Anak buah itu menutupi wajahnya, dia terlihat sangat kebingungan. Dia bahkan tidak tahu apa salahnya sehingga ditampar seperti ini.“Memangnya Pak Toby orang yang bisa kamu hentikan? Pak Toby adalah tamu bos kita. Kamu sudah kerja bertahun-tahun, sama sekali nggak bisa menilai,” bentak Boldman.“Aku hanya pernah dengar, tapi belum pernah bertemu dengannya,” ujar anak buah itu dengan polos.“Masih berani melawan?!” Boldman hendak mengangkat tangannya lagi.Toby langsung menghentikannya, “Sudah, Boldman. Kalau dia bilang nggak tahu berarti nggak tahu. Untuk apa kamu teriak-teriak begitu. Semua orang jadi tahu identitasku.”Setelah mendengar candaan Toby, Boldman pun terkekeh. Kemudian, dia menatap anak buah itu dengan kesal dan berkata, “Huh, cepat bilang terima kasih sama Pak Toby.”“Terima kasih, Pak Toby. Aku yang salah, nggak tahu siapa Pak Toby. Tolong jangan marah.” Anak buah itu terus membungkuk sambil meminta maaf pada Toby. Dia pun bersikap serendah-rendahnya di depan Toby.Pend
Semua orang terkejut bukan main ketika melihat pemandangan itu. Mereka nyaris tak percaya, Boldman begitu patuh terhadap Toby. Hal itu terlalu mencengangkan bagi mereka. Beberapa dari mereka menggosok dahi mereka, tidak mengerti apa situasi macam apa ini. Akan tetapi, mereka semua tahu kalau Toby pasti sangat dekat dengan Matthias.Setelah melihat hal ini, Patricia langsung memuji Toby, “Menantuku memang luar biasa. Dia bahkan bisa berteman dengan orang besar seperti Matthias.”Setelah Pendy dan yang lainnya mendengar ucapan Patricia, mereka terlihat sangat canggung. Saat ini, mereka bahkan merasa ingin mencari tempat untuk menyembunyikan diri.Sejujurnya, Pendy merasa sangat cemburu. Namun sekarang, dia hanya bisa pura-pura bersikap cuek.“Sini biar aku yang nyetir.” Setelah sampai di samping Lincoln Limousine, si pemuda sudah tidak sabar. Dia menggosok kedua tangannya, lalu berkata kalau dia yang akan menyetir.Pendy langsung berdehem, merasa pemuda itu memalu-malukannya saja. Si pem
“Kalau kalian nggak percaya, aku bisa telepon orang yang jual vila ini dan minta dia jelaskan pada kalian,” kata Toby tiba-tiba.Setelah mendengar ucapan Toby, Pendy dan yang lainnya seakan-akan baru saja mendengar lelucon paling konyol di dunia. Mereka sudah tahu hasilnya akan jadi seperti ini, karena itu mereka tidak terlalu terkejut.“Kamu yang buktikan?” tanya Pendy dengan nada aneh. Dia sangat memandang rendah Toby. Sudah di saat seperti ini, pria itu masih saja berani berbicara dengan lantang. Pendy sungguh tidak tahu dari mana Toby mendapat kepercayaan diri sebesar itu.Tentu saja Toby juga tahu pemikiran mereka ketika dia mendengar Pendy berkata seperti itu. Dia menguap malas, lalu tidak menanggapi mereka dengan serius.“Terserah kalian mau percaya atau nggak. Tapi semua yang aku katakan itu benar.” Usai berkata, Toby langsung menelepon William.Karena vila ini dimiliki oleh perusahaan William. Selain itu, kalau William yang bicara, orang-orang itu pasti tidak bisa berkata apa-
Keahlian mengemudi William telah mengejutkan lalu lintas di sepanjang jalan. Ellen spontan mengerutkan kening ketika melihat pemandangan itu.Perempuan itu mendapatkan sebuah informasi secara tidak sengaja. Dia menyadari kalau keahlian mengemudi orang itu ternyata dipelajari dari Toby. Dia pun merasa kalau William adalah murid Toby. Ellen menggosok pelipisnya, guru dan murid sama saja.Ellen sama sekali tidak memahami hal ini, karena itu dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa hasil ini pasti berbeda dari apa yang dia bayangkan. Demi Toby, dia pun tidak menanggapi hal ini dengan serius. Dia hanya bisa berusaha untuk tenang dan membiarkannya begitu saja.Setelah melihat Toby menutup telepon, Pendy dan yang lainnya langsung tertawa. Mereka merasa benar-benar ada yang salah dengan otak Toby.“Kamu nggak membodohi kami dengan telepon palsu, kan? Aku akui, kemampuan aktingmu sangat bagus.” Orang-orang itu justru mengejek Toby habis-habisan dan mengungkapkan rasa jijik mereka pada Toby.
Bisa-bisanya Ricky mengenal begitu banyak orang besar yang luar biasa. Si pemuda bahkan merasa sulit untuk percaya. Di dalam persepsinya, Toby hanyalah seorang menantu yang tidak ada apa-apanya. Mengapa Toby bisa mengenal begitu banyak orang terpandang?Di saat semua orang masih tengah tercengang, William berkata dengan suara keras, “Maaf, aku terlambat. Nggak apa-apa, kan?”Yang paling penting bagi William adalah ekspresi Toby. Kalau Toby marah karena ini, maka itu akan jadi masalah yang merepotkan. Maka dari itu, dia sangat khawatir Toby akan marah.Toby mengibaskan tangannya dan berkata, “Nggak apa-apa. Pas sekali kamu datang, belum terlambat. Aku ada satu hal yang perlu kamu bantu urus sebentar.”Setelah William mendengar perkataan Toby, dia langsung mengerti.“Tadi siapa yang bilang kalau ada orang pernah meninggal di vila ini?” William menyapukan pandangannya ke semua orang, lalu berkata dengan dingin.Pada saat ini, Pendy berinisiatif maju ke depan dan berkata, “Aku yang bilang.
Awalnya, Pendy pikir dia masih bisa membantah. Namun, begitu William bantah, sekalipun dia membantah juga tidak ada gunanya.Karena Pendy baru saja mendengar anaknya bilang kalau William adalah putra sulung dari keluarga Keller yang membuka klub balap dan kantor penjualan. Sekarang, William sendiri yang datang untuk membuktikan, apa pun yang mereka katakan sudah tidak ada gunanya lagi.Sementara itu, si pemuda diam terpelongo. Kalau Toby menyuruh manajer penjualan datang, mungkin saja dia masih bisa terima. Namun, yang datang malah William sendiri.Selain it, hal yang membuatnya paling tidak bisa percaya yaitu Toby ternyata gurunya William. Kabar ini terlalu mengejutkan. Si pemuda tanpa sadar menelan ludahnya. Entah kenapa, dia mulai menyesali sikapnya tadi.Patricia juga tidak kalah kagetnya. Awalnya dia hanya tahu vila ini sangat murah. Mana mungkin dia tahu kalau vila ini dulunya sangat mahal. Bahkan fengsui vila itu nomor satu di Larnwick.“Pokoknya apa yang aku katakan adalah fakt
“Aku lihat ada pusat perbelanjaan di seberang. Kita ke sana saja, yuk,” kata Pendy dengan acuh tak acuh.Patricia tidak terlalu tertarik pergi ke pusat perbelanjaan. Namun, begitu mendengar Pendy bilang mau ke sana, dia pun mengangguk setuju sambil berkata, “Oke.”Patricia spontan menatap Helena dan Toby. Mereka berdua pun mengerti maksud sang ibu, karena itu mereka berkata, “Ayo kita pergi juga.”Semua orang pergi ke pusat perbelanjaan. Toby sangat bingung dengan sikap Pendy dan yang lainnya. Kalau didengar dari nada bicara Pendy, jangan-jangan dia sangat kaya di kampung halamannya. Oleh karena itu, Toby pergi bertanya pada Helena.Helena hanya berkata, “Keluarga mereka nggak kaya, hanya pura-pura saja. Sebenarnya mereka nggak punya sepeser pun.”Toby sangat terkejut saat mendengar jawaban tersebut. Kalau begitu, mengapa Pendy dan yang lainnya sok menjadi orang kaya baru? Bukankah itu terlalu memaksakan diri?Setelah itu, Helena baru menjelaskan, “Sifat mamaku nggak sama seperti dia.
Pendy langsung terkejut ketika mendengar ucapan Patricia. Demi menjaga harga dirinya, dia spontan setuju. Namun, begitu dia melihat harga pakaian yang diinginkan Patricia, dia langsung menarik napas dalam-dalam.Harga pakaian itu setidaknya memiliki delapan nol, yang berarti dimulai dari harga ratusan juta.Setelah Pendy melihat harga yang tertera, dia spontan diam tercengang. Bukankah harga setinggi itu terlalu berlebihan? Harga itu benar-benar di luar kemampuannya. Raut wajah Pendy langsung berubah. Jangankan ratusan juta. Sekalipun harganya satu atau dua juta, dia juga tidak rela membeli barang semahal itu. Biasanya dia hanya membeli pakaian seharga ratusan ribu.Patricia tahu kalau Pendy sudah kebingungan. Awalnya dia ingin mencari alasan untuk mengubah topik pembicaraan, demi memberi muka kepada Pendy.Siapa sangka, Pendy malah berubah sikap. Dia tiba-tiba berkata, “Kamu siapa? Kenapa juga aku harus beli barang-barang ini untuk kamu?”Setelah Patricia mendengar kata-kata itu, raut
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro