi Toby akan memujinya di depan Matthias. Itu akan berdampak baik baginya.Toby tentu tahu kalau Rudy ingin menggunakan dirinya agar bisa terlihat baik di mata Matthias, tapi bagus juga kalau seperti ini. Kalau pria ini memang menginginkan sesuatu dari melayaninya, maka akan lebih mudah. Kalau tidak ada keuntungan dari melayaninya, dia takut Rudy tidak akan setuju dengan permintaannya.“Pak Toby, jangan khawatir. Aku sangat yakin dengan hal ini. Aku pasti akan mencari cara untuk membantumu,” ujar Rudy dengan jujur.Toby pun menceritakan tentang kuil itu. Tentu saja, dia tidak sebod
Kalau Rudy tahu kunci ini adalah kunci rahasia Spectra, dia mungkin akan terkejut. Namun pada saat ini, yang dia pikirkan adalah bagaimana agar Toby tidak marah.Toby juga tidak bisa menakut-nakutinya lagi. Bagaimanapun juga, kunci rahasia Spectra berubah menjadi seperti ini tidak ada hubungannya dengan pria itu. Tidak ada gunanya terus mempersulit pria itu.Begitulah. Dia pun tidak perhitungan lagi pada Rudy.Melihat Toby tidak banyak perhitungan lagi padanya, Rudy akhirnya bisa merasa lega.Pada saat ini, dia tiba-tiba menoleh ke arah cucu kedua dan ketiganya, lalu memarahi mereka, “Kalian berdua, masih nggak minta maaf pada Pak Toby?”Dari ketiga cucunya, hanya cucu pertamanya yang sangat pandai melihat orang dan tidak suka mencari masalah. Dua cucunya yang ini malah mencari masalah dengan Toby.Clyde dan Dorian cemberut. Mereka punya firasat buruk di dalam hati. Mereka bisa melihat kakek mereka sedang marah. Mereka menundukkan kepala dan tidak berani bersuara, seperti anak kecil ya
Toby juga bisa melihat apa yang dipikirkan Barney. Dia segera berkata, “Kalau ada yang ingin dikatakan, katakan saja. Kalau aku bisa bantu, aku pasti akan berusaha untuk membantumu.”Mata Barney langsung berbinar ketika mendengarnya. Inilah jawaban yang dia inginkan dari Toby. Dengan begitu, dia jadi tidak perlu khawatir. Dia pun langsung mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, “Pak Toby, meskipun aku cucu pertama, tapi kakekku sepertinya sama sekali tidak menyayangiku. Selain itu, dia juga sering memarahiku. Kakekku malah sangat menyayangi Clyde dan Dorian. Tapi dekat-dekat ini, kakekku akan pensiun dan satu-satunya yang membuatku khawatir adalah kalau misalnya Clyde atau Dorian yang menggantikannya sebagai kepala keluarga. Bagiku, itu hanya akan merepotkan,” kata Barney, lalu menghela napas.Dia selalu menyimpan hal ini di dalam hati dan tidak berani mengatakannya pada siapa-siapa. Namun, dia sepertinya tidak menyembunyikan apa-apa dari Toby. Dia tahu Toby orangnya seperti apa. Mal
Begitu berbalik badan, Ruby langsung melihat Toby. Dia mengira Toby sudah pergi dari tadi, tak disangka malah kembali lagi. Ekspresinya yang dingin tiba-tiba berubah menjadi senyuman lebar. Dia berkata, “Oh, Pak Toby datang lagi. Apa ada yang bisa kubantu kali ini?”Melihat kakek mereka bersikap seperti itu, Clyde dan Dorian benar-benar tidak mengerti. Perubahan sikap kakeknya itu terlalu cepat, sama sekali berbeda dari yang mereka bayangkan.Kalau mereka tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, mereka tidak akan percaya. Mereka tertegun dan tidak tahu situasi apa yang sedang terjadi.Toby tidak banyak basa basi dan langsung berbicara ke intinya. Dia sudah berjanji akan membantu Barney, jadi dia tentu harus membantu pria itu sampai akhir. Dia berkata dengan nada datar, “Aku datang bukan karena ada urusan penting. Aku cuma ingin bilang. Kalau kamu ingin pensiun, kamu bisa memberi posisimu itu pada cucu pertamamu.”Rudy tercengang mendengarnya. Dia awalnya masih ragu untuk menyuruh c
Toby juga tidak banyak bicara dalam situasi ini. Hal ini terjadi begitu tiba-tiba. Siapa pun tidak akan bisa merasa tenang karenanya.Namun, dia memiliki banyak cara untuk menghadapinya.Setelah meninggalkan rumah Rudy, Toby menghela napas. Dia tidak mendapatkan kunci rahasia Spectra yang dia inginkan. Sejujurnya, dia masih sedikit kecewa.Namun, dia hanya bisa menerimanya sekarang. Meskipun tidak ada kunci rahasia Spectra, dia setidaknya masih punya barang lain untuk mendukung dirinya. Bagaimanapun juga, ini juga hal yang baik.William juga bisa melihat apa yang dipikirkan Toby. Dia menghibur, “Pak Toby, jangan khawatir. Aku akan mendukung pilihan Bapak dalam hal ini.”Toby tersenyum dan tidak mengatakan apa-pa.Tentu saja, Toby tidak lupa untuk memberi tahu Matthias mengenai hal ini. Dia menyarankan agar pria itu untuk lebih berteman dekat dengan Rudy. Namun, William mau mendengarkan atau tidak, itu sudah bukan urusannya lagi.Setelah kembali ke vila, Toby melihat Weston terluka para
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro