Keyra menangis sampai tertidur, dia terus menangisi nasibnya yang sangat menyedihkan ini sampai dada terasa sesak, sementara itu Milo, ah, bukan Milo, tapi Miguel, pria yang menipu dirinya dan berpura-pura menjadi Milo tak kembali ke kamar sampai gadis itu tertidur dengan mata bengkak.
"Selamat pagi, Istriku."
Keyra merasakan kecupan ringan yang terasa lembut di pipi, dia membuka mata dan mendapati Miguel sudah rapi dengan setelan jas-nya.
Kalau saja dia belum tahu kenyataan bahwa pria ini bukanlah Milo, mungkin Keyra akan tersenyum lebar penuh binar bahagia karena hal seperti ini, dibangunkan dengan ciuman oleh Milo, adalah impian mereka sebelum menikah.
Namun, saat ini Keyra hanya tersenyum tipis, hatinya begitu sakit hanya untuk sekadar berbasa-basi dan bertingkah seakan tak tahu apa-apa.
"Bangunlah, Sayang. Mama sudah menunggu kita untuk sarapan bersama," ucap Miguel seraya menarik tangan Keyra untuk bangun dari tidurnya.
"Baiklah, tunggu sebentar, ya."
Keyra ragu sesaat untuk melanjutkan ucapannya, dia bingung harus memanggil pria ini apa karena dia bukan Milo.
"Tunggu sebentar, Suamiku. Aku cuci muka dulu."
Akhirnya, menyembunyikan rasa jijik, dia pun memanggil Miguel suaminya.
Setelah kepergian Keyra ke kamar mandi, Miguel tercenung dengan perlakuan Keyra yang canggung pagi ini.
"Dia ... tidak mendengar pembicaraan semalam, 'kan?"
Pria itu berbisik dengan gelisah.
Dia harus mempertahankan pernikahan ini dan terus berpura-pura sebagai Milo sampai Milo yang asli ditemukan, pria itu tak mau ibunya masuk rumah sakit lagi karena shock jika tahu bahwa Keyra tidak menjadi menantunya.
Tak lama, Keyra keluar dari kamar mandi dan mengganti piyamanya menjadi baju santai.
Miguel menahan napas untuk sejenak ketika mendapati betapa cantiknya kekasih saudara kembarnya tersebut.
Pipinya cerah seperti apel masak dengan bibir merah muda menawan dan wajah segar dan imut, terlihat sedikit kekanakan tapi sekaligus menggairahkan.
Sejak SMA, Miguel Angelo masih tidak bisa lupa akan perasaan tersembunyinya kepada kekasih Milo tersebut.
Ya, Miguel menyukai gadis ini secara diam-diam sejak mereka pertama kali bertemu di apartemen Milo waktu kelas tiga SMA, tapi karena sadar diri bahwa itu kekasih saudara kembarnya sendiri, Miguel menyimpan dalam-dalam perasaan tersebut dan memilih bersikap jahat serta dingin tiap kali bertemu gadis yang sekarang menjadi istrinya ini.
"Suamiku, apakah ada yang salah dengan penampilanku?"
Keyra melontarkan pertanyaan karena Miguel terus menatap dirinya tanpa kedip, El—panggilan Miguel, yang sadar bahwa hal itu memalukan, segera memalingkan pandangan.
"Tidak ada, ayo kita sarapan bersama karena Mama pasti akan senang," ucap pria tersebut, menggandeng tangan mungil Keyra menuju ruang makan.
Sampai di ruang makan, Keyra mendesah pelan saat melihat senyum cerah ibu mertuanya yang menatap dirinya dan Miguel bergandengan tangan.
Dalam hati Keyra merasa sangat jijik dengan sandiwara ini.
Miguel mengambil sepotong roti dan mengoleskan selai cokelat ke roti tersebut sebelum kemudian menyerahkannya kepada Keyra.
"Terima kasih, Sayang," jawab Keyra sambil tersenyum lebar, bersandiwara seperti ketika sedang menghadapi Milo, padahal dalam hati dia ingin menjerit keras dan melempar roti tersebut ke wajah Miguel.
Lihatlah, betapa pintarnya pria ini memainkan peran sebagai Milo! Dia bahkan tahu roti dan selai kesukaan Keyra.
Ibu mertua Keyra tersenyum lebar melihat keakraban keduanya di pagi hari tersebut.
