“Maaf, kenapa aku harus tukaran tempat denganmu? Apalagi istriku ada di sini,” sahut Toby dengan datar.Dia sengaja berkata seperti itu agar pemuda tersebut tahu bahwa Helena adalah istrinya dan akan mundur teratur. Tetapi ternyata pemuda itu bersikap seolah-olah tidak mendengarkan ucapannya tadi dan membalas ucapan Toby sambil tertawa.“Hahaha. Pak, kamu jangan bercanda denganku. Perempuan cantik seperti dia nggak mungkin istrimu.”Kepala langsung Toby terangkat ketika dia mendengar ucapan tersebut.“Jangan sembarangan bicara di sini! Aku nggak akan tukaran tempat duduk!”Kalau orang lain yang berada di posisi Toby saat ini, sudah dipastikan orang tersebut sudah meledak di tempat. Toby merasa emosinya masih cukup stabil dan bisa dia kendalikan. Tetapi ternyata pemuda itu masih tetap keras kepala dan curiga dengan dirinya. Sebaik apa pun emosi Toby, dia pasti tidak bisa menahannya.Helena yang mendengar orang asing tengah memarahi suaminya merasa tidak terima. Keningnya berlipat dalam
Dari raut wajahnya bisa terlihat ekspresi sungkan dan hormat pada lelaki itu. Posisi manajer di bagian bandara merupakan posisi yang sangat tinggi sekali. Tentu saja pramugari tersebut tahu dengan jelas akan hal itu.Dia melihat ke arah Toby dan menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan menilai. Saat dia melihat pakaian yang dikenakan oleh Toby, dia langsung menebak bahwa lelaki itu merupakan orang biasa saja.Pemuda tersebut tampak tidak sabar dan berkata, “Cepat usir dia keluar dari sini, tingkat kesabaranku sudah mau habis!”Mendengar ucapan pemuda itu membuat pramugari tadi semakin yakin bahwa yang terjadi sekarang bukan sebuah candaan belaka. Kalau dia berhasil melakukan apa yang pemuda itu inginkan, kemungkinan dia bisa naik jabatan. Tentu saja dia tahu juga risiko yang akan dia terima jika dia membantah.Pramugari tadi berpikir sesaat kemudian dengan cepat dia memutuskan untuk membela pemuda itu.“Baik, akan segera dibereskan,” jawab pramugari sambil mengangg
“Kalau Bapak masih nggak mau turun, maka Bapak akan memperlambat keberangkatan pesawat kita,” ujar pramugari itu lagi.Para penumpang yang mendengar hal itu terlihat mulai tidak tenang. Meski mereka merasa prihatin dengan apa yang terjadi pada Toby, tidak ada satu pun dari mereka yang berani maju membela Toby.Mereka menganggap cepat atau lambat Toby memang akan turun dari pesawat ini. Sedangkan mereka masih ada urusan penting yang harus diselesaikan di kota tujuan, tentu saja hal itu tidak boleh terhambat hanya karena satu orang saja.“Kamu cepat turun dari pesawat, jangan berulah lagi.”“Lagian kamu tetap harus turun dari pesawat.”“Waktu kami sangat berharga! Jangan bertele-tele lagi. Kalau urusan kami terhambat, kamu yang harus tanggung jawab!”Semua penumpang mulai menyudutkan Toby. Mereka semua tahu sosok pemuda itu bukan orang yang bisa mereka usik, oleh karena itu mereka hanya bisa meminta Toby untuk turun sesuai apa yang diminta pemuda itu.Pemuda tadi semakin melonjak girang
Setelah sambungan telepon terputus, dia meminta sekretarisnya untuk menghubungi Gordon. Gordon yang kebetulan sedang bekerja di bandara terkejut ketika mendengar telah terjadi sesuatu pada putranya. Ditambah lagi dengan Kapten Zeldan yang menghubunginya semakin membuat rasa terkejut lelaki itu berkali-kali lipat.“Kapten Zeldan, ada apa Kapten repot-repot menghubungiku? Aku akan mencari waktu untuk mentraktir-““Jangan basa-basi! Traktir apanya?! Kamu nggak pantas! Anakmu mengusik salah satu temanku, sebaiknya kamu bereskan masalah ini! Kalau sampai teman aku dipersulit, kamu akan menerima akibatnya! Aku juga akan menghubungi atasanmu!”Gordon awalnya mencoba mencari obrolan dengan Kapten Zeldan, tetapi ucapan lelaki itu bagaikan petir yang menyambarnya di siang bolong. Dia bisa mendengar nada emosi dari suara Kapten Zeldan.“Halo?”Sambungan telepon terputus sebelum dia sempat membalas ucapan Kapten Zeldan. Gordon terlihat linglung selama beberapa saat kemudian umpatan kasar langsung
Toby hanya mengibaskan tangannya dengan tidak berdaya dan berkata, “Kamu jangan memfitnah orang baik. Apanya yang ulahku? Kamu jangan sembarangan bicara!”Curtis terdiam di tempat ketika mendengar ucapan Toby. Dia tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Gordon menjewer telinga anaknya sambil berjalan ke hadapan Toby.“Pa, Papa jangan tarik aku! Sakit sekali” rintih Toby kesakitan. Air matanya nyaris saja mengalir akibat rasa perih di telinganya.Gordon mengabaikan lelaki itu dan bersikap seolah tidak mendengarkannya. Dia meminta maaf pada Toby dengan wajah penuh permohonan sambil berkata, “Maaf, Pak Toby. Anakku nggak dewasa dan kemungkinan sudah menyinggung Bapak. Mohon dimaklumi.”Meski jabatannya sudah tidak bisa dipertahankan lagi, dia tetap tidak ingin Kapten Zeldan mempunyai kesan yang tidak baik pada dirinya. Urusan pekerjaan dia bisa mencarinya lagi walaupun bukan sebagai seorang manajer.Demi masa depannya kelak, Gordon memilih untuk meminta maaf saja pada Toby.“Berhenti, k
Semua orang seketika terkesiap melihatnya, karena bagaimanapun juga, Curtis adalah manajer bandara ini. Akan tetapi, dia malah bersikap begitu segan kepada Toby.Jika tidak melihat dengan mata kepala sendiri, mereka tidak akan percaya ini adalah sebuah kenyataan. Apa yang terjadi ini benar-benar di luar bayangan mereka. Hal ini sungguh memutarbalikkan cara pandang mereka. Dari kejadian ini mereka menarik kesimpulan kalau Toby adalah orang yang sangat terpandang, karena jika tidak, mana mungkin manajer bandara ini begitu tunduk kepadanya. Kapten dan pramugari pun jadi panik mengetahui mereka telah membela orang yang salah. Andai saja mereka tahu sejak awal akan jadi seperti ini, mereka tidak akan ikut campur. Betapa menyesalnya mereka ketika situasi malah jadi seperti sekarang. Gordon yang terkejut setelah diteriaki oleh Toby langsung berbalik dan bertanya sembari dia menggosokkan kedua tangannya, “Ada yang bisa dibantu, Pak Toby?” “Nggak usah banyak omong kamu. Memangnya ada apa lag
Orang-orang di sekitar yang mendengarnya pun ikut merinding sekaligus merasa iri. Tella dan Yeny tersenyum canggung dan menyesali kedatangan mereka ke sini yang hanya jadi nyamuk antara Toby dan Helena. Curtis juga keluar dari pesawat sambil menanggung rasa malu yang luar biasa. Awalnya dia ingin mengusir Toby keluar, tapi pada akhirnya malah dia yang diusir. Saking malunya dia sampai ingin menghilang saja dari tempat ini. “Pa, memangnya dia itu siapa? Apa perlu sampai segitunya?” tanya Curtis. “Dasar anak nggak berguna kamu ini. Bisanya cuma bikin susah saja seharian, dan sekarang kamu malah cari masalah sama temannya Kapten Zeldan,” kata Gordon. Curtis terkesiap karena tidak menduga hasilnya akan jadi seperti ini. Mungkin dia tidak akan percaya jika tidak melihatnya langsung dengan kedua matanya sendiri. “Oh, jadi dia kenal sama Kapten Zeldan?” tanya Curtis. Dia mengira Toby hanyalah orang biasa, tapi siapa sangka ternyata dia bisa kenal dengan orang penting seperti Kapten Zelda
“Eh, kok bisa-bisanya ada pembajakan pesawat? Ada apa ini?” tanya Helena yang terkejut mengetahui hal ini. Dia jadi heran kenapa setiap kali keluar rumah, pasti ada saja masalah yang datang. “Wah, biasanya kejadian kayak begini cuma ada di berita,” imbuh Tella dengan penuh semangat. Dilihat dari ekspresi yang dia tunjukkan, tampaknya dia malah menantikan sesuatu seperti itu benar-benar terjadi. Toby sungguh kehabisan kata-kata dan tidak tahu harus apa yang harus dia ucapkan. Cara pikir Tella benar-benar berbeda dengan wanita lain pada umumnya. Para pembajak itu pun berjalan melewati Toby dan bersiap untuk masuk ke kokpit pesawat, tempat di mana sang kapten berada. Di saat itulah, tiba-tiba Toby berseru, “Ada pembajakan!” Raut wajah para pembajak itu langsung berubah dan menunjukkan rasa panik. Semua orang langsung melirik ke arah mereka berada karena di sepanjang lorong pesawat, hanya ada mereka yang terlihat mencolok, dan juga cara mereka berjalan pun sangat mencurigakan. Mereka b
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro