Share

Bagian 26

Sepeninggal Maya, Iyan menyandarkan tubuh ke dinding warung yang terbuat dari papan. Satu kaki ia tekuk ke atas untuk meletakkan siku. Berkali-kali tangannya menyugar rambut dan menjambaknya.

***

“Ayah, kapan kita mau main ke rumah Tante Maya?” tanya Aira saat sore hari duduk di teras rumah.

“Kita tidak bisa ke sana lagi,” jawab Iyan sedeih.

“Kenapa?” tanya Aira lagi.

“Tante Maya sibuk. Kita gak boleh mengganggunya,” sahut Iyan.

Kalau begitu, antarkan aku ke rumah Rumi, Ayah,” pinta Aira. “Aku ingin bermain. Aku Cuma punya sahabat Rumi seorang saja,” lanjutnya lagi.

Iyan menatap lekat Aira dari samping. Anak itu menatap jalan depan rumah dengan tatapan kosong.

“Aira, kenapa kalau main nakal sama Rumi? Ibu Rumi melarang Aira main ke sana karena Aira nakal. Coba, jelaskan sama Ayah!” Bingung karena ditekan Aira terus menerus untuk mengantar ke rumah Rumi, Iyan berkata agak keras.

“Bukankah kata Ayah, aku selalu menjadi anak kesayangan? Aku tidak boleh dinakali dan katanya, dulu aku sela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
eh Bambang.. upssss maksudnya Iyan.. kalau mau kerumah Nua terus minta maafnya gak tulus karna cuma gak mau hidup susah mending kagak usah deh..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status