"Kamu masih pergi bekerja, Milo? Ini, 'kan, baru hari kedua pernikahan kalian, kenapa tidak pergi bulan madu atau semacamnya? Jangan terlalu mementingkan pekerjaan sampai lupa dengan istri sendiri, Nak."
Miguel yang sedang meneguk susu di gelas, seketika terbatuk-batuk. Pria itu mengambil tisu tak jauh darinya dan mengusap bibir.
"Ma, aku minta maaf, tapi pekerjaan ini benar-benar tidak bisa kutinggalkan begitu saja. Mungkin ... mungkin bulan depan aku bisa pergi bulan madu dengan Keyra," jawab Miguel, menggelengkan kepala.
Alasan sebenarnya Miguel berangkat bekerja karena dia tidak tahu harus berbuat apa kepada Keyra meski mereka sudah menikah.
Bagaimana pun juga, ada sedikit rasa bersalah karena telah membohongi gadis tersebut sehingga sampai sekarang Miguel masih menahan diri untuk menyentuhnya.
"Bulan depan? Itu terlalu lama, Milo. Isterimu bisa sedih kalau kau tidak mengajaknya bulan madu sampai selama itu," protes ibu Miguel seraya menatap penuh permintaan maaf kepada Keyra.
"Keyra Sayangku, aku akan membujuk suamimu yang workaholic ini untuk lebih memperhatikan pernikahan kalian, jangan sedih, ya, Nak?" tutur wanita paruh baya tersebut sambil menggenggam tangan Keyra penuh kasih
Sejak lama, ibu Milo memang selalu menginginkan Keyra menjadi menantunya karena sangat menginginkan anak perempuan, dulu Keyra begitu bahagia karena mendapat calon mertua yang begitu sayang padanya, tapi sekarang, Keyra merasa hal itu menjadi belenggu untuknya.
"T-tidak apa-apa, Ma. Milo masih sibuk dengan pekerjaannya, aku tidak masalah untuk menunggu," jawab Keyra dengan tersenyum manis, ikut bersandiwara.
"Maafkan aku, aku akan mengusahakan agar kita segera bulan madu," sahut Miguel yang mengira Keyra sedih karena tak diajak pergi bulan madu.
Miguel tahu kalau sejak semalam, gadis itu sudah tak sabar untuk melakukan malam pertama.
"Tidak apa-apa, sungguh."
Keyra menggeleng, dia malah belum siap jika harus menyerahkan tubuhnya kepada Miguel.
Lebih baik tak ada bulan madu untuk selamanya kalau tidak bersama Milo!
Keyra menggigit bibir saat Miguel dan ibu mertuanya terlihat antusias membicarakan di mana tempat liburan yang kira-kira cocok untuk pasangan bulan madu.
Bagaimana dia mengatakan kepada kedua orang itu bahwa Keyra sudah tahu kebohongan mereka?
Keyra benar-benar tak mau melanjutkan pernikahan ini, dia ingin bercerai!
***
"Suamiku."Keyra menyambut kedatangan Miguel dari pulang kerja dengan masih berakting sebagai istri yang baik, menatap pria itu dengan penuh cinta lalu mencium tangan Miguel dengan lembut dan mengambil tas kerja serta jas sang suami sebelum kemudian menyampirkannya di lengan.Tindakannya tersebut sangat manis dan penuh perhatian, membuat orang yang melihat benar-benar mengira bahwa perempuan itu sangat mencintai suaminya.Sebagai balasan, Miguel mengecup lembut kening gadis di depannya tersebut dan membalas senyumannya dengan senyum tak kalah manis."Apakah kamu lelah? Aku akan menyiapkan air panas untukmu, Suamiku."Keyra kini berjalan pelan di samping Miguel menuju kamar mereka di lantai atas.Miguel yang menyampirkan tangannya di pundak perempuan yang tinggi badannya hanya sepundak pria itu, mengangguk.Keduanya saling berpandangan dengan penuh cinta seakan bunga-bunga bermekaran di sekitar mereka."Terima kasih banyak atas
Pembicaraan mereka terpaksa dihentikan, Miguel tersenyum sinis dan berjalan ke dalam dress room untuk berganti baju. "Istriku yang cantik, ayo kita makan malam bersama." Kata-kata itu begitu manis, tapi diucapkan oleh Miguel dengan nada tajam dan menyindir sehingga Keyra hanya merasa sakit dan kesal saat mendengarnya. Keyra dengan sangat terpaksa menggamit lengan pria yang dibencinya sejak SMA tersebut lalu berjalan turun bersama menuju ruang makan keluarga. Miguel hanya melirik wajah datar Keyra, tersenyum sinis dalam hati. Sebagai seorang pebisnis, nalurinya sangat kuat, dan pria ini sudah mulai curiga bahwa Keyra mendengar pembicaraan dirinya dan sang ibu kemarin malam saat pagi hari melihat mata istrinya yang bengkak. Makan malam keluarga berjalan dengan tenang. Keyra yang marah karena sikap sinis Miguel ketika mereka hendak pergi ke ruang makan dan mengabaikan permintaan Keyra untuk cerai, dengan sengaja mengambilkan lauk
"Belum menikah seminggu sudah bercerai? Aku tidak mau mengotori nama baik keluarga Angelo dengan melakukan hal itu," tandas suaminya dengan suara sinis.Istrinya hanya membuang muka ke pemandangan kamar mereka yang besar dan mewah, tak sudi menatap wajah sang suami yang telah menipu dirinya mentah-mentah tersebut."Meskipun ratusan atau bahkan ribuan kali kau minta bercerai, aku tak akan mengabulkannya. Ah, aku juga tak akan memberikan dirimu akses untuk melakukan hal itu, Istriku yang cantik," lanjut Miguel, dengan sengaja membelai lembut pipi istrinya tersebut.Kasar, Keyra menepis jemari Miguel dari sana. Tatapan benci terpancar jelas di matanya."Jangan berani-berani menyentuhku!"Miguel tertawa geli mendengar raungan wanita muda di depannya tersebut, menyilangkan tangan di dada dengan dagu sedikit terangkat.Berbeda dengan Milo yang lembut dan penuh perhatian ketika bersama Keyra, saudara kembarnya ini mempunyai aura dominan yang membua
Gadis itu tiba-tiba bangkit dan menggucang-guncang tubuh Miguel, ekspresinya begitu putus asa dan kehilangan harapan."Tolong katakan padaku, di mana dia sekarang?! Di mana? Aku lebih sakit saat harus menikah dengan kamu, daripada menghadapi kabar terburuk tentang Milo. Jadi katakan padaku, Milo di mana, apa yang sudah terjadi padanya, apa?!"Miguel yang sakit hati mendengar perkataan kejam Keyra, menyingkirkan tangan gadis itu dari tubuhnya dengan kasar."Jadi menurut kamu, aku ini adalah penderitaan?""Aku sedang tak ingin membicarakan tentang kamu, aku hanya ingin tahu di mana Milo, di mana?!"Keyra yang didorong Miguel, menggeleng-geleng seraya mengusap air matanya dengan punggung tangan.Miguel menarik napas panjang, lama-lama tak tega melihat gadis itu terlihat sangat menyedihkan.Ekspresinya melunak saat menatap Keyra yang menangis dengan bahu terguncang naik turun."Kalau kau nanti tahu kenyataannya, apakah kau tetap in
Selepas kepergian Miguel, Keyra berlari untuk mengambil ponselnya, mencari di mana letak perbedaan chat Milo padanya akhir-akhir ini sebelum mereka menikah.Dia sudah bersama Milo delapan tahun lebih, mereka berpacaran sejak kelas tiga SMA, yang mana Keyra adalah cinta pertama Milo, tentu saja Keyra hafal di luar kepala bagaimana gaya chat Milo.Milo yang berbeda sekolah dengan Keyra, meski terkenal sebagai preman di sekolahnya, tapi dia memperlakukan Keyra dengan sangat baik.Milo tak pernah memanggil nama Keyra, tapi selalu menyebut dirinya 'BAE', yang artinya belahan jiwa.Bahkan sampai keduanya berusaha di atas dua puluh lima tahun, Milo masih setia memanggil Keyra dengan sebutan Bae.Itu adalah panggilan yang imut dan Keyra sangat suka saat Milo memanggil dirinya 'Bae', seakan sebuah ciri khas yang tak bisa lepas dari Milo.Untunglah setelah menikah, Miguel tahu diri dan tak memanggil gadis itu Bae, apakah dia menghormati panggilan itu
Ragu-ragu, Keyra mengetuk tanda memanggil di nomor ponsel baru milik Milo tersebut, dia takut menghadapi kenyataan bahwa dugaannya beberapa saat lalu tentang Miguel yang mulai menyamar menjadi Milo semenjak Milo memberitahu dirinya tentang terpaksa ganti nomor tersebut ternyata benar.Dan, panggilan tersambung hanya dalam beberapa detik, suara seseorang yang menerima telepon dari Keyra tersebut, seketika membuat gadis itu merinding."Ah, Sayang, kenapa menelepon? Apakah kau sudah rindu padaku? Atau ranjang pernikahan kita terasa dingin tanpa kehadiranku?"Ucapan sinis yang keluar dari mulut Miguel tersebut seketika membuat Keyra melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur dengan emosi membara."Bajingan! Ternyata dugaanku benar!"Dia ... si berengsek itu ternyata telah menipu dirinya selama beberapa minggu lebih dan dengan tak tahu malunya bersikap seakan tak ada apa-apa.Dasar pria psikopat!Bisa-bisanya dia melakukan semua itu tanpa
"Key, akhirnya aku akan menikah! Suamiku sama seperti kamu, seorang pemilik perusahaan. Dia bos di tempatku bekerja, akhirnya aku pun menjadi nyonya besar sepertimu, Key!" Kata-kata itu masih membekas jelas di ingatan Keyra tiap kali mengingat Luna Olivia, saudara sepupu yang sudah tinggal di rumahnya sejak SD dan selalu tak mau kalah dengan Keyra. Keyra bukannya tak senang mendengar kabar itu, tapi ambisi Luna yang selalu ingin mengalahkan dirinya membuat Keyra selalu merasa sedikit tidak nyaman. Hal itu menjadikan Keyra semakin takut saat membayangkan bagaimana jika keluarganya tahu dia meminta bercerai dari suaminya, Luna pasti akan tertawa atas penderitaannya tersebut. Lalu ibunya, akan membanding-bandingkan nasibnya dengan Luna yang pastinya tak berhenti dalam sehari dua hari. Memikirkan hal itu saja sudah pusing. Ekspektasi keluarganya sangat tinggi saat tahu bahwa akhirnya Keyra menjadi istr
"Kenapa Anda bertanya seperti itu?" Dean, bukannya menjawab tapi melemparkan pertanyaan balik kepada Miguel. Miguel yang menopang dagunya dengan kedua tangan, menjawab dengan satu tarikan napas panjang, wajahnya terlihat lelah. "Dia mengetahui bahwa aku bukan Milo, lalu meminta bercerai." Miguel pun menceritakan kepada Dean, pengacara untuk keluarga Angelo yang merupakan sahabatnya sejak kuliah tersebut tentang bagaimana Keyra yang mencuri dengar pembicaraan antara dirinya dan sang ibu, lalu mengetahui rahasia yang mereka sembunyikan. "Apa aku turuti saja permintaannya? Aku lelah setiap pulang ke rumah dia selalu merengek minta untuk bercerai, benar-benar menyebalkan!" Dean hanya tertawa mendengar keluh kesah sahabatnya tersebut, menatap Miguel dengan ekspresi mengejek. "Yakin, kau akan melepaskan dia? Bukankah ... kau menyukainya sejak lama? Kau juga setuju menggantikan posisi Milo, karena merasa mendapat kesempatan untuk bisa
Kepala Keyra seperti tersiram air dingin mendengar kabar dari seseorang yang meneleponnya. "Ini... ini tidak mungkin! Miguel, bagaimana bisa...." Keyra berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan panik. Bagaimana bisa semua menjadi serba kebetulan? Ibu mertuanya berencana menggulingkan Miguel dari jabatan sebagai presiden direktur di perusahaan yang dia pegang, dan kini tiba-tiba Miguel menghilang dengan kabar diculik seseorang. "Apakah ini ulah Mama? Tidak, itu tidak mungkin. Tapi, tapi segalanya menjadi mungkin sekarang." Keyra hampir menangis saat dia berusaha menghubungi Miguel tapi ponsel pria itu tidak aktif. Dia tertawa tanpa suara menyadari kebodohannya. Tentu saja ponsel Miguel tidak akan aktif! Dia sedang diculik! [Jangan lapor polisi dan jangan beritahu siapa pun. Ikuti instruksi dariku untuk mengambil kembali Miguel.] Pesan yang dikirim oleh nomor yang tadi menghubungi dirinya membuat Keyra sekalinya ketakutan.
Keyra dalam mood yang begitu buruk pagi ini.Itu semua karena Miguel yang mengatakan bahwa dia harus menunda kepulangan entah sampai kapan, sementara Keyra begitu bosan berada di rumah."Kenapa ditunda, sih? Padahal dia tahu kalau aku kesepian," rutuk Keyra dalam hati sambil bersungut-sungut ketika membaca pesan permintaan maaf dari Miguel."Aaaah, aku sangat bosan. Apa nanti aku jalan-jalan saja ke mall untuk mencari udara segar?"Keyra akhirnya memutuskan setelah sarapan dan hal lainnya, wanita itu akan pergi keluar untuk mencari udara segar.Dia kini baru menyadari bahwa ternyata tak punya banyak teman, Keyra tiba-tiba ingat teman SMA nya dulu yang tinggal satu asrama, namanya Erika.Dari semua penghuni asrama, meskipun perkenalan mereka hanya sebentar tapi Erika lumayan akrab dengannya."Apa aku bertanya saja kabarnya dan mengajak bertemu, ya? Apakah dia masih ingat aku? Jangan-jangan dia sudah lupa," gumam Keyra kepada dirinya se
[El, tadi aku diminta mama menemani Rafe belajar buku-buku bisnis dan....]Keyra segera menghapus lagi ketikan di ponsel dan tak jadi mengirimkannya kepada Miguel, berpikir ulang tentang kata-kata ibu mertuanya tadi ketika dia berada di ruang keluarga bersama Rafe dan mertuanya."Jangan memberi tahu Miguel tentang hal ini, Key. Kau tidak ingin kalau terjadi pertikaian di keluarga ini kalau Miguel salah paham, 'kan?"Seakan tahu bahwa Keyra pasti akan lapor kepada suaminya, Nyonya Davne sudah melarang wanita itu melakukannya."Besok saja kalau Miguel pulang, aku akan bercerita secara langsung agar tidak ada kesalahpahaman."Akhirnya Keyra memutuskan seperti itu setelah berpikir bahwa mungkin jika dia mengatakannya lewat chat, akan ada kesalahpahaman seperti yang dikhawatirkan ibu mertuanya.Malam itu, setelah Keyra menemani Rafe belajar ilmu bisnis dari buku-buku yang dibawa adik iparnya tersebut, Keyra bersiap tidur dan mengurungkan niat men
"Mama bilang, kenapa selalu aku yang selamat?"Ucapan lirih yang keluar dari mulut Miguel, membuat Keyra seketika terdiam.Dulu, dulu saat pertama kali mendengar cerita Miguel bahwa calon suaminya meninggal dunia karena mengendarai mobil yang biasa Miguel pakai bekerja, sejujurnya sempat terlintas dalam diri Keyra pertanyaan seperti itu.Kenapa Miguel yang selamat? Kenapa justru Milo yang meninggal padahal itu mobil Miguel?Keyra merasa sedikit tertohok, apalagi ketika melihat ekspresi kesakitan dan tertekan di wajah Miguel yang tampan.Kini Keyra sadar kenapa Miguel begitu suram, jarang tersenyum dan seperti tak tertarik sama sekali dengan kehidupan.Itu karena apa yang dia alami sudah terlalu berat, di balik ke profesionalnnya saat bekerja, yang dijuluki presiden direktur paling jenius karena di usia muda sudah bisa membawa perusahaan besar yang dia pegang menuju kesukse
"Dulu sikap mama tidak seperti ini," ujar Miguel membuka cerita.Ini adalah sebuah kenangan pahit yang tak pernah dia buka kepada siapa pun. Miguel terus menyimpannya sendiri dan berharap suatu hari sikap dingin yang kadang-kadang muncul dari mamanya itu suatu saat menghilang.Namun, sepertinya itu hanyalah sebuah harapan kosong.Apalagi setelah kematian Milo yang menggunakan mobil milik Miguel, tatapan menuduh sering kali Miguel rasakan dari sorot mata ibu kandungnya."El ...."Keyra merasa menyesal saat melihat wajah sendu suaminya, dia menyesal karena telah membuka luka yang sepertinya sudah hampir sembuh.Dia juga menyesal kenapa sekarang mereka berjauhan sehingga tak bisa memeluk suaminya tersebut untuk memberi kekuatan."Kalau kau tak bisa mengatakannya, tidak apa-apa, El," ucap Keyra buru-buru, tapi Miguel menggeleng.Dia tersenyum samar dan menggeleng lagi."Tidak apa-apa, aku memang mau berbagi padamu agar kau t
