Pendy dan yang lainnya langsung tercengang ketika mendengar perkataan itu. Mereka bahkan hampir tidak percaya.Setelah Toby melihat Matthias, dia pun teringat kalau Matthias memiliki banyak mobil yang bisa digunakan.“Apa yang kamu lakukan?” tanya pemuda itu. Dia dan yang lainnya terpelongo ketika melihat tingkah aneh Toby. Mereka sama sekali tidak mengerti ada apa dengan Toby.“Aku pergi pinjam mobil dulu,” kata Toby sambil tersenyum.Pendy dan yang lainnya spontan memasang raut wajah menghina ketika mereka mendengar ucapan Toby barusan. Meminjam mobil? Toby hanya seorang menantu keluarga Pitch. Siapa juga yang mau meminjamkan mobil padanya?Kemudian, peristiwa yang lebih mengejutkan mereka pun terjadi. Ternyata Toby berjalan ke arah Matthias. Hal itu membuat semua orang terkejut. Mereka nyaris tak percaya dengan apa yang mereka lihat.Situasi apa ini? Kejadian ini membuat mereka semua diam tercengang. Bahkan ada beberapa orang sibuk menggosok mata, mengira mereka yang salah lihat.Te
Anak buah itu menutupi wajahnya, dia terlihat sangat kebingungan. Dia bahkan tidak tahu apa salahnya sehingga ditampar seperti ini.“Memangnya Pak Toby orang yang bisa kamu hentikan? Pak Toby adalah tamu bos kita. Kamu sudah kerja bertahun-tahun, sama sekali nggak bisa menilai,” bentak Boldman.“Aku hanya pernah dengar, tapi belum pernah bertemu dengannya,” ujar anak buah itu dengan polos.“Masih berani melawan?!” Boldman hendak mengangkat tangannya lagi.Toby langsung menghentikannya, “Sudah, Boldman. Kalau dia bilang nggak tahu berarti nggak tahu. Untuk apa kamu teriak-teriak begitu. Semua orang jadi tahu identitasku.”Setelah mendengar candaan Toby, Boldman pun terkekeh. Kemudian, dia menatap anak buah itu dengan kesal dan berkata, “Huh, cepat bilang terima kasih sama Pak Toby.”“Terima kasih, Pak Toby. Aku yang salah, nggak tahu siapa Pak Toby. Tolong jangan marah.” Anak buah itu terus membungkuk sambil meminta maaf pada Toby. Dia pun bersikap serendah-rendahnya di depan Toby.Pend
Semua orang terkejut bukan main ketika melihat pemandangan itu. Mereka nyaris tak percaya, Boldman begitu patuh terhadap Toby. Hal itu terlalu mencengangkan bagi mereka. Beberapa dari mereka menggosok dahi mereka, tidak mengerti apa situasi macam apa ini. Akan tetapi, mereka semua tahu kalau Toby pasti sangat dekat dengan Matthias.Setelah melihat hal ini, Patricia langsung memuji Toby, “Menantuku memang luar biasa. Dia bahkan bisa berteman dengan orang besar seperti Matthias.”Setelah Pendy dan yang lainnya mendengar ucapan Patricia, mereka terlihat sangat canggung. Saat ini, mereka bahkan merasa ingin mencari tempat untuk menyembunyikan diri.Sejujurnya, Pendy merasa sangat cemburu. Namun sekarang, dia hanya bisa pura-pura bersikap cuek.“Sini biar aku yang nyetir.” Setelah sampai di samping Lincoln Limousine, si pemuda sudah tidak sabar. Dia menggosok kedua tangannya, lalu berkata kalau dia yang akan menyetir.Pendy langsung berdehem, merasa pemuda itu memalu-malukannya saja. Si pem
“Kalau kalian nggak percaya, aku bisa telepon orang yang jual vila ini dan minta dia jelaskan pada kalian,” kata Toby tiba-tiba.Setelah mendengar ucapan Toby, Pendy dan yang lainnya seakan-akan baru saja mendengar lelucon paling konyol di dunia. Mereka sudah tahu hasilnya akan jadi seperti ini, karena itu mereka tidak terlalu terkejut.“Kamu yang buktikan?” tanya Pendy dengan nada aneh. Dia sangat memandang rendah Toby. Sudah di saat seperti ini, pria itu masih saja berani berbicara dengan lantang. Pendy sungguh tidak tahu dari mana Toby mendapat kepercayaan diri sebesar itu.Tentu saja Toby juga tahu pemikiran mereka ketika dia mendengar Pendy berkata seperti itu. Dia menguap malas, lalu tidak menanggapi mereka dengan serius.“Terserah kalian mau percaya atau nggak. Tapi semua yang aku katakan itu benar.” Usai berkata, Toby langsung menelepon William.Karena vila ini dimiliki oleh perusahaan William. Selain itu, kalau William yang bicara, orang-orang itu pasti tidak bisa berkata apa-
Keahlian mengemudi William telah mengejutkan lalu lintas di sepanjang jalan. Ellen spontan mengerutkan kening ketika melihat pemandangan itu.Perempuan itu mendapatkan sebuah informasi secara tidak sengaja. Dia menyadari kalau keahlian mengemudi orang itu ternyata dipelajari dari Toby. Dia pun merasa kalau William adalah murid Toby. Ellen menggosok pelipisnya, guru dan murid sama saja.Ellen sama sekali tidak memahami hal ini, karena itu dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa hasil ini pasti berbeda dari apa yang dia bayangkan. Demi Toby, dia pun tidak menanggapi hal ini dengan serius. Dia hanya bisa berusaha untuk tenang dan membiarkannya begitu saja.Setelah melihat Toby menutup telepon, Pendy dan yang lainnya langsung tertawa. Mereka merasa benar-benar ada yang salah dengan otak Toby.“Kamu nggak membodohi kami dengan telepon palsu, kan? Aku akui, kemampuan aktingmu sangat bagus.” Orang-orang itu justru mengejek Toby habis-habisan dan mengungkapkan rasa jijik mereka pada Toby.
