Darwin bisa dibilang tidak punya jalan keluar lagi. Semakin situasinya seperti ini, dia harus semakin tenang. Dia mulai menyerang lagi, ingin Toby tahu betapa kuatnya dia.Dia tidak peduli seberapa kuat lawannya, jadi dia masih sangat percaya diri. Dia mulai menyerang dan semakin lama serangan yang dia keluarkan semakin kuat.Toby tersenyum melihat hal ini. Dia menganggap pikiran itu terlalu berpikiran pendek. Dia menganggap pria itu sedang mencari susah sendiri dengan melawannya.Dia langsung mencengkram bahu Darwin. Darwin merasakan sakit di bahunya. Raut wajahnya berubah drastis. Dia melihat Toby seperti sedang melihat monster.Dia tidak menyangka Toby ternyata begitu kuat. Dia marah dan berusaha keras untuk menyerang Toby dengan seluruh kekuatannya.Toby tertawa melihat betapa keras kepalanya pria itu di saat seperti ini. Dia menguatkan cengkramannya. Darwin sebenarnya memiliki tenaga dalam yang cukup kuat.Darwin tertegun setelah merasakan betapa kuatnya Toby. Dia merasa semua ini
Toby tidak menyangkalnya. Dia tahu bahwa Darwin sedang tidak bercanda dengannya. Dia juga melihat bahwa pria itu tidak berniat menyerangnya lagi. Kalau dia mempersulit pria itu terus, tidak akan ada baiknya untuk siapa pun.Dia pun berkata, “Oke, aku bisa melepaskanmu, tapi aku punya satu syarat. Kalau kamu nggak setuju, itu bukan urusanku.”Mendengar hal itu, Darwin tiba-tiba seperti melihat ada harapan. Dia cepat-cepat bertanya, “Pak Toby, ada masalah apa? Sebut saja. Aku akan membantumu menyelesaikannya.”Toby berkata, “Takutnya kamu juga belum bisa membantuku meskipun aku mengatakannya.”Darwin tertegun sejenak, tetapi kemudian menepuk dadanya dan berkata, “Pak Toby, jangan berkata begitu. Bagaimana mungkin aku nggak bisa membantu Bapak? Aku ini bukan orang biasa.”“Oh ya? Di mataku, kamu orang biasa,” ujar Toby dengan nada merendahkan.Darwin langsung menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia tahu Toby bukan sedang menakut-nakutinya. Dia jadi sakit kepala memiki
“Pak Toby, anu, Kak Darwin sudah pergi. Apa sudah sebaiknya aku pergi juga?” Hendy mulai panik melihat hanya dia satu-satunya yang tersisa disana. Dia bergidik ngeri.Toby berkata dengan nada datar, “Kamu mau ngapain?”Ekspresi di wajah Hendy berubah malu mendengar jawaban Toby. Dia jadi tidak tahu bagaimana harus menjawabnya. Sebenarnya, dia juga tidak berani berbicara dengan Toby.Dia sangat takut pada Toby. Bagaimanapun juga, Toby memberinya trauma yang cukup besar. Dia sudah berkali-kali membuat Toby marah. Dia sendiri tidak bodoh, bisa menyimpulkan sendiri bahwa Toby pasti tidak akan melepaskannya.Semakin seperti ini situasinya, dia jadi semakin panik. Dia merasa semua yang terjadi di depan matanya ini berbeda jauh dengan apa yang dia bayangkan.Hendy berdeham dan berkata, “Lepaskanlah aku. Aku berjanji aku akan membuat mereka terus memilih untuk bekerja sama denganmu.”Toby merasa seolah baru saja mendengar lelucon terbesar di dunia. Di saat seperti ini, pria ini masih saja bero
Hendy menelan ludah. Untuk bertahan hidup, dia tidak peduli lagi dengan harga dirinya. Dia membulatkan niatnya dan mulai menunjukkan tariannya.Weston langsung tertawa terbahak-bahak melihatnya.Raut muka Hendy sangat masam. Dia terpaksa terus melakukannya.Toby sampai tidak bisa berkata-kata ketika melihat pemandangan panas itu. Hendy benar-benar menghalalkan segala cara. Dia jadi tidak mau perhitungan lagi dengan pria itu karena hal ini.“Kamu boleh pergi.” Toby melambai dengan santai.Hendy sangat gembira mendengarnya. Dia cepat-cepat mengucapkan terima kasih. Dia tidak menyangka Toby akan melepaskannya. Ini sangat mengejutkannya.Kalau dia tidak melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, dia tidak akan mempercayainya. Dia terus mengucapkan terima kasih pada Toby.Toby berkata dengan nada datar, “Tapi kamu harus memenuhi janjimu. Kalau nggak, kamu akan tahu akibatnya.”Hendy terkejut. Dia tercengang mendengarnya. Situasi ini benar-benar di luar bayangannya. Dia cepat-cepat berkata,
Hendy merasa ingin meledak. Dia tidak menyangka ketiga orang ini akan datang untuk membalas dendam padanya.Dia mulai bingung sekarang, tidak tahu harus berkata apa. Dia menggaruk dahinya, juga tidak merasa marah. Dia hanya merasa sangat takut dalam hati.Darwin tersenyum dingin dan berkata, “Kalau nggak, aku juga nggak akan merasa semalu itu.”Biasanya, dia akan berinisiatif untuk bermain piano, di mana itu adalah keinginannya sendiri. Namun, dia jadi merasa terpaksa untuk melakukannya sekarang. Ini membuatnya sangat kesal. Dia memutuskan untuk menunjukkan keahliannya pada pria itu, supaya pria itu tahu kehebatannya.Saat ini, Darwin tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya ingin membunuh pria itu.Hendy buru-buru melambaikan tangannya dan berkata, “Kakak-Kakak, aku juga nggak bersalah. Aku juga nggak punya pilihan lain. Kalau aku punya cara lain, aku juga nggak akan melakukan ini. Tolong lepaskan aku. Nggak ada gunanya kalian memukulku. Lebih baik kita memikirkan bagaimana cara mengh
Mulut Hendy berkedut ketika mendengar perkataan Darwin. Entah mengapa, dia merasa orang-orang ini seperti sedang memakinya.Darwin tersenyum dingin dan berkata, “Sudahlah, jangan banyak tingkah. Aku beri tahu kamu ya, dalam situasi seperti ini, kalau kamu nggak berhasil, jangan salahkan kami kalau nggak sungkan lagi padamu nanti.”Hendy segera menganggukkan kepalanya berkali-kali. Dia juga takut. Dia tahu betapa serius risikonya kalau dia tidak berhasil melakukannya.Hendy menelan ludah. Idenya sangat sederhana. Dia tahu apa yang ada di depan matanya ini sangat penting, tapi pada saat seperti ini, dia harus tetap tenang.Kalau dia tidak bisa tenang, itu malah akan lebih buruk.Idenya sangat sederhana. Dia akan sengaja menyuruh orang untuk berpura-pura menjadi Toby dan memberi surat pada kakak sulungnya ketika kakaknya itu sedang ulang tahun. Dengan begitu, kakak sulungnya pasti akan marah besar.Bagaimanapun juga, kakak sulungnya adalah orang yang sangat ingin dihormati, sedangkan Toby
Semua orang terharu mendengar perkataan Darren. Inilah yang mereka inginkan. Mereka tidak menyangka Darren begitu lembut.Darren melihat kado yang dibawa orang-orang dan mengangguk puas. Pada saat ini, Hendy mulai bersorak, “Kak, bukalah kado-kadonya.”Mendengar itu, Darren langsung mengangguk dan memberi isyarat dan menyuruh seseorang membuka kado itu.Pada saat ini, dia melihat ada sebuah jam di antara hadiah-hadiah itu. Raut wajahnya langsung berubah masam. Dia sangat kesal. Seseorang memberinya sebuah jam. Maksudnya apa? Apa orang itu ingin waktunya di dunia ini cepat berakhir?Orang-orang tercengang melihatnya.Darren berkata dengan tegas, “Oke, kalian semua tenang. Di saat seperti ini, kalian harus tenang. Kalau nggak, aku akan membuat kalian menyesal.”Orang-orang itu tercengang mendengar kata-kata Darren.Raut muka Darren berubah suram. Dia sangat kesal dengan apa yang terjadi hari ini. Dia tahu bahwa seseorang pasti sengaja ingin menentangnya.Dia ingin melihat siapa yang memi
Darren tanpa sadar melihat ke arah Hendy, lalu ekspresi di wajahnya menjadi serius. Dia berkata, “Apa yang kamu katakan itu benar?”Hendy tahu bahwa dia tidak boleh mengatakan yang sebenarnya saat ini, jadi dia mengangguk dengan penuh semangat.Darren mempercayainya. Dia memandang semua orang yang hadir dan semua orang menundukkan kepala mereka karena ketakutan.Darren menyipitkan matanya. Orang ini memberinya sebuah jam di pesta ulang tahunnya. Bukankah ini namanya ingin mencari masalah dengannya? Dia tidak peduli masalah apa yang ada antara dirinya dengan orang itu.Dia harus menunjukkan betapa kuatnya dia kepada orang yang bernama Toby itu.Darren melihat hadiah-hadiah yang lain dan semuanya normal. Hanya hadiah Toby yang tidak normal. Dia tidak peduli apa maksud Toby dengan memberinya jam.Dia tidak bisa peduli sekarang. Kalau dia tidak melampiaskan kemarahannya, dia tidak akan tahan. Ini adalah sesuatu yang dia tidak bisa tinggal diam.Darren menarik napas dalam-dalam. Raut mukany