"Sudah makan, El?"Malam hari, sesuai janji Keyra kepada Miguel, wanita itu pun mau menerima panggilan video dari suaminya yang kini melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.Miguel yang kini tampak duduk santai di sofa hotel tempat dia menginap, mengangguk dengan senyum lebar di bibirnya."Sudah dong, Sayang. Tak perlu menghawatirkan aku, aku makan dengan sangat baik di sini, hanya saja ada yang terasa sangat kurang," jawab Miguel yang masih memakai kemeja putih yang ia kenakan saat pertemuan bisnis dengan klien dengan satu kancing terbuka bagian atas.Rambutnya yang biasa tertata rapi kini terlihat cukup acak-acakan, mungkin karena sudah dalam keadaan tidak bekerja jadi penampilannya pun menjadi santai.Namun, penampilannya seperti itu malah membuat Miguel tampak seksi sehingga Keyra tergila-gila hanya dengan memandang wajah suaminya di layar ponsel."Ya? Apa itu? Kau bisa meminta sekretarismu untuk mencari apa yang kau inginkan, El. Pok
"El." Keyra yang terburu-buru menyusul Miguel ke kamar, berjalan pelan mendatangi sang suami yang tampak sibuk membereskan barang-barang untuk perjalanan dinasnya ke luar negeri. "What happen, Dear?" Keyra memeluk lembut lengan Miguel, bertanya dengan sorot penuh kekhawatiran. "Tidak ada, aku hanya sedang terburu-buru berangkat ke luar negeri. Itu saja," jawab Miguel yang masih menolak menatap Keyra. Emosinya masih bergejolak mengingat perkataan ibunya di meja makan tadi, dia tak ingin Keyra melihat dirinya ketika dalam keadaan seperti sekarang. "Kau belum makan apa pun, El. Makanlah dulu sebelum pergi," bujuk Keyra dengan lembut, memberikan tas kerja kepada sang suami yang terus menunduk entah sibuk melakukan apa. "Aku akan makan di perjalanan atau di pesawat." Miguel menjawab singkat, mengalihkan pandang dari Keyra. Keyra tak mau menyerah dan segera membalik tubuh Miguel agar mau menatap dirinya, lalu kembali
"Adik?"Di tengah keheningan ruang makan, Keyra bertanya dengan ekspresi tak percaya.Nyonya Davne, ibu mertuanya mengangguk dengan senyum lebar ketika tatapannya terarah pada Keyra.Berbeda sekali dengan ketika dia memandang Miguel beberapa saat lalu, mata perempuan itu menyipit tak suka."Iya, Sayangku. Ini adik iparmu, Rafael. Panggil dia Rafe mulai dari sekarang, dia putra bungsu mama yang telah hilang sejak bayi," terang mama mertuanya dengan mata berbinar dan memandang Raffi, seorang pria yang selama sebulan ini menjadi sopir pribadi Nyonya Davne, tiba-tiba menjadi adik ipar Keyra.Nyonya Davne menjelaskan dengan penuh semangat bagaimana kisah Rafe, putra bungsu yang terbuang ini.Dulu, tujuh tahun setelah melahirkan bayi kembar Miguel dan Milo, Nyonya Davne melahirkan lagi seorang anak.Namun, oleh rumah sakit diberi tahu bahwa putra yang dia lahirkan telah meninggal dunia.Perempuan itu tak menyangka bahwa ada seseorang
"E,El? Ada apa, Sayang?"Keyra begitu terkejut ketika Miguel tahu-tahu memeluk dirinya yang baru selesai mandi dan berganti baju dari belakang.Miguel tak menjawab apa pun, menyibak rambut panjang istrinya yang sedikit bergelombang dan menciumi lehernya."H-hey! Semalam, kan, kita sudah bercinta sampai beberapa ronde, apakah kau ingin lagi?"Keyra bertanya dengan wajah memerah karena malu saat suaminya itu tak berhenti menciuminya.Mereka sebentar lagi harus turun ke bawah untuk sarapan bersama ibu Miguel, Keyra tak mungkin membiarkan mertuanya menunggu terlalu lama karena harus melayani nafsu Miguel.Miguel sendiri sudah siap berangkat bekerja dengan setelan jas hitam dan kemeja abu-abu gelap di baliknya.Miguel menggeleng, kembali memeluk istrinya dari belakang dengan wajah muram."Aku hanya merindukanmu," bisiknya, menaruh dagunya di atas kepala Keyra dan memejamkan mata.Tadi, karena tak bisa menahan emosi, Miguel be