Bisa-bisanya Ricky mengenal begitu banyak orang besar yang luar biasa. Si pemuda bahkan merasa sulit untuk percaya. Di dalam persepsinya, Toby hanyalah seorang menantu yang tidak ada apa-apanya. Mengapa Toby bisa mengenal begitu banyak orang terpandang?Di saat semua orang masih tengah tercengang, William berkata dengan suara keras, “Maaf, aku terlambat. Nggak apa-apa, kan?”Yang paling penting bagi William adalah ekspresi Toby. Kalau Toby marah karena ini, maka itu akan jadi masalah yang merepotkan. Maka dari itu, dia sangat khawatir Toby akan marah.Toby mengibaskan tangannya dan berkata, “Nggak apa-apa. Pas sekali kamu datang, belum terlambat. Aku ada satu hal yang perlu kamu bantu urus sebentar.”Setelah William mendengar perkataan Toby, dia langsung mengerti.“Tadi siapa yang bilang kalau ada orang pernah meninggal di vila ini?” William menyapukan pandangannya ke semua orang, lalu berkata dengan dingin.Pada saat ini, Pendy berinisiatif maju ke depan dan berkata, “Aku yang bilang.
Awalnya, Pendy pikir dia masih bisa membantah. Namun, begitu William bantah, sekalipun dia membantah juga tidak ada gunanya.Karena Pendy baru saja mendengar anaknya bilang kalau William adalah putra sulung dari keluarga Keller yang membuka klub balap dan kantor penjualan. Sekarang, William sendiri yang datang untuk membuktikan, apa pun yang mereka katakan sudah tidak ada gunanya lagi.Sementara itu, si pemuda diam terpelongo. Kalau Toby menyuruh manajer penjualan datang, mungkin saja dia masih bisa terima. Namun, yang datang malah William sendiri.Selain it, hal yang membuatnya paling tidak bisa percaya yaitu Toby ternyata gurunya William. Kabar ini terlalu mengejutkan. Si pemuda tanpa sadar menelan ludahnya. Entah kenapa, dia mulai menyesali sikapnya tadi.Patricia juga tidak kalah kagetnya. Awalnya dia hanya tahu vila ini sangat murah. Mana mungkin dia tahu kalau vila ini dulunya sangat mahal. Bahkan fengsui vila itu nomor satu di Larnwick.“Pokoknya apa yang aku katakan adalah fakt
“Aku lihat ada pusat perbelanjaan di seberang. Kita ke sana saja, yuk,” kata Pendy dengan acuh tak acuh.Patricia tidak terlalu tertarik pergi ke pusat perbelanjaan. Namun, begitu mendengar Pendy bilang mau ke sana, dia pun mengangguk setuju sambil berkata, “Oke.”Patricia spontan menatap Helena dan Toby. Mereka berdua pun mengerti maksud sang ibu, karena itu mereka berkata, “Ayo kita pergi juga.”Semua orang pergi ke pusat perbelanjaan. Toby sangat bingung dengan sikap Pendy dan yang lainnya. Kalau didengar dari nada bicara Pendy, jangan-jangan dia sangat kaya di kampung halamannya. Oleh karena itu, Toby pergi bertanya pada Helena.Helena hanya berkata, “Keluarga mereka nggak kaya, hanya pura-pura saja. Sebenarnya mereka nggak punya sepeser pun.”Toby sangat terkejut saat mendengar jawaban tersebut. Kalau begitu, mengapa Pendy dan yang lainnya sok menjadi orang kaya baru? Bukankah itu terlalu memaksakan diri?Setelah itu, Helena baru menjelaskan, “Sifat mamaku nggak sama seperti